Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

PEMBERONTAKAN RMS
(REPUBLIK MALUKU SELATAN)

NAMA KELOMPOK:
1.MOHAMMAD SUKRI
2.NI KADEK EVI ANTARI
3.MURNI RAHMADANI
4.NI KETUT MURIANI
KATA PENGANTAR

Pertama Tama Kami Panjatkan Puja Dan Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena Tanpa
Rahmat Dan Ridhonya. Kami Tidak Dapat Menyelasaikan Makalah Ini Dengan Baik Dan Tepat Waktu.
Tidak Lupa Kami Ucapkan Terimakasih Kepada Bapak Hamka S. Pd Karena Telah Memberikan Kami
Kepercayaan Untuk Mengerjakan Tugas Makalah Ini.
BAB 1
LATAR BELAKANG TERJADINYA PEMBERONTAKAN RMS

Pemberontakan RMS didalangi oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil yang pada
waktu itu menjabat sebagal jaksa agung Negara Indonesia Timur.

latar belakang munculnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)adalah


anggapan bahwa bergabungnya Maluku ke dalam NKRI akan memicu masalah. Manusama,
salah seorang tokoh RMS menyebar semangat anti pemerintah dengan menyebut bahwa
orang Maluku tidak mau dijajah orang Jawa.

Pada tanggal 25 April 1950 telah terjadi sebuah proklamasi tentang berdirinya Republik
Maluku Selatan yang kala itu diproklamasikan oleh sekelompok orang yang notabene
merupakan mantan KNIL dan masyarakat Pro-Belanda.

Diantara orang-orang tersebut antara lain adalah Dr.Christian Robert Steven Soumokil,
Andi Aziz dan Westerling.

Pemberontakan yang mereka lakukan ini merupakan bentuk ketidakpuasan atas kembalinya
Republik Indonesia Serikat ke Negara kesatuan Republik Indonesia.

Pemberontakan ini diwarnai dengan unsur KNIL atau het koninklijke Nederlanda(ch) atau
secara harfiah merupakan tentara kerajaan Hindia Belanda yang merasa tidak puas karena
status mereka yang tidak jelas.

Kala itu atas keberhasilan APRIS mengatasi keadaan, menyebabkan banyak masyarakat
yang semangat atas kembalinya Republik Indonesia Serikat ke dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Di tengah upaya untuk mempersatukan dari keseluruhan wilayah Indonesia ini, ada
berbagai teror dan intimidasi yang mengancam masyarakat.

.
BAB 2
JALANYA AKSI PEMBERONTAKAN RMS

Pemberontakan ini didalangi oleh Soumokil mantang seorang Jaksa Agung


yang bermaksud untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan
republik Indonesia.

Gubernur Sembilan Serangkai yang memiliki anggota pasukan KNIL dan


Partai Timur Besar terlebih dahulu melakukan berbagai propaganda.Sebelum
memproklamasikan Republik Maluku Selatan,

Yang mana ini dilakukan agar wilayah Maluku bisa terlepas dari Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disisi lain, Soumokil telah berhasil
meyakinkan masyarakat dan membentuk kekuatan di daerah Maluku Tengah.

Sementara itu orang yang tidak mendukung dan menyatakan mendukung


negara Kesatuan Republik Indonesia maka akan diancam atau dimasukkan ke
dalam penjara.

Akhirnya pada tanggal 25 April tahun 1950, Republik Maluku Selatan


    itu yang menjadi presiden adalah J.H Manuhutu dengan
diproklamasikan. Kala
perdana menteri Albert Fairisal.

Sementara beberapa menteri terpilih antara lain adalah Mr.Dr.C.R.S


Soumokil, D.j Gasperz, J.B Pattiradjawane, J.Toule, S.j,H Norimarna, P.w
Lokollo, H.f pieter, A.Nanholy, Z.Pesuwarissa dan Ir.J.A Manusama.

