Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desta Ayu Selasih

Kelas : X Farmasi

Tugas : Tugas Mandiri (Uji Kompetensi)

Soal (Uraian/Essay) Bab Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa

1. Tuliskan program-program FDR (Front Demokrasi Rakyat)!


2. Tuliskan usaha pemerintah dalam menumpas PRRI di Sumatra dan Permesta di Indonesia bagian
Timur!
3. Kemukakan tujuan pemberontakan PKI Madiun 1948!
4. Jelaskan latar belakang munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat!
5. Jelaskan latarbelakang pemberontakan Andi Aziz?
6. Kemukakan latar belakang munculnya pemberontakan APRA di Bandung 1950!
7. Kemukakan apakah isi tuntutan Kahar Muzakar yang disampaikan oleh pemerintah, dan
bagaimana jawaban pemerintah!
8. Bagaimanakah dampak sosial politik dari peristiwa G 30 S/PKI 1965? Berilah penjelasan
secukupnya!
9. Bagaimanakah kondisi politik menjelang terjadinya PRRI/ permesta?
10. Siapakah pempimpin pemberontakan permesta?
11. Siapa sajakah pahlawan revolusi itu? Tuliskan!
12. Apakah latar belakang munculnya DI/TII di Aceh?
13. Mengapa gerakan DI/TII di Jawa Barat sulit untuk ditumpas?
14. Jelaskan secara singkat operasi penumpasan terhadap gerakan 30 S/PKI!
15. Tuliskan isi pengumuman Mayor Jendral Soeharto selaku pimpinan sementara angkatan darat
melalui RRI pada tanggal 1 Oktober 1965!

