Anda di halaman 1dari 8

1.

Ideologi
a. PKI di Madiun tanggal 1948
1. Latar Belakang
Pada tanggal 7 November 1945 PKI didirikan. Kemudian PKI yang dipimpin oleh Muso mulai mengecam
kebijakan politik dan pertahanan nasional. PKI memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara
komunis.
2. Jalannya Pemberontkan
Pada September 48 terjadi pertempuran bersenjata antara pro PKI dan pro pemerintah. Pasukan PKI terpukul
mundur sampai di Madiun dan membentuk basis disana.
3. Penumpasan
Pasukan pemerintah mengirim operasi militer melalui Divisi Siliwangi I dan II dibawah pimpinan Kolonel
Sungkono dan Kolonel Gatot Subroto. Beberapa tokoh PKI seperti D.N. Aidit dan M.H. Lukman meloloskan
diri ke Tiongkok dan Vietnam. Adapun Muso berhasil terbunuh dan Amir Sjarifudin tertangkap dan di hukum
mati.
b. DI/TII
Pemberontakan terjadi di Jabar, Jateng, Aceh, Sulsel, Kalsel
Di daerah Jawa Barat dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo.
Latar belakangnya adalah PERJANJIAN RENVILLE yang menjadikan terbentuknya negara bagian Pasundan
dan mengharuskan pasukan RI termasuk pasukan siliwangi pindah dari Jawa Barat. Namun
laskar Hizbullah dan Sabilillah di bawah pengaruh Kartosuwiryo menolak pindah dan membentuk Tentara Islam
Indonesia (TII).
Untuk memberantas pemberontakan ini tentara ini menggunakan operasi Pagar Betis.
Di daerah Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah. Pada pemberontakan ini diakibatkan oleh perjanjian Renville
yang mengharuskan TNI pindah dari wilayah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Namun
Amir Fatah yang menjadi koordinator pasukan di wilayah tersebut tidak mau mengikuti TNI. Antara Amir Fatah
dan TNI sering timbul permasalahan, sehingga Amir Fatah memberontak akibat
Kartosuwiryo mengangkatnya menjadikannya sebagai Panglima TII di Jawa Tengah. Namun pemberontakan ini
tidak berlangsung lama karena tidak mendapatkan dukungan dari penduduk. Selain
Amir Fatah, di Jawa Tengah juga terjadi pemberontakan oleh K.H. machfudz yang mendukung AUI ( Angkatan
Umat Islam). Pemberontakan Darul Islam di Jawa Tengah lainnya juga dilakukan oleh Batalyon 426 dari Divisi
Diponegoro Jawa Tengah. Ini adalah tentara Indonesia yang anggota-anggotanya berasal dari laskar Hizbullah.
Di daerah Sulawesi Selatan Pemberontakan dipimpin oleh Kahar Muzakar terjadi pada tanggal 7 Agustus 1953.
Latar belakangnya adalah Kahar Muzakar meminta agar KGSS ( Komando Gerilya Sulawesi Selatan) menjadi
tentara dengan nama Brigade Hasanudin namun Pemerintah menolak dan mengharuskan untuk menjadi anggota
tentara harus memenuhi syarat dan lewat seleksi.
Di daerah Kalimantan Selatan pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Ibnu Hajar. Pemberontakan bermula dari
ALRI yang menjadi pasukan utama menghadapi Belanda di wilayah Kalimantan Selatan mengalami penataan
ketentaraan, namun beberapa anggotanya mengalami kekecewaan dan memberontak salah satunya adalah Ibnu
Hajar. Di akhir tahun 1954 Ibnu Hajar bergabung dengan
DI/TII Kartosuwiryo yang menawarkan jabatan tinggi. Pada tahun 1963 Ibnu Hajar menyerah dan dijatuhi
hukuman mati.
Di daerah Aceh pemberontakan di pimpin oleh Daud Beureuh. Peristiwa ini dilatar belakangi oleh ketetetapan
pemerintah yang menjadikan Aceh sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Utara dan
kehilangan status Daerah Istimewa sehingga para ulama yang tergabung dalam Persatuan Ulama Aceh menolak
kebijakan tersebut.
c. Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)
➤ Latar Belakang
1) Perkembangan politik pada saat itu didasarkan pada Nasakom ( Nasionalisme Agama dan Komunis)
2) Kondisi Ekonomi menurun
3) Keputusan pemerintah membubarkan Masyumi dan PSI
4) PKI dengan menyusupkan Ir. Surachman, seorang tokoh PNI, kedalam PNI.
5) PKI menyebarkan fitnah bahwa pimpinan AD membentuk Dewan Jendral yang akan melakukan kudeta.
➤ Jalannya Pemberontakan
PKI membentuk komando-komando yaitu :
 Komando Pasopati
 Komando Bima Sakti
 Komando Gatot Kaca
Dipimpin Letnan Kolonel Untung, perwira yang dekat dengan PKI, pasukan pemberontak melaksanakan
“Gerakan 30 September” dengan menculik dan membunuh para jenderal dan perwira di pagi buta tanggal 1
Oktober 1965. Jenazah para korban lalu dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya Jakarta.
Mereka adalah : Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima AD), Mayor Jenderal S. Parman, Mayor
Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo
Siswomiharjo dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean. Sedangkan Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil
lolos dari upaya penculikan, namun putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban. Di Yogyakarta Gerakan 30
September juga melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap perwira AD yang anti PKI, yaitu : Kolonel
Katamso
dan Letnan Kolonel Sugiono.
Pada berita RRI pagi harinya, Letkol Untung lalu menyatakan pembentukan
“Dewan Revolusi”, sebuah pengumuman yang membingungkan
masyarakat.
➤ Penumpasan
Dalam situasi tak menentu itulah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayor Jenderal
Soeharto segera berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan Darat, karena Jenderal Ahmad Yani selaku
Men/Pangad saat itu belum diketahui ada dimana. Setelah berhasil menghimpun pasukan yang masih setia
kepada Pancasila, operasi penumpasan Gerakan 30 September pun segera dilakukan. Bukan saja di Jakarta,
melainkan hingga basis mereka di daerah-daerah lainnya. Dalam
perkembangan berikutnya, ketika diketahui bahwa Gerakan September ini berhubungan dengan PKI, maka
pengejaran terhadap pimpinan dan pendukung PKI juga terjadi. Bukan saja oleh pasukan yang setia pada
Pancasila tetapi juga dibantu oleh masyarakat yang tidak senang dengan sepak terjang PKI. G30S/PKI pun
berhasil ditumpas, menandai pula berakhirnya gerakan dari Partai Komunis Indonesia.
2. Konflik dan Pergolakan Antar Kepentingan
a. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
➤ Latar Belakang
Terbentuknya APRA dilatarbelakangi ketidak puasan beberapa pejuang terhadap kebijakan pemerintah RIS.
APRA dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun 1949 dengan dalih sebagai Ratu Adil. APRA
beranggotakan tentara KNIL yang tidak setuju dibentuknya APRIS di wilayah Pasundan. Basis pasukan APRIS
di Jawa Barat adalah Divisi Siliwangi. APRA ingin agar keberadaan negara Pasundan dipertahankan sekaligus
menjadikan mereka sebagai tentara negara federal di Jawa Barat.
➤ Jalannya Pemberontakan
Pada bulan Januari  1950 Westerling mengultimatum pemerintah RIS. Pasukan APRA mendapatkan dukungan
dari tokoh KNIL Belanda. APRA menyerang Kota Bandung dan dapat menguasai beberapa tempat penting.
Setelah itu, Westerling berusaha menggulingkan kabinet RIS.
