Anda di halaman 1dari 24

LATAR

BELAKANG
 PEMBENTUKAN APRIS SEBAGAI SALAH SATU
KEPUTUSAN KBM DENGAN TNI SEBAGAI INTINYA
DENGAN PENAMBAHAN UNSUR-UNSUR DARI KNIL,
MENIMBULKAN MASALAPSIKOLOGIS BAGI KEDUA
BELAH PIHAK.
 DI SATU PIHAK BANYAK TNI BERKEBERATAN UNTUK
BEKERJA SAMA DENGAN BEKAS MUSUHNYA, YAITU
BEKAS ANGGOTA KNIL.
 DILAIN PIHAK KNIL TIDAK DAPAT MENYESUAIKAN DIRI
DENGAN SITUASI BARU, BAHKAN ADA YANG MENUNTUT
STATUS SEBAGAI TENTARA DARI SALAH SATU NEGARA
BAGIAN.
ANGKATAN PERANG RATU ADIL

 PEMIMPIN APRA
RAYMOND WESTERLING

 OTAK DAN DALANG DARI APRA


SULTAN HAMID II

 SEBAB PEMBERONTAKAN
GERAKAN INI MENGAJUKAN TUNTUTAN KEPADA
PEMERINTAH RIS DAN NEGARA PASUNDAN , AGAR
APRA DIAKUI SEBAGAI TENTARA RESMI PASUNDAN DAN
MENOLAK DIBUBARKANNYA NEGARA TERSEBUT
 PADA TANGGAL 23 JANUARI 1950 , DI BANDUNG
TERJADI TEROR YANG DILAKUKAN OLEH APRA

 APRA SECARA MENDADAK MENYERBU KOTA


BANDUNG DARI ARAH CIMAHI

 APRA JUGA BERENCANA MEMBUNUH BEBERAPA


MENTERI ANTARA LAIN : SRI SULTAN HAMENGKU
BUWONO IX (MENTERI PERTAHANAN) , MR ALI
BUDIHARJO (SEKJEN KEMENTRIAN
PERTAHANAN) , TB SIMATUPANG (KEPALA STAF)
OPERASI PENUMPASAN
Operasi penumpasan terhadap APRA dilakukan
oleh Divisi Siliwangi. Kepala Staf Letnan Kolonel dr
Eri Sudewo menemui panglima Divisi C Tentara
Belanda Mayjen Engels untuk memaksa APRA
dan menarik pasukannya untuk meninggalkan
Bandung.
Untuk menjaga kota Bandung, didatangkan
kesatuan-kesatuan polisi dan polmil dari luar
Bandung.
Pemimpin APRA yaitu Sultan Hamid II di tangkap
pada tanggal 4 April 1950, tetapi Westerling
berhasil melarikan diri keluar negeri.
PEMBERONTAKAN ANDI
AZIS
sulawesi selatan
 Pemimpin
Kapten Andi Azis
 Latar Belakang
Kondisi keamanan yang tidak stabil di Makasar karena adanya
demonstrasi dari golongan yang mendukung negara federal
maupun yang anti federal meyebabkan Pemerintah RIS
mengirimkan pasukan TNI satu batalyon yang dipimpin oleh Mayor
H.V. Worang pada tanggal 5 April 1950.
 Kedatangan pasukan TNI dari pusat, menimbulkan rasa tidak puas
dari pasukan Andi Azis.
 Tanggal 5 April 1950 pasukan Andi Azis menduduki obyek vital yang
ada di makasar, dan menawan pejabat Panglima Tentara
Teritorium Indonesia Timur Letkol A.J. Mokoginta
Operasi Penumpasan
 Pada tanggal 8 April 1950 Pemerintah mengultimatum
kapten Andi Azis dalam waktu 4 x 24 jam harus
melaporkan diri ke Jakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
 Andi Azis terlambat melapor ke Jakarta, akibatnya ia
ditangkap dan diadili.
 Pasukan satu batalion dipimpin oleh Mayor H.V.
Worang mendarat di Janeponto tanggal 21 April 1950
tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti.
 Pada tanggal 26 April 1950 kedatangan pasukan
espedisi yang di pimpin oleh Kol A.E. Kawilarang, yang
bertugas untuk menumpas pasukan KL-KNIL yang ada
di Makasar yang turut membantu pasukan Andi Azis.
Republik Maluku Selatan