JAWABAN

1. Program-program FDR antara lain:


a. Menuntut dibatalkannya perjanjian Renville
b. Penghentian perundingan-perundingan dengan Belanda sampai Belanda bersedia menarik diri
dari Indonesia
c. Menuntut dibubarkannya kabinet Hatta
d. Membentuk cabinet baru yang mengikutkan FDR/PKI
2. Berbagai operasi yang dilaksanakan antara lain:
a. Operasi Tegas di bawah pimpinan kolonel Kaharuddin Nasution untuk menguasai daerah Riau
b. Operasi 17 Agustus dibawah pimpinan Kolonel Ahmad yani untuk mengamankan daerah Sumatra
Barat
c. Operasi Sapta Marga di bawah pimpinan Brigadir Jendral Djatikusumo untuk mengamankan
daerah Sumatra utara, dan
d. Operasi sadar di bawah pimpinan Letnan Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk mengamankan daerah
Sumatra selatan
3. Tujuan pemberontakan Madiun adalah untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan paham
komunis
4. Kekecewaan Kartosuwiryo terhadap isi perjanjian renville yang mengharuskan wilayah Jawa Barat
dikosongkan oleh tentara RI. Adanya kekosongan kekuasaan militer di Jawa Barat (Divisi Siliwangi)
Kemudian dimanfaatkan kartosuwiryo untuk memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia
(NII)
5. Operasi militer dilakukan untuk menumpas pemberontakan DI/TII Aceh akan tetapi mengalami
kegagalan. Atas prakarsa colonel M.Yasin, diadakan musyawarah kerukunan Rakyat Aceh yang
berlangsung pada tanggal 17-21 Desember 1962. Akhir pemberontakan DI/TII aceh diselesaikan
dengan cara damai
6. Latar belakang Gerakan APRA didalangi oleh kelompok kolonialis belanda yang ingin mengamankan
kepentingan ekonominya di Indonesia. Tujuan Pemberontakan APRA mempertahankan bentuk
federal, berdirinya negara federal, dan adanya tentara sendiri di setiap negara bagian
7. Pada 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada pemerintah dan pimpinan APRIS yang
isinya menuntut agar semua anggota KGSS dimasukan dalam APRIS dengan nama Brigade
hasanudin. Tuntutan ini ditolak dengan alasan yang diterima APRIS hanya mereka yang lulus seleksi.
Pemerintah memberikan tempat bagi para gerilyawan dalam wadah yang dinamakan Korps
Cadangan Nasional
8. Kondisi politik juga belum stabil, karena sering terjadi konflik antar partai politik. Demokrasi
terpimpin justru mengalah ke system pemerintahan dictator. Kehidupan ekonomi semakin suram.
Harga barang-barang menjadi naik dan inflasi sangat tinggi, bahkan melebihi 600 persen setahun.
Sehingga kemelaratan dan kekurangan makanan terjadi dimana-mana. Untuk mendapatkan bahan-
bahan pokok, orang harus antri lebih dulu. Keamanan nasional juga sulit dikendalikan
9. Pertentangan antara pemerintah pusat dan beberapa daerah yang menjadi pangkal permasalahan
adalah masalah otonomi dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Pertentangan ini
semakin meruncing dan terbentuklah Dewan Banteng, Dewan Gajah, Dewan Manguni, dan
pengambilalihan kekuasaan pemerintah setempat akhirnya pecah menjadi perang terbuka pada
bulan Februari 1958, yang dikenal sebagai pemberontakan PRRI-Permesta.
10. Pemimpin Permesta:
a. Letkol Kolonel Ahmad Husien
b. Letkol Ventje Sumual
c. Kapten Wim Najoan
d. Mayor Eddy Gagola
e. Mayor Dolf Runturambi
f. Kolonel D.J. Somba
11. Pahlawan revolusi:
a. Jendral Ahmad yani
b. Letnan Jendral R. Suprapto
c. Letnan Jendral Haryono
d. Letnan Jendral siswondo Parman
e. Mayor Jendral Pandjaitan
f. Mayor Jendral Sutoyo Siswomiharjo
g. Kapten Pierren Tendean
h. AIP Karel Satsuit Tubun
i. Brigadir Jendral Katamso Darmokusumo
j. Kolonel Sugiono
12. Alasan pertama yang menjadi latar dari gerakan DI/TII Aceh adalah kekecewaan para tokoh
pimpinan masyarakat di Aceh atas dileburnya provinsi Aceh ke dalam provinsi Sumatra Utara yang
beribu kota di Medan. Peleburan provinsi itu seakan mengabaikan jasa baik masyarakat Aceh ketika
perjuangan mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia dimasa revolusi fisik
kemerdekaan Indonesia (1945-1950).
13. Gerakan DI/TII dibawah pimpinan Kartosuwiyo sulit ditumpas karena beberapa faktor :
a. Medannya berupa daerah pegunungan-pegunungan sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII
untuk bergerilya
b. Pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak dengan leluasa di kalangan rakyat
c. Pasukan DI /TII mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda, antara lain pemilik-pemilik
perkebunan dan para pendukung negara Pasundan
d. Suasana politik yang tidak stabil dan sikap beberapa kalangan partai politik telah mempersulit
usaha-usaha pemulihan keamanan.
14. Dalam situasi yang tidak menentu pimpinan angkatan darat di ambil alih oleh Panglima Kostrad
Mayor Jendral Soeharto. Ia melakukan konsolidasi pasukan TNI yang masih setia kepada
pemerintah. Dengan kekuatan ini Mayor Jendral Soeharto melakukan serangkaian operasi
penumpasan G30S/PKI. Setelah merebut kembali stasiun komunikasi RRI, Mayor Jendarl Soeharto
menjelaskan melalui siaran radio bahwa telah terjadi penghianatan yang dilakukan Gerakan 30
September/PKI. Mereka telah menculik beberapa perwira TNI AD. Lebih Lanjut Mayjen Soeharto
menyampaikan bahwa Presiden Soekarno dan Jendral A.H. Nasution dalam keadaan sehat dan situsi
Jakarta telah dikendalikan. Langkah selanjutnya adalah merebut Bandara Halim Perdana Kusuma
yang diduga sebagai pusat Gerakan 30 September/PKI. Dalam waktu singkat tempat ini dapat
dikuasai pasukan RPKAD. Dari bukti-bukti yang telah dikumpulkan ABRI dan masyarakat
menyimpulkan bahwa dibalik Gerakan 30 September/PKI ini terlibat PKI. Maka dimulailah operasi
pengejaran terhadap anggota PKI ini. Pada operasi di Tegal, Letkol Untung berhasil di tangkap,
sementara D.N. Aidit tertembak mati di Daerah Boyolali. Para tokoh PKI yang tertangkap kemudian
di adili. Di antaranya ada yang di hukum mati.
15. Isi pengumuman mayor jendral Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat melalui RRI
pada tanggal 1 Oktober 1965
a. Adanya usaha usaha perebutan kekuasaan oleh yang menamakan dirinya gerakan 30 September
b. Telah diculik 6 petinggi Angkatan Darat
c. Presiden dan Menko Hankam /Kasab dalam keadaan aman dan sehat
d. Kepada rakyat dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada

Anda mungkin juga menyukai