➤ Penumpasan
 Untuk mengatasi kekacauan pemerintah RIS mengirim pasukannya ke Bandung. Perdana Menteri Moh. Hatta
mengadakan perundingan dengan Komesaris Tinggi Belanda di Jakarta. Hasil perundingan mendesak agar
Westerling meninggalkan Bandung. Akhirnya Westerling dan pasukannya meninggalkan Badung dan sisa
pasukannya berhasil dihancurkan.
b. Peristiwa Andi Aziz
➤ Latar Belakang
Peristiwa ini dilatar belakangi oleh Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL (pasukan
Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di
Negara Indonesia Timur (NIT).
➤ Jalannya Pemberontakan
Pemberontakan Andi Aziz di Makassar diawali adanya kekacauan di Sulawesi Selatan. Untuk mengatasi
kekacauan tersebut pemerintah mengirim pasukan TNI di bawah pimpinan Mayor H.V. Worang untuk
meredakan ketegangan. Andi Aziz dan pasukannya menolak keputusan tersebut dan tidak mau bekerja sama.
Andi Aziz selanjutnya menyerang markas TNI di Makassar dan dapat menguasainya.
➤ Penumpasan
Untuk menumpas pemberontakan ini dikirimkanlah Kolonel Alex Kawilarang.  Pertempuran antara pasukan
APRIS dan KNIL tidak dapat dihindarkan dan APRIS dapat memukul mundur musuh.
Selanjutnya pihak KNIL meminta untuk berunding. Hasilnya adalah kedua pihak setuju untuk menghentikan
tembak menembak dan dalam waktu dua hari pasukan KNIL harus meningggalkan Makassar.
c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan RMS dilakukan dengan tujuan memisahkan diri dari Republik Indonesia dan menggantinya
dengan negara sendiri. Diproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Ch.R.S.
Soumokil pada April 1950, RMS didukung oleh mantan pasukan KNIL.



3. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Sistem Pemerintahan.
a. Pemberontakan PRRI dan Permesta
Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat,
berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini mendorong
beberapa tokoh militer untuk menentang Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Kekecewaan tersebut kemudian berlanjut dengan dibentuknya dewan-dewan daerah.
Terdapat empat dewan daerah yang dibentu, yaitu :
1) Dewan Banteng di Sumatra Barat dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
2)  Dewan Gajah di Sumatra Utara dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
3) Dewan Garuda di Sumatra Selatan dipimpin oleh Letkol Barlian.
4) Dewan Manguni di Sulawesi Utara dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual
Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hoesain memproklamasikan berdirinya PRRI (Pemerintahan
Revolusioner
Republik Indonesia) di Padang Sumatra Barat.
b. Persoalan Negara Federal dan BFO
Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian (BFO/ Bijeenkomst Federal Overleg) mau tidak mau
menimbulkan potensi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan. Persaingan yang
timbul terutama adalah antara golongan federalis yang ingin bentuk negara federal dipertahankan dengan
golongan unitaris yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan. Dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan
pada 24 Juli 1946 misalnya, pertemuan untuk membicarakan tatanan federal yang diikuti oleh wakil dari
berbagai daerah non RI itu, ternyata mendapat reaksi keras dari para politisi pro RI yang ikut serta. Mr. Tadjudin
Noor dari Makasar bahkan begitu kuatnya mengkritik hasil konferensi. Perbedaan keinginan agar bendera
Merah-Putih dan lagu Indonesia Raya digunakan atau tidak oleh Negara Indonesia Timur (NIT) juga menjadi
persoalan yang tidak bisa diputuskan dalam konferensi. Kabinet NIT juga secara tidak langsung ada yang jatuh
karena persoalan negara federal ini (1947).
