Ontowiryo, anak laki laki sepuluh buyutnya, “Aku memang baru melihat setan,
tahun ini dikenal rakyat sekitar tegalrejo Nek” Ratu Ageng tertawa. Dia berkata
sebagai she ngabdulrohim, dan kelak mencandai cucunya, “O ya? Kamu melihat
terkenal seantero Nusantara sebagai setan yaa?” Ontowiryo merasa diremehkan.
Pangeran Diponegoro. Ia berlari-lari di “Kok nenek tidak percaya?”
pematang sawah, setelah menyeberangi
“Tidak”, sangkal Ratu Ageng untuk
Sungai Wonongon, menuju ke puri tempat
menyenangkan hati Ontowiryo.
nenek buyutnya, Ratu Ageng, Permaisuri
Sultang Hamengkubuwono I. “Tapi setannya seperti apa? Gundul
apa gondrong, wir?”
Dari kejauhan Ratu Ageng yang
mengasuh Ontowiryo sejak bayi, melihat Jawab Ontowiryo, “Setannya Putih,
cucunya berlari-lari. Dari caranya berlari, Jangkung. Membawa pistol.” Ratu Ageng
sang nenek menyimpulkan, bahwa akan ada terwsenyu,. Dia mengerti. Katanya “Yang
hal yang dikatakan oleh cucunnya itu. mau lihat itu pasti orang Belanda.”
meja ini anatara lain tentang sejarah menjawab.”Ah, itu tidak apa-apa. Yang
Majapahit dan Mataram. Dari nalarnya penting Ontowiryo itu cucu buyutnya Sultan