Anda di halaman 1dari 12

1. Upaya bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman di sintegrasi bangsa ?

Jawab: Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara lain dalam
menghadapi DI/TII adalah dengan menempuh kesepakatan damai dan operasi militer.Untuk jelasnya, yuk
simak penjelasan berikut.Pada awal kemerdekaannya, Indonesia harus menghadapi serangkaian ancaman
disintegrasi bangsa. Salah satu ancaman disintegrasi tersebut adalah pemberontakan DI/TII.Pemberontakan
Darul Islam dengan tentaranya yang bernama Tentara Islam Indonesia atau dikenal sebagai DI/TII ialah
pemberontakan yang berusaha untuk mewujudkan tata negara yang berlandaskan hukum Islam.
Pemberontakan ini pertama kali meletus di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1949 di bawah kepemimpinan
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Pemberontakan DI/TII selanjutnya menyebar ke berbagai daerah di
Indonesia, seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh.Upaya yang ditempuh bangsa
Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara lain dalam menghadapi DI/TII adalah
dengan menempuh kesepakatan damai dan operasi militer.

• Kesepakatan damai ditempuh untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Aceh. Selain DI/TII Aceh, dijalankan
pula kesepakatan damai pada pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dan di Kalimantan Selatan, namun gagal.

• Operasi militer dijalankan karena kesepakatan damai yang berujung pada kegagalan. Beberapa operasi
militer tersebut diantaranya ialah Operasi Bharatayudha dengan taktik Pagar Betis untuk menumpas
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Operasi Gerakan Benteng Negara di bawah pimpinan Letkol Sarbini untuk
menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, pengiriman Divisi Siliwangi untuk pemberontakan DI/TII di
Sulawesi Selatan, dan Gerakan Operasi Militer (GOM) yang dikirim untuk menumpas pemberontakan DI/TII di
Kalimantan Selatan.(1)

A. PKI MADIUN 18, SEPTEMBER 1948

* Terjadi pada tanggal : 18 September 1948

* Tokoh : Muso dan Amir Syarifuddin

* Sebab- sebab :

1. Pada awal pemerintahannya Amir Syarifuddin berniat mendirikan negara komunis.Hal ini dibuktikan
dengan adanya pendidikan politik bagi TNI.(2. ) Ketidakpuasan terhadap hasil Renville, dimana pada saat itu
kabinetnya adalah kabinet Hatta.(3. ) Amir Syarifuddin kemudian melakukan oposisi,dan membentuk FDR
( Front Demokrasi Rakyat.

Muso bergabung dengan FDR membuat beberapa kebijakan yang pada intinya mendukung ide- ide komunis
diterapkan di Indonesia.Puncaknya dengan diumumkannya Republik Soviet Indonesia.

TUJUAN: Meruntuhkan RI yang merupakan hasil Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila dan
diganti dengan komunis.

*Cara mengatasi :

1. Soekarnno- Hatta melalui pidatonya memberikan pilihan kepada rakyat untuk memilih antara Soekarno-
Hatta atau PKI-Muso.

2. Panglima Besar Jendral Soedirman memerintahkan kolonel Gatot Soebroto dan Sungkono mengerahkan
pasukan TNI.Madiun berhasil direbut pada tanggal 30 September 1948.

B.DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM INDONESIA ( DI/TII )

1.Di Jawa Barat


*Terjadi pada tanggal : 7 Agustus 1949

*Tokoh : Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo

* Sebab : Penolakan Kartosuwiryo terhadap perjanjian Renville yang mengharuskan TNI di daerah kantong
hijrah ke Yogyakarta.Pada waktu itu Kartosuwiryo berada di Jawa Barat,dan memproklamasikan berdirinya
negara Islam Indonesia (NII).

* Cara mengatasi :

Operasi militer tanggal 27 Agustus 1949

Operasi Bharatayudha

2. Di Jawa Tengah

* Terjadi pada tanggal : 23 Agustus 1949

* Tokoh : Amir Fatah dan Kiai Sumolangu

* Sebab :1. Adanya persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya
menjadi pendukung setia Ideologi Islam.

2. Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI yang bertugas
di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-orang Kiri", dan mengganggu perjuangan
umat Islam.

3. Adanya pengaruh "orang-orang Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI tidak menghargai
perjuangan Amir Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan yang
telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus diserahkan kepada TNI di bawah Wongsoatmojo.

4. Adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor Wongsoatmodjo

* Cara mengatasi : Tahun 1957 ditumpas melalui operasi gerakan Banteng Nasional dari divisi Diponegoro.

3. Di Aceh

* Terjadi pada tanggal : Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai dengan "Proklamasi" Daud
Beureueh bahwa Aceh merupakan bagian "Negara Islam Indonesia" di bawah pimpinan Imam
Kartosuwirjo pada tanggal 20

September 1953.

* Tokoh : Daud Beureuh

* Sebab :

Persoalan otonomi daerah

Pertentangan antar golongan

Tidak lancarnya rehabilitasi dan modernisasi daerah

* Cara mengatasi : Pemberontakan Daud Beureuh ini dilakukan dengan suatu " Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh" pada bulan Desember 1962 atas prakarsa Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel
Jendral Makarawong.

4.Di Sulawesi Selatan


*Terjadi pada tanggal : 17 Agustus 1951

* Tokoh : KaharMuzakar

* Sebab : Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut kepada pemerintah agar pasukannya yang
tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan ke dalam Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat ( APRIS ). Tuntutan ini ditolak karena harus melalui penyaringan.

* Cara mengatasi :

1. Operasi Militer

2. Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditangkap dan ditembak mati sehingga
pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.

5. Di Kalimantan Selatan

* Terjadi pada Bulan oktober 1950

* Tokoh : Ibnu Hajar

* Sebab : Ketidakpuasan terhadap kebijakan mengenai TNI

* Cara mengatasi :

Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan kepada
Ibnu Hadjar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota ABRI. Ibnu Hadjar
sempat menyerah, akan tetapi setelah menyerah dia kembali melarikan diri dan melakukan pemberontakan
lagi sehingga pemerintah akhirnya menugaskan pasukan ABRI (TNI-POLRI) untuk menangkap ibnu Hadjar. Pada
akhir tahun 1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.

C. Pemberontakan Andi Azis

* Terjadi pada : 5 April 1950

* Tokoh : Andi Azis

* Sebab :

1. Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia
Timur.

2. Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI

3. Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.

* Cara mengatasi :

1. Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus
melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi,
senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan.

2. Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh
Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di
antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan
ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman.
D. REPUBLIK MALUKU SELATAN(RMS)

* Terjadi pada : tanggal 25 April 1950

* Tokoh : Soumokil, J.H. Manuhutu, Frans Tutuhatunewa

* Sebab : Mendirikan negara sendiri

* Cara mengatasi : Menggunakan pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang

E. PRRI/PERMESTA :

* Awal peristiwa :

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (biasa disingkat dengan PRRI) merupakan salah satu gerakan
pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal
15 Februari 1958.

*Tokoh : Dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad
Husein di Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

* Sebab :

Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan keinginan akan adanya otonomi daerah yang lebih
luas. Selain itu ultimatum yang dideklarasikan itu bukan tuntutan pembentukan negara baru maupun
pemberontakan, tetapi lebih kepada konstitusi dijalankan. Pada masa bersamaan kondisi pemerintahan di
Indonesia masih belum stabil pasca agresi Belanda. Hal ini juga mempengaruhi hubungan pemerintah pusat
dengan daerah serta menimbulkan berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-
daerah di luar pulau Jawa. Dan sebelumnya bibit-bibit konflik tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkannya
Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu
yang mencakup wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi.(2)

2. Menyebutkan tokoh”perjuangan di sintegrasi bangsa serta menjelaskan perjuangan yg di lakukan olh tokoh
tersebut jika ada

Jawab : Wajib Tahu, 5 Tokoh yang Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Jenderal Gatot Subroto, salah satu tokoh yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. [Terkini.id]

Setelah merdeka pada 17 Agustus 1945, tidak lantas Indonesia bisa dengan mudah membangun bangsanya sendiri.
Ada beberapa tokoh yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa tokoh ini mengambil peran yang sangat besar untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) di tengah banyak negara yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Berikut
tokoh-tokoh tersebut, mengutip Ruang Guru, Senin (2/8/2021).

1. Sultan Hamengkubowono IX

Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912, dengan nama asli Gusti Raden Mas
Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati
Anom Hamengkunegara.

Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washington University
Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai perannya bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah
RI menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional.
Baca Juga:

Anies Ungkap Kelompok Penjahat dan Pahlawan di Masa Pandemi Covid-19

2. Frans Kaisiepo

Pahlawan berikutnya berasal dari Irian. Namanya diabadikan menjadi nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak, di
salah satu kapal yaitu KRI Frans Kaisiepo, dan wajahnya pun tertera dalam mata uang Rp 10.000.

Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921. Pada usia 24 tahun, ia mengikuti kursus Pamong Praja
di Jayapura yang salah satu pengajarnya adalah Soegoro Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru Taman
Siswa.Sejak bertemu dengan beliau, jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo semakin tumbuh dan kian bersemangat untuk
mempersatukan wilayah Irian ke dalam NKRI.

Frans Kaisiepo wafat tanggal 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya selama mempertahankan keutuhan
bangsa Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.

3. K. H. Hasyim Asy'ari

Ternyata, tokoh yang mempertahankan kemerdekaan tidak hanya datang dari kalangan sipil dan tentara saja, lho.
Tapi ada juga tokoh ulama yang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau
merupakan salah satu ulama yang mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng

Baca Juga:

Hanoman dan Naruto Mendadak Muncul di Manahan, Warga Awalnya Kaget Namun Berubah Haru

K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1871. Pondok Pesantren Tebuireng didirikan
pada tahun 1899 serta memelopori pendirian organisasi massa Islam Nahdhatul Ulama (NU) tanggal 31 Januari
1926.(1)

ntegrasi nasional – mencerminkan bentuk komposisi dari satu proses persatuan dari pengumpulan individu
berbagai daerah yang beragam. Contoh sederhana dari integrasi nasional yang bisa Grameds temui adalah upacara
bendera. Negara Indonesia dengan keragaman suku dan budaya  dari Sabang sampai Merauke membuat
masyarakatnya  heterogen.

Integrasi nasional diperlukan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan ini. Konsep integrasi nasional adalah koalisi
negara- negara yang  menempati wilayah tertentu dalam suatu Negara yang  berdaulat. Secara umum, integrasi
nasional  mencerminkan komposisi dari kesatuan proses berkumpulnya individu-individu dari berbagai daerah
yang berbeda dan beragam.

Daftar Isi

Pengertian Integritas Nasional

1.Menurut Dr. Nazardin Shamsdin 2. Menurut Howard Wriggins 3. Menurut Myron Weiner 4. Menurut J.
Soedjati Djiwandono 5. Menurut Safari di Bahar 6. Menurut Alfani 7. Menurut KBBI .Konsep Integritas Nasional

Syarat Integrasi nasional

1. Adanya Kesadaran Massa 2. Kesepakatan Tentang Aturan dan Pedoman 3. Adanya Nilai Dan Norma Yang Berlaku
Jenis- Jenis Integrasi Nasional

Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

1. Perasaan Persatuan dan Perjuangan 2. Menginginkan Persatuan 3. Cinta Tanah Air 4. Bentuk Idealisme Nasional

5. Budaya Gotong Royong 6. Memprediksi Ancaman Asing

Penghambat Integrasi Nasional

1. Masyarakat Indonesia Yang Beragam 2. Luas wilayah Indonesia 3. Pemahaman Etnosentrisme Yang Kuat

4. Pembangunan yang Tidak Merata 5. Erosi Budaya Adat Dimulai

Contoh Integritas Nasional

1. Seragam 2. Pelaksanaan Gotong royong 3. Saling Menghargai 4. Akulturasi dan Akulturasi Budaya

5. Kepatuhan Terhadap Hukum 6. Toleransi  Beragama 7. Upacara Bendera

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Kategori Ilmu Ekonomi

Materi Terkait

Pengertian Integritas Nasional

Celebrating Indonesia Independence Day

Integrasi nasional adalah penyatuan atau asimilasi bangsa- bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Pengertian integrasi nasional bermacam- macam. Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi berarti
berasimilasi sampai menjadi satu kesatuan yang utuh dan utuh. Padahal arti  kata “nation” berarti bangsa.

