Anda di halaman 1dari 27

UKBM (UKBM Kode Sej Ina-3.2/4.

2/5/2-2)

UKBM -3.2/4.2/5/2-
2

NILAI-NILAI PERJUANGAN

1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
b. Semester : 5
c. Kompetensi Dasar :

3.2 Mengevaluasi peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh


nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan
Negara dan bangsa Indonesia pada masa 1945-1965
4.2 Menuliskan peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional
dan daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan
Negara dan bangsa Indonesia pada masa 1945-1965

d. Materi Pokok : peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh


nasional dan daerah dalam
mempertahankan
keutuhan Negara dan bangsa
Indonesia pada masa 1945-1965
e. Alokasi Waktu : 2 JP x 2

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 1


f. Tujuan Pembelajaran :

rta didik dapat mengevaluasi peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertehankan keutuhan N

g. Materi Pembelajaran :
1. Faktual :
Tokoh nasional dan tokoh daerah
Kondisi Indonesia tahun 1945-1965
2. Konseptual :
Konsep biografi
Konsep pahlawan nasional
Konsep persatuan
3. Prosedural :
Perintah siasat nomor 1
Perang gerilya
4. Metakognitif :
Tertanamnya nilai-nilai kepahlawananan pada diri siswa

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 2


2. Peta Konsep
PERAN DAN NILAI-NILAI PERJUANGAN

PAHLAWAN

TOKOH NASIONAL TOKOH DAERAH

SOEKARNO
DAAN MOGOT

MOH. HATTA
RASUNA SAID

A SUBARJO RADIN INTEN

M.NATSIR

PERILAKU SEHARI-HARI
KONSEP PERIODISASI KONSEP
KETELADANAN
KAUSALITAS

3. Kegiatan Pembelajaran

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 3


a. Pendahuluan
Selamat Belajar di UKBM ke 2 !
Apakah Kalian sudah siap untuk belajar sejarah Indonesia ?
Belajar Sejarah harus menyenangkan

Tetapi jangan lupa sebelum belajar UKBM ini berdoalah terlebih dahulu !.
Selanjutnya sebelum masuk pada materi , silahkan kalian membaca dan pahami
kemudian diskusikan dengan teman kalian dengan rasa percaya diri dan
responsif !.

Selanjutnya,,, Kerjakan tugas yang menyertainya

SELAMAT BELAJAR !!

Peristiwa Tanggal 21 Mei 1998


Presiden Soeharto memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan
para ulama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ABRI di Istana
Merdeka, 19 Mei 1998, dua hari sebelum mengundurkan diri menjadi presiden.

Disaksikan Mensesneg Saadillah Mursyid (paling kanan) dan para tokoh, antara
lain Yusril Ihza Mahendra, Amidhan, Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib,
Malik Fadjar, Sutrisno Muchdam, Ali Yafie, Ma'ruf Amin, Abdurrahman Wahid,
Cholil Baidowi, Adlani, Abdurrahman Nawi, dan Ahmad Bagdja.(JB Suratno)
Usai pertemuan, Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera
mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti
namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite
Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa
gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari
Soeharto, dan bukan usulan mereka.

Dalam pertemuan ini, sesungguhnya tanda-tanda bahwa Soeharto akan


UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 4
mengundurkan diri sudah tampak. Namun, ada dua orang yang tidak setuju bila
Soeharto menyatakan mundur, karena dianggap tidak akan menyelesaikan
masalah.

Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya.


Kekecewaannya tergambar jelas dalam pidato pengunduran dirinya, ... Saya
telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan mengubah
susunan Kabinet Pembangunan ke-7, namun demikian kenyataan hingga hari
ini menunjukkan Komite Reformasi tersebut tidak dapat terwujud, karena tidak
adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan komite
tersebut.

Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana


Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998.(AP PHOTO/CHARLES
DHARAPAK)
Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara-cara sebaik-
baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite
Reformasi, maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak
diperlukan lagi.

Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi


saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan
dengan baik. Oleh karena itu dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD
1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR
dan pimpinan Fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk
menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI.

Seusai Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya, dan BJ Habibie


mengucapkan sumpah sebagai Presiden, Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto
dalam pidatonya menyatakan, ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan
kehormatan para mantan Presiden/Mandataris MPR, termasuk mantan Presiden
Soeharto dan keluarga. (Tim Kompas)

***
Tulisan ini telah tayang di Harian Kompas edisi 27 Mei 1998. Ditayangkan

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 5


kembali oleh Kompas.com sebagai bagian dari kumpulan tulisan 18 Tahun
Reformasi.

Setelah kalian membaca cuplikan yang disadur dari Harian Kompas


tersebut maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1) Berdasarkan cuplikan di atas, sebutkan tokoh-tokoh yang berperan !


.............................................................................................................
.............................................................................................................
......
2) Tunjukkan dan jelaskan peran dari tokoh-tokoh nasional tersebut !
.............................................................................................................
...
.............................................................................................................
...
3) Menurut kalian , benarkah setiap peristiwa memiliki pemeran/tokoh
dari peristiwa tersebut ? silahkan berikan penjelasan secara
sederhana dan jelas !
.............................................................................................................
.............................................................................................................
......
Jawaban hasil diskusi kalian tulis di lembar tugas yang sudah disediakan,
kemudian kumpulkan hasil diskusi tersebut pada Guru.

Bagaimana dengan diskusi kalian ?


Apakah membuat kalian menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar
sejarah lebih luas ?
Untuk itu silahkan kalian lanjutkan untuk mempelajari kegiatan belajar
selanjutnya, namun jangan lupa baca dengan baik petunjuk belajanya terlebih
dahulu.
b. Kegiatan Inti
1. Petunjuk Belajar

a) Baca dan pahami BTP ( Buku Teks Pembelajaran) lihat Ratna Hapsari / M.
Adil.2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA / MA Kelas XII Kelompok Wajib,
Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 15, atau buku yang kalian miliki, atau yang
dianjurkan oleh guru kalian.
Yuk Teman untuk menambah wawasan kita bisa mendownload buku sejarah SMA kela

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 6


b) Setelah memahami isi materi, berlatihlah memperluas pengalaman belajar
melalui tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan belajar 1 dan 2 baik yang harus
kalian kerjakan sendiri maupun bersama teman sebangku atau teman
lainnya sesuai instruksi guru
c) Kerjakan tugas-tugas di buku kerja atau lembar di lembar portofolio yang
sudah kalian siapkan sebelumnya.
d) Apabila kalian yakin dan sudah paham dan mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar 1 dan 2, kalian boleh
sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siapuntuk mengikuti test
formatif agar kalian dapat belajar ke UKBM berikutnya (jika belum memenuhi
KKM, kalian harus mempelajari ulang materi ini, kemudian meminta test lagi
sampai memenuhi KKM )
e) Jangan lupa melalui pembelajaran ini kalian sebagai siswa diabad 21 harus
bisa membangun sikap jujur, peduli, dan bertanggung jawab, dan mampu
berpikir kritis, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu berkolaborasi dan
berkreatifitas, serta memiliki spriritual yang kuat, mandiri, dapat bergotong
royong dan berjiwa nasionalisme yang kuat. Seperti tuntutan pada gambar
berikut !

2. Kegiatan Belajar

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 7


Jika Kalian sudah memahami apa yang harus kalian lakukan dalam
pembelajaran ini , selanjutnya ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh
semangat, disiplin dan pantang menyerah !!! dan juga memahami
dengan baik kompetensi apa yang harus kalian kuasai dalam pembelajaran
ini.

KEGIATAN BELAJAR 1

Tahukah kalian bahwa jumlah tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah
sebagai pahlawan nasional hingga tahun 2014 ini adalah 159 orang? Tidak
sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar
pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu
diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan
perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang
lainnya untuk mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan
serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa., seperti yang akan
dibahas pada UKBM ini.

Pada kegiatan belajar 1 kalian harus memahami teladan para tokoh


persatuan. Supaya belajar kalian lancar tingkatkan budaya Literasi dengan

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 8


mengakses, memahami dan menggunakan informasi dengan benar dari
berbagai sumber belajar.

Ayo Menganalisa

Ayo belajar berkelompok !!

Kalian harus berkelompok membentuk 4 kelompok tim belajar, jumlah


anggota kelompok sesuaikan dengan keadaan jumlah siswa secara
keseluruhan.

Kali ini kalian harus berlatih untuk berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif
dan komunikatif, karena masing-masing kelompok akan mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.

Merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan peran dan nilai-nilai


perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan Negara
dan bangsa Indonesia pada masa 1945-1965.).

Berikut ini ada 4 contoh peristiwa sejarah, silahkan perkelompok memilih


salah satu contoh peristiwa yang ada, kemudian diskusikan bersama tim
kelompoknya tuliskan hasil diskusi tersebut tentang :

1. Berikan pendapat kalian tentang topik peristiwa yang telah dipilih,


termasuk tokoh-tokoh ya g berperan dalam peristiwa terebut!
2. Tuliskan hasil interprestasi kalian terhadap topik peristiwa yang
kalian bahas
UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 9
3. Adakah nilai-nilai yang bisa diambil dari peranan para tokoh yang
berperan dalam peristiwa tersebut terhadap kondisi masa kini!
Jelaskan pendapat kalian !

Presentasikan di kelas hasil diskusi kelompok kalian, dengan penuh sopan


santun, akrab bertanggung jawab dan proaktif !. Dengan menerapkan sikap-
sikap tersebut, akan tercapai suatu pemahaman yang teguh mengenai
perubahan dan kesinambungan di dalam kehidupan manusia

SELAMAT BERDISKUSI !!

TOPIK 1

PANGERAN DIPONEGORO
Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan sebutan Perang Jawa (Inggris:The
Java War, Belanda: De Java Oorlog adalah perang besar dan berlangsung selama lima
tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Perang ini
merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda
selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah
pimpinan Jendral De Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di
bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Akibat perang ini, penduduk Jawa yang
tewas mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah
8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan
penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.

Berkebalikan dari perang yang dipimpin oleh Raden Ronggo sekitar 15 tahun
sebelumnya, pasukan Jawa juga menempatkan masyarakat Tionghoa di tanah Jawa
sebagai target penyerangan. Namun, meskipun Pangeran Diponegoro secara tegas
melarang pasukannya untuk bersekutu dengan masyarakat Tionghoa, sebagian
pasukan Jawa yang berada di pesisir utara (sekitar Rembang dan Lasem) menerima
bantuan dari penduduk Tionghoa setempat yang rata-rata beragama Islam.

Pemerintahan Daendels dan Raffles


Perseteruan pihak keraton Jawa dengan Belanda dimulai semenjak kedatangan
Marsekal Herman Willem Daendels di Batavia pada tanggal 5 Januari 1808.
Meskipun ia hanya ditugaskan untuk mempersiapkan Jawa sebagai basis pertahanan
Perancis melawan Inggris (saat itu Belanda dikuasai oleh Perancis), tetapi Daendels
juga mengubah etiket dan tata upacara lain yang menyebabkan terjadinya kebencian
dari pihak keraton Jawa. Ia memaksa pihak Keraton Yogyakarta untuk memberinya
akses terhadap berbagai sumber daya alam dan manusia dengan mengerahkan
kekuatan militernya, membangun jalur antara Anyer dan Panarukan, hingga akhirnya
terjadi insiden perdagangan kayu jati di daerah mancanegara (wilayah Jawa di timur
Yogyakarta) yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Raden Ronggo. Setelah
kegagalan pemberontakan Raden Ronggo (1810), Daendels memaksa Sultan
Hamengkubuwana II membayar kerugian perang serta melakukan berbagai
UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 10
penghinaan lain yang menyebabkan terjadinya perseteruan antar keluarga keraton
(1811). Namun, pada tahun yang sama, pasukan Inggris mendarat di Jawa dan
mengalahkan pasukan Belanda.

Meskipun pada mulanya Inggris yang dipimpin Thomas Stamford Bingley Raffles
memberikan dukungan kepada Sultan Hamengkubuwana II, pasukan Inggris
akhirnya menyerbu Keraton Yogyakarta (19-20 Juni 1812) yang menyebabkan Sultan
Hamengkubuwana II diturunkan secara tidak hormat dan digantikan putra
sulungnya, yaitu Sultan Hamengkubuwana III. Perisitwa ini dikenal dengan nama
Geger Sepehi. Inggris memerintah hingga tahun 1815 dan mengembalikan Jawa
kepada Belanda sesuai isi Perjanjian Wina (1814) dibawah Gubernur Jenderal
Belanda van der Capellen. Pada masa pemerintahan Inggris, Hamengkubuwana III
wafat dan digantikan putranya, adik tiri Pangeran Diponegoro, yaitu
Hamengkubuwana IV yang berusia 10 tahun (1814), sementara Paku Alam I (Patih
Danuredjo) bertindak sebagai wali.

Pengangkatan Hamengkubuwana V dan pemerintahan


Smissaert
Pada tanggal 6 Desember 1822, Hamengkubuwana IV meninggal pada usia 19 tahun.
Ratu Ageng (permaisuri Hamengkubuwana II) dan Gusti Kangjeng Ratu Kencono
(permaisuri Hamengkubuwana IV) memohon dengan sangat kepada pemerintah
Belanda untuk mengukuhkan putra Hamengkubuwana IV yang masih berusia 2 tahun
untuk menjadi Hamengkubuwana V serta tidak lagi menjadikan Paku Alam sebagai
wali. Pangeran Diponegoro selanjutnya diangkat menjadi wali bagi keponakannya
bersama dengan Mangkubumi. Sebagai putra tertua Hamengkubuwana II meskipun
bukan dari istri resmi (permaisuri), ia merasa sangat sakit hati dan sempat berpikir
untuk bunuh diri karena kecewa. Pada tahun 1823, tahta keraton yang seharusnya
diduduki wali sultan yang masih balita ternyata ditempati oleh Residen Belanda saat
itu, yaitu Smissaert, sehingga sangat melukai hati masyarakat Yogya dan Pangeran
Diponegoro, meskipun ada kecurigaan bahwa tindakan Smissaert disebabkan kedua
ratu tidak ingin melihat Diponegoro duduk di atas tahta.

Menindaklanjuti pengamatan Van der Graaf pada tahun 1821 yang melihat para
petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda,
Inggris, Perancis, dan Jerman, van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6
Mei 1823 bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib
dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan
diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa. Keraton
Yogyakarta terancam bangkrut karena tanah yang disewa adalah milik keraton
sehingga Pangeran Diponegoro terpaksa meminjam uang kepada Kapitan Tionghoa di
Yogyakarta pada masa itu. Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk
meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo
sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan keraton. Putusnya
hubungan tersebut terutama disebabkan tindakan Ratu Ageng (ibu tiri pangeran) dan
Patih Danurejo yang pro kepada Belanda. Pada 29 Oktober 1824, Pangeran
Diponegoro mengadakan pertemuan di rumahnya, di Tegalrejo, untuk membahas
mengenai kemungkinan pemberontakan pada pertengahan Agustus. Pangeran
Diponegoro membulatkan tekat untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan
pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 11


Mulainya perang
Pada pertengahan bulan Mei 1825, Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan-
jalan kecil di sekitar Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan yang awalnya dari
Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan dibelokkan melewati pagar sebelah timur
Tegalrejo. Pada salah satu sektor, patok-patok jalan yang dipasang orang-orang
kepatihan melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro. Patih Danurejo tidak
memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru mengetahui setelah
patok-patok dipasang. Perseteruan terjadi antara para petani penggarap lahan dengan
anak buah Patih Danurejo sehingga memuncak di bulan Juli. Patok-patok yang telah
dicabut kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro menyuruh mengganti
patok-patok dengan tombak sebagai pernyataan perang.

Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang
memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan
Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah. Meskipun kediaman Diponegoro
jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena
lebih mengenal medan di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan
pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan
meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang
terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian
menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari
Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang
disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaan dia. Sedangkan Raden Ayu
Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat)
dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima


tahun. Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga
golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya
sebagai dana perang, dengan semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan
pati"; "sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati". Sebanyak 15 dari 19
pangeran bergabung dengan Diponegoro. Bahkan Diponegoro juga berhasil
memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk
pedesaan, meskipun hal ini menjadi kontroversi tersendiri. Perjuangan Diponegoro
dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Dalam
perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S.
Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Bagi Diponegoro dan para pengikutinya, perang ini merupakan perang jihad melawan
Belanda dan orang Jawa murtad. Sebagai seorang muslim yang saleh, Diponegoro
merasa tidak senang terhadap religiusitas yang kendur di istana Yogyakarta akibat
pengaruh masuknya Belanda, disamping kebijakan-kebijakan pro-Belanda yang
dikeluarkan istana. Infiltrasi pihak Belanda di istana telah membuat Keraton
Yogyakarta seperti rumah bordil. Di lain pihak, Smissaert menulis bahwa Pangeran
Diponegoro semakin lama semakin hanyut dalam fanatisme dan banyak anggota
kerajaan yang menganggapnya kolot dalam beragama.

Dalam laporannya, Letnan Jean Nicolaas de Thierry menggambarkan Pangeran


Diponegoro mengenakan busana bergaya Arab dan sorban yang seluruhnya berwarna
putih. Busana tersebut juga dikenakan oleh pasukan Diponegoro dan dianggap lebih
penting dibandingkan busana adat Jawa meskipun perang telah berakhir. Laporan
UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 12
Paulus Daniel Portier, seorang indo, menyebutkan bahwa para tawanan perang
Belanda memperoleh ancaman nyawa jika tidak bersedia masuk Islam.

Jalan peperangan
Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan
artileri (yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran
frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi
di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian
sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang
hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi;
begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain
untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di
hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus
sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras
mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi
perang. Informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi
medan, curah hujan menjadi berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya
dapat dibangun melalui penguasaan informasi.

Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan


penghujan; para senopati menyadari sekali untuk bekerjasama dengan alam sebagai
"senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan
melakukan usaha-usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis
yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri,
dan sebagainya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan
kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata
terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan
provokator mereka bergerak di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan
bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat
yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi
tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu;
suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak
terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh puluhan ribu
serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua
metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka
(open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang dilaksanakan
melalui taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan
merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tapi suatu perang modern yang
memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini
juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melalui insinuasi dan
tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat
langsung dalam pertempuran; dan kegiatan telik sandi (spionase) di mana kedua
belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan lawannya.

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan


menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun
1829, Kyai Modjo, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul
kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot
Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830,

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 13


Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana,
Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa
anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan
ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng
Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang


Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000
serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa.[10] Setelah
perang berakhir, jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya.

Karena bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak,


konon keturunan Diponegoro tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton hingga Sri
Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro dengan
mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini
anak cucu Diponegoro dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus silsilah
bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.
http://mengingatsejarahnegeri.blogspot.com/2016/01/

TOPIK 2

Peristiwa G30S/PKI
0
Sejarah peristiwa G30S/PKI yang juga dikenal dengan nama aslinya, Gerakan 30
September atau singkatan lain berupa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) dan
Gestok (Gerakan Satu Oktober) merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika
Indonesia sudah beberapa tahun merdeka. Sesuai namanya, peristiwa ini terjadi pada
tanggal 30 September 1965 malam, hingga esok harinya dimana ada pembunuhan
tujuh perwira tinggi militer dalam sebuah kudeta. Usaha yang akhirnya gagal kemudian
dijatuhkan kepada anggota dari Partai Komunis Indonesia yang saat itu sedang dalam
kondisi kuat karena mereka dinilai amat dekat dengan Presiden Indonesia pertama
pada masa itu. Benar atau tidaknya Partai Komunis Indonesia yang bertanggung jawab
penuh dalam kejadian ini tetap menjadi bahan perdebatan hingga sekarang.

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 14


Sejarah dan Kronologis Peristiwa G30S/PKI
Sebelum terjadinya peristiwa G30S/PKI, Partai Komunis Indonesia (PKI) tercatat
sebagai Partai Komunis yang paling besar di dunia tanpa menghitung partai komunis
yang ada di Uni Soviet maupun Tiongkok. Ketika dilakukan audit pada tahun 1965,
tercatat bahwa anggota aktif dari partai ini melebihi angka 3,5 juta, belum termasuk 3
juta jiwa yang menjadi anggota pergerakan pemuda. Selain itu, PKI juga memiliki
kontrol penuh akan pergerakan buruh, menambahkan 3,5 juta orang lagi dibawah
pengaruhnya. Hal tersebut belum berhenti, karena masih ada 9 juta anggota dari
pergerakan petani, serta beberapa gerakan lain seperti pergerakan wanita, organisasi
penulis, dan pergerakan sarjana yang membuat total anggota PKI mencapai angka 20
juta anggota termasuk pendukung-pendukungnya.
Yang membuat masyarakat mencurigai bahwa PKI adalah dalang dibalik terjadinya
gerakan 30 September dimulai dengan kejadian di bulan Juli 1959, dimana pada saat
itu parlemen dibubarkan, dan Soekarno menetapkan bahwa konstitusi ada di bawah
dekrit presiden, dengan PKI berdiri di belakang, memberikan dukungan penuh. PKI
juga menyambut gembira sistem baru yang diperkenalkan oleh Soekarno, yaitu
Demokrasi Terpimpin yang menurut PKI mampu menciptakan persekutuan konsepsi
NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Pada masa demokrasi terpimpin ini
sayangnya kolaborasi pemimpin PKI dengan kaum-kaum borju yang ada di Indonesia
gagal menekan pergerakan independen dari buruh dan petani, menyebabkan banyak
masalah yang tidak terselesaikan di bidang politik dan ekonomi.
Peristiwa G30S/PKI baru dimulai pada tanggal 1 Oktober pagi, dimana kelompok
pasukan bergerak dari Lapangan Udara Halim Perdana kusuma menuju daerah selatan
Jakarta untuk menculik 7 jendral yang semuanya merupakan anggota dari staf tentara.
Tiga dari seluruh korban yang direncanakan, mereka bunuh di rumah mereka yaitu
Ahmad Yani, M.T. Haryono, dan D.I. Panjaitan. Ketiga target lain yaitu Soeprapto, S.
Parman, dan Sutoyo ditangkap hidup-hidup, sementara target utama mereka, Jendral
Abdul Harris Nasution berhasil kabur setelah melompati dinding yang berbatasan
dengan taman di kedutaan besar Iraq. Meski begitu, Pierre Tendean yang menjadi
ajudan pribadinya ditangkap, dan anak gadisnya yang berusia lima tahun, Ade Irma
Suryani Nasution, tertembak oleh regu sergap dan tewas pada 6 Oktober. Korban
tewas bertambah ketika regu penculik menembak dan membunuh seorang polisi yang
menjadi penjaga rumah tetangga Nasution, Karel Satsuit Tubun. Korban tewas terakhir
adalah Albert Naiborhu, keponakan dari Pandjaitan, yang tewas saat menyerang rumah
jendral tersebut. Mayat dan jenderal yang masih hidup kemudian dibawa ke Lubang
Buaya, dan semua dibunuh serta mayatnya dibuang di sumur dekat markas tersebut.
Ketika matahari mulai terbit, sekitar 2.000 pasukan diturunkan untuk menduduki