Dalam tubuh BFO juga bukan tidak terjadi pertentangan. Sejak pembentukannya di Bandung pada bulan Juli
1948, BFO telah terpecah ke dalam dua kubu. Kelompok pertama menolak kerjasama dengan Belanda dan lebih
memilih RI untuk diajak bekerjasama membentuk Negara Indonesia Serikat. Kubu ini dipelopori oleh Ide Anak
Agung Gde Agung (NIT) serta R.T. Adil Puradiredja dan R.T. Djumhana (Negara Pasundan). Kubu kedua
dipimpin oleh Sultan Hamid II (Pontianak) dan dr. T. Mansur (Sumatera Timur). Kelompok ini ingin agar garis
kebijakan bekerjasama dengan Belanda tetap dipertahankan BFO. Ketika Belanda
melancarkan Agresi Militer II-nya, pertentangan antara dua kubu ini kian sengit. Dalam sidang-sidang BFO
selanjutnya kerap terjadi konfrontasi antara Anak Agung dengan Sultan Hamid II. Dikemudian hari, Sultan
Hamid II ternyata bekerjasama dengan APRA Westerling mempersiapkan pemberontakan terhadap pemerintah
RIS. Setelah Konferensi Meja Bundar atau KMB (1949), persaingan antara golongan federalis dan unitaris
makin lama makin mengarah pada konflik terbuka di bidang militer, pembentukan Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan masalah psikologis. Salah satu ketetapan dalam KMB
menyebutkan bahwa inti anggota APRIS diambil dari TNI, sedangkan lainnya diambil dari personel mantan
anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan bekerjasama dengan bekas musuhnya, yaitu KNIL.
Sebaliknya anggota KNIL menuntut agar mereka ditetapkan sebagai aparat negara bagian dan mereka
menentang masuknya anggota TNI ke negara bagian (Taufik Abdullah dan AB Lapian,2012.). Kasus APRA
Westerling dan mantan pasukan KNIL Andi Aziz sebagaimana telah dibahas sebelumnya adalah cermin dari
pertentangan ini.
Namun selain pergolakan yang mengarah pada perpecahan, pergolakan bernuansa positif bagi persatuan bangsa
juga terjadi. Hal ini terlihat ketika negara-negara bagian yang keberadaannya ingin dipertahankan setelah KMB,
harus berhadapan dengan tuntutan rakyat yang ingin agar negaranegara bagian tersebut bergabung ke RI.
35 Soal Ancaman Disintegrasi Bangsa Lengkap Jawaban
Latihan Soal Pilihan Ganda Bab Ancaman Disintegrasi Bangsa
1. Latar belakang terjadinya pemberontakan PRRI adalah .
a. Lemahnya sistem pemerintahan pusat
b. Kurangnya rasa persatuan di kalangan pejabat
c. Ketimpangan ekonomi dan perimbangan keuangan pusat - daerah
d. Gagalnya pemerintah mewujudkan pembangunan ekonomi
2. Awal berdirinya Gerakan Permesta dimulai saat ... .
a. Diproklamasikannya Perjuangan Rakyat Semesta
b. Somba memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat
c. Terbentuknya dewan-dewan militer di daerah
d. Tuntutan Ahmad Husein ditolak oleh pemerintah
3. Gerakan Permesta sulit ditumpas dibanding pemberontakan lainnya sebab .
a. Mendapat bantuan dari Amerika Serikat
b. Memiliki pengikut yang sangat banyak
c. Medan pertempuran sangat sulit
d. Permesta memiliki pengaruh yang sangat kuat di daerah lain
4. Prinsip Nasakom yang dikembangkan oleh Presiden Soekarno sangat
menguntungkan PKI sebab .
a. PKI dapat melaksanakan kudeta dengan lancar
b. Menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam pemerintahan
c. PKI dianggap tidak berbahaya
d. TNI AD tidak dapat mengendalikan PKI
5. Aksi kekejaman PKI di Yogyakarta menelan korban ... .
a. Letjen Ahmad Yani dan Mayjen S. Parman
b. Letkol Sugiyono dan Brigjen Sutoyo S.
