Anda di halaman 1dari 5

Christian Timothy Pujianto/ XII MIPA 1/ 07

1. Jelaskan menurut pendapatmu Faktor intern dan ekstern yang menyebabkan keadaan
Politik bangsa indonesia pada awal kemerdekaan tidak Stabil?
Jawab:
Faktor intern (dari dalam), yaitu :

1. Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi partai     yang
paling berpengaruh di indonesia.

2. Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri.

3. Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga terjadi
perubahan sistem pemerintahan.

B. Faktor ekstern (dari luar), antara lain :

1. Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang ingin kembali
menjajah Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.

2. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai Sekutu datang
sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan tentara Jepang.

2. Jelaskan dengan singkat mengapa pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa daerah di


indonesia dan apa yang melatar belakangi sehingga pemberontakan itu sulit diatasi oleh
pemerintah?
Jawab:
 Latar belakang terjadinya Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
adalah keinginan mendirikan negara Islam dan menolak perjanjian Renville.
Pemberontakan yang awalnya di Jawa Barat ini kemudian diikuti daerah lain, namun dengan
latar belakang sendiri. 

 Pemberontakan DI/TII Daud Beureueh, di Aceh


Pemicu pemberontakan ini adalah penolakan dihapusnya provinsi Aceh dan
digabungkannya wilayah Aceh dengan Sumatera Utara.
 Pemberontakan DI/TII Amir Fatah, di Jawa Tengah          
Pemicu pemberontakan ini adalah kekecewaan Amir Fatah akan dominasi “kaum kiri”
(sosialis dan komunis) di Tegal dan sekitarnya, 
 Pemberontakan DI/TII Ibnu Hadjar, di Kalimantan Selatan  
Pemicu pemberontakan ini adalah kegagalan para mantan pejuang kemerdekaan asal
Kalimantan Selatan untuk diterima di tentara Indonesia saat itu, APRIS (Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat). Kebanyakan bekas pejuang ini tidak bisa masuk tentara karena
tidak bisa baca tulis, termasuk Ibnu Hadjar sendiri. Mereka juga kecewa dengan adanya
bekas tentara KNIL (Tentara Hindia Belanda) di APRIS.  
 Pemberontakan DI/TII Kahar Muzakar, di Sulawesi Selatan
Pemicu pemberontakan ini adalah tuntutan agar para milisi Kesatuan Gerilya Sulawesi
Selatan (KGSS) yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar bisa diterima sebagai tentara.
Gerakan DI/TII dibawah pimpinan Kartosuwiyo sulit ditumpas krn bbrp faktor : 1) medannya
berupa daerah pegunungan-pegunungan sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII untuk
bergerilya, 2) pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak dengan leluasa di kalangan rakyat, 3)
pasukan DI /TII mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda, antara lain pemilik-pemilik
perkebunan dan para pendukung negara Pasundan, 4) suasana politik yang tidak stabil dan
sikap beberapa kalangan partai politik telah mempersulit usaha-usaha pemulihan
keamanan.

3. Jelaskan latar belakang pemberontakan PKI Madiun,APRA,Andi Aziz dan RMS dan
bagaimana upaya dan usaha pemerintah Indonesia untuk mengatasinya?
Jawab:

 Latar belakang PKI MADIUN ialah


a.karena tuntutan MUSO tidak ditanggapi oleh pemerintah.
b.Muso ingin mendirikan negara komunis di Indonesia.
Pemerintah menumpas dengan melakukan  “operasi penumpasan” yang dipimpin oleh
Kolonel AH. Nasution. Muso ditembak mati.
 Latar belakang APRA (Angkatan perang Ratu Adil):
1.mempertahankan bentuk Negara federal di Indonesia
2.Mempertahankan pembentukan tentara sendiri pada Negara-negara Republik Indonesia
Serikat.
Penumpasan APRA yaitu mengangkat SULTAN HAMID II.
 Latar belakang pemberontakan ANDI AZIZ yaitu
1.Menolak kedatangan Tentara nasional Indonesia ke Makasar
2.menuntut agar masalah keamanan di Indonesia Timur diserahkan kepada bekas tentara
KNIL.
3.mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.
 Latar belakang pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) yaitu ingin mendirikan
Republik Maluku Selatan.
Penumpasan dilakukan oleh TNI sehingga TNI dapat menguasai Ambon.

4. Jelaskan dalam melancarkan Aksinya  Gerakan 30 September PKI membuat Isu Dewan
jendral?
Jawab:
Dewan Jenderal adalah sebuah nama yang ditujukan oleh PKI saat itu untuk menuduh
beberapa jenderal TNI AD yang disebutnya akan
melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada Hari ABRI, 5 Oktober 1965.

