Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH

KELAS XII IPS

BAB 4
Perjuangan Indonesia dalam
Menghadapi Ancaman
Disintegrasi Bangsa
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan adanya pemberontakan PKI Madiun 1948 dan upaya


penumpasannya
2. Menjelaskan adanya gerakan DI/TII dan upaya penumpasannya
3. Menjelaskan adanya gerakan APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI dan
Permesta serta upaya penumpasannya.
4. Menjelaskan adanya Gerakan 30 September 1965 dan upaya
penumpasannya.
PETA
KONSEP
A. Pemberontakan PKI Madiun 1948

Pada tanggal 18 September 1948 PKI melancarkan


pemberontakan di Madiun. Para tokoh PKI mengumumkan
berdirinya “Soviet Republik Indonesia”. Tindakan ini bertujuan
untuk meruntuhkan Republik Indonesia hasil Proklamasi 17
Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila dan menggantikannya
dengan negara komunis.

Dengan dukungan rakyat, pada tanggal 30 September 1948 kota


Madiun berhasil direbut kembali oleh TNI. Pimpinan PKI Muso
berhasil ditembak mati, sedangkan Amir Syarifuddin dapat ditangkap
dan dijatuhi hukuman mati.
B. Gerakan DI/TII

1. Gerakan DI/TII di Jawa Barat (7 Agustus 1949)

Pemberontakan DI/TII muncul pertama kali di Jawa


Barat di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo. Untuk menumpas pemberontakan DI/TII
di Jawa Barat dilancarkan operasi Baratayudha
dengan taktik Pagar Betis. Kartosuwiryo akhirnya
dihukum mati pada tanggal 16 Agustus 1962
2. Gerakan DI/TII di Jawa Tengah (4 Desember 1951)

Pemberontakan DI/TII di Jawa


Tengah di bawah pimpinan
Amir Fatah yang bergerak di
daerah Brebes, Tegal, dan
Pekalongan.Divisi Diponegoro
melancarkan operasi yang
dikenal “Operasi Merdeka
Timur” di bawah pimpinan
Letkol Soeharto.Untuk
menumpas gerakan DI/TII di
daerah GBN dilancarkan
operasi yang dilakukan oleh
pasukan khusus dengan nama
Banteng Raiders.
3. Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan (10
Oktober 1950)

a. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin


oleh Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli.
b. Ibnu Hajar pernah menyerahkan diri dengan kekuatan
pasukan beberapa peleton dan diterima kembali ke
dalam Angkatan Perang Republik Indonesia.
c. Ibnu Hajar melarikan diri dan melanjutkan
pemberontakannya.
d. Pasukan pemberontak Ibnu Hajar berhasil
dihancurkan dan Ibnu Hajar sendiri dapat ditangkap.
5. Gerakan DI/TII di Aceh (21 September 1953)

a. Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin


oleh Daud Beureueh.
b. Pada tanggal 21 September 1953 Daud
Beureueh mengeluarkan maklumat yang
menyatakan bahwa Aceh merupakan
bagian “Negara Islam Indonesia” di bawah
pimpinan Kartosuwiryo.
c. Penyelesaian akhir untuk menghadapi
DI/TII di Aceh dilakukan Musyarawah
Kerukunan Rakyat Aceh
C. Gerakan APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI dan
Permesta

1. Gerakan APRA (23 Januari 1950)


Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA) yang dipimpin oleh Kapten Raymond
Westerling yang didahului dengan mengajukan
ultimatum kepada Pemerintah, RIS, dan Negara
Pasundan. Isinya menuntut agar APRA diakui
sebagai “Tentara Pasundan” . Pada tanggal 24
Januari 1950, pasukan TNI menghancurkan
gerakan APRA. Kapten Westerling berhasil
meloloskan diri dan melanjutkan petualangannya
di Jakarta.
2. Pemberontakan Andi Aziz (5 April 1950)

Pada tanggal 5 April 1950 di Makassar (sekarang Ujung Pandang)


muncul pemberontakan yang dilakukan oleh kesatuan-kesatuan
bekas KNIL di bawah pimpinan Kapten Andi Azis. Pada tanggal 8
Agustus 1950 pemberontakan Andi Azis dapat diselesaikan

Pada akhirnya Andi Aziz dipenjara selama 14 tahun. Dalam


persidangan tersebut terdakwa mengaku bersalah, dan tidak
akan naik appel tapi merencanakan minta grasi kepada
Presiden.
3. Pemberontakan RMS (25 April 1950)