c. Brigjen D.I. Panjaitan dan Lettu Pierre A. Tendean
d. Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono
6. Berikut ini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali ... .
a. Peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat
b. Hubungan luar negeri Indonesia dengan Cina mengalami ketegangan
c. PKI sebagai kekuatan politik telah hancur
d. Pamor politik Presiden Soekarno memudar
7. Pimpinan dari Gerakan DI/TII Jawa Tengah, saat itu menjabat sebagai ....
a. Komandan Laskar Hisbullah di front Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto
b. Komandan Laskar Hisbullah di front Brebes, Tegal, dan Pekalongan
c. Komandan Laskar Hisbullah di front Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Barat
d. Komandan Laskar Hisbullah di frontBrebes,Sidoarjo, dan Mojokerto
8. Latar belakang terjadinya Pemberontakan Andi Azis adalah ....
a. Tidak menyetujui Indonesia timur bergabung ke NKRI
b. Ketidakpuasan daerah terhadap alokasi biaya dan pembangunan dari pusat
c. Membentuk Negara Islam
d. Bergabung ke Negara Islam Kartosuwiryo
9. Tokoh yang pertama kali bercita-cita ingin mendirikan Negara Islam Indonesia
ialah ....
a. Amir Fatah
b. Kahar Mudzakar
c. Andi Azis
d. Kartosuwiryo
10. Untuk menumpas PRRI, pemerintah dan KSAD memutaskan untuk melancarkan
operasi militer. Operasi militer ini diberi nama operasi ....
a. Pagar Betis
b. Baratayudha
c. Merdeka
d. 17 Agustus
11. Munculnya Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda disebabkan oleh ....
a. Persaingan antara anggota ABRI
b. Perebutan jabatan di Sumatra Barat
c. Munculnya kelas-kelas dalam masyarakat di Selawesi Selatan
d. Ketidakpuasan beberapa di Sumatra dan Sulawesi terhadap dana pembangunan
dan pemerintahan pusat
12. Usaha pemerintah dalam mengatasi Gerakan DI/TII Kartosuwiryo adalah ....
a. Pembersihan terhadap antek-antek Kartosuwiryo
b. Musyawarah dan pengarahan pasukan TNI
c. Menghukum Kartosuwiryo
d. Penyerangan terhadap Kartosuwiryo
13. Gerakan yang didalangi oleh golongan kolonialisme Belanda yang ingin
mengamankan kepentingan ekonominya di Indonesia adalah ....
a. RMS
b. DI/TII Aceh
c. APRA
d. Andi Azis
14. Pemberontakan Kahar Mudzakar di Sulawesi Selatan disebabkan karena ....
a. Tidak puasan dengan Pemerintah RI
b. Kahar Mudzakar ingin menjadi pemimpin APRIS
c. Menentang Pemerintah RIS
d. Memperjuangkan agar KGSS dimasukkan dalam APRIS
15. Pemberontakan PKI Madiun merupakan puncak ketidakpuasan salah seorang tokoh
oposan setelah jatuh dari Kabinet, ialah ....
a. Muso
b. Alimin
c. Amir Syarifudin 
d. Aidit
16. Berikut ini adalah berbagai persiapan PKI sebelum melancarkan pengkhianatan
melalui Gerakan September 1965, kecuali ....
a. Menggalang kekuatan massa dengan mendirikan berbagai organisasi
b. Melakukan infiltrasi ke dalam tubuh ABRI
c. Menyebarkan isu Dewan Jendral
d. Membentuk Biro Khusus
17. PKI menuntut Pemerintah Indonesia untuk membentuk Angkatan Kelima dengan
tujuan ....
a. Membantu pemerintah dalam menghadapi konfrontasi dengan Malaysia
b. Mempersiapkan agar Indonesia lebih tangguh
c. Mempersiapkan pasukan bersenjata untuk merebut pemerintahan yang sah
d. Untuk melawan negara Amerika Serikat
18. Pemberontakan DI/TII terjadi dibeberapa provinsi, kecuali ....
a. Sumatra Utara
b. Sulawesi Selatan
c. Kalimantan Selatan
d. Jawa Barat
19. Operasi penumpasan G-30-S/PKI pertama di ibu kota yang dilancarkan oleh
pasukan RPKAD dan pasukan Kujang Siliwangi diarahkan ke ....