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 15


tempat yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Merdeka, sebuah taman yang ada di
Monas. Meski begitu, mereka tidak berhasil menundukkan bagian timur dari area ini,
karena pada saat itu merupakan daerah markas KOSTRAD yang dipimpin oleh
Soeharto. Pada jam 7 pagi, RRI menyiarkan pesan yang berasal dari Untung Syamsuri,
komandan Cakrabiwa, regimen penjaga Presiden, bahwa gerakan 30 September telah
berhasil mengambil alih beberapa lokasi strategis di Jakarta dengan bantuan anggota
militer lainnya. Mereka berkeras bahwa gerakan ini didukung oleh Central Intelligence
of America (CIA) yang bertujuan untuk menurunkan Soekarno dari posisinya.
Yang menuliskan tinta kegagalan dalam sejarah peristiwa G30S/PKI kemungkinan
besar adalah karena mereka melewatkan Soeharto yang mereka kira diam dan bukan
tokoh politik pada masa itu. Soeharto diberitahu oleh tetangganya tentang hilangnya
para jendral dan penembakan yang terjadi pada pukul 5:30 pagi, dan karena ini ia
segera bergerak ke markas KOSTRAD dan berusaha menghubungi anggota angkatan
laut dan polisi, namun tidak berhasil melakukan kontak dengan angkatan udara. Ia
kemudian mengambil alih komando angkatan darat. Kudeta ini juga gagal karena
perencanaan yang amat tidak matang dan menyebabkan para tentara yang ada di
Lapangan Merdeka menjadi kehausan dibawah impresi bahwa mereka melindungi
presiden di Istana. Soeharto juga berhasil membujuk kedua batalion pasukan kudeta
untuk menyerah dimulai dari pasukan Brawijaya yang masuk ke area markas
KOSTRAD dan kemudian pasukan Diponegoro yang kabur kembali ke Halim.
G30S/PKI baru berakhir ketika pada pukul 7 malam, pasukan yang dipimpin oleh
Soeharto berhasil mengambil kembali kontrol atas semua fasilitas yang sebelumnya
direbut oleh Gerakan 30 September. Ketika sudah berkumpul bersama Nasution, pada
pukul 9 malam Soeharto mengumumkan bahwa ia sekarang mengambil alih tentara
dan akan berusaha menghancurkan pasukan kontra-revolusioner dan menyelamatkan
Soekarno. Ia kemudian melayangkan ultimatum lagi yang kali ini ditujukan kepada
pasukan yang berada di Halim. Tidak berapa lama, Soekarno meninggalkan Halim dan
tiba di istana presiden lainnya yang berada di Bogor. Untuk jasad ke-7 orang yang
terbunuh dan dibuang di Lubang Buaya sendiri baru ditemukan pada tanggal 3
Oktober, dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober.
http://www.portalsejarah.com/sejarah-peristiwa-g30spki.html

TOPIK 3

Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu, bangsa Indonesia mempersiapkan
dirinya untuk merdeka. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Perundinganperundingan diadakan di antara para pemuda dengan tokoh-tokoh tua, maupun di


antara para pemuda sendiri. Walaupun demikian, di antara tokoh pemuda dengan golongan tua
sering terjadi perbedaan pendapat, akibatnya terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”.

Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung Karno beserta Ibu
Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra dibawa pemuda ke Rengasdengklok, kota kawedanan
di pantai utara Kabupaten Karawang, tempat kedudukan cudan (kompi) tentara Peta.

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 16


Tujuan peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keinginan pemuda yang mendesak golongan tua
untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh
oleh Jepang. Setelah melalui perdebatan dan di tengah-tengahi Ahmad Soebardjo, menjelang
malam hari, kedua tokoh itu akhirnya kembali ke Jakarta.

Rombongan Soekarno–Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.30 waktu Jawa zaman Jepang
(pukul 23.00 WIB). Soekarno Hatta setelah singgah di rumah masing masing, kemudian
bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1
Jakarta. (tempat Ahmad Soebardjo bekerja) untuk merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

Malam itu juga segera diadakan musyawarah. Tokoh tokoh yang hadir saat itu ialah Ir.
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, para anggota PPKI, dan para tokoh
pemuda, seperti Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro. Tokoh-tokoh yang
merumuskan teks proklamasi berada di ruang makan.

Adapun tokoh yang menulis teks proklamasi adalah Ir. Soekarno, sedangkan Drs. Mohammad
Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan ide-idenya secara lisan.

Perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya baru selesai pukul 04.00 WIB
pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks proklamasi
akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada
pagi hari pukul 10.00 WIB.
http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/02/peristiwa-peristiwa-sekitar-proklamasi.html

TOPIK 4

Peralihan Kekuasaan politik dari Orde lama


ke Orde Baru
Terjadinya peristiwa G 30 S PKI sangat berpengaruh terhadap proses
peralihan  pemerintahan dari Orde Lama ke Orde baru. Berikut proses
peralihan pemerintahan dari Orde Lama ke Orde baru:
Tanggal 16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri
Panglima Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan
Jenderal.
Keberanian KAMI dan KAPPI yang memberikan kesempatan bagi Mayjen
Soeharto untuk menawarkan jasa baik demi pulihnya kemacetan roda
pemerintahan dapat diakhiri. Untuk itu ia mengutus tiga Jenderal yaitu
M.Yusuf, Amir macmud dan Basuki Rahmat oleh Soeharto untuk menemui
presiden guna menyampaikan tawaran itu pada tanggal 11 Maret 1966.
Sebagai hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR).
SUPERSEMAR atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat perintah
yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Isinya berupa
instruksi Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto, selaku Menteri

