Anda di halaman 1dari 3

PERISTIWA TRAGEDI NASIONAL

A. PEMBERONTAKAN PKI MADIUN 1948


Pada 8 desember 1947 sampai 17 januari 1948 pihak republic dan belanda melakukan
perundingan renville. Hasil kesepakatanl perundingan renvil di anggap menguntungkan posisi
belanda, sebaliknya hasil perundingan merugikan pihak Indonesia dengan semakin sempit
wilayah Indonesia. Oleh karena itu cabinet amir syarifudin di jatuhkan pada 23 Januari 1948.
Selanjutnya amir syarifudin membentuk front democrat rakyat (FDR) pada 28 Juni
1948. Kelompok ini menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan di bawah
cabinet hatta. FDR bergabung dengan PKI pimpinan MUSO merencanakan suatu perebutan
kekuasaan dengan melancarkan propaganda anti pemerintah, mengadakan demontrasi,
pemogokan.
Puncak aksi PKI adalah pemberontakan pada tanggal 18 SEPTEMBER 1948 DI MADIUN
dengan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap para tokoh agama dan organisasi.
Selanjutnya muso dan amir memproklamasikan berdirinya Negara republic soviet Indonesia
dengan muso sebagai kepala Negara, amir syarifudin sebagai kepala pemerintahan dan joko
suyono sebagai panglima angkatan perang.
Pemerintah membentuk Gerakan Operasi Militer (GOM) untuk menumpas PKI Madiun,
Jendral Sudirman memerintahkan Gatot Subroto sebagai gubernur militer jawa tengah dan
sungkono sebagai gubernur militer jawa timur. Dengan operasi militer 30 september 1948
muso dapat ditembak mati di daerah ponorogo dan amir syarifudin di tangkap di daerah
purwodadi.
B. PEMBERONTAKAN DI / TII 1949
1. DI/TII di Jawa Barat
Munculnya gerakan DI/TII DI Jawa Barat bermula pada saat pelaksanaan perjanjian
renville. Waktu itu seluruh anggota TNI harus hijrah meninggalkan daerah kantong di jawa
barat dan masuk ke wilayah RI di Jogjakarta. Namun ada sebagian tentara dari bekas
lascar hizbullah sabilillah yang tidak mau meninggalkan jawa barat. Mereka membentuk
gerakan Darul Islam. Tentara atau angkatan perangnya tentara islam Indonesia.
Selanjutnya gerakan ini disebut DI/TII dipimpin oleh SEKARMAJI MARIJAN KARTOSUWIRYO
yang bercita cita mendirikan Negara islam di Indonesia. NII di deklarasikan pada 7
agustus 1949 di desa Malangbong, tasikmalaya.
Untuk menanggulangi aksi DI/TII di jawa barat, dilakukan usaha pendekatan pribadi oleh
muhammad natsir, namun tidak berhasil. Selanjutnya TNI menggelar operasi pagar betis.
Pada 4 Juni 1962 S.M Kartosuwiryo berhsil di tangkap di gunung Geber.
2. DI/TII di Jawa tengah
DI/TII di jawa tengah di pimpin oleh AMIR FATAH. Di deklarasikan pada 23 Agustus 1949
dengan tujuan mendirikan NII yang bergabung dengan DI/TII di jawa barat.
Pemerintah berupaya menumpas pemberontakan dengan membentuk komando operasi
militer GERAKAN BANTENG NEGARA (GBN). Pada tahun 1954 DI/TII di jawa tengah dapat
ditumpas.
3. DI/TII di Kalimantan Selatan
Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan di deklarasikan pada 10 Oktober 1950 di pimpin oleh
Ibnu Hajar, seorang bekas anggota TNI. Ia menamakan gerakannya dengan sebutan
KESATUAN RAKYAT YANG TERTINDAS (KRYT) dan menyatakan diri sebagai bagian dari NII
pimpinan Kartosuwiryo.
Pemerintah melakukan operasi militer pada tahun 1959 Ibnu Hajar di tangkap, dan pada
22 Maret 1965 dijatuhi hukuman mati.
4. DI/TII di Sulawesi Selatan
Pada tahun 1952, KAHAR MUZAKAR, menyatakan bahwa Sulawesi selatan merupakan
bagian NII pimpinan kartosuwiryo. Selama 13 tahun Kahar Muzakar melakukan berbagai
aksi terror di suawesi selatan.
Pemerintah segera mengirim pasukan untuk mengatasi keadaan. Pada tahun 1965
gerombolan kahar muzakar dapat ditumpas. Kahar muzakar di tangkap dan ditembak
mati.
5. DI/TII di Aceh
Peristiwa tragedi nasional, IPS IX smt Genap
www.masdayatoke.cocc / email : masdayatoke@yahoo.co.id

