Anda di halaman 1dari 7

​Republik Maluku Selatan ( RMS )

Pemberontakan RMS  
Pemberontakan​ ​yang dilakukan oleh rakyat Maluku ( R ​ MS )​ini yang ingin memisahkan 
diri dari wilayah negara Indonesia. Pemberontakan RMS ini dipimpin oleh seorang mantan 
Jaksa Agung Negara Indonesia Timur yaitu ​Dr. Christian Robert Steven Soumokil.​ Gerakan 
ini tidak hanya memisahkan diri dari wilayah Indonesia, tetapi juga ingin membentuk 
sebuah negara yang berdaulat sendiri yang terpisah dari ​RIS​. 
1. Latar belakang RMS  

 
 
Latar Belakang Pemberontakan ​RMS 
● Kekecewaan bekas prajurit KNIL 
● Tidak setuju atas pembubaran NIT (Negara Indonesia Timur) dan kembalinya 
indonesia menjadi negara kesatuan 
● Keinginan beberapa tokoh seperti Chris Soumokil yang ingin mendirikan negara 
sendiri 

 
Pemberontakan​​Republik Maluku Selatan ​(RMS) terjadi pada tanggal 25 april 1959. 
Dipimpin oleh M ​ r. Dr. Christian Soumokil​, mantan jaksa agung Negara Indonesia 
Timur. Pemberontakan ini berpusat dikota Ambon, dan sekitarnya seperti Pulau Seram. 
Salah satu penyebab terjadinya pemberontakan R ​ MS​adalah banyak bekas prajurit K
​ NIL (​ 
Tentara Kolonial Hindia Belanda) ​asal Maluku yang kecewa karena pengakuan 
Kemerdekaan Belanda kepada Indonesia. Meraka juga menolak bergabung dengan ​APRIS 
(​ Angkutan Perang Republik Indonesia Serikat ). H
​ al ini ditambah dengan kekecewaan 
Chris Soumokil akibat buabarnya Negara Indonesia Timur (NIT). 
Soumokil d​ an para bekas peajurit KNIL ini memebuat mereka menekan kepala daerah 
Maluku Selatan J​ ohannes Manuhutu​, untuk mendeklarasikan kemerdekaan Maluku 
Selatan, pada tanggal 25 April 1950. Manuhutu dibawah tekanan Chris Soumokil dan 
prajurit KNIL mendeklasrasikan​ Republik Maluku Selatan. 
2. Tujuan Pemberontakan RMS 

 
Pemberontakan R
​ MS ​mendapatakan dukungan penuh dari pemerintah Belanda dan 
pasukan KNIL yang berada di Ambon. Tujuan Pemberontakan RMS adalah : 
● Menolak kehadiran TNI di Maluku 
● Mengukuhkan kedaulatan Belanda di Ambon 
● Mempertahankan bentuk Negara Federal Indonesia 
● Mempertahankan keberadaan NIT 
● RMS ingin memisahkan diri dari RIS 

 
Pada saat berlangsunya pemberontakan tersebut yang mana kelompok ini diketuai oleh 
Soumokil y​ ang mana beliau merupakan salah seorang jaksa agung. 
Dimana beliau juga mempunyai tujuan agar dapat memisahkan dengan sepenuhnya atas 
wilayah Maluku dari pengakuan NKRI. 
Kemudian ketika sebelum di proklamasikannya RMS, Dimana seorang Gubernur 
Sembilan Serangkai yang pada kala itu mempunyai Anggota pasukan KNIL dan juga partai 
Timur Besar sudah lebih dulu melakukan segala bentuk yang mempropagandakan. Hal 
tersebut dilaksanakan agar dapat membuat wilayah Maluku dapat terpisah atas wilayah 
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Maka pada akhirnya sekitar tanggal 25 April 1950, ​Republik Maluku Selatan 
Mulai melakukan proklamasi, yang dilakukan oleh Chris Soumokil. RMS termasuk dalam 
gerakan separatis yakni ingin memisahkan diri baik dari Negara Indonesia Timur maupun 
dari Republik Indonesia Serikat. 
3. Upaya Pemberantasan Pemberontakan RMS 
 