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 17


Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala tindakan yang dianggap
perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan pada saat itu. Sampai saat ini
belum ada yang tahu secara pasti isi supersemar.
 Pada tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat
rahasia dari Presiden melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di
lampiri sebuah konsep surat penugasan mengenai pimpinan pemerintahan
sehari-hari kepada pemegang Supersemar.
 Pada 11 Februari 1967 Jend. Soharto mengajukan konsep yang bisa
digunakan untuk mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi
tentang pernyataan presiden berhalangan atau presiden menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pemegang Supersemar sesuai dengan
ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden kemudian meminta waktu
untuk mempelajarinya.
 Pada tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu
kembali dengan presiden, presiden tidak dapat  menerima  konsep tersebut
karena tidak menyetujui pernyataan yang isinya berhalangan.
 Pada tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh
presiden setelah diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah
dengan kata-kata menjaga dan menegakkan revolusi.
 Pada tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana
Negara presiden /Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi
telah menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar
yaitu Jend.Soeharto. 
 Pada bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam
rangka mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus
mengangkat Jenderal Soeharto sebagai pejabat presiden RI.
 Setelah turunnya Presiden Soekarno dari kursi kepresidenan maka
berakhirlah orde lama. Kepemimpinan disahkan kepada Jendral Soeharto
yang menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru.

Bagaimana dengan presentasi hasil diskusi


kalian ?

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 18


Secara jujur karakter apa yang kalian peroleh dari kegiatan
tersebut ?

Selanjutnya ! silahkan kalian pelajari materi


berikut ! Perhatikan gambar tokoh berikut ini !

PERHATIKAN TIGA FOTO PAHLAWAN DISAMPING:


DARI DAERAH MANA?
SIAPA SAJA TOKOH TERSEBUT?
MASA AKAN DATANG

Setelah kalian simak gambar tersebut diatas maka untuk memperluas


pemaham kalian ketiga tokoh pahlawan tersebut, silahkan analisa uraian
materi berikut !

esar di dunia . berdasarkan proklamasi kemerdekaan yang menjadi wilayah Indonesia adalah semua bekas jajaha

Ayo Menganalisa

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 19


Kerjakan kegiatan ini berdasarkan teks di atas !
Menurut kalian , Apakah wilayah Indonesia yang sangat luas seperti
gambaran diatas merupakan hasil upaya para pahlawan baik nasional
maupun daerah?

Ssilahkan kalian analisi dan berikan penjelasan kalian pada lembar kerja
yang sudah disediakan ! dan diskusikan pada guru untuk mendapatkan
penguatan materi !

Ayo Berlatih

Untuk menguji kemampuan pengetahuan kalian, coba kerjakan


tugas berikut secara mandiri dan kumpulkan pada guru untuk mendapatkan
penilaian, serta dapat diketahui penguasaan materi kalian sebelum
melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya !

SELAMAT Mengerjakan !!

1. Carilah informasi mengenai pahlawan atau tokoh yang telah


berjuang menghadapi ancaman disintegrasi bangsa, di
daerah kalian.
2. Melalui bimbingan guru kalian,masing-masing kelompok
hanya mencari tokoh-tokoh dari satu bidang kepahlawanan,
seperti kategori seni, sastra, tentara, tokoh pemerintahan,
rakyat biasa, bangsawan dan lain-lain.
3. Informasi dapat kalian peroleh antaralain melalui studike
pustakaan atau wawancara.
4. Hasil informasi yang telah kalian dapatkan dibawa pada
pertemuan pembelajaran berikutnya

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 20


Apakah kalian sudah melaksanakan tugas tersebut diatas ? Jika
Kalian sudah mengerjakan Bagaimana pemahaman kalian terhadap
materi kegiatan belajar 1 Apakah semakin mantap ???

untuk itu kalian bisa melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya.

KEGIATAN BELAJAR 2

Nah,,,, mulai lagi kalian

Pada kegiatan belajar 2 ini, kalian harus mampu mengambil makna dan
nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan nasional dan
daerah sehingga kalian dapat mengambil manfaat dari belajar sejarah dan
belajar bertanggung jawab melalui sejarah.

Ayo Menganalisa

Untuk menguji kemampuan pemahaman kalian terhadap konsep makna dan


nilai kepahlawanan . silahkan kalian berdiskusi dengan teman sebangku,
tentang :

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 21


1. Tulislah salah satu peristiwa yang terjadi pada masa sekarang,
kemudian analisa peristiwa tersebut, adakah tokoh yang bisa dianggap
sebagai pahlawan? Nilai kepahlawan apa yang bisa diambil dari tokoh
tersebut?.
2. Setelah kalian mempelajari makna dan nilai kepahlawanan, manfaat
apa yang kalian peroleh dari nilai kepahlawanan tersebut untuk
kehidupan sehari-hari. Jelaskan !

Presentasikan di depan kelas hasil pekerjaan kalian dengan penuh sopan


santun, kejujuran , bertanggung jawab dan proaktif , sehingga kalian
diharapkan memiliki kompetensi seperti berikut ini !!