 Tokoh Pemimpin
Mr.Dr.Christian Robert Steven Soumokil
 Latar Belakang
Soumokil tidak puas terhadap proses kembali ke NKRI
dan berbagai propaganda pemisahan diri dari NKRI
yang dilakukan oleh Gabungan Sembilan Serangkai
yang beranggotakan KNIL dan Partai Timur Besar.
Soumokol mendapat dukungan dari KNIL dan Polisi ,
para rajapatih melalui Ir Manusama serta Pemerintah
daerah melalui J. Manuhutu.
Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan
berdirinya RMS oleh Soumokil.
OPERASI PENUMPASAN
 Pada awalnya pemerintah ingin menyelesaikan RMS
melalui jalan damai dengan mengutus dr. Leimena
untuk berunding, tetapi Soumokol menolak.
 Tanggal 14 Juli 1950 pasukan ekspedisi yang
dipimpin Kol A.E. Kawilarang disebut Gerakan
Operasi Militer ( GOM III )berusaha menumpas
pemberontakan RMS, Pada tanggal 3 November
1950 terjadi pertempuran dalam memperebutkan
benteng Niew Victoria di Ambon,sehingga dapat
melumpuhkan kekuatan RMS
 Peristiwa penumpasan RMS ini menyebabkan
 gugurnya Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. sudiarto,
dan Mayor Abdullah
DARUL ISLAM / TENTARA ISLAM
INDONESIA
DI / TII JAWA BARAT
 Tokoh Pemimpin
Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo
 Latar Belakang
DI / TII berasal dari pasukan Hisbullah dan Fisabilillah yang
sangat ekstrim dan menolak Pancasila sebagai dasar negara
dan berencana mendirikan Negara Islam Indonesia.
 Pada tanggal 14 Agustus 1947 setelah agresi militer I
Kartosuwiryo menyatakan perang suci melawan Belanda.
 Setelah perundingan Renville pasukan DI / TII menolak
hijrah dari Jabar, bahkan tidak mengakui Pemerintah RI.
 Dalam konferensi di Cisayong Peruari 1948 Kartosuwiryo
mengubah gerakannya dari kepartaian menjadi gerakan
kenegaraan, dengan cara membekukan kegiatan masyumi di
Jawa Barat, dan tanggal 7 agustus 1949 memproklamirkan
berdirinya NII yang berlandaskan Kanun Azasi.
OPERASI PENUMPASAN

 Upaya damai dilakukan oleh pemerintah RI


melalui Moh Natsir pemimpin Masyumi, lewat
sepucuk surat tetapi gagal

 Untuk menumpas pemberontakan DI / TII maka


Pemerintah membentuk operasi pagar betis dan
bharatayuda pada tanggal 27 Agustus 1949.

 Operasi penumpasan DI / TII cukup lama karena ikut


campurnya golongan politik tertentu dan kolonialis.

 Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo ditangkap


di Gunung Geber Majalaya oleh pasukan Siliwangi
DI / TII DI JAWA TENGAH
 TOKOH PEMIMPIN
JATENG UTARA AMIR FATAH
JATENG SELATAN KYAI SOMOLANGU
( Mohammad Mahfud Abdurrahman)
 LATAR BELAKANG
Berawal dari munculnya Majelis Islam di Jateng yang dipimpin oleh Amir
Fatah.
Pada mulanya Amir fatah menjabat sebagai komandan laskar Hisbullah di
front Tulangan Sidoarjo dan Mojokerto, Jatim.
Pada bulan Januari 1946 meninggalkan front dan mendirikan pasukan
Hisbullah di Tegal, dan menggabungkan diri dengan TNI Batalyon 52
yang dipimpin Mayor Moh Bachrin.
 Setelah agresi militer II pasukan Amir Fatah
bertambah pengikutnya dan tanggal 23
Agustus 1949 memproklamirkan berdirinya
Darul islam di desa Pengerasan Tegal, dan
dinyatakan sebagai bagian dari DI / TII
Kartosuwiryo.
 Di Kebumen juga berdiri gerakan Angkatan
Ummat Islam yang dipimpin Kyai
Somolangu.Gerakan ini juga bermaksud
mendirikan Negara Islam Indonesia dan
bergabung dengan Kartosuwiryo.
OPERASI PENUMPASAN
 Gerakan ini pada mulanya dapat diatasi TNI melalui operasi
militer, tetapi karena adanya bantuan dari batalyon 423 dan
426 yang membelot dari TNI, maka gerakan ini menjadi kuat.
 Untuk menumpas pemberontakan ini TNI membentuk
pasukan baru yang disebut Banteng Raiders.
 Pasukan Benteng Raiders membentuk operasi kilat yang
disebut Gerakan Benteng Negara yang dipimpin oleh
Letkol Ahmad Yani dan Tahun 1954 dilakukan operasi
Guntur yang akhirnya dapat menumpas seluruh gerombolan
DI / TII
DI / TII DI SULAWESI
SELATAN
 TOKOH PEMIMPIN
KAHAR MUZAKAR
 LATAR BELAKANG
Pada Perang Kemerdekaan awalnya Kahar Muzakar
berjuang di Sulsel kemudian menyebrang ke jawa masuk
dalam lingkungan batalyon 16 TNI serta ikut bertempur
mempertahankan Surabaya November 1946. Dan
selanjutnya membentuk Batalyon Kemajuan Indonesia Th
1946 di Jawa Barat.
 Pada bulan Maret 1946 Kahar Muzakar bertemu dengan
utusan pejuang Sulawesi yaitu Andi Matalata dan Saleh
Lahade, mereka sepakat untuk merencanakan membentuk
Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi (TRIPS ).
Rencana tsb disampaikan kepada Panglima Sudirman,
sehingga Tanggal 16 April 1946 Panglima Besar Sudirman
mengeluarkan surat perintah yang isinya menugaskan
ketiganya untuk membentuk TRI di Sulawesi Selatan
 Sebagai realisasi dari keputusan panglima tanggal
24 April 1946 di Yogyakarta disusunlah Staf
komando yang diberi nama TRI Persiapan Resimen
Hasannudin yang dipimpin oleh kahar Muzakar.
 Setelah pengakuan kedaulatan 1949 Kahar
Muzakar memimpin laskar gerilya yang tergabung
dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan / KGSS.
 Dalam rangka efisiensi, pemerintah mengeluarkan
kebijakan untuk melakukan penyaringan terhadap
KGSS, bagi yang tidak tersaring akan disalurkan
dalam CTN ( corps tjadangan nasional ) , Kahar
Muzakar menolak kebijakan tersebut walaupun
sebagian gerilyawan setuju, sehingga tanggal 24
Maret 1951 beberapa batalyon CTN resmi dilantik.
 Tuntutan Kahar Muzakar agar seluruh KGSS
dijadikan satu brigade dengan nama BRIGADE
HASANNUDIN yang akan dipimpin Kahar
Muzakar sendiri. Tuntutan tsb ditolak
pemerintah.
 Pada saat pelantikan APRIS , Kahar Muzakar
melarikan diri dan mengubah nama
pasukannya menjadi TII sebagai bagian dari
DI / TII Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus
1953.
 Operasi Penumpasan dengan ekspedisi
DI / TII DI KALIMANTAN SELATAN

 TOKOH PEMIMPIN
IBNU HAJAR
 LATAR BELAKANG
PADA BULAN OKTOBER 1950 menghasut rakyat
untuk melakukan pemberontakan dengan
kelompok Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRyT).
Target serangannya adalah menyerang pos-pos TNI
di wilayah tersebut, dan menyatakan diri sebagai
bagian dari DI /TII Kartosuwiryo
OPERASI
PENUMPASAN

