2/5/2-2)
UKBM -3.2/4.2/5/2-
2
NILAI-NILAI PERJUANGAN
1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
b. Semester : 5
c. Kompetensi Dasar :
rta didik dapat mengevaluasi peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertehankan keutuhan N
g. Materi Pembelajaran :
1. Faktual :
Tokoh nasional dan tokoh daerah
Kondisi Indonesia tahun 1945-1965
2. Konseptual :
Konsep biografi
Konsep pahlawan nasional
Konsep persatuan
3. Prosedural :
Perintah siasat nomor 1
Perang gerilya
4. Metakognitif :
Tertanamnya nilai-nilai kepahlawananan pada diri siswa
PAHLAWAN
SOEKARNO
DAAN MOGOT
MOH. HATTA
RASUNA SAID
M.NATSIR
PERILAKU SEHARI-HARI
KONSEP PERIODISASI KONSEP
KETELADANAN
KAUSALITAS
3. Kegiatan Pembelajaran
Tetapi jangan lupa sebelum belajar UKBM ini berdoalah terlebih dahulu !.
Selanjutnya sebelum masuk pada materi , silahkan kalian membaca dan pahami
kemudian diskusikan dengan teman kalian dengan rasa percaya diri dan
responsif !.
SELAMAT BELAJAR !!
Disaksikan Mensesneg Saadillah Mursyid (paling kanan) dan para tokoh, antara
lain Yusril Ihza Mahendra, Amidhan, Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib,
Malik Fadjar, Sutrisno Muchdam, Ali Yafie, Ma'ruf Amin, Abdurrahman Wahid,
Cholil Baidowi, Adlani, Abdurrahman Nawi, dan Ahmad Bagdja.(JB Suratno)
Usai pertemuan, Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera
mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti
namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite
Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa
gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari
Soeharto, dan bukan usulan mereka.
***
Tulisan ini telah tayang di Harian Kompas edisi 27 Mei 1998. Ditayangkan
a) Baca dan pahami BTP ( Buku Teks Pembelajaran) lihat Ratna Hapsari / M.
Adil.2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA / MA Kelas XII Kelompok Wajib,
Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 15, atau buku yang kalian miliki, atau yang
dianjurkan oleh guru kalian.
Yuk Teman untuk menambah wawasan kita bisa mendownload buku sejarah SMA kela
2. Kegiatan Belajar
KEGIATAN BELAJAR 1
Tahukah kalian bahwa jumlah tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah
sebagai pahlawan nasional hingga tahun 2014 ini adalah 159 orang? Tidak
sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar
pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu
diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan
perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang
lainnya untuk mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan
serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa., seperti yang akan
dibahas pada UKBM ini.
Ayo Menganalisa
Kali ini kalian harus berlatih untuk berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif
dan komunikatif, karena masing-masing kelompok akan mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.
SELAMAT BERDISKUSI !!
TOPIK 1
PANGERAN DIPONEGORO
Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan sebutan Perang Jawa (Inggris:The
Java War, Belanda: De Java Oorlog adalah perang besar dan berlangsung selama lima
tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Perang ini
merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda
selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah
pimpinan Jendral De Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di
bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Akibat perang ini, penduduk Jawa yang
tewas mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah
8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan
penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.
Berkebalikan dari perang yang dipimpin oleh Raden Ronggo sekitar 15 tahun
sebelumnya, pasukan Jawa juga menempatkan masyarakat Tionghoa di tanah Jawa
sebagai target penyerangan. Namun, meskipun Pangeran Diponegoro secara tegas
melarang pasukannya untuk bersekutu dengan masyarakat Tionghoa, sebagian
pasukan Jawa yang berada di pesisir utara (sekitar Rembang dan Lasem) menerima
bantuan dari penduduk Tionghoa setempat yang rata-rata beragama Islam.