Oleh karena itu, integrasi nasional merupakan proses penyatuan wilayah yang membuat perbedaan. Dalam
pengertian politik, integrasi nasional adalah  integrasi  berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam kesatuan
wilayah nasional yang mengembangkan identitas nasional. Dari segi antropologis, integrasi nasional adalah  proses
penyesuaian diri dengan berbagai faktor budaya untuk mencapai  keselarasan fungsi-fungsi yang ada  dalam
kehidupan masyarakat.

Jadi pada dasarnya, integrasi nasional merupakan konsep penting yang perlu dipahami oleh semua warga negara.
Dalam hal integrasi nasional, antara lain ada syarat-syarat, formasi-formasi dan hambatan-hambatannya. Berikut
ini pengertian integrasi nasional menurut para ahli secara terperinci:

1. Menurut Dr. Nazardin Shamsdin

Integrasi nasional adalah proses pemersatuan suatu bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupannya, yakni
aspek politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

2. Menurut Howard Wriggins

Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian individu masyarakat menjadi satu kesatuan atau satu keutuhan
yang lebih utuh, atau penyatuan banyak komunitas kecil ke dalam satu negara.

3. Menurut Myron Weiner

Integrasi nasional adalah proses berbagai kelompok sosial dan budaya  dalam satu wilayah membentuk suatu
identitas nasional.
4. Menurut J. Soedjati Djiwandono

Integrasi nasional adalah cara untuk mendamaikan keberlanjutan dalam kesatuan nasional dalam arti luas  dengan
hak untuk menentukan nasib sendiri.

5. Menurut Safari di Bahar

Integrasi nasional berarti penyatuan atau penyempurnaan berbagai unsur bangsa yang semula terpisah.

6. Menurut Alfani

Integrasi nasional adalah pembentukan  identitas nasional dan integrasi berbagai kelompok sosial dari budaya ke
dalam satu kesatuan wilayah.

7. Menurut KBBI

Integrasi nasional adalah Bu suatu bentuk yang mengintegrasikan berbagai kelompok budaya dan  sosial secara
regional dan membentuk ide (2)

3. Membahas integrasi untuk kedaulatan Negara


Jawab: Konsep integrasi nasional secara vertikal mencakup bagaimana mempersatukan rakyat dengan
pemerintah yang hubungannya terintegral secara vertikal. Konsep ini juga mencakup bagaimana menyatukan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup bagaimana menyatukan rakyat Indonesia yang tingkat
kemajemukannya cukup tinggi. Bagaimana membangun identitas kebangsaan yang sama, meski masyarakat
memiliki jati diri golongan, agama, etnis, dan lain-lain yang berbeda.
Syarat-syarat Integrasi Nasional

1. Anggota masyarakat merasa kalau mereka bisa dan berhasil mengisi kebutuhan masing-masing orang.

2. Terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman.

3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial itu dijadikan aturan pasti dalam melakukan integrasi sosial.

1Perasaan Senasib dan Seperjuangan

Satu di antara faktor pendukung integrasi nasional yang paling utama ialah adanya perasaan senasib dan
seperjuangan. Hal tersebut muncul saat masa penjajahan, di mana warga Indonesia bersatu untuk merdeka karena
dilandasi keinginan yang sama, tanpa memedulikan suku, agama, ras, dan golongan.

2. Keinginan untuk Bersatu

Satu di antara peristiwa yang menunjukkan keinginan persatuan Indonesia adalah Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928. Warga Indonesia ingin bersatu dalam semangat perjuangan yang sama, sesuai cita-cita nasional.

3. Rasa Cinta Tanah Air

Faktor yang memengaruhi integrasi nasional juga karena adanya rasa cinta Tanah Air di kalangan bangsa Indonesia.
Hal itu dibuktikkan saat masa perjuangan dalam merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia sampai sekarang.

4. Wujud Ideologi Nasional


Integrasi nasional menjadi wujud dari ideologi nasional yang telah disepakati bersama. Lewat ideologi
Pancasila, Indonesia yang mempunyai banyak perbedaan atau keragaman bisa tetap bersatu. Hal itu
dikarenakan nilai-nilai Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Budaya Gotong Royong
Faktor pembentuk integrasi nasional bisa timbul adalah adanya budaya gotong royong. Seperti diketahui,
budaya gotong royong merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun sejak dulu
dan tetap dipertahankan hingga sekarang.
6. Antisipasi Ancaman Asing
Integrasi nasional juga penting untuk mengantisipasi ancaman dari luar. Bentuk ancaman dari luar tersebut
bisa berupa pengambilan wilayah atau pulau paling luar di Indonesia.

1. Masyarakat Indonesia Beraneka Ragam

Masyarakat yang ada sangat beraneka ragam, mulai macam-macam kelompok suku, agama, ras, dan golongan
lainnya. Bahkan tercatat ada ribuan suku bangsa di Indonesia, yang membuat integrasi nasional menjadi
terhambat karena mencoloknya perbedaan yang ada.

2. Wilayah Indonesia yang Luas

Wilayah negara Indonesia yang begitu luas juga dapat menghambat integrasi nasional. Seperti diketahui, Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau dan dipisahkan lautan luas.

3. Kuatnya Paham Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah fanatisme suku bangsa yang mempersepsikan kebudayaan yang dimiliki lebih baik dari
kebudayaan lainnya. Hal ini membuat tiap suku di Indonesia menganggap bahwa budayanya lebih baik dari suku
lain. Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman integrasi nasional.

4. Tidak Meratanya Pembangunan

Dengan wilayah Indonesia yang begitu luas, tantangan dalam melakukan integrasi nasional ialah adanya
ketimpangan pembangunan. Daerah di pulau Jawa dan Indonesia bagian barat mungkin cenderung lebih maju
pembangunannya daripada wilayah Indonesia timur.

Hal tersebut dapat menimbulkan rasa tidak puas bagi sebagian pihak.

5. Budaya Asli Mulai Tergerus

Mulai tergerusnya budaya asli Indonesia juga bisa menghambat integrasi nasional. Lemahnya nilai-nilai budaya
bangsa terjadi akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati
kontak langsung maupun tidak langsung.(1)

Faktor Terbentuknya Integrasi Nasional

Berikut ini beberapa faktor terbentuknya integrasi nasional, yakni:- Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang
diakibatkan oleh faktor sejarah.- Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara, yaitu -Garuda
Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.- Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa
Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.- Penggunaan bahasa Indonesia.- Adanya ancaman dari
luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.- Adanya rasa senasib
sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.- Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.-
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.- Adanya kepribadian
dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yakni Pancasila.- Adanya jiwa dan semangat gotong royong,
solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Syarat dan Manfaat Menerapkan Integrasi Nasional

foto : pixabay.comBerhasil tidaknya integrasi nasional sangat bergantung pada hal-hal berikut:- Terpenuhinya
kebutuhan setiap anggota masyarakat oleh anggota masyarakat lainnya.- Terciptanya kesepakatan bersama
mengenai macam-macam norma yang berlaku di masyarakat dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman.- Nilai dan norma sosial yang ada dijadikan sebagai aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi
sosial.Manfaat Menerapkan Integrasi Nasional- Menumbuhkan kesetiaan nasional.- Menciptakan kesetiaan baru
terhadap identitas nasional.- Menumbuhkan rasa nasionalisme.- Menumbuhkan rasa cinta tanah air.-
Menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan.- Menumbuhkan rasa tenggang rasa, toleransi, gotong royong,
dan solidaritas.- Menghargai perbedaan.

Jenis dan Contoh Wujud Integrasi Nasional di Indonesia

- Integrasi SosialSebuah integrasi yang memiliki tujuan untuk menyesuaikan atau menyelaraskan diri dari berbagai
kelompok untuk dapat menghasilkan kehidupan yang tenteram serta serasi.- Integrasi NasionalMerupakan
susunan proses penyesuaian dari beberapa unsur yang mungkin berbeda di dalam masyarakat, digunakan untuk
menghasilkan kehidupan yang serasi sehingga dapat memberikan fungsi tersendiri untuk masyarakat.- Integrasi
KebudayaanPenyesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda untuk dapat mencapai sebuah
keselarasan serta keserasian di dalam kehidupan yang bermasyarakat.

Contoh Wujud Integrasi Nasional di Indonesia

- Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita
harus saling menghormati.

- Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain,
misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari Legong yang merupakan satu di antara tarian adat Bali.(2)

4. membahas konflik dan pergolakan yg berkaitan dengan ideology?

Jawab: Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi pernah terjadi di Indonesia selepas masa
kemerdekaan. Contoh konflik ideologi yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu peristiwa PKI Madiun, peristiwa
DI/TII, dan Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).