Kompetensi yang harus dikembangkan dari kalian


Berpikir kritis
Berkomunikasi yang baik
Kreatif
Dan berkolaborasi

ereka adalah para pahlawan nasional yang berjuang untuk persatuan bangsa dengan tidak

ertindak dan berprilaku yang baik, yang mampu memberi kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 22


Ayo Berlatih

ebiasaan kalian memanfaatkan Literasi maka kerjakan tugas berikut secara mandiri
daan antara pahlawan nasional dengan pahlawan daerah!
yang dianggap sebagai pahlawan dalam kehidupan kalian?Ceritakan pengalaman tersebut!

da Guru hasil tugas kalian, untuk mendapatkaan penilaian !

Jika kalian sudah mengerjakan tugas tersebut diatas, periksakan seluruh pekerjaan
kalian pada guru agar dapat di ketahui penguasaan materi sebelum kalian dapat
melanjutkan pada UKBM berikutnya.

Dan sebagai pembentukan karakter untuk kalian menjadi lebih baik maka
simaklah dengan hati dan pikiran yang jernih renungan berikut ini !

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 23


Dan sebagai peningkatan keterampilan kalian setelah memahami materi ini,
buat tulisan tentang bagaimana belajar bertanggung jawab melalui sejarah
untuk masa depan bangsa yang lebih baik , kumpulkan tugas tersebut pada
Guru untuk mendapat penilaian keterampilan.

c. Penutup

BAGAIMANA KALIAN SEKARANG

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 24


Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut
melalui kegiatan belajar 1 dan 2, isilah tabel beriku
tuntuk mengukur diri kalian terhadap materi yang
telah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait
dengan penguasaan materi terhadap UKBM ini.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman materi

N URAIAN PERTANYAAN YA TIDAK


O
1 Dapatkah kalian menganalisis contoh peristiwa yang
berkaitan dengan lahirnya pahlawan nasional dan daerah?

2 Dapatkah kalian menjelaskan makna dan nilai


kepahlawanan dari tokoh Soekarno?

3 Dapatkah kalian mendeskripsikan konsep pahlawan


nasional dan pahlawan daerah?
4 Dapatkah kalian mengambil manfaat dari mempelajari
tokoh pahlawan nasional maupun daerah ?

5 Dapatkah kalian memahami makna belajar berkorban


melalui sejarah dari tokoh nasional?

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 25


JUMLAH

Jika menjawab “ Tidak “pada salah satu pertanyaan diatas, maka pelajarilah
kembali materi tersebut dalam BTP Sejarah Indonesia dan pelajari ulang
kegiatan belajar 1 dan 2 yang sekiranya perlu kalian ulang dengan bimbingan
Guru atau teman sejawat. Jangan Putus Asa Untuk Mengulang Lagi !
Seperti kata bijak berikut ini :

Dan sebaliknya jika kalian menjawab “Ya” pada semua pertanyaan di atas,
maka silahkan kalian lanjut pada kegiatan berikut !!
DIMANA POSISIMU ?
Bagaimana kalian siap untuk mengisi tantangan berikut ini,!!

Kalian harus mampu membuat target untuk diri kalian sendiri, untuk mengukur
kemampuan diri kalian terhadap penguasaan materi Konsep Makna dan Nilai
dari Tokoh-Tokoh Pahlawan Nasional dan Daerah, maka ukurlah diri kalian
dalam rentang 0 – 100, tuliskan kedalam kotak yang tersedia

..................................

Setelah kalian menuliskan kemampuan penguasaanmu terhadap materi ,


kerjakan evaluasi berikut !

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 26


YUK CEK PENGUASAANMU TERHADAP MATERI
Nilai-Nilai Perjuangan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas , tulis
jawaban pada buku kerja kalian masing-masing !

1) Jelaskan posisi perjuangan yang dilakukan oleh rakyat


Papua dalam menghadapi kolonial Belanda, yang
membedakan mereka dengan daerah-daerah lain di
Indonesia !
2) Tuliskan persamaan dan perbedaan perjuangan yang
dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono IX dengan
Sultan Syarif Kasim II.
3) Jelaskan tujuan dari mempelajari tokoh-tokoh
perjuangan!
4) Jelaskan manfaat dari mempelajari tokoh-tokoh
perjuangan!
5) Berilkan tiga pendapat kalian mengapa belajar sejarah
itu penting!

Apakah kalian mengalami kesulitan menjawab evaluasi tersebut diatas, Jika kalian
yakin dengan kemampuan belajar yang serius dan disiplin maka target yang kalian
buat akan berhasil

Keberhasilan dari target yang kalian tentukan membuktikan , bahwa kalian dapat
meminta kepada Guru untuk mengerjakan test formatif sebelum melanjutkan pada
UKBM berikutnya.

AIH DENGAN SEMANGAT YANG TINGGI TIDAK PUTUS ASA DA

UKBM-3.2/4.2/5/2-2 Sejarah Indonesia 27

Anda mungkin juga menyukai