Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 5

1.julia ernadila

2.devtia nayla R

3. Hanapi hidayatutsani

4. lita tatia ulva

5. iksal kurniawa

6. dedi afriyanto

Pemberontakan republik maluku selatan

1. tahun dan tempat

Republik Maluku Selatan atau RMS merupakan gerakan separasi yang berpusat di wilayah selatan
Maluku. Gerakan ini diproklamasikan pada tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS didalangi oleh
mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Ia bertujuan melepaskan wilayah Maluku
dari NKRI.

2.pelaku/ tokoh

Tokoh utama atau pemimpin pemberontakan RMS adalah Dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil.
Sedangkan, panglima militer RMS adalah Dantse J. Samson.

•. J.H Manuhutu

J.H Manuhutu meruakan presiden RMS yng berhasil ditangkap, dan dihukum selama 4 tahun.

• Albert Wairisal

Seseorang yang menjabat sebagai Perdana Menteri Dalam Negeri yang berhasil di tangkap dan dijatuhi
hukuman selama 5 tahun.

• D.J Gasper

Seseorang yang menjabat sebagai Menteri Keuangan ditangkap dan dijatuhi hukuman selama 4 1/2
tahun.

• G.G.H Apituley

Menjabat sebagai Menteri Keuangan yang ditangkap dan dijatuhi hukuman selama 5 1/2 tahun.
• T. Nussy

Menjabat sebagai Kepala Staf Tentara RMS yang ditangkap dan dijatuhi hukuman selama 7 tahun.

• D.J Samson D.J Samson

Menjabat sebagai Panglima Tertinggi Tentara RMS yang ditangkap dan dijatuhi hukuman selama 10
tahun.

• Ibrahim Oharilla

Seorang yang menjabat sebagai Menteri Pangan yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama 4
1/2 tahun.

• J.S.H Norimarna

Menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama 5 1/2
tahun.

• D.Z Pessuwariza

Seseorang yang menjabat sebagai Menteri Penerangan, yang ditangkap dan dijatuhi hukuman selama 5
1/2 tahun.

• Dr. T.A Pattirajawane

Seorang yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan, yang juga ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara
selama 3 tahun.

• F.H Pieters

Menjabat sebagai Menteri Perhubungan yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun

3.penyebab

penyebab ternyadinya pemberontakan RMS adalah penolakan pembentukan Negara Kesatuan


Republik Indonesia dan ingin melepaskan diri dari wilayah Republik Indonesia karena menganggap
Maluku memiliki kekuatan secara ekonomi, politik, dan geografis untuk berdiri sendiri.13 Mar 2018

4. kronologi

Peristiwa Republik Maluku Selatan

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sebuah republik di Kepulauan Maluku yang diproklamasikan
tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan jaksa agung NIT (Negara Indonesia
Timur), Soumokil yang bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sebelum RMS diproklamasikan, Gubernur Sembilan Serangkai yang beranggotakan
pasukan KNIL dan partai Timur Besar terlebih dahulu melakukan propaganda terhadap NKRI untuk
memisahkan wilayah Maluku. Di sisi lain, menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil
mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada di daerah Maluku Tengah. Sementara itu,
sekelompok orang yang menyatakan dukungannya terhadap NKRI diancam dan dimasukkan ke penjara
karena dukungannya terhadap NKRI dipandang buruk oleh Soumokil.

Pada 25 April 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan dengan
J.H Manuhutu sebagai Presiden, Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri dan para menteri yang terdiri
atas Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j. Gasperz, J. Toule, S.J.H Norimarna, J.B Pattiradjawane, P.W Lokollo, H.F
Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th. Pattiradjawane, Ir.J.A. Manusama, dan Z. Pesuwarissa.

Pada 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri dan
berkedudukan di Den Haag, Belanda. Pada 3 Mei 1950, Soumokil menggantikan Munuhutu sebagai
Presiden RMS. Pada 9 Mei 1950, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS) dengann Sersan
Mayor KNIL, D.J Samson sebagai panglima tertinggi, sersan mayor Pattiwale sebagai kepala staf dan
anggota staf lainnya terdiri dari Sersan Mayor Kastanja, Sersan Mayor Aipassa, dan Sersan Mayor Pieter.
Untuk sistem kepangkatannya mengikuti sistem dari KNIL.

Pemerintah mengutus Dr. J. Leimena untuk menyampaikan permintaan berdamai kepada RMS agar
tetap bergabung dengan NKRI. Tetapi, langkah pemerintah tersebut ditolak oleh Soumokil. Penolakan ini
membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi militer. Kolonel A.E.
Kawilarang dipilih sebagai pemimpin dalam melaksanakan ekspedisi militer tersebut. Beliau adalah
panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur yang dirasa mengerti dan paham bagaimana kondisi
Indonesia di wilayah timur.

Akhirnya kota Ambon dapat dikuasai pada awal November 1950. Akan tetapi, ketika melakukan
perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur. Namun, perjuangan gerilya
kecil-kecilan masih berlanjut di Pulau Seram sampai 1962. Setelah itu, pada tanggal 12 Desember 1963,
Soumokil akhirnya dapat ditangkap dan kemudian dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa di
Jakarta. Berdasarkan keputusan Mahkamah Militer Luar Biasa, Soumokil dijatuhi hukuman mati. Pada
akhirnya pemberontakan RMS berhasil dihentikan oleh pemerintah Indonesia.

5. Akhir

Akhir Pemberontakan RMS

NKRI memandang gerakan RMS sebagai pertentangan terhadap pemerintahan yang sah. Maka,
dilakukan beberapa upaya untuk mengatasinya.

Pertama, Johannes Leimena diutus sebagai wakil pemerintah pusat untuk mengadakan perundingan
dengan RMS, tapi ditolak. Akibatnya, pemerintah terpaksa mengerahkan kekuatan militer dengan
dengan dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Militer Indonesia saat itu disebut sebagai APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Nama
Republik Indonesia Serikat (RIS) dipakai sesuai kesepakatan dengan Belanda dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) maupun saat pengakuan kedaulatan.

Perang antara kedua belah pihak pun pecah. Ambon berhasil direbut APRIS pada November 1950.
Melihat kekalahan, RMS pergi meninggalkan kota pertahanannya dan memilih perang gerilya

Soumokil akhirnya tertangkap pada 12 Desember 1963. Ia dibawa untuk diadili di Mahkamah Militer
Luar Biasa, Jakarta.

Keputusan hakim menyatakan bahwa Soumokil dijatuhi hukuman mati. Tanggal 12 April 1966, Soumokil
dieksekusi di Pulau Obi, Halmahera Selatan.

Anda mungkin juga menyukai