a. Lubang Buaya dan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma
b. Gedung RRI dan TVRI
c. Gedung RRI dan Telkom Pusat
d. Istana negara dan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma
20. Maksud Pangkostrad melakukan koordinasi di antara kesatuan ABRI adalah ....
a. Menugaskan RPKAD merebut RRI dan Kantor Telkom
b. Menjelaskan kepada rakyat mengenai pengkhianatan PKI
c. Merebut basis pertahanan PKI di Halim Perdana Kusuma
d. Menggalang kekuatan untuk melumpuhkan PKI secara cepat
21. Penculikan dan pembunuhan dalam Peristiwa G-30-S/PKI membuktikan bahwa PKI
adalah ....
a. Organisasi terlarang
b. Berbahaya
c. Tidak sehaluan
d. Sangat biadab
22. Berikut ini merupakan latar belakang Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi
Rakyat, kecuali .
a. Kekecewaan karena diturunkan dari jabatannya sebagai perdana menteri
b. Ingin merebut kembali posisinya sebagai perdana menteri
c. Melakukan rongrongan terhadap Kabinet Hatta
d. Gagalnya Amir Syarifuddin dalam Perundingan Linggarjati
23. Berikut ini beberapa tindakan PKI untuk menghancurkan negara RI, kecuali ... .
a. Menghasut kaum buruh dan petani
b. Menetapkan daerah Surakarta sebagai daerah kacau
c. Memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet Indonesia
d. Membunuh Presiden Soekarno untuk melicinkan Kudeta
24. Latar belakang terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah ... .
a. Kekecewaan terhadap hasil Perundingan Renville
b. Tidak harmonisnya hubungan pusat dan daerah
c. Ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno
d. Ambisi Kahar Muzakar menduduki kepemimpinan dalam APRIS
25. Pemberontakan DI/TII yang berhasil diselesaikan melalui kombinasi antara operasi
militer dengan musyawarah terjadi di ... .
a. Aceh 
b. Kalimantan Selatan
c. Sulawesi Selatan
d. Jawa Tengah
26. Gerakan DI/TII di Kebumen yang semula lemah menjadi kuat karena ... .
a. Mendapat bantuan dari Belanda
b. Mendapat gabungan dari batalyon 426 yang memberontak
c. Kekuatan TNI telah tercerai berai
d. Dibantu oleh DI/TII Kalimantan Selatan dan Aceh
27. Munculnya gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan dilatarbelakangi oleh .
a. Kekecewaan terhadap isi Perundingan Renville
b. Permasalahan otonomi daerah
c. Penolakan pemerintah terhadap keinginan Kahar Muzakar mengenai anggota
KGSS
d. Menolak masuknya pasukan TNI ke Sulawesi Selatan
28. Dalam menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, pasukan-pasukan TNI
mengalami kesulitan, sebab...
a. Keterbatasan persenjataan
b. Tidak didukung oleh masyarakat setempat
c. Medan pertempuran yang cukup berat
d. Kurangnya komunikasi dengan pemerintah pusat
29. Pemberontakan APRA di Jawa Barat pada tahun 1950 mempunyai tujuan .
a. Membentuk Negara Pasundan
b. Mempertahankan berdirinya Negara Pasundan
c. Menolak pembentukan negara serikat
d. Mendirikan pemerintahan yang bebas korupsi
30. Berikut ini beberapa latar belakang gerakan APRA, kecuali ... .
a. Menolak kembali ke bentuk negara kesatuan
b. Menolak dibubarkannya tentara Pasundan
c. Mengamankan kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia
d. Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur
31. Negara federal yang ingin dipertahankan oleh Andi Azis dalam pemberontakannya
adalah .
