pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Azis, RMS, PRRI/Permesta, G-30-S/PKI) PKI Madiun Latar Belakang: Amir Syarifuddin kecewa dengan kabinet Hatta, karena tidak ada golongan kiri yang masuk dalam anggota kabinet Amir Syarifuddin membentuk FDR tahun 1948 dengan partai-partai golongan kiri lainnya 11 Agustus Muso datang dari Moscow dan bergabung dg Amir. Menguasai Kota Madiun dan di jadikan markasnya perwira TNI, polisi, pemimpin agama, di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh. 18 September Muso memproklamasikan berdirinya Republik Soviet Indonesia Bertujuan untk mengganti dasar Pancasila dengan Komunis Tanggal 30 Sept 1948 TNI berhasil menumpas pemberontakan PKI tersebut dan tgl 31 Oktober Muso tewas tertembak Sdgkan Amir mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada tgl 20 Des 1948 DI/TII Di Jawa Barat Dipimpin oleh Kartosuwiryo Laskar Hisbullah dan Sabilillah menjadi basis militernya Tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia Tahun 1960.an, pasukan Siliwangi mulai melancarkan operasi militer secara besar-besaran dg nama Operasi Pagar Betis. Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasil ditangkap di Gunung Geber di daerah Majalaya (Jawa Barat). Di Jawa Tengah 1950-1954 Di ketuai oleh Amir Fatah Terdapat persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia Ideologi Islam Dapat di atasi oleh Gerakan Benteng Negara dbawah pimpinan Letkol Sarbini di perbatasan Pekalongan dan Banyumas Di Kalimantan Selatan 1950-1954 Dipimpin oleh Ibnu Hajar Menamakan kesatuan mereka dengan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT) Melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan ABRI (TNI-POLRI) Dapat ditumpas dg TNI dari Kalsel sendiri, di antaranya: kesatuan Lambung Mangkurat dibwah pimpinan Letkol Hassan Basri Di Sulawesi Selatan 1951-1965 Dipimpin oleh Kahar Muzakkar Menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin (APRIS) di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer Pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan(CTN)
Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya
menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953 dan Tanggal 3 Februari 1965
Kahar Muzakkar tertembak mati oleh pasukan ABRI
(TNI-POLRI) dalam sebuah baku tembak Di Aceh 1953-1961 Dipimpin oleh Daud Beureueh
Latar Belakang: Aceh diturunkan statusnya menjadi
karesidenan di bawah provinsi Sumatera Utara. Para ulama menolak penurunan ini.
Pemberontakan dimulai dengan "Proklamasi“ Daud
bahwa Aceh merupakan bagian "Negara Islam Indonesia" di bawah pimpinan Imam Kartosuwiryo pada tanggal 20 Sept 1953 Operasi pemulihan keamanan ABRI ( TNI-POLRI ) segera dimulai. Setelah didesak dari kota-kota besar, Daud Beureuh meneruskan perlawanannya di hutan- hutan.
Penyelesaian terakhir Pemberontakan Daud Beureuh
ini dilakukan dengan suatu " Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" pada bulan Desember 1962 atas prakarsa Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel Jendral Makarawong Pemberontakan Andi Azis Andi Aziz merupakan seorang mantan perwira KNIL
Tuntutannya agar hanya pasukan APRIS dari unsur
KNIL yg bertanggung jawab atas keamanan Negara Indonesia Timur dan tetap menghendaki Negara Federal
Masyarakat Makassar banyak yang ingin
bergabung dengan RI menimbulkan kekacauan antara pro-federal dg anti federal Untuk menjaga keamanan maka pada tanggal 5 April 1950, pemerintah mengirimkan 1 batalion TNI dari Jawa, namun Andi Azis menolak masuknya pasukan TNI.
Pada 5 April 1950, pasukan Andi Aziz menyerang
markas TNI di Makassar dan Letkol Mokoginta berhasil ditawan
Untuk mengatasi pemberontakan tanggal 8 April
1950 mengeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 2 x 24 Jam Andi Aziz harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya Tanggal 26 April 1950, pasukan ekspedisi yg dipimpin A.E. Kawilarang mendarat di Sulawesi Selatan, Makassar dapat dikuasai lagi. Keamanan yang tercipta di Sulawesi Selatan tidak berlangsung lama,
18 Mei 1950 dilakukan perundingan pihak APRIS
diwakilkan A.H Nasution, pihak KNIL diwakilkan Kolonel Pereira
Pertempuran antara APRIS dengan KL-KNIL terjadi
lagi pada 5 Agustus 1950. Kota Makassar pada waktu itu berada dalam suasana peperangan Tanggal 8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika menyadari bahwa kedudukannya sudah sangat kritis. Perundingan dilakukan oleh Kolonel Kawilarang, dari pihak RI dan Mayor Scheffelaar dari KNIL.
Hasilnya kedua belah pihak setuju untuk
dihentikannya tembak menembak dan dalam waktu dua hari pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar Republik Maluku Selatan Dipelopori oleh Soumokil
Ingin memisahkan diri dari NIT dan RIS , Soumokil
memproklamasikan berdirinya RMS.
Sebagian besar diikuti oleh mantan anggota KNIL
Lngkah yg di tempuh pemerintah dg jalan damai yaitu:
- Konferensi Maluku di Semarang 12-13 juni 1950. - Gerakan Operasi Militer oleh Kolonel Kawilarang, berhasil menguasai Ambon, Soumokil melarikan diri ke pedalaman Seram Letnan Kolonel Slamet Riyadi terbunuh dalam pemberontakan ini 12 Des 1963 Soumokil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati PRRI/Permesta Latar Belakang: adanya ketidakpuasan beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan dari pemerintah pusat menginginkan Kabinet Djuanda lengser.
Gerakan ini didukung panglima militer dg membentuk dewan-dewan
daerah:
Dewan Banteng di Padang (Letnan Kolonel Ahmad Husein)
Dewan Garuda di Palembang (Letkol Barlian) Dewan Gajah di Medan (Kolonel Simbolon) Dewan Manguni di Menado (Kapten G.L Montolalu) Permesta di Makassar
Bertujuan untuk menuju Indonesia yang adil dan makmur
. PRRI berpusat di Sumatera Selatan dengan ketuanya Husein dan Syarifuddin Prawinegara sbg PM. Tgl 15 Februari 1958 Husein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), pusatnya di Sumatera Barat
Sedangkan Permesta berpusat di Manado dengan pimpinan Letkol
Ventje Sumual
Kedua pergerakan ini memiliki persamaan kepentingan dan kemudian
bergabung
Proklamasi PRRI mendapatkan sambutan dari Indonesia bagian Timur
Dalam rapat raksasa yg dilaksankan di beberapa daerah Komando Daerah Militer Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah,
Kolonel D. J Somba mengeluarkan pernyataan 17
Februari 1958 Kodim Sulawesi Utara dan Tengah (KDMSUT) menyatakan putus hub dg pemerintah pusat dan mendukung PRRI
Usaha pemerintah PRRI ditumpas dengan Operasi 17
Agustus yaitu Operasi gabungan AD-AL-AU yg dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Yani, Letkol Kaharudin, Brigjen Djatikusumo, Letkol Dr. ibnu Sutowo Untuk menumpas aksi Permesta, melancarkan operasi gabungan yang disebut Operasi Merdeka yg dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat pada bulan April 1958.
Pada 29 Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri.
Pada pertengahan tahun 1961 tokoh-tokoh Permesta juga menyerahkan diri. Gerakan APRA Dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling dan sultan Hamid II Latar Belakang Menolak penggabungan Negara Pasundan dengan Republik Indonesia, menginginkan pemerintah mengakui mantan anggota KNIL sbg Tentara Pasundan Terjadi pada tgl 23 Januari 1950, menyerang Bandung. Pemerintah melalui APRIS melakukan Operasi Militer yakni dg penangkapan dan pembersihan anggota APRA dan politisi negara Pasundan yg terlibat Peristiwa G30S/PKI Cara-cara PKI memperIuas dan memperkuat pengaruhnya PKI menggalang kekuatan masa petani di desa-desa dengan masuk ke dalam Barisan Tani Indonesia (BTI)
Mengeluarkan UU Pokok Agraria dan UU Bagi Hasil.
Menggunakan unsur-unsur Budaya melalui Lekra untuk
penetrasi politiknya ke desa-desa
Penyusupan PKI kedalam PNI, Partindo, PGRI
Membentuk Biro Khusus utk masuk di kalangan ABRI yang
diketuai oleh Sjam Kamaruzzaman, Pono, kemudian Waluyo Gerakan 30 S/PKI 1965 Pemimpinnya adalah D.N Aidit
Tujuan Merintis berdirinya negara komunis, kelanjutan
dari PKI Madiun 48,
Strategi Aidit dipermudah dengan adanya ajaran NASAKOM
Peristiwa-peristiwa sebelum G30S: Bandar Betsi Aksi
sepihak para petani dan buruh dibantu para kader PKI mengambil alih tanah PPN, Peristiwa Indramayu.
September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal
Melacarkankan isu Dokumen Gilchrist Dan pada akhirnya melakukan penculikan terhadap perwira tinggi Indonesia dan kemudian di buang ke Lubang Buaya Menguasai dua sarana komunikasi vital (Telkom dan RRI) Soeharto segera mengkonsilidasi dan menggerakkan personel markas Kostrad dan kesatuan-kesatuan lain. Selain itu juga dilakukan usaha untuk menarik kesatuan-kesatuan lain yang telah dipengaruhi dan digunakan oleh Gerakan 30 September/PKI Pada tanggal 1 Oktober 1965 di Jawa Tengah dibentuk komando Operasi Merapi yang dipimpin oleh Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhi Wibowo Di Blitar Selatan dilakukan Operasi Trisula yang dilancarkan mulai tanggal 3 Juli 1968 Sedangkan operasi penumpasan G-30-S/PKI yang dilakukan di luar Jakarta dan Jawa Tengah dilakukan dengan Gerakan Operasi Teritorial. Operasi ini dilakukan dengan menangkap tokoh- tokoh organisasi politik dan organisasi massa PKI SELESAI