Sementara pada tanggal 27 April 1950 Dr.J.P nikijuluw diangkat menjadi


wakil presiden dari Republik Maluku Selatan untuk wilayah di luar negeri dan
berkedudukan di Den Haag, Belanda.

Pada tanggal 3 mei 1950, Soumokil menggantikan Manuhutui sebagai


presiden Republik Maluku Selatan.

Pada tanggal 9 mei 1950 dibentuk angkatan perang Republik Maluku Selatan
(APMRS) yang dipimpin oleh panglima sersan Mayor KNIL, D.J Samson.

Sedangkan untuk kepala staff dipimpin oleh sersan Mayor Pattiwale.


Beberapa anggota staff lainnya adalah sersan Mayor Aipasa, sersan Mayor
Pieter dan Sersan Mayor Kastanja.
Pada tahu 1978 anggota RMS menyandera kurang lebih 70 warga sipil yang
berada di gedung pemerintahan Belanda di Assen-Wesseran.

Teror tersebut juga dilakukan oleh beberapa kelompok yang berada di bawah
pimpinan RMS, seperti kelompok Bunuh Diri di Maluku Selatan

Kemudian ditahun.1975 pada kelompok ini pernah melakukan perampasan


kereta api dengan menyandera38 penumpang kereta tersebut.

Pada tahun 2002, saat peringatan proklamasi RMS yang ke 15 dilakukan, di


adakan acara pengibaran bendera RMS di Maluku.

Akibat kejadian ini, 23 orang ditangkap oleh aparat kepolisian. Setelah


penangkapan, mereka tidak terima karena menganggap ini tidak sesuai hukum
yang berlaku.

Maka kemudian, mereka menuntut Gubernur Maluku beserta Kepala


Kejaksaan Tinggi pada saat itu oleh sebab melakukan penahanan yang di duga
sebagai provokator pelaksana pengibaran bendera RMS.

Aksi ini terus dilakukan sampai pada tahun 2004. Ratusan Pendukung RMS
mengibarkan bendera RMS di Kudamati. Akibatnya terjadi konflik
penangkapan dan konflik aktivis RMS dengan NKRI.

Tidak cukup dengan aksi-aksi tersebut, Anggota RMS kembali menunjukan


keberadaan kepada masyarkat Indonesia.

Lebih parah mereka tidak segan-segan meminta pengadilan neger Den Haag
untuk menuntut Presiden SBY dan menangkapnya atas kasus HAM.
BAB 3
UPAYA PENUMPASAN PEMBERONTAKAN RMS

Pada saat berusaha penumpasan, pemerintah berupaya agar dapat mengatasi


masalah ini dengan cara berdamai. Maka upaya yang dilakukan yakni, dengan
cara mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh seorang tokoh asli Maluku,
yakni Dr. Leimena. Namun, misi yang diajukan tersebut ditolak oleh
Soumokil. adapun misi perdamaian yang dikirim oleh pemerintah ialah terdiri
atas para pendeta, politikus, dokter, wartawan pun tidak dapat bertemu
langsung dengan pengikut Soumokil. Kemudian oleh sebab misi perdamaian
tersebut tidak berhasil,maka pada akhirnya pemerintah melakukan operasi
militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan seluruh
pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin langsung oleh
kolonel .A.E.Kawilarang, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima
Tentara dan Teritorium Indonesia Timur.

Ibukota RMS berhadil direbut dan pemberontakan ini akhirnya tumpas,


namun TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan
Kolonel Soediarto yg gugur tertembak.
Ibukota RMS berhadil
    direbut dan pemberontakan ini akhirnya tumpas, namun
TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan Kolonel
Soediarto yg gugur tertembak.
PENUTUP
Demikian Makalah Ini Saya Buat ,Apabila Ada Kesalahan Dalam
Penulsan Mohon Di Maafkan Dan Saya Ucapkan Banyak
Terimakasih:)

   

Anda mungkin juga menyukai