a. Negara Pasundan 
b. Negara Madura
c. Republik Maluku Selatan
d. Negara Indonesia Timur
32. Pada awalnya, dalam mengatasi pemberontakan Andi Azis pemerintah
menggunakan cara damai. Namun akhirnya mengadakan operasi militer juga sebab .
a. Andi Azis tidak segera melapor sehingga dianggap secara nyata membangkang
terhadap NKRI
b. Gerakan yang dilakukan Andi Azis mendapat dukungan dari masyarakat
c. Mendapat bantuan dana dan persenjataan dari Amerika
d. Kekuatan militer yang disusun Andi Azis sangat besar
33. Tujuan gerakan Republik Maluku Selatan adalah ... .
a. Mempertahankan berdirinya NIT
b. Mendirikan RMS yang terpisah dari NIT dan RIS
c. Membela kepentingan politik rakyat Maluku
d. Mencari keadilan bagi masyarakat Maluku
34. Salah satu bukti pemerintah mengatasi RMS dengan cara damai adalah ... .
a. Memberi batas waktu 5 24 jam kepada Soumokil untuk melapor
b. Tidak menahan Soumokil meskipun telah berbuat makar
c. Mengirim dr. Leimena untuk mengadakan perundingan
d. Mengirim nota politik kepada Soumokil dan tentaranya
35. Pernyataan berikut yang bukan merupakan tujuan digelarnya Operasi Tegas
adalah ... .
a. Menghancurkan gerakan PRRI di Riau
b. Mencegah campur tangan asing
c. Mengamankan instalasi minyak asing
d. Menghancurkan gerakan Permesta di Sulawesi

Jawaban:
1. d. Gagalnya pemerintah mewujudkan pembangunan ekonomi
2. a. Diproklamasikannya Perjuangan Rakyat Semesta
3. a. Mendapat bantuan dari Amerika Serikat
4. b. Menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam pemerintahan
5. d. Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono
6. a. Peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat
7. a. Komandan Laskar Hisbullah di front Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto
8. a. Tidak menyetujui Indonesia timur bergabung ke NKRI
9. d. Kartosuwiryo
10. d. 17 Agustus
11. d. Ketidakpuasan beberapa di Sumatra dan Sulawesi terhadap dana pembangunan
dan pemerintahan pusat
12. b. Musyawarah dan pengarahan pasukan TNI
13. c. APRA
14. a. Tidak puasan dengan Pemerintah RI
15. c. Amir Syarifudin 
16. a. Menggalang kekuatan massa dengan mendirikan berbagai organisasi
17. c. Mempersiapkan pasukan bersenjata untuk merebut pemerintahan yang sah
18. a. Sumatra Utara
19. c. Gedung RRI dan Telkom Pusat
20. d. Menggalang kekuatan untuk melumpuhkan PKI secara cepat
21. d. Sangat biadab
22. d. Gagalnya Amir Syarifuddin dalam Perundingan Linggarjati
23. d. Membunuh Presiden Soekarno untuk melicinkan Kudeta
24. a. Kekecewaan terhadap hasil Perundingan Renville
25. a. Aceh 
26. b. Mendapat gabungan dari batalyon 426 yang memberontak
27. d. Menolak masuknya pasukan TNI ke Sulawesi Selatan
28. a. Keterbatasan persenjataan
29. a. Membentuk Negara Pasundan
30. d. Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur
31. d. Negara Indonesia Timur
32. a. Andi Azis tidak segera melapor sehingga dianggap secara nyata membangkang
terhadap NKRI
33. b. Mendirikan RMS yang terpisah dari NIT dan RIS
34. c. Mengirim dr. Leimena untuk mengadakan perundingan
35. d. Menghancurkan gerakan Permesta di Sulawesi

Anda mungkin juga menyukai