Anda di halaman 1dari 8

PEMBERONTAKAN

REPUBLIK
MALUKU SELA-
TAN(RMS)
KELOMPOK 6
DIANA LESTARI
WIDYAWATI
MAULINDA
UCI URBAITI
Latar Belakang pen-
berontakan RMS
Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
berpuncak tanggal 25 April 1950 dengan wilayah pertahanan
utama di Ambon. Christian Robert Steven Soumokil disebut-
sebut sebagai dalang gerakan ini.
Soumokil adalah mantan Jaksa Agung wilayah Negara Indonesia
Timur (NIT). Tanggal 5 April 1950, Soumokil ikut memotori
Pemberontakan NIT bersama Andi Azis.
Keduanya punya keinginan untuk mempertahankan NIT sebagai
negara federasi. Selain itu, terdapat juga pernyataan bahwa
Soumokil ketika itu akan diangkat menjadi tokoh politik, jika NIT
bertahan.
Federasi Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur bergabung
dengan NKRI pada akhir Maret 1950. Sedangkan, NIT diminta
PNG FILE
Bersama
Bersamabeberapa
beberapamantan
mantantentara
tentaraKNIL
KNIL(Koninklijk
Nederlandsch-Indische Leger), mereka
(Koninklijk Nederlandsch-Indische melakukan
Leger), merekaaksi
penentangan NIT penentangan
melakukan aksi menjadi bagianNITRImenjadi
pun dilakukan,
bagian
berlokasi
RI pun dilakukan,
di Makassar,
berlokasi
Sulawesi
di Makassar,
Selatan. Sulawesi
Selatan.
Pertempuran antara RI dan pasukan Andi Azis
membuat Makassar hingar-bingar. Perihal
tanggung jawab kejadian ini disudutkan kepada
Andi Azis dan ia harus melapor terkait aksinya.

Ketika ke Jakarta, Andi Aziz ditangkap. Saat itu,


Soumokil masih berada di Makassar hingga 13
April 1950 pergi ke Ambon.
Tokoh dan Rencana RMS
Perencanaan yang sudah diatur oleh Soumokil dan Andi Azis terkait
NIT pupus. Namun, Soumokil enggan melihat kenyataan bahwa
terdapat banyak kalangan yang menyerukan persatuan negara NKRI.
Di Ambon, Soumokil masih membawa cita-cita sebelumnya untuk
menguasai negara federasi. Ia mengajak beberapa tokoh dan mantan
anggota KNIL di Ambon untuk mendeklarasikan lahirnya RMS.
Tujuan Soumokil adalah memisahkan Maluku Selatan (Ambon, Buru,
dan Seram) dari wilayah NKRI. Ia melancarkan berbagai propaganda
untuk menambah pengikut, termasuk beberapa daerah di Maluku
Tengah.
Pada 25 April 1950, proklamasi RMS dilakukan. Di sisi
lain, ada beberapa orang di Ambon yang tidak setuju
dengan kehadiran RMS dan menginginkan NKRI.
Mereka ditangkap atas perintah Soumokil.
Menurut Syaranamual dalam Soumokil dan
Hantjurnja RMS (1964), ternyata deklarasi
kelahiran RMS semata-mata diprakarsai
tekanan serta paksaan.
Dikutip dari tulisan berjudul "Peristiwa
Republik Maluku Selatan" di laman resmi
Kemendikbud, proklamasi RMS tidak serta
merta langsung menjadi negara.
Sebelum itu, sudah ada perencanaan
tentang beberapa tokoh yang akan
mengisi jabatan dalam pemerintahan
Susunan pemerintahan RMS meliputi J.H. Manuhutu selaku
Presiden, Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri, dan menteri-
menteri (Soumokil, D.J. Gasperz, J. Toule, S.J.H. Norimarna, J.B.
Pattiradjawane, P.W. Lokollo, H.F. Pieter, A. Nanlohy,
Manusama, dan Z. Pesuwarissa).
Posisi Wakil Presiden RMS yang masih kosong kemudian diisi oleh
J.P. Nikijuluw. Lalu, pada 3 Mei 1950, ternyata Soumokil yang
diangkat menjadi Presiden RMS, menggantikan Manuhutu.

Bukan hanya pemerintahan, RMS juga membangun bidang


militernya. Pada 9 Mei 1950, Angkatan Perang Republik Maluku
Selatan (APRMS) dinyatakan sebagai kumpulan tentara RMS.

D.J. Samson, Sersan Mayor KNIL, ditunjuk menjadi panglima


tertinggi. Sedangkan, susunan militer bawahannya disesuaikan
dengan sistem jabatan KNIL.
Akhir Pemberontakan RMS
NKRI memandang gerakan RMS sebagai pertentangan terhadap
pemerintahan yang sah. Maka, dilakukan beberapa upaya untuk
mengatasinya.

Pertama, Johannes Leimena diutus sebagai wakil pemerintah


pusat untuk mengadakan perundingan dengan RMS, tapi ditolak.
Akibatnya, pemerintah terpaksa mengerahkan kekuatan militer
dengan dengan dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

Militer Indonesia saat itu disebut sebagai APRIS (Angkatan Perang


Republik Indonesia Serikat). Nama Republik Indonesia Serikat
(RIS) dipakai sesuai kesepakatan dengan Belanda dalam
Konferensi Meja Bundar (KMB) maupun saat pengakuan
Perang antara kedua belah pihak pun pecah. Ambon berhasil
direbut APRIS pada November 1950. Melihat kekalahan, RMS
pergi meninggalkan kota pertahanannya dan memilih perang
gerilya.

Soumokil akhirnya tertangkap pada 12 Desember 1963. Ia


dibawa untuk diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa, Jakarta.

Keputusan hakim menyatakan bahwa Soumokil dijatuhi


hukuman mati. Tanggal 12 April 1966, Soumokil dieksekusi
di Pulau Obi, Halmahera Selatan.

Anda mungkin juga menyukai