Madiun affair
Di Madiun pada tanggal 18 September 1948 meletus pemberontakan PKI yang
dipimpin Muso & Amir Syarifuddin
Pemberontakan tersebut juga melibatkan tentara yang berasal dari Brigade 29 yang pro-
PKdi bawah pimpinan Letkol Dakhlan dan Sumarsono
Tujuannya adalah untuk mendirikan Negara Soviet Sosialis Madiun
Pemberontakan DI/TII
Negara
Kartosuwiryo
Gerombolan DI/TII jawa barat menyerahkan diri ke tni
Peristiwa 1965
DN. Aidit
Hari peristiwa G30SPKI
Gerakan mulai dilakukan pada 30.9.1965 (sebenarnya lebih tepat dini hari tanggal
1.10.1965). Diawali dengan penculikan & pembunuhan terhadap terhadap para jenderal
AD yang jadi target penculikan
Semua jenderal yang diculik dibawa ke daerah Lubang Buaya (sebelah Selatan
Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma Jakarta)
Perwira AD korban penculikan & pembunuhan:
Letjen Ahmad Yani (Menteri/Panglima AD)
Mayjen R. Soeprapto (Deputi II Panglima AD)
Mayjen Haryono Mas Tirtodarmo (Deputi III Panglima AD)
Mayjen S. Parman (Asisten I Panglima AD)
Brigjen D. I. Panjaitan (Asisten IV Panglima AD)
Brigjen Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal AD)
Lettu Pierre Andreas Tendean
Versi orde baru : PKI adalah aktor utama dibalik peristiwa G30S 1965
Terdapat dalam “Buku Putih Peristiwa G 30 S” dan “30 Tahun Indonesia Merdeka” yang
dikeluarkan oleh Sekretariat Negara RI. Juga mendapat dukungan dari beberapa penulis
seperti C. A. Dake, (1973) dalam bukunya, “In the Spirit of the Red Banteng: Indonesia
Communism Between Moscow and Peking”. Juga tulisan Marshall Green, (1990),
“Indonesia: Crisis and Transformation (1965-1968)
Versi W. F. Wertheim
yang menyebut bahwa dalang di balik peristiwa itu tidak lain adalah Soeharto.
Versi yang menyebutkan bahwa terjadinya peristiwa G 30 S/1965 adalah akibat campur
tangan dinas intelejen AS, CIA (Central Intelligence Agency) dengan menciptakan konflik
AD - PKI.
Dikemukakan oleh Peter Dale Scott dalam bukunya, “US and the Overthrow of
Sukarno, 1965-1967”; Kathy Kadane dalam tulisannya “US Officials List Aided
Indonesian Bloodbath in 60’S”; “Buku putih” Deplu AS “Foreign Relations of the US
1964-1968: Indonesia, Malaysia, Singapora, and Philippines, Bab, “Coup and Counter
Reaction: October 1965-March 1966”
- Versi yang menyebut bahwa Inggris yang berperan dibalik tragedi tersebut.
Menurut Audrey & George Mc Turnan Kahin (dalam buku “Subversion as a Foreign
Policy”) pemerintah Inggris secara tidak langsung mendesakkan terjadinya
perubahan politik di Indonesia
- Versi yang menyebutkan bahwa terjadinya tragedi 30 September 1965 adalah buah dari
skenario politik Soekarno sendiri
untuk melenyapkan oposisi oleh para perwira tinggi AD. Versi ini dikemukakan
oleh sejarawan AS, Anthoni Dake
- Kamis pukul 19.30 di Istana Negara, disaksikan Ketua Presidium Kabinet Ampera & para
menteri, Presiden/ Mandataris MPRS/Panglima Tertinggi ABRI secara resmi mengumumkan
penyerahan kekuasaan pemerintahan kepada Pengemban Ketetapan MPRS No.
IX/MPRS/1966, Jenderal Soeharto