Anda di halaman 1dari 13

Daniel amsamsium

Anne kawer
Zevania korwa
anggara pratama
Katharina rumaropen
 Beatrix awom

01
Latar belakang

tokoh-tokoh

Perjalanan pemberontakan

Akhir pemberontakan

02
. Latar belakang
Pemberontakan Republik Maluku Selatan atau RMS
adalah pemberontakan yang dilatar belakangi oleh
keinginan untuk melepaskan diri dari wilayah negara
Republik Indonesia Serikat. Oleh karena itu, tujuan
pemberontakan RMS adalah untuk membentuk Maluku
merdeka dan membentuk negara sendiri.

03
Tokoh-tokoh

1. J. H manuhutu (presiden)
2. Albert wairisal (perdana menteri)
* para menteri

1. Mr soumokil
2. D. j Gasper
3. Toule Norimarna
4. J.b pattiradjawane
5. P. W Lokollo
6. H.f pieter
04
perjalana pemberontakan

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sebuah republik di Kepulauan Maluku yang
diproklamasikan tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan
jaksa agung NIT (Negara Indonesia Timur), Soumokil yang bertujuan untuk
melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelum RMS diproklamasikan, Gubernur Sembilan Serangkai yang beranggotakan
pasukan KNIL dan partai Timur Besar terlebih dahulu melakukan propaganda
terhadap NKRI untuk memisahkan wilayah Maluku. Di sisi lain, menjelang proklamasi
RMS, Soumokil telah berhasil mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada
di daerah Maluku Tengah. Sementara itu, sekelompok orang yang menyatakan
dukungannya terhadap NKRI diancam dan dimasukkan ke penjara karena
dukungannya terhadap NKRI dipandang buruk oleh Soumokil.

05
perjalanan pemberontakan
Pada 25 April 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan
dengan J.H Manuhutu sebagai Presiden, Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri dan para
menteri yang terdiri atas Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j. Gasperz, J. Toule, S.J.H Norimarna, J.B
Pattiradjawane, P.W Lokollo, H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th. Pattiradjawane, Ir.J.A. Manusama,
dan Z. Pesuwarissa.
Pada 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS untuk daerah luar
negeri dan berkedudukan di Den Haag, Belanda. Pada 3 Mei 1950, Soumokil menggantikan
Munuhutu sebagai Presiden RMS. Pada 9 Mei 1950, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS
(APRMS) dengann Sersan Mayor KNIL, D.J Samson sebagai panglima tertinggi, sersan mayor
Pattiwale sebagai kepala staf dan anggota staf lainnya terdiri dari Sersan Mayor Kastanja, Sersan
Mayor Aipassa, dan Sersan Mayor Pieter. Untuk sistem kepangkatannya mengikuti sistem dari
KNIL.

06
Pemerintah mengutus Dr. J. Leimena untuk menyampaikan permintaan
berdamai kepada RMS agar tetap bergabung dengan NKRI. Tetapi,
langkah pemerintah tersebut ditolak oleh Soumokil. Penolakan ini
membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan
ekspedisi militer. Kolonel A.E. Kawilarang dipilih sebagai pemimpin
dalam melaksanakan ekspedisi militer tersebut. Beliau adalah panglima
tentara dan teritorium Indonesia Timur yang dirasa mengerti dan paham
bagaimana kondisi Indonesia di wilayah timur.

07
akhir pemberontakan

Akhirnya kota Ambon dapat dikuasai pada awal November 1950. Akan
tetapi, ketika melakukan perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan
Kolonel Slamet Riyadi gugur. Namun, perjuangan gerilya kecil-kecilan
masih berlanjut di Pulau Seram sampai 1962. Setelah itu, pada tanggal
12 Desember 1963, Soumokil akhirnya dapat ditangkap dan kemudian
dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta. Berdasarkan
keputusan Mahkamah Militer Luar Biasa, Soumokil dijatuhi hukuman
mati. Pada akhirnya pemberontakan RMS berhasil dihentikan oleh
pemerintah Indonesia.

08
SESI TANYA /JAWAB

09
10
Mungkin sampai disini yaaa!
perjumpaan kita dengan presentasi
yang tadi kami berikan
sampai bertemu di presentasi
berikutnya
saya..... Beserta teman" Saya pamit
mengundurkan diri
🤙
bilang enakkk

11
Terimakasih .

Anda mungkin juga menyukai