Disusun Oleh
Galuh Fergina Frizdamelia
B1A012008
Fakultas Hukum
Universitas Lambung Mangkurat
Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya lah, dapat diselesaikannya makalah ini . Penyusunan Makalah ini merupakan
tugas dalam pelaksanaan mata kuliah Ilmu Negara sekaligus sebagai wahana
pembelajaran bagi praktikan dalam mempelajari politik, lembaga perwakilan , dan
sistem pemerintahan negara Maroko.
Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengasuh Ilmu Negara Ibu
Risni Ristiawati, S.H., M.H. yang telah memberikan tugas pembuatan makalah ini.
Ibarat tak ada gading yang tak retak, tentunya tulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritik. Semoga Makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
LATAR BELAKANG
BAB II
RUMUSAN MASALAH
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sistem Pemerintahan dan Lembaga Perwakilan Maroko
3.2. Politik dalam Maroko
BAB IV
3.2.1.
3.2.2.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Carl J. Friedrich, Man and His Government: An Empirical Theory of Politics (New York: Bukit McGraw, 1963)
konstitusional yang modern biasanya menggunakan konsep trias politica, atau politik
tiga serangkai. Ini berarti raja adalah hanya ketua simbolis cabang eksekutif. Jika
seorang raja mempunyai kekuasaan pemerintahan yang penuh, ia disebut monarki
mutlak atau monarki absolut.
Di Maroko, takhta kerajaan merupakan warisan turun temurun yang berarti
Maroko memiliki seleksi monarki suksesi yang diwariskan. Dengan Perdana Menteri
yang berlaku sebagai kepala pemerintahan, Maroko menjadi negara monarki
konstitusional parlementer bersatu.
kursi di 295 kursi majelis nasional). Salafia Jihadia, sebuah partai Islam,
mengorganisir pemboman bunuh diri pada tahun 2003. Diduga juga
melatarbelakangi pemboman serupa di Casablanca pada Maret dan April
2007.
Setelah secara resmi dijelaskan dalam konstitusi tahun 1996 sebagai
monarki demokratis, raja-Maroko-yang-turun-menurun memiliki kekuasaan
eksekutif yang sangat luas. Dia dapat memecat pemerintah, membubarkan
parlemen, dan menandatangani perjanjian internasional.
Raja juga menunjuk gubernur regional dan memimpin "kabinet kedua"
yang terdiri dari mantan politisi, pemimpin bisnis, dan pemimpin militer. Hal
ini berjalan secara paralel kepada pemerintah, dan secara luas dikenal sebagai
titik fokus Makhzen, nama populer yang diberikan kepada para penguasa
Maroko.
Pada tahun 1997, badan legislatif bikameral didirikan, terdiri dari majelis
tinggi 270 kursi atau Chamber of Councillors, yang anggotanya dipilih oleh
electoral college selama sembilan tahun. Sepertiga dari para anggota
diperbaharui setiap 3 tahun. Majelis yang lebih rendah yang mana memiliki
325 kursi, yaitu Chamber of Representatives, amggotanya dipilih oleh suara
terbanyak dalam kurun waktu lima tahun.
Pemerintah tersebut dipimpin oleh perdana menteri yang ditunjuk oleh
raja setelah pemilu legislatif. Raja juga menunjuk para menteri interior,
menteri luar negeri, menteri keadilan Islam yang mana sebagian besar bukan
dari anggota partai politik.
Perdana menteri mengepalai kabinet dengan 31 orang anggota yang
dikenal sebagai Council of Ministers atau Dewan Menteri, namun begitu,
janji dan pengangkatan lebih banyak dilakukan oleh raja daripada perdana
menteri sendiri.
Kira-kira 26 partai politik yang berkuasa pada 27 September 2002, pada
pemilu legislatif yang secara luas dianggap pemungutan suara yang benar-
3.2. Politik
Kontinuitas adalah kata kunci untuk pemerintahan yang baru karena
USFP telah menjadi partai yang berkuasa sebelumnya dan tiga perdana
menteri kunci dari pemerintahan terakhir juga masih berada di kursi mereka.
Mohamed Benaissa tetap menjadi menteri luar negeri, Fatallah Oualalou
masih menjadi menteri keuangan, dan Mohamed El-Yazghi mempertahankan
pos penanggung jawaban untuk pengembangan wilayah.
Kerajaan Maroko yang duduk dipersimpangan jalan antara Eropa dan
Afrika telah melalui dan menavigasi banyak tantangan sejak menjadi sebuah
negara yang merdeka. Tetapi naiknya Raja Mohammed ke VI pada tahun
1999 telah membawa era baru pembebasan, baik untuk politik maupun
ekonomi negara.
Kerajaan telah menikamati kestabilan relatif sejak memperoleh
kemerdekaan, walaupun negara ditandai dengan monarki yang kuat di masa
lalu, pemerintahan saat ini telah menempatkan anti-korupsi dikalangan
pegawai negeri sipil dan militer di kalangan pegawai negeri sipil dan
memprofesionalkan militer, sebagian dengan cara mengakhiri wajib militer
dalam waktu dekat untuk memastikan rekrutan termotivasi dan siap untuk
pembelajaran terbaru dalam teknik militer.
Rabat juga telah membangun hubungan yang lebih baik dengan
organisasi-organisasi
bantuan
internasional
dikarenakan
memiliki
tanah,
dimana
mereka
yakin
untuk
meradikalisasi,
telah
3.2.1.
3.2.2.
sebelumnya.
dikritik
oleh
beberapa
oleh kerajaan.
BAB IV
KESIMPULAN
TIPE
: MONARKI KONSTITUSIONAL
KEPALA NEGARA
: RAJA MOHAMMED KE VI
KEPALA PEMERINTAHAN
KONSTITUSI
KEMERDEKAAN
: 2 MARET 1956
CABANG
: EKSEKUTIF-RAJA
(KEPALA NEGARA), PERDANA
MENTERI (KEPALA PEMERINTAHAN)
LEGISLATIF-BIKAMERA PARLEMEN
PERADILAN-MAHKAMAH AGUNG
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Pelajar Indonesia Maroko (2008) "Politik & Pemerintahan Maroko"
http://www.ppimaroko.org/ 4 Agustus