Di Ambon pada tanggal 25 April 1950 bekas Jaksa Agung


Negara Indonesia Timur Dr. Soumokil memproklamasikan
berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS). pemerintah
memutuskan untuk menumpasnya dengan kekuatan
senjata dengan membentuk pasukan ekspedisi di bawah
pimpinan Kolonel Kawilarang

Dalam pertempuran memperebutkan benteng Niew Victoria,


Letkol Slamet Riyadi tertembak dan gugur. Pada tanggal 2
Desember 1963 Dr. Soumokil berhasil ditangkap,
4. Pemberontakan PRRI/Permesta (15 Pebruai 1958)

Pada tanggal 15 Februari 1958, meletus pemberontakan PRRI.


Achmad Husein memproklamasikan berdirinya Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Komandan Daerah
Mililter Sulawesi Utara dan Tengah, menyatakan memutuskan
hubungan dengan Pemerintah Pusat dan mendukung sepenuhnya
PRRI.

Dengan diproklamasikannya PRRI di Sumatra dan Permesta di


Sulawesi, Pemerintah memutuskan untuk tidak membiarkan
masalah tersebut berlarut-larut dan segera menyelesaikan dengan
kekuatan senjata.
D. Gerakan 30 September 1965/PKI

1. Latar Belakang Munculnya Gerakan 30 September


1965/PKI

Ide Angkatan Kelima berasal dari D.N. Aidit. Ia


menyatakan bahwa partainya menuntut
kepada pemerintah agar kaum buruh dan tani
dipersenjatai. pada bulan September 1965
Angkatan Darat secara resmi menolak
pembentukan Angkatan Kelima ini.
pertentangan antara PKI dan Angkatan darat
semakin meningkat
2. Gerakan 30 September 1965/PKI

Gerakan 30 September 1965/PKI dipimpin oleh Letnan


Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Resimen
Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal Presiden. Gerakan ini
dimulai pada dini hari tanggal 1 Oktober, yakni menculik dan
membunuh enam perwira tinggi dan seorang perwira muda
Angkatan Darat.

Pada pagi hari 1 Oktober 1965, Gerakan 30 September/PKI


telah berhasil menguasai dua sarana telekomunikasi, yakni
RRI dan Kantor PN Telekomunikasi.
3. Penumpasan G-30-S/PKI

Pada sore hari tanggal 1 Oktober 1965 Studio RRI Pusat dan
Kantor PN Telekomunikasi, pasukan RPKAD di bawah
pimpinan Kolonel Inf. Sarwo Edhie Wibowo berhasil
menguasai kedua obyek vital tersebut

Seorang demi seorang tokoh G-30-S/PKI berhasil ditangkap.


Kolonel Latif berhasil ditangkap di Jakarta pada tanggal 9
Oktober 1965. Letnan Kolonel Untung berhasil di tangkap di
Tegal Jawa Tengah pada tanggal 11 Oktober 1965. D.N.
Aidit, Ketua CC PKI dan tokoh utama G- 30- S/PKI tertembak
mati pada tanggal 24 November 1965 di Surakarta.
4. Beberapa pendapat tentang Gerakan 30 September
1965/PKI

a. Peristiwa G-30-S/PKI berkaitan erat dengan strategi Blok Barat


khususnya Amerika Serikat dan Inggris dalam rangka “Perang
Dingin”.
b. Ada yang berpendapat bahwa gerakan ini dilakukan oleh
Angkatan Darat yang berhasil memperalat PKI dengan dukungan
dinas intelejen asing.
c. Gerakan ini merupakan akibat dari konfik di dalam tubuh Angkatan
Darat, yang melibatkan kelompok pendukung dan anti Presiden
Soekarno, yang berhasil memanfaatkan PKI.
5. Dampak Sosial Politik dari Peristiwa Gerakan 30
September/PKI bagi Masyarakat

a. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormas-


ormasnya dan dinyatakan bahwa PKI organisasi terlarang di
seluruh negara RI.
b. Oknum yang dinyatakan terlibat dalam G-30-S/PKI ditangkap
dalam penjara dan dinyatakan sebagai orang tahanan (OT).
c. Bagi yang masuk daftar OT, maka anggota keluarga (khususnya
anak-anak bahkan cucunya) tidak diperkenankan menjadi
pegawai negeri.
Terima Kasih . . . .

Anda mungkin juga menyukai