Pada 20 September 1953 Daud Beureuh menyatakan Aceh bagian dari NII pimpinan
Kartosuwiryo, karena kekecewaan atas hilangnya kedudukan sebagai gubernur militer,
juga status aceh menjadi karisidenan dari daerah istimewa. Mereka berusaha untuk
memengaruhi rayat dengan menjele - jelekka pemerintah RI.
Pemerintah berusaha mengatasi gerakan dengan diadakan musyawarah kerukunan rakyat
aceh pada 17 28 desember 1962 atas inisiatif M YASIN. Daud Beureuh di maafkan dan
kembali ke masyarakat.
C. G 30 S / PKI 1965
Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu
(Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa
yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana
enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu
usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis
Indonesia untuk merebut kekuasaan dan mengganti dasar Negara Pancasila dengan ideology
komunis. Untuk mencapai tujuan itu PKI menghalalkan segara cara seperti menculik dan
membunuh para perwira tinggi AD.
1. Latar belakang
Pada mas akhir demokrasi terpimpin di Indonesia, pki berhasil menjadi partai politik yang
paling berpengaruh terhadap presiden soekarno. Melalui cara yang halus pki berhasil
melumpuhkan lawan politiknya. Tindakan pki yang dilakukan dalam mencapai tujuannya
antara lain :
a. Tanggal 14 januari 1965 menuntut agar dibentuk angkatan ke-5 dalam jajaran
angkatan bersenjata. Angkatan ke 5 terdiri dari buruh dan tani
b. Isu dewan jenderal. Isu dewan jenderal berasal dari sebuah dokumen yang dikenal
dengan dokumen ghilchrist. Sir Andrew ghilchrist adalah duta besar inggris di
Indonesia. Dokumen tersebut menyebutkan tentang adanya persengkokolan TNI AD
untuk merebut kekuasaan dari presiden soekarno. Dokumen tersebut di terima oleh
subandrio pada tanggal 15 mei 1965. Ahmad yani menjelaskan pada presiden bahwa
di angkatan darat tidak ada yang disebut dewan jeneral, dan angkatan darat tetap
setia pada presiden.
c. Tanggal 23 mei 1965 pki mengadakan ulang tahun secara besar besaran
d. Pendidikan kilat kader nasakom ( 1 10 juli 1965) untuk mempersiapkan diri dalam
merencanakan kudeta terhadap Negara.
Pada saat kesehatan presiden sokarno semakin menurun, para pemimpin pki
menghubungi simpatisan pki untuk bersiap siap melakukan kudeta. Kader kader pki
mendapatkan latihan kemilteran di lubang buaya dengan menggunakan fasilitas AURI.
Pasukan cakrabirawa di bawah pimpinan letkol untung sutopo berhasil dipengaruhi untuk
mendukung gerakan PKI.
2. Peristiwa
PKI menganggap angkatan darat merupakan penghalang utama untuk menjadikan
Indonesia sebagai Negara komunis. Maka pada 30 September 1965 mulai melancarkan
gerakan perebutan kekuasaan yang dipimpin oleh Letkol Untung Sutopo selau komandan
Cakrabirawa. Pada 1 Oktober 1965 pasukan berhasil membunuh dan menculik perwira
tinggi angkatan darat yaitu :
a. Letnan Jenderal Ahmad Yani
b. Mayor Jenderal R. Suprapto
c. Mayor Jenderal S. Parman
d. Mayor Jenderal M.T Haryono
e. Brigadir Jenderal D.I Panjaitan
f. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo
Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjadi sasaran Utama berhasil meloloskan diri
dari upaya penculikan. Akan tetapi putrinya, ADE IRMA SURYANI meniggal oleh penculik
dan Pierre Andreas Tendean, Ajudan A.H Nasution dibunuh karena melakukan
perlawanan, serta Brigadir polisi Satsuit tubun tewas ketika mengawal rumah wakil
perdana menteri J. Leimena yang rumahnya berdampingan dengan A.H Nasution.

Peristiwa tragedi nasional, IPS IX smt Genap


www.masdayatoke.cocc / email : masdayatoke@yahoo.co.id

Di Lubang Buaya, PKI beramai ramai menyiksa dan membunuh para perwira AD dan
memasukan mayat mereka ke dalam sumur kering kemudian menimbun dengan sampah
dan daun kering. Sukitman berhasil lolos dalam upaya pembunuhan.
Di jawa tengah PKI melakukan pembunuhan terhadap Kolnel Katamso (komandan korem
Jogjakarta) dan letnan colonel Sugiyono (kepala staf korem Jogjakarta).
PKI juga berhasil menguasai RRI dan kantor telekomunikasi. Dalam siarannya letkol
untung menyatakan telah berhasil mengambil tindakan tegas terhadap dewan jenderal
yang akan melakukan kudeta, serta menyatakan berdirinya dewan revolusi sebagai
pemegang kekuasaan dan keamanan Negara.
3. Upaya penumpasan
Panglima Kostrad mayjen soeharto memerintahkan pasukan dari resimen para komando
angkatan darat (RPKAD) di bawah pimpinan sarwo edhi wibowo untuk mengamankan
keadaan. Dalam waktu singkat Sarwo edhi berhasil merebut RRI. Pada tanggal 5 Oktober
1965 jenenazah para perwira AD dimakamkan di kalibata. Kemudian tanggal 11 oktober
1965 kolonel untung tertangkap di Tegal, sedang DN Aidit tertangkap 22 November 1965
di Surakarta dan dijatuhi hukuman mati.

Peristiwa tragedi nasional, IPS IX smt Genap


www.masdayatoke.cocc / email : masdayatoke@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai