XII MIA 1
1.3 Tokoh-Tokoh
a. Musso (Tokoh utama dan Pemimpin pemberontakan PKI Madiun tahun 1948)
b. Amir Syarifuddin (Pemimpin FDR)
a. Pidato presiden Seokarno yang mengajukan pilihan kepada rakyat untuk memilih
Soekarno Hatta atau Musso-Amir mendapat tanggapan positif dari rakyat.
b. Pengerahan pasukan militer dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel
Soengkono
Dari upaya pemerintah tersebut, maka pemberontakan PKI dapat dipadamkan.
Tokoh-tokoh PKI, Musso tertembak mati sedangkan Amir Syarifudin tertangkap dan
dijatuhi hukuman mati.
2.3 Tokoh-tokoh
3.3 Tokoh-Tokoh
a. Amir Fatah
b. Mahfudz Abdurachman (Kyai Sumolangu)
Amir Fatah yang merupakan komandan Laskar Hizbullah yang berdiri sejak
1946 menggabungkan diri dengan TNI battalion 52 dan berdomisili di Brebes-Tegal.
Dia mendapatkan pengikut yang banyak dengan cara menggabungkan laskar-laskar
untuk masuk ke dalam TNI.Ia menyatakan gerakannya bergabung dengan Gerakan
DI/TII Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Di Kebumen juga terdapat gerakan yang
bernama Angkatan Umat Islam yang dipimpin Mohammad Mahfud Abdurrahman
(Kyai Somolangu). Gerakan tersebut juga bermaksud membentuk Negara Islam
Indonesia dan bergabung dengan Kartosuwiryo.Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
meliputi kota Tegal, Pekalongan, Brebes dan Kebumen. Gerakan DI/TII Jawa Tengah
semakin kuat dengan bergabungnya Batalyon 426 Kedu dan Magelang serta Gerakan
Merapi-Merbabu Complex (MMC).
4.3 Tokoh-tokoh
a. Kahar Muzakar
Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada pemerintah
agar tentara KGSS dapat bergabung dengan APRIS. Pemerintah melakukan
pendekatan kepada Kahr Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel Pada
tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar beserta anak buahnya melarikan diri ke
hutan dan melakukan aksi dengan melakukan teror terhadap rakyat dan menyatakan
bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo..
Pembentukan gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT) oleh Ibnu Hajar
6.3 Tokoh-Tokoh
7. Pemberontakan APRA
7.1 Waktu dan Tempat
Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada
pemerintah RIS yang isinya adalah suatu ultimatum. Ia menuntut agar Pemerintah
RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah
RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus
memberikan jawaban positif dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan
timbul perang besar.
7.3 Tokoh-Tokoh
APRA yang bersenjata lengkap menyerbu kota Bandung dan secara membabi
buta membunuh anggota TNI yang dijumpai. Gerakan tersebut berhasil menduduki
Markas Divisi Siliwangi setelah membunuh hampir seluruh anggota regu jaga
termasuk Letnan Kolonel Lembong. Banyak penduduk yang menjadi
korban. Pemerintah segera mengirim pasukan bantuan ke Bandung. Sementara di
Jakarta segera diadakan perundingan antara Perdana Mentri RIS dengan Komisaris
Tinggi Belanda. Di Bandung Kepala Staf Divisi Siliwangi Letnan Kolonel Eri
Sudewo menemui Panglima Divisi C tentara Belanda, Mayor Jendral Engels
(Komandan Tentara Belanda) dan hasilnya Mayor Jendral Engels mendesak agar
APRA segera meninggalkan kota Bandung. Setelah meninggalkan kota Bandung
gerombolan APRA menyebar ke berbagai tempat dan terus dikejar oleh tentara
APRIS dan dengan bantuan penduduk gerombolan tersebut berhasil
dilumpuhkan.Gerakan APRA juga diarahkan ke Jakarta. Westerling bekerja sama
dengan Sultan Hamid II yang menjadi menteri Negara dalam kabinet RIS.
Pasukan Andi Azis ini akhirnya menjadi salah satu punggung pasukan
pemberontak APRIS selama bulan April sampai Agustus di Makassar, disamping
pasukan Belanda lain yang desersi dan tidak terkendali. Seperti yang terjadi dalam
pemberontakan APRA Westerling yang terlalu mengandalkan pasukan khusus
Belanda Regiment Speciale Troepen yang pernah dilatih Westerling maka dalam
pemberontakan Andi Azis hampir semua unsur pasukan Belanda terlibat terutama
KNIL non pasukan komando. Andi Azis adalah pemimpin TII (Tentara Islam
Indonesia) di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara kemudian bergabung
dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII
di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
a. Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan
di Negara Indonesia Timur.
b. Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI
c. Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur
8.3 Tokoh- tokoh
a. Andi Azis
b. Kolonel Alex Kawilarang
Pada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan Andi Azis menyerang markas
Tentara Nesional Indonesia (TNI) yang bertempat di Makassar, dan mereka pun
berhasil menguasainya. Bahkan, Letkol Mokoginta berhasil ditawan oleh pasukan
Andi Azis. Akhirnya, Ir.P.D Diapri (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena
tidak setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh
Ir. Putuhena yang pro-RI. Pada tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat
sebagai Wali Negara NIT mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung
dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
9.3 Tokoh-tokoh