Meskipun pada mulanya Inggris yang dipimpin Thomas Stamford Bingley Raffles
memberikan dukungan kepada Sultan Hamengkubuwana II, pasukan Inggris
akhirnya menyerbu Keraton Yogyakarta (19-20 Juni 1812) yang menyebabkan Sultan
Hamengkubuwana II diturunkan secara tidak hormat dan digantikan putra
sulungnya, yaitu Sultan Hamengkubuwana III. Perisitwa ini dikenal dengan nama
Geger Sepehi. Inggris memerintah hingga tahun 1815 dan mengembalikan Jawa
kepada Belanda sesuai isi Perjanjian Wina (1814) dibawah Gubernur Jenderal
Belanda van der Capellen. Pada masa pemerintahan Inggris, Hamengkubuwana III
wafat dan digantikan putranya, adik tiri Pangeran Diponegoro, yaitu
Hamengkubuwana IV yang berusia 10 tahun (1814), sementara Paku Alam I (Patih
Danuredjo) bertindak sebagai wali.
Menindaklanjuti pengamatan Van der Graaf pada tahun 1821 yang melihat para
petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda,
Inggris, Perancis, dan Jerman, van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6
Mei 1823 bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib
dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan
diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa. Keraton
Yogyakarta terancam bangkrut karena tanah yang disewa adalah milik keraton
sehingga Pangeran Diponegoro terpaksa meminjam uang kepada Kapitan Tionghoa di
Yogyakarta pada masa itu. Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk
meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo
sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan keraton. Putusnya
hubungan tersebut terutama disebabkan tindakan Ratu Ageng (ibu tiri pangeran) dan
Patih Danurejo yang pro kepada Belanda. Pada 29 Oktober 1824, Pangeran
Diponegoro mengadakan pertemuan di rumahnya, di Tegalrejo, untuk membahas
mengenai kemungkinan pemberontakan pada pertengahan Agustus. Pangeran
Diponegoro membulatkan tekat untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan
pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.
Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang
memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan
Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah. Meskipun kediaman Diponegoro
jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena
lebih mengenal medan di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan
pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan
meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang
terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian
menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari
Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang
disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaan dia. Sedangkan Raden Ayu
Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat)
dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.
Bagi Diponegoro dan para pengikutinya, perang ini merupakan perang jihad melawan
Belanda dan orang Jawa murtad. Sebagai seorang muslim yang saleh, Diponegoro
merasa tidak senang terhadap religiusitas yang kendur di istana Yogyakarta akibat
pengaruh masuknya Belanda, disamping kebijakan-kebijakan pro-Belanda yang
dikeluarkan istana. Infiltrasi pihak Belanda di istana telah membuat Keraton
Yogyakarta seperti rumah bordil. Di lain pihak, Smissaert menulis bahwa Pangeran
Diponegoro semakin lama semakin hanyut dalam fanatisme dan banyak anggota
kerajaan yang menganggapnya kolot dalam beragama.
Jalan peperangan
Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan
artileri (yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran
frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi
di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian
sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang
hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi;
begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain
untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di
hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus
sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras
mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi
perang. Informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi
medan, curah hujan menjadi berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya
dapat dibangun melalui penguasaan informasi.
Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu;
suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak
terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh puluhan ribu
serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua
metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka
(open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang dilaksanakan
melalui taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan
merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tapi suatu perang modern yang
memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini
juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melalui insinuasi dan
tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat
langsung dalam pertempuran; dan kegiatan telik sandi (spionase) di mana kedua
belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan lawannya.
TOPIK 2
Peristiwa G30S/PKI
0
Sejarah peristiwa G30S/PKI yang juga dikenal dengan nama aslinya, Gerakan 30
September atau singkatan lain berupa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) dan
Gestok (Gerakan Satu Oktober) merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika
Indonesia sudah beberapa tahun merdeka. Sesuai namanya, peristiwa ini terjadi pada
tanggal 30 September 1965 malam, hingga esok harinya dimana ada pembunuhan
tujuh perwira tinggi militer dalam sebuah kudeta. Usaha yang akhirnya gagal kemudian
dijatuhkan kepada anggota dari Partai Komunis Indonesia yang saat itu sedang dalam
kondisi kuat karena mereka dinilai amat dekat dengan Presiden Indonesia pertama
pada masa itu. Benar atau tidaknya Partai Komunis Indonesia yang bertanggung jawab
penuh dalam kejadian ini tetap menjadi bahan perdebatan hingga sekarang.
TOPIK 3
Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu, bangsa Indonesia mempersiapkan
dirinya untuk merdeka. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung Karno beserta Ibu
Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra dibawa pemuda ke Rengasdengklok, kota kawedanan
di pantai utara Kabupaten Karawang, tempat kedudukan cudan (kompi) tentara Peta.
Pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh
oleh Jepang. Setelah melalui perdebatan dan di tengah-tengahi Ahmad Soebardjo, menjelang
malam hari, kedua tokoh itu akhirnya kembali ke Jakarta.
Rombongan Soekarno–Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.30 waktu Jawa zaman Jepang
(pukul 23.00 WIB). Soekarno Hatta setelah singgah di rumah masing masing, kemudian
bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1
Jakarta. (tempat Ahmad Soebardjo bekerja) untuk merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Malam itu juga segera diadakan musyawarah. Tokoh tokoh yang hadir saat itu ialah Ir.
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, para anggota PPKI, dan para tokoh
pemuda, seperti Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro. Tokoh-tokoh yang
merumuskan teks proklamasi berada di ruang makan.
Adapun tokoh yang menulis teks proklamasi adalah Ir. Soekarno, sedangkan Drs. Mohammad
Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan ide-idenya secara lisan.
Perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya baru selesai pukul 04.00 WIB
pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks proklamasi
akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada
pagi hari pukul 10.00 WIB.
http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/02/peristiwa-peristiwa-sekitar-proklamasi.html
TOPIK 4
esar di dunia . berdasarkan proklamasi kemerdekaan yang menjadi wilayah Indonesia adalah semua bekas jajaha
Ayo Menganalisa
Ssilahkan kalian analisi dan berikan penjelasan kalian pada lembar kerja
yang sudah disediakan ! dan diskusikan pada guru untuk mendapatkan
penguatan materi !
Ayo Berlatih
SELAMAT Mengerjakan !!
KEGIATAN BELAJAR 2
Pada kegiatan belajar 2 ini, kalian harus mampu mengambil makna dan
nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan nasional dan
daerah sehingga kalian dapat mengambil manfaat dari belajar sejarah dan
belajar bertanggung jawab melalui sejarah.
Ayo Menganalisa
ereka adalah para pahlawan nasional yang berjuang untuk persatuan bangsa dengan tidak
ertindak dan berprilaku yang baik, yang mampu memberi kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
ebiasaan kalian memanfaatkan Literasi maka kerjakan tugas berikut secara mandiri
daan antara pahlawan nasional dengan pahlawan daerah!
yang dianggap sebagai pahlawan dalam kehidupan kalian?Ceritakan pengalaman tersebut!
Jika kalian sudah mengerjakan tugas tersebut diatas, periksakan seluruh pekerjaan
kalian pada guru agar dapat di ketahui penguasaan materi sebelum kalian dapat
melanjutkan pada UKBM berikutnya.
Dan sebagai pembentukan karakter untuk kalian menjadi lebih baik maka
simaklah dengan hati dan pikiran yang jernih renungan berikut ini !
c. Penutup
Jika menjawab “ Tidak “pada salah satu pertanyaan diatas, maka pelajarilah
kembali materi tersebut dalam BTP Sejarah Indonesia dan pelajari ulang
kegiatan belajar 1 dan 2 yang sekiranya perlu kalian ulang dengan bimbingan
Guru atau teman sejawat. Jangan Putus Asa Untuk Mengulang Lagi !
Seperti kata bijak berikut ini :
Dan sebaliknya jika kalian menjawab “Ya” pada semua pertanyaan di atas,
maka silahkan kalian lanjut pada kegiatan berikut !!
DIMANA POSISIMU ?
Bagaimana kalian siap untuk mengisi tantangan berikut ini,!!
Kalian harus mampu membuat target untuk diri kalian sendiri, untuk mengukur
kemampuan diri kalian terhadap penguasaan materi Konsep Makna dan Nilai
dari Tokoh-Tokoh Pahlawan Nasional dan Daerah, maka ukurlah diri kalian
dalam rentang 0 – 100, tuliskan kedalam kotak yang tersedia
..................................
Apakah kalian mengalami kesulitan menjawab evaluasi tersebut diatas, Jika kalian
yakin dengan kemampuan belajar yang serius dan disiplin maka target yang kalian
buat akan berhasil
Keberhasilan dari target yang kalian tentukan membuktikan , bahwa kalian dapat
meminta kepada Guru untuk mengerjakan test formatif sebelum melanjutkan pada
UKBM berikutnya.