Pada saat itu , berkembang isu bahwa Dewan Jenderal merencanakan pameran kekuatan
(machts-vertoon) pada hari Angkatan Bersenjata 5 Oktober 1965dengan mendatangkan
pasukan-pasukan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sesudah
terkonsentrasinya kekuatan militer yang besar ini di Jakarta, Dewan Jenderal bahkan telah
merencanakan melakukan coup kontra-revolusioner

Isu juga menyebut susunan Kabinet Dewan Jenderal yang sudah disiapkan, terdiri dari:
Perdana Menteri: Jendral A.H. Nasution
Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan: Letjen Ahmad Yani
 Menteri Dalam Negeri: R.M. Hadisubeno Sosrowerdojo (Politikus Partai Nasional Indonesia,
Mantan Gubernur Jawa Tengah, Mantan Walikota Semarang)
 Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani (Politikus Partai Nasional Indonesia)
 Menteri Hubungan Perdagangan: Brigjen Ahmad Sukendro
 Menteri /Jaksa Agung: Mayjen S. Parman
 Menteri Agama: K.H. Rusli
 Menteri / Panglima Angkatan Darat: MayjenIbrahim Adjie (Pangdam Siliwangi waktu itu)
 Menteri / Panglima Angkatan Laut: tidak diketahui
 Menteri / Panglima Angkatan Udara: Marsekal Madya Rusmin Nurjadin
 Menteri / Panglima Angkatan Kepolisian: Mayjen Pol. Jasin

5. Jelaskan peran dan Jasa pata tokoh dibawah ini dalam memperjuangankan dan
mempertahankan Bangsa Indonesia pada masa 1945 - 1965 :
 a. Panglima Besar jendral Sudirman
 b. Abdul Haris Nasution
 c. Djuanda
 d. Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX
 e. Bung Tomo
Jawab:
a. Panglima Besar jendral Sudirman
Jasa-jasa Jenderal Soedirman selama perjuangan dalam merebut dan mempertahankan
kemerdekaan yang terkenal diantaranya:
• Berhasil melucuti senjata Jepang dalam jumlah sangat besar di Banyumas tanpa
pertumpahan darah.
• Berhasil mengoordinir penyerangan terhadap Sekutu sehingga musuh meninggalkan
Ambarawa.
• Memimpin perang gerilya dengan satu paru-paru dari atas tandu sampai perang
kemerdekaan selesai.
b. Abdul Haris Nasution
berjuang mempertahankan kemerdekaan bersama Divisi Siliwangi dan dengan
memberantas pemberontakan KI di Madiun pada tahun 1948.
Nasution awalnya bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) selepas proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Pada masa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia,
Nasution menjadi perwira di Divisi Siliwangi, dan memimpin pasukannya mempertahankan
Indonesia.
Nasution dan Divisi Siliwangi berperan besar menumpas pemberontakan PKI di Madiun yng
meletus di tahun 1948. Jenderal Abdul Haris Nasution menjadi target penculikan oleh
Gerombolan G30S/PKI karena merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan, dan Kepala
Staf Angkatan Bersenjata, yang dikenal sangat menentang PKI. Untungnya, Jenderal AH
Nasution berhasil lolos. Setelah lolos, bersama Jenderal Suharto, Nasution memimpin
penumpasan Gerombolan G30S/PKI

c. Djuanda
Jasa terbesar Juanda dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957.
Deklarasi itu menyatakan laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam
kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan
sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of
the Sea (UNCLOS).

d. Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX


Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan peletak tonggak-tonggak penting gerakan
kepanduan di Indonesia. Beliau menginisiasi pengindonesiaan gerakan kepaduan. Gerakan
kepaduan disesuaikan dengan semangat bangsa Indonesia.
Bahkan, Sri Sultan HB IX sudah memiliki keinginan menyatukan berbagai organisasi
kepanduan pada tahun 1945. Saat itu, berbagai organisasi kepanduan berdiri sendiri dan tak
terkoordinasi.

e. Bung Tomo
Bung Tomo terkenal sebagai seorang orator pembakar semangat warga Surabaya dalam
menghadapi tentrara Sekutu melalui pidatonya di radio. Pada tahun 1944, ia terpilih sebagai
anggota Gerakan Rakyat Baru, dan pengurus Pemuda Republik Indonesia (PRI) di
Surabaya. Saat peristiwa Pertempuran di Surabaya, Bung Tomo memimpin Barisan
Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) di Surabaya. Lalu ia juga terpilih sebagai DPR
setelah Pemilu pertama 1955.

Anda mungkin juga menyukai