 Pada awalnya pemerintah memberikan


kesempatan untuk menyerah kepada Ibnu Hajar
secara baik-baik, Tetapi Ibnu Hajar dapat
mengelabui TNI dengan berpura-pura menyerah
untuk mendapatkan senjata.
 Pada akhirnya TNI melakukan Gerakan Operasi
Militer, sehingga tahun 1959 Ibnu Hajar berhasil
ditangkap, dan selanjutnya dihukum mati pada
tanggal 22 Maret 1965
DI
DI // TII
TII DI
DI ACEH
ACEH
 TOKOH PEMIMPIN
TENGKU DAUD BEUREUH
 LATAR BELAKANG
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI di Aceh terjadi pertentangan
yang menimbulkan perasaudara (sejak Des 1945- Peb 1946 )
antara alim ulama yang tergabung dalam PUSA (Persatuan Ulama
Seluruh Aceh ) dengan para Uleebalang ( Kepala –kepala Adat )
Untuk mengatasi kemelut di Aceh pemerintah memberikan status
daerah istimewa setingkat provinsi dan Daud Beureuh sebagai
gubernurnya.
 Setelah terbentuknya NKRI 17 Agustus 1950
pemerintah mengadakan penyerdehanaan administrasi
yaitu dengan menurunkan status Aceh menjadi daerah
karisidenan di bawah provinsi Sumatra Utara, sehingga
tindakan ini mengecewakan Daud Beureuh.
 Sebagai Ketua PUSA sangat mudah bagi Daud Beureuh
untuk mencari pengikut, sehingga tanggal 20
September 1953 Daud Beureuh memproklamirkan Aceh
sebagai bagian DI /TII Kartosuwiryo
 Gerakan ini serentak menguasai kota –kota di Aceh dan
melakukan propaganda memperburuk citra pemerintah
RI.
OPERASI PENUMPASAN

 Untuk menghadapi pemberontakan ini pemerintah


RI menggunakan kekuatan senjata dan operasi
militer, serta memberikan penerangan kepada
masyarakat untuk menghindari kesalahpahaman
dan mengembalikan kepercayaan terhadap
pemerintah
 Dilaksanakan musyawarah kerukunan rakyat
Aceh tanggal 17-28 Desember 1962, atas prakarsa
Panglima Kodam I Iskandar Muda, KOL. M. JASIN.
Musyawarah ini berhasil memulihkan
keamanan di Aceh
PEMERINTAHAN REVOLUSIONER
REPUBLIK INDONESIA / PRRI

 TOKOH PEMIMPIN
LETKOL ACHMAD HUSEIN
KOLONEL MALUDIN SIMBOLON
LETKOL BARLIAN
 LATAR BELAKANG
Pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo II, di
daerah Sumatra dan Sulawesi terjadi pergolakan
karena tidak puas terhadap alokasi biaya
pembangunan dari pemerintah pusat.
Ketidakpuasan ini didukung beberapa panglima
militer, yang selanjutnya membentuk dewan –dewan
militer di daerah.
Dewan militer di daerah yang terbentuk
sbb:

 Dewan Benteng di Sumatra Barat di pimpin oleh Kol


Achmad Husein,Komandan Resimen Infanteri 4 Tanggal
20 Desember 1956.

 Dewan Gajah di Medan di pimpin oleh Kol Maludin


Simbolon, Panglima Tentara dan Teritorium I pada
tanggal 22 Desember 1956.

 Dewan Garuda di Sumatra Selatan di pimpin oleh Letkol


Barlian
Tuntutan Dewan Banteng

 Usaha pembangunan daerah harus dilaksanakan


dengan cara menggali otonomi daerah yang seluas-
luasnya dan dihapuskannya sistem sentralisasi.
 Dibentuk komando pertahanan daerah.
Tuntutan tersebut dilaporkan ke Jakarta oleh Kol Dahlan
Djambek, A. Halim, Dahlam Ibrahim, Sidi Bakaruddin dan
Ali Lubis.
 Ketua Dewan Banteng mengambil alih pemerintah
daerah Sumatra Tengah, dengan alasan gubernur yang
ditunjuk oleh pemerintah pusat dianggap kurang berhasil
dalam membangun Sumatra Tengah

Anda mungkin juga menyukai