Dalam konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi tersebut, ada yang berkaitan dengan ideologi yang
dipegang oleh kelompok tertentu. Hal inilah yang menjadi latar belakang terjadinya konflik dan pergolakan yang
berkaitan dengan ideologi.

Pergolakan ini kadangkala disebut juga sebagai pemberontakan terhadap pemerintahan Indonesia. Hal tersebut
terjadi karena kelompok yang melakukan aksinya menginginkan Indonesia menjadi negara yang sejalan dengan
menggunakan ideologi yang dipercayai kelompok tersebut.

Ideologi sendiri menurut KBBI bermakna kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang atau suatu golongan; serta
paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik.

Konflik Ideologi yang Pernah Terjadi di Indonesia

Berikut ini peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi yang pernah terjadi di Indonesia.

Peristiwa PKI Madiun

PKI atau Partai Komunis Indonesia merupakan partai yang telah berdiri sejak zaman pergerakan nasional. Pada
1926, PKI pernah melakukan aksi pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda. Para pemimpin PKI
ditangkap dan dipenjarakan.
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, PKI kembali hidup. Berdasarkan catatan Abdurakhman dan
kawan-kawan dalam Sejarah Indonesia (2015:9), PKI masih beriringan dengan pemerintah Indonesia karena
anggota kelompoknya terlibat dalam pemerintahan.

Akan tetapi, mulai 1948, PKI mulai terlempar dari kedudukannya di pemerintahan sehingga menjadi partai oposisi.
Mereka menggabungkan diri dengan partai-partai golongan kiri lainnya seperti Front Demokrasi Rakyat (FDR),
Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), Pemuda Rakyat, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia (SOBSI).

Kelompok yang berafiliasi ini menginginkan Indonesia menjadi negara berideologi komunis. Awal September 1948,
Muso yang memimpin PKI membawa kelompok tersebut melakukan pemberontakan di Madiun.

“Perebutan kekuasaan tersebut pada jam 07.00 pagi telah berhasil sepenuhnya menguasai Madiun. Pada pagi itu
pasukan komunis dengan tanda merah mondar-mandir sepanjang jalan. Madiun dijadikan kubu pertahanan dan
titik tolak untuk menguasai seluruh wilayah RI," ungkap Rachmat Susatyo melalui buku Pemberontakan PKI-Musso
di Madiun (2008).

Peristiwa pergolakan dengan senjata ini puncaknya terjadi pada 18 September 1948. Kala itu, Muso
memproklamasikan lahirnya negara Republik Soviet Indonesia.

Peristiwa DI/TII

Gerakan ini dipelopori oleh Kartosuwiryo, seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Perjanjian Renville
dengan Belanda yang memaksa tentara RI di daerah Jawa Barat pergi, membuat Kartosuwiryo memutuskan
mendirikan negara Islam.

Bersama pasukan bersenjata bernama Hizbullah dan Sabilillah, Kartosuwiryo membangun TII (Tentara Islam
Indonesia). Wilayah Jawa Barat yang tadinya dilindungi sebagai bagian RI, ingin dijadikan olehnya sebagai negara
Islam. Akhinrya pada Agustus 1948, Kartosuwiryo mendeklarasikan pembentukan Darul Islam (negara Islam)
dengan tentaranya yang bernama TII.

Ketika tentara Republik Indonesia kembali ke Jawa Barat, DI/TII tidak menerimanya. Dengan kata lain,
Kartosuwiryo bersama kelompoknya tidak mengakui kedaulatan Indonesia yang kala itu Jawa Barat juga menjadi
wilayahnya.

Ketegasan pemerintah Indonesia terhadap peristiwa ini pun terwujud dengan operasi “Pagar Betis". Tentara
Indonesia mengadakan penyisiran terhadap kelompok Kartosuwiryo sehingga pergerakannya mulai terbatas.
Bahkan, operasi ini berhasil membawa Kartosuwiryo ke dalam genggaman Indonesia dengna ditangkap pada 1962.

Gerakan DI/TII ini tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Barat, namun juga di beberapa wilayah lain Indonesia.
Daerah yang kala itu diklaim dimotori DI/TII meliputi Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh.

Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)

Peristiwa ini masih menimbulkan perdebatan terkait siapa yang memotorinya. Sebab ada banyak versi terkait
peristiwa ini. Akan tetapi fakta yang terjadi kala itu PKI tengah dalam pertentangan dengan Angkatan Darat (AD)
dan golongan anti PKI lain.

Situasi politik makin meruncing pada Juli 1965, Sukarno selaku presiden RI 'seumur hidup' jatuh sakit. Kala itu, ia
didiagnosa akan lumpuh atau bahkan bisa meninggal. Isu ini memungkinkan bagi pihak berkepentingan untuk
mengambilalih kekuasaan jika Sukarno benar-benar wafat.

Melalui rapat Politbiro PKI yang berlangsung dari Agustus hingga terakhir 28 September 1965, PKI memutuskan
untuk mengambil 'tindakan'.(1)
PEMBERONTAKAN APRA

Latar belakang pemberontakan APRA karena adanya friksi dalam tubuh Angkatan Perang sulap, Indonesia Serikat
(APRIS).

Raymond Wasterling yang saat itu menjabat sebagai pimpinan AngkatanPerang Ratu Adil (APRA) menyatakan
bahwa Indonesia telah mengalami penjajahan Belanda dan Jepang. Sehingga membutuhkan kemakmuran seperti
yang diramalkan Ramalan Jayabaya.

Keganasan APRA yang telah membunuh 79 anggota APRIS atau Angkatan Perang RIS dan penduduk sipil, membuat
APRIS mengejar segeromblan APRA.

Berkat APRIS, APRA gagal dalam menculik semua menteri dan Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX
serta Pejabat Staf Angkatan Perang Kolonel TB. Simatupang. Hingga akhirnya Westerling meninggalkan Indonesia
dan usaha APRA menjadi sia-sia.

Peristiwa Andi Aziz

Pemberontakan ini dipelopori oleh Andi Azis pada tahun 1950 yang dianggap sebagai mantan perwira KNIL. Latar
bleakang peristiwa ini karena Andi Azisi ngin mempertahankan Negara Indonesia Timur.

Di samping itu faktor lainnya disebabkan adanya keinginan Andi Azis untuk menentang campur tangan APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) terhadap konflik yang ada di Sulawesi Selatan.

Untuk menanggulangi pemberontakan ini, pemerintah meminta Andi Azis untuk melaporkan diri ke Jakarta agar
dapat mempertanggungjawabkan yang sudah ia lakukan.

Setelah didesak oleh Sukawati selaku presiden Negara Indonesia Timur (negara bagian RIS pada tahun 1946-1950),
akhirnya Andi Azis ditangkap.

Hingga kemudian tentara APRIS dan KL-KNIL melakukan baku tembak dan pemberontakan ini berakhir setelah Andi
Azis meninggal dan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) sebagai tentara Kerajaan Hindia Belanda
meninggalkan Makassar.

Pada 30 September 1965, beberapa pasukan PKI yang dipimpin Letnan Kolonel Untung, perwira yang memiliki
hubungan baik dengan PKI, meluncurkan aksinya. Mereka menculik beberapa jenderal dan perwira--yang disebut
Dewan Jenderal--dengan dalih untuk dihadapkan kepada Presiden Sukarno. Namun para jenderal yang diculik itu
sebagian dibunuh saat diculik maupun di markas gerakan di Lubang Buata.

Jenazah mereka yang mati ditaruh di dalam sebuah sumur yang terletak di Lubang Buaya, Jakarta. Di antara
jenderal dan perwira yang meninggal kala itu adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal S. Parman,
Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo,
dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

Selain itu, ada satu Jenderal yang lolos ketika hendak diculik saat itu, yakni Jenderal Abdul Haris Nasution. Bukan
hanya orang-orang yang telah disebutkan meninggal di atas, namun di Yogyakarta Kolonel Katamso dan Letnan
Kolonel Sugiono juga merasakan nasib yang sama.

Dengan tidak adanya pucuk pimpinan AD setelah Jenderal Ahmad Yani diketahui wafat, Mayor Jendral Soeharto
akhirnya memutuskan untuk menggantikan posisinya. Di bawah kepemimpinannya, operasi penumpasan G30S/PKI
pun diluncurkan mulai dari Jakarta hingga ke daerah lain(2)

Anda mungkin juga menyukai