Pemerintah Indonesia Berusaha memberantas RMS dengan cara damai. Saat itu, cara yang 
dilakukan pemerintah dengan mengirim misi perdamaian yang terdiri dari ​polotiku, dokter, 
pendeta, dan wartawan y​ ang juga tidak bisa bertemu dengan Soumokil. Kerena upaya 
perdamaian itu di tolak, lalu dilakukan ​agresi militer​untuk membersihkan gerakan RMS 
tersebut. Pasukan itu diberi nama G​ erakan Operasi Militer III,​ yang dipimpin oleh 
Kolonel A.E Kawilarang ​saat itu menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium 
Indonesia Timur. 
Akhirnya, ​Operasi ​tersebut dimulai pada tanggal 14 Juli 1950. Sedangkan pada tanggal 15 
juli 1950, Negara RMS mengumumkan kalo kondisi Negara dalam keadaan Berbahaya. 
Lalu, pada tanggal ​ 28 September 1950,​ pasukan GOM III menembus wilayah Ambon yang 
sudah menguasai ​Benteng Nieuw Victoria. D ​ engan jatuhnya pasukan di Ambon, membuat 
RMS bisa ditaklukan dan pusat pemeritahan juga dipindahkan ke Pulau Seram. 
4. Tokoh Pemberontakan RMS 

 
 
Di tahun 1952, presiden Maluku Selatan yaitu ​J.H Manuhutu ​berhasil di tangkap dan 
diberi hukuman. Sedangkan, pemimpin RMS yang lainnya berhasil melarikan diri ke 
Negara Belanda. Berikut ini, tokoh yang ditangkap dan diberi hukuman, yaitu : 
● J.H Manuhutu, merupakan presiden RMS yang berhasil di tangkap, dan dihukum 
selama 4 tahun 

 
● Albert Wairisal, seseorang yang menjabat sebagai perdana menteri dalam negeri 
yang berhasil di tangkap dan di jatuhi hukuman selama 5 tahun 
● D.J Gasper, seseorang yang menjabat sebagai menteri keuangan ditangkap dan 
dijatuhi hukuman 4 ½ tahun 
● G.G Apituley, menjabat sebagai menteri keuangan yang ditangkap dan dijatuhi 
hukuman 5 ½ tahun 
● T. Nussy, menjabat sebagai kepala staf tentara RMS yang ditangkap dan dijatuhi 
hukuman selama 7 tahun 
● D.J Samson , Panglima tentara dijatuhi hukaman selama 10 tahun 
● Ibarahim Oharilla, Menteri pangan yang dijatuhi hukuman selama 4 ½ tahun 
● J.S.H Norimarna, Menteri Kemakmuran dijatuhi hukaman selama 5 ½ tahun 
● D.Z Pessuwariza, Menteri Penerangan dijatuhi hukuman selama 5 ½ tahun 
● Dr. T.A Pattirajawane, Menteri Kesehatan dijatuhi hukuman selama 3 tahun 
● F.H Pieters, Menteri Perhubungan dijatuhi hukuman selama 4 tahun. 
5. Dampak Pemberontakan RMS 

 
Di tahun 1978, Anggota RMS menyandera kurang lebih 70 warga sipil yang ada digedung 
pemerintahan Belanda di Assen-Wesseran. Teror itu juga dilakukan oleh beberapa 
kelompok yang ada di bawah pimpinan RMS, seperti kelompok Bunuh Diri di Maluku 
Selatan. 
Lalu tahun 1975, pada kelompok ini pernah melakukan perampasan Kereta Api dengan 
menyandera 38 penumpang kereta tersebut. 
Pada tahun 2002, saat peringatan proklamasi RMS yang ke 15 dilakukan, diadakan acara 
pengibaran Bendera RMS di Maluku. Akibat, kejadian ini 23 orang ditangkap oleh aparat 
kepolisian. Setelah penangkapan, mereka tidak terima kerena mengaggap ini tidak sesuai 
dengan hukum yang berlaku. Kemudian, mereka menuntut Gubernur Maluku dan Kepala 
Kejaksaan Tinggi pada saat itu, dan melakukan penahanan yang diduga sebagai provokator 
pelaksanaan pengibaran bendera RMS. 

 
Aksi ini terus dilakukan sampai pada 2004. Ratusan pendukung RMs mengibarkan 
Bendera RMS di Kudamati. Akibatnya, terjadi konflik aktivis RMS dengan NKRI. Tidak 
cukup dengan aksi-aksi itu, Anggota RMS kembali Menunjukan keberadaan pada 
masyarakat Indonesia. Lebih parahnya lagi, mereka tidak segan-segan meminta pengadilan 
Negeri Den Haag untuk menuntut Presiden SBY dan menangkapnya atas kasus HAM. 
6. Akhir Pemberontakan RMS  
Pada akhirnya, Ibu kota RMS berhasil direbut dan pemberontakan ini ditumpas setelah 
pasukan TNI melakukan serangan ke Ambon. Namun, TNI kehilangan Komandan 
Letnan Kolonel Slamet Riyadi d
​ an L
​ etnan Kolonel Soediarto ​yang gugur tertembak. Chris 
Soumokil sendiri awalnya berhasil melarikan diri ke Pulau Seram, Namun ia akhirnya di 
tangkap tahun 1963 dan dijatuhi hukaman ​Mati. 

Anda mungkin juga menyukai