Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PPKN

GURU PEMBIMBING: IBU MUJINAH S.Pd.

NAMA ANGGOTA:
1. DAMAR ALINE HASSYA (06)
2. DESTYA RANII ADELIA PUTRI (08)
3. INAS AYUNINGTYAS (12)
4. JIHAN DELVIA ANJANI (13)
5. KARTIKA WIDIAT SARI (14)
KELAS: IX D

SMP NEGERI 2 BANTUL


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SMESTER 1
PEMBERONTAKAN REPUBLIK MALUKU SELATAN

LAMBANG RMS BENDERA RMS

A. PENDIRI RMS
Dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil lahir di Surabaya, Jawa Timur pada
tanggal 13 Oktober 1905 dan meninggal di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu pada
tanggal 12 April 1966 pada umur 60 tahun. Ia adalah presiden Republik Maluku
Selatan (RMS) dari 1950 sampai 1966. Chris Soumokil menempuh pendidikan di
Surabaya sebelum pergi ke Belanda. Setelah itu ia mempelajari hukum di Universitas
Leiden sampai 1934. Pada tahun 1935 ia kembali ke Jawa dan menjadi pejabat hukum.
Pada 1942, penjajahan Jepang dimulai dan Soumokil ditangkap oleh tentara
Jepang dan diasingkan ke Burma dan Thailand. Setelah perang usai ia kembali
ke Indonesia dan menjadi jaksa agung dalam pemerintahan Negara Indonesia
Timur (NIT). Ia kemudian mendirikan RMS dan menjadi Menteri Luar Negeri RMS
pada 25 April 1950, lalu menjadi presiden pada 3 Mei 1950.
Setelah ditangkap oleh tentara Indonesia ia dibuang ke Pulau Buru dan Pulau
Seram. Pada bulan April 1964 ia diadili dan dibela oleh pengacara Mr. Pierre-William
Blogg, teman lamanya dari Leiden. Dalam persidangan Soumokil bersikeras berbicara
dalam bahasa Belanda, walaupun bahasa ibunya adalah bahasa Melayu.
Ia dihukum mati dan dieksekusi oleh peleton tembak pada 12 April 1966 di
Pulau Ubi Kepulauan Seribu.

B. WAKTU DAN TEMPAT


Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) terjadi pada 25 April.
Pemberontakan ini berpusat di kota Ambon, dan pulau sekitarnya seperti pulau Seram.
Hal ini merupakan bentuk penolakan atas didirikannya NKRI, Soumokil tidak setuju
dengan penggabungan daerah-daerah Negara Indonesia Timur ke dalam wilayah
kekuasaan Republik Indonesia.
C. TUJUAN
Pemberontakan RMS mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Belanda dan
pasukan KNIL yang berada di Ambon. Tujuan pemberontakan RMS :

a. Menolak kehadiran TNI di Maluku


b. Mengukuhkan kedaulatan Belanda di Ambon
c. Mempertahankan bentuk negara Federal Indonesia
d. Mempertahankan keberadaan NIT
e. RMS ingin memisahkan diri dari NIT dan RIS

D. SEJARAH

Didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, menimbulkan respon dari masyarakat


Maluku Selatan saat itu. Seorang mantan jaksa agung Negara Indonesia Timur, Mr. Dr.
Christian Robert Soumokil, memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan pada
tanggal 25 April 1950. Hal ini merupakan bentuk penolakan atas didirikannya NKRI, Soumokil
tidak setuju dengan penggabungan daerah-daerah Negara Indonesia Timur ke dalam wilayah
kekuasaan Republik Indonesia. Dengan mendirikan Republik Maluku Selatan, Ia mencoba
untuk melepas wilayah Maluku Tengah dan NIT dari Republik Indonesia Serikat.

Berdirinya Republik Maluku Selatan ini langsung menimbulkan respon pemerintah yang
merasa kehadiran RMS bisa jadi ancaman bagi keutuhan Republik Indoensia Serikat. Maka
dari itu, pemerintah langsung ambil beberapa keputusan untuk langkah selanjutnya.

Tindakan pemerintah yang pertama dilakukan adalah dengan menempuh jalan damai. Dr.
J. Leimena dikirim oleh Pemerintah untuk menyampaikan permintaan berdamai kepada RMS,
tentunya membujuk agar tetap bergabung dengan NKRI. Tetapi, langkah pemerintah tersebut
ditolak oleh Soumokil, justru ia malah meminta bantuan, perhatian, juga pengakuan dari negara
lain , terutama dari Belanda, Amerika Serikat, dan komisi PBB untuk Indonesia. Ditolaknya
mentah-mentah ajakan pemerintah kepada RMS untuk berdamai, membuat pemerintah
Indonesia memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi militer. Kolonel A.E. Kawilarang dipilih
sebagai pemimpin dalam melaksanakan ekspedisi militer tersebut. Kalian tahu ngga beliau itu
siapa? Beliau itu adalah panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur. Ia dirasa mengerti
dan paham bagaimana kondisi Indonesia di wilayah timur.

Akhirnya kota Ambon dapat dikuasai pada awal November 1950. Akan tetapi, ketika
melakukan perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur. Namun,
perjuangan gerilya kecil-kecilan masih berlanjut di Pulau Seram sampai 1962. Setelah itu, pada
tanggal 12 Desember 1963, Soumokil akhirnya dapat ditangkap dan kemudian dihadapkan
pada Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta. Berdasarkan keputusan Mahkamah Militer Luar
Biasa, Soumokil dijatuhi hukuman mati.

Setelah RMS mengalami kekalahan di Ambon, serta Soumokil yang telah dijatuhkan
hukuman mati, pada akhirnya pemerintahan RMS mulai mengungsi dari pulau-pulau yang di
tempati sebelumnya dan membuat pemerintahan dalam pengasingan di Belanda. Sebanyak
12.000 tentara Maluku bersama keluarganya berangkat ke Belanda setahun setelahnya. Pada
akhirnya pemberontakan RMS berhasil dihentikan oleh pemerintah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai