Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 4 :

1. Adelina Febria Kinanthi / 01


2. Calista Putri K. H. / 08
3. Felix Radiantyo R. / 12
4. Jasmine Nugraheni / 15
5. Nathaniel Benelisha / 23
6. Raden Artahsasta N. /26
7. Vanessa Serta R. V. / 33

MASA PEMERINTAHAN
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

I. KONDISI DAN KEBIJAKAN MASA PEMERINTAHAN SBY


A. Politik
Dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ini melakukan beberapa
kebijakan politik diantaranya:
1. Pembentukan Kabinet Bersatu
Pada period kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk Kabinet
Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia
pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden
Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21
Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009.
2. Menganut konsep Trias Politika
Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut
diberbagai negara dunia. Trias Politika yang kin banyak diterapkan
adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif,
Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat
undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-
undang; dan Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya
pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan
undang-undang jika ada sengketa, menjatuhkan sanksi bagi lembaga atau
perseorangan manapun yang melanggar UU. Pada masa pemerintahan
SBY rakyat bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat melalui
Pemilu untuk memilih anggota dewan legislaif, dan Pilpres untuk
pemilihan elit eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif, pemilihannya
mash dilakukan oleh DPR dengan pertimbangan presiden.
3. Sistem Kepartaian
Di Indonesia sendiri, selama masa pemerintahan SBY di tahun 2004-
2009, system kepartaian mengalami perubahan yang signifikan, dimana
partai politik bebas untuk didirikan asalkan sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang berlaku, serta tidak menyimpang dari hakikat pancasila
secara universal

4. Politik Pencitraan
Politik pencitraan merupakan salah satu senjata ampuh yang digunakan
para pemimpin negara untuk mengambil hati rakyatnya. Dalam konteks
internal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan menggunakan
kapabilitas internalnya, yakni dengan kapabilitas retorika atau
kemampuan berbicara di depan umum
5. Politik Luar Negeri
Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu:
1) Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara
lain (Jepang, China, India, dll).
2) Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-
perubahan domestic dan perubahan yang terjadi di luar negeri
(Internasional)
3) Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba
menjalin hubungan dengan siapa saja (baik negara, organisasi
internasional, ataupun perusahaan ultinasional) yang bersedia
membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
4) Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia
Internasional. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST adalah unity,
harmony, security, leadership, prosperity. Prinsip-prinsip dalam
konsep TRUST inilah yang menjadi sasaran plitik luar negeri
Indonesia di tahun 2008 dan seterusnya.
B. Kebijakan Ekonomi
1. Kebijakan pengamanan APBN-P 2012. "Jika tidak ada kenaikan harga
BBM, apa yang harus kita lakukan?" ujar dia dalam sambutannya saat
memimpin rapat terbatas bersama jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II di
kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 4 April 2012.
2. Kebijakan untuk peningkatan penerimaan negara. Yudhoyono melihat
adanya peluang untuk peningkatan penerimaan negara dengan cara-cara
yang baik. "Bukan dengan menggenjot pajak di segala lini," kata dia.
"Tapi betul-betul menambah sisi penerimaan negara."
3. Kebijakan gerakan bersama di tingkat nasional untuk penghematan energi
secara total. "Saya akan keluarkan instruksi presiden yang baru, termasuk
peraturan-peraturan presiden yang diperlukan," ujarnya.
4. Kebijakan penggunaan gas domestik. Menurut Yudhoyono, kebijakan
penggunaan gas domestik diharapkan dapat mendorong industri dan
menggerakkan sektor riil. "Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi juga
bisa kita jaga," ucap dia. Kebijakan ini juga berkaitan dengan upaya
mengatasi masalah-masalah kelistrikan. "Dengan demikian, konsumsi
BBM untuk pembangkit listrik juga sudah bisa kita turunkan," katanya.
"Ini memerlukan langkah cepat dan langkah terpadu di semua lini."
5. Untuk meningkatkan investasi tahun ini, tahun depan, dan seterusnya.
Menurut Yudhoyono, investasi akan berkembang jika iklim dan kondisi
ekonomi baik serta ada aturan-aturan yang kondusif bagi pengembangan
investasi tersebut.
C. Kebijakan Pemerintahan
1. Mengamankan fiskal, yakni postur anggaran dan nota keuangan anggaran
pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2012. Di dalamnya
termasuk penyikapan jika harga BBM tidak dinaikkan.
2. Peningkatan dan optimalisasi penerimaan negara. SBY menegaskan
bahwa, masih ada peluang untuk meningkatkan sumber-sumber
penerimaan negara. Semisal, penerimaan dari sektor pertambangan, bukan
hanya menggenjot pajak di segala lini.
3. Penghematan energi secara total.
4. Kebijakan penggunaan gas domestik. Penggunaan gas domestik
diharapkan bisa mendorong industri, sektor riil, sehingga pertumbuhan
ekonomi bisa terjaga. Kebijakan ini juga dinilai berkaitan dengan upaya
mengatasi masalah ketenagalistrikan. harapannya, konsumsi BBM untuk
pembangkit listrik bisa ditekan.
5. Kebijakan untuk meningkatkan investasi. Kepala negara mengatakan
bahwa, investasi berkembang jika iklim dan aturan kondusif bagi
pengembangan investasi. Untuk itu, presiden meminta iklim investasi
harus kondusif untuk memastikan investasi berjalan dengan baik.

II. KEBERHASILAN MASA SBY


1. Dalam ketahanan dan keamanan, keberanian menyeret sebagian koruptor-
koruptor, baik pejabat pemerintah di daerah maupun di pusat terhadap
lembaga legislatif dan eksekutif telah dil
2. Kesungguhan penegakan keamanan dan ketahanan itu, juga bisa terlihat atas
keberhasilan penandatanganan MoU antara pemerintah RI dengan GAM, 15
Agustus 2005 di Helsinki.
3. Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi
dan keberhasilan pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi
demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang pro-rakyat dan mampu
memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tetapi malah mengubah arah
demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.
III. KEGAGALAN MASA SBY
1. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009,
pemerintah dan DPR tidak berhasil menetapkan satu pun undang- undang
bidang pertahanan nasional.
2. Pertahanan dan keamanan yang terasa masih menjadi nilai raport merah SBY
adalah rendahnya komitmen mereka terhadap penciptaan sistem keamanan
masyarakat.
IV. KASUS PADA MASA SBY
 Kasus Century
Kasus Century menjadi besar karena terjadi dana talangan pada saat ekonomi
global bergejolak jelang penyelenggaraan Pemilu 2009. Kala itu, Bank Century
disebut sebagai bank yang terancam kolaps dan akan berdampak sistemik pada
perekonomian Indonesia. Sehingga Bank Indonesia mengucurkan dana talangan
kepada bank yang belakangan diketahui menyimpan uang salah satu pengusaha
besar di negeri ini. Kala itu, muncul dugaan jika duit dari talangan Bank Century
tersebut hilang dipakai untuk kampanye Partai Demokrat di Pemilu 2009 untuk
memenangkan pasangan SBY-Boediono sebagai calon incumbent. Untuk
mengungkap dugaan tersebut, bahkan DPR membentuk Pansus Bank Century.
Namun karena merasa tidak bersalah, Partai Demokrat pun mendukung dibuatnya
Pansus Bank Century di DPR.

Skandal ini bermula ketika Bank Century mengalami kesulitan likuiditas pada
Oktober 2008. Manajemen Century mengirim surat Bank Indonesia pada 30
Oktober 2008 minta pinjaman atau fasilitas repo aset senilai Rp 1 triliun. Kala itu,
Boediono masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia. Bank Indonesia
sempat menolak memberikan bantuan kepada Bank Century. Namun akhirnya BI
memberikan pinjaman. Dari sinilah Bank Indonesia diduga mengotak-atik
peraturan yang dibuat sendiri agar Century bisa mendapat Fasilitas Pinjaman
Jangka Pendek (FPJP).

Bank Indonesia mengubah Peraturan Bank Indonesia No 10/26/PBI/2008


mengenai persyaratan pemberian FPJP dari semula dengan CAR 8 persen
menjadi CAR positif. BPK menduga perubahan ini hanya rekayasa agar Century
mendapat fasilitas pinjaman itu. Karena menurut data BI, posisi CAR bank umum
per 30 September 2008 berada di atas 8 persen, yaitu berkisar 10,39 sampai
476,34 persen. Menurut BPK, satu-satunya bank yang CAR-nya di bawah 8
persen hanya Century.

BI akhirnya menyetujui pemberian FPJP kepada Century sebesar Rp 502,07


miliar, karena CAR Century sudah memenuhi syarat PBI. Belakangan, BI bahkan
memberi tambahan FPJP Rp 187,32 miliar. Sehingga total FPJP yang diberikan
BI kepada Century sebesar Rp 689 miliar.

Analisis penyelesaian :
Hakim tunggal praperadilan dalam putusannya pada 9 April 2018, secara tegas
salah satunya menyebutkan: memerintahkan TERMOHON untuk melakukan
proses hukum selanjutnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atas dugaan tindak pidana korupsi Bank
Century, dalam bentuk melakukan Penyidikan dan menetapkan tersangka
terhadap Boediono, Muliaman D Hadad, Raden Pardede dkk, dan
melanjutkannya dengan Pendakwaan dan Penuntutan dalam proses persidangan di
Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat atau melimpahkannya kepada Kepolisian atau
Kejaksaan untuk melakukan penyidikan dan penuntutan dalam proses
persidangan di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat.

Keputusan praperadilan ini memunculkan pro dan kontra baik dalam penanganan
kasusnya maupun soal polemik kewenangan hakim praperadilan. Sejak awal
penanganannya, kasus Bank Century memang telah menimbulkan perdebatan
panjang. Bukan saja karena besarnya nilai kerugian negara tetapi juga kesan
lambat penanganan KPK terhadap para pihak yang diduga terlibat.

 Kasus Proyek Hambalang


Proyek Hambalang dimulai sekitar tahun 2003. Secara kronologis, proyek ini
bermula pada Oktober Tahun 2009. Saat itu Kemenpora (Kementerian
Pemuda dan Olah Raga) menilai perlu ada Pusat Pendidikan Latihan dan
Sekolah Olah Raga pada tingkat nasional. Oleh karenaitu, Kemenpora
memandang perlu melanjutkan dan menyempurnakan pembanugnan proyek
pusat pendidikan pelatihan dan sekolah olahraga nasional di Hambalang,
Bogor.

Pada 30 Desember 2010, terbit Keputusan Bupati Bogor nomor


641/003.21.00910/BPT2010 yang berisi Izin Mendirikan Bangunan untuk
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional atas nama
Kemenpora di desa Hambalang, Kecamatan Citeureup-Bogor. Berdasarkan
hasil perhitungan konsultan perencana, untuk membangun semua fasilitasdan
prasarana sesuai dengan master plan yang telah disempurnakan, anggaran
mencapai Rp1,75 triliun yang sudah termasuk bangunan sport science, asrama
atlet senior, lapangan menembak, extreme sport, panggung terbuka, dan voli
pasir.

Kasus Hambalang adalah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan
banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas
Urbaningrum; Istri dari AnasUrbaningrum komisaris PT Dutasari Citralaras;
Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, AndiMalarangeng; Mahfud Suroso,
Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya.

Korupsi secara bersama-sama dalam Proyek Hambalang menunjukan tipe


korupsi yangterorganisasi. Kelompok penguasa berkolaborasi dengan
kepentingan bisnis melakukankejahatan. Modus kejahatan korupsi semacam
ini hanyalah modifikasi dan replikasi kejahatankorupsi Orde Baru. Dari data
diketahui tercatat total loss atau jumlah kerugian negara dalamkasus mega
proyek di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor mencapai Rp 463,66 Miliar.

Analisis penyelesaian :
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4
tahun penjara, dan denda Rp 200 juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada
mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng dalam
kasus tindak pidana korupsi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah
Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor.

Menurut hakim ketua Haswandi terdakwa Andi Mallarangeng terbukti secara


sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama.
Dalam putusan tersebut, hakim ketua menilai Andi dengan sengaja telah
menyalahgunakan kewenangannya sebagai Menpora dalam pengurusan
proyek Hambalang. Atas perbuatan tersebut Andi telah menguntungkan pihak
lain, Proyek P3SON telah merugikan keuangan negara Rp 464,391 miliar.

Dalam putusan juga disebutkan, bahwa Andi telah memberikan kemudahan


akses kepada Choel Mallarangeng di kantor Kemenpora. Majelis hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyebutkan membengkaknya
anggaran proyek pembangunan Hambalang, disebabkan oleh keinginan Andi
Mallarangeng untuk mengubah konsep bangunan. Kemudian dilakukan
pertemuan membahas perombakan design baru seperti konsep bangunan, luas
tanah dan gedung, yang berlangsung di lantai 10 Gedung Kemenpora. Dalam
pertemuan tersebut dihadiri oleh Wafid, Deddy Kusdinar, Rio Wilarso, Lisa
Lukitawati Isa, Muhammad Arifin, Asep Wibowo dan Anggraeni Dewi
Kusumastuti.Akibatnya, anggaran proyek Hambalang yang semula Rp 125
miliar terus bertambah. Hingga tahun 2010, anggaran tersebut meningkat
mencapai Rp 275 miliar. Namun, pada akhirnya anggaran tersebut
membengkak drastis menjadi total Rp 2,5 triliun, sehingga negara mendapat
kerugian keuangan negara senilai Rp 464,391 miliar.

Anda mungkin juga menyukai