Anda di halaman 1dari 7

Peristiwa Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan

dengan Ideologi

Pemberontakan PKI Madiun (18-20 September


1948)
Tokoh : Musso Manuwar, Amir Syarifuddin, D N Aidit

Proses :
Pada 18 sep FDR membuat onar
Latar belakang: di Surakarta, pada tanggal yang
diawali dengan kesepakatan sama FDR membentuk
perjanjian Renville, di mana Pemerintahan Soviet Republik
Negara Indonesia berada dalam Indonesia di Madiun dan pada
posisi yang sangat dirugikan. tanggal 20 sept pemberontakan di
Madiun ditumpaskan dengan
operasi militer yang dipimpin
oleh A.H Nasution.
Akhir :
Divisi Siliwangi berhasil mendesak mundur pemberontakan. Muso tewas
tertembak dan Amir Syarifuddin juga tertangkap. Tokoh-tokoh muda PKI
seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri.

Pemberontakan DI/TII
1. Di Pasundan dengan pimpinan Kartosuwiryo
Latar Belakang :
adanya dampak perjanjian
Renville shg divisi Siliwangi harus berpindah ke Yogyakarta.
Proses :
pada 7 agt
1948 saat divisi Siliwangi pindah ke Yogya, Kartosuwiryo
mendeklarasikan Negara Islam. Tetapi banyak terror dan onar yang
terjadi terhadap orang-orang yang bukan tentara.
Akhir :
pada 4 juni 1962 diadakan operasi
Bharatayuda (Pagar Betis) untuk mengakhiri
pemberontakanpemberontakan yang terjadi. Tanggal 16 agt 1962
menjadi akhir dari Negara Islam.
2. Di Jawa Tengah dengan pimpinan Amir Fatah
Latar Belakang :
Adanya kekecewaan akan adanya komunisme di RI.
Proses :
Pada 28 april 1949 Amir Fatah bergabung dengan Kartosuwiryo
dan pada 1952 DI/TII semakin kuat
dengan adanya bantuan dari batalyon 426 dari Kudus dan Magelang.
Akhir :
Pada 1954 diadaknnya operasi Guntur (Gerakan Benteng Negara) untuk
menumpaskan kekuatan DI/TII dan Amir Fatah tidak lagi bergabung
dengan Kartosuwiryo.

2. Di Jawa Tengah dengan pimpinan Amir Fatah


Latar Belakang :
adanya kekecewaan akan adanya komunisme di RI.
Proses :
pada 28 april 1949 Amir Fatah bergabung dengan
Kartosuwiryo dan pada 1952 DI/TII semkin akuat
dengan adanya bantuan dari batalyon 426 dari Kudus dan Magelang.
Akhir :
pada 1954 diadaknnya operasi Guntur (Gerakan Benteng
Negara) untuk menumpaskan kekuatan DI/TII dan Amir Fatah tidak lagi
bergabung dengan Kartosuwiryo.

3. Di Aceh dengan pimpinan Daud Beureueh


Latar Belakang :
kekecewaan Daud karena turunnya jabatan nya
dari Gubernur Militer Aceh menjadi Kepala Keresidenan Aceh.
Proses :
karena kekecewaannya itu daud pun bergabung dengan DI/TII
Pasundan pada 17 agustus 1950
Akhir :
di akhiri dengan musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada 17-28
desember 1962
4. Di Sulawesi Selatan dengan pimpinan Kahar Muzakar
Latar Belakang :
Kekecewaan Kahar karena tidak diizinkan bergabung dengan
Brigade Hasanuddin.
Proses :
KGSS dan Komando lainnya ingin bergabung dengan Brigade
Hasanuddin tetapi tidak diizinkan karena
harus mengikuti seleksi terlebih dahulu dan di buatkanlah Corps
Tjadangan Nasional. Tetapi Kahar
tetap menolak dan memilih bergabung dengan DI/TII Pasundan.
Akhir :
Diakhiri dengan operasi tumpas pada 3 feb 1965 dan Kahar pun
meninggal dunia

5. Di Kalimnatan Selatan dengan pimpinan Ibnu Hadjar


Latar Belakang :
sama dengan kasus Kahar
muzakar
Proses :
Ibnu Hadjar membuat organisasi yang
bernama Kesatuan Rakyat yang Tertindas karena tidak di
izinkan untuk bergabung dengan TNI. Setelah itu Ibnu Hadjar
menyatakan bahwa mereka bergabung
dengan DI/TII di Pasundan dengan maksud ingin menjadi TNI. Mereka
juga memberontak.
Akhir :
Ditumpas dengan Gerakan Operasi Militer pada juli
1963 dan Ibnu Hadjar dihukum mati pada 22 maret 1965
Pemberontakan G30S/PKI
(30 september 1965)
Tokoh:
Soekarno, Soeharto, Jend. Nasution

Latar belakang:
Pada awal tahun 1965 dini hari,
bung Karno atas saran dari PKI
akibat dari tawaran perdana
menteri RRC, mempunyai ide Proses:
tentang Angkatan Kelima yang pada 1 okt 1965 dini hari, enam
berdiri sendiri terlepas dari ABRI. jendral senior dan beberapa orang
Akan tetapi, petinggi Angkatan lainnya dibunuh dalam upaya
Darat tidak setuju dan hal ini lebih kudeta yang disalahkan kepada para
menimbulkan nuansa pengawal istana (Cakrabirawa)
curigamencurigai antara militer dan yang dianggap loyal kepada
PKI. PKI dan pada saat itu dipimpin oleh
letkol untung Panglima Komando
Strategi Angkatan Darat saat
itu, Mayjen Soeharto kemudian
mengadakan penumpasan terhadap
gerakan tersebut.

Akhir:
1. Penangkapan dan pembantaian
seluruh anggota dan pengikut PKI
2. Supersemar, pada tanggal 11
maret 1966, Soekarno memberi
Soeharto kekuasan tak terbatas
melalui Surat Perintah Sebelas
Maret
3. Pertemuan Janewa-Swiss
Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan
Kepentingan

Pemberontakan APRA (Bandung, 23 Januari 1950)


Tokoh : Raymond Westerling, Sultan Hamid II

Latar Belakang : Proses :

APRA
tidak setuju dengan Januari 1950 Westerling
pembentukan APRIS di Jawa mengultimatum Pemerintahan
Barat, yang saat itu masih RIS, APRA bergerak menyerbu
berbentuk negara bagian kota Bandung secara mendadak
pasundan. APRA ingin agar dan melakukan Tindakan terror.
keberadaan negara Pasundan Serangan dari anggota APRA
tetap dipertahankan sekaligus membuat Letnan Kolonel
menjadikan mereka sebagai Lemboh dan 14 orang anggota
tantara negara federal di Jawa TNI lainnya gugur.
Barat.
Akhir :
Lahirlah perundingan Westerling yang mendesak serdadu APRA
segera meninggalkan kota Bandung. APRA makin terdesak karena dikejar oleh
tentara APRIS dan rakyat pribumi hingga pergi dari kota Bandung. Awalnya APRA
melakukan pemberontakan di Jakarta tetapi gagal.

Peristiwa Andi Aziz (April 1950)


Tokoh : Andi Aziz
Proses :
Latar Belakang :

Berawal dari tuntutan kapten Pasukan KNIL


Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dibawah pimpinan Andi Aziz
dari KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) menduduki beberapa tempat
terhadap pemerintah Indonesia agar hanya penting, bahkan menawan
mereka yang dijadikan pasukan APRIS di Panglima Teritorium (wilayah)
Negara Indonesia Timur (NIT). Indonesia Timur Letnan
Kolonel A.J. Mokoginata

Akhir :
Andi Aziz diperintahkan untuk melaporkan ke Jakarta atas peristiwa
tersebut, tetapi ia tidak mengubris ultimatum pemerintah. Andi Aziz segera
ditangkap di Jakarta setibanya ia kesana dari Makassar.
Pemberontakan Republik Rakyat Maluku Selatan
(RMS) (14 juli-November 1950)
Tokoh : DR.Ch.R.S. Soumokil, Manuhutu, Samson, Manusama

Latar Belakang : Proses :

Banyak ada 2 solusi untuk


bekas prajurit KNIL (Tentara Kolonial membuat RMS balik lagi ke RIS. Yaitu
Hindia Belanda) asal Maluku yang kecewa yang pertama negosiasi antara
karena pengakuan kemerdekaan Belanda dr.Leimena dan dr. Soumakil, tetapi
kepada Indonesia. Mereka juga menolak RMS tetap tidak ingin Kembali
bergabung dengan APRIS (Angkatan menjadi bagian dari RIS. Sehingga
Perang Republik Indonesia Serikat) dan muncullah gerakan operasi militer
juga kekecewaan Chris Soumokil, akibat diatas pimpinan Kolonel Alex Evert
bubarnya Negara Indonesia Timur (NIT). Kawilarang.

Akhir :
Semua tokoh dari RMS
tertangkap dan diadili

Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan


Sistem Pemerintahan
Pemberontakan PRRI di Sumatera (15 Februari 1958)
Tokoh : Letkol Ahmad Husein

Proses :
Latar Belakang :
Ahmad Husein merebut pemerintahan
Berawal dari daerah dari Gubernur Muljohardjo, dengan
ketidakpuasan daerah kepada pusat. alasan gagal melakukan pembangunan di
Di perkecilnya divisi benteng menjadi daerah. Ahmad Husein kemudian mengadakan
1 brigade dan adanya kabinet Djuanda rapat umum raksasa di Padang. Hasilnya,
(kuasa Soekarno yang tak terbatas), Kabinet Djuanda yang tengah memegang
dituntut pula otonomi daerah untuk kekuasaan saat itu diultimatum agar
menggali potensi kekayaan di daerah. menyerahkan mandatnya ke presiden. Kabinet
Djuanda diberi waktu 2×24 jam.

Akhir :
Tuntutan ini ditolak oleh pemerintah pusat. Bahkan,
Letkol Ahmad Husein dan barisan pendukungnya dinyatakan dipecat dari
Angkatan Darat. Pemberontakan PRRI di Sumatera (15 Februari 1958)
Pemberontakan Permesta di Sulawesi (17 Februari
1959)
Tokoh : Latkol Ventje Sumual dan Kolonel Daniel Julius Somba

Latar Belakang : Proses :


kekecewaan para perwira di
daerah atas kebijakan pemerintah Adanya piagam
pusat seperti sentralisasi perjuangan semesta yang
pemerintah pusat pada waktu itu, menghasilkan:
kedekatan dengan PKI dan • Keadilan politik dan ekonomi
kondisi tidak stabil politik pada • Operasi Djakarta II (operasi
masa demokrasi Liberal. merebut ibukota. Pemersa dibantu
oleh AS tetapi ketahuan sehingga
kekurangan bantuan)
• Operasi Djakarta special I

Akhir :
Diadakannya:
1. Operasi merdeka oleh Letkol Rukminto Herdoningrat
• Operasi saptamarga I-IV
• Operasi mena I-II
2. Negosiasi oleh Mayjen Alex Evert Kawilarang (wakil pemersa)
dan Nicolas Bondan (wakil RI) dan menghasilkan amnesti:
Keputusan Presiden 1961 No. 322
Keputusan Presiden 1961 No. 449
Keputusan Presiden 1961 No. 568

Anda mungkin juga menyukai