Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 9

~Rizalatul M
~Nuralisa
~Ravi R
AGRESI MILITER BELANDA I
Dan Agresi Militer
Belanda II
SMAN 4 Kota Serang , 2022
Latar belakang
Agresi merupakan sebuah bentuk operasi militer ilegal yang dilakukan belanda kepada Indonesia.
Pada awal mulanya agresi militer 1 dilancarkan sebagai bentuk penyangkalan perjanjian linggar jati
yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua negara. Akibatnya Indonesia mengalami kerugian
materi hingga US $300 juta akibat hasil alam yang berhasil dirampas belanda semasa agresi
dilancarkan.

Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa lain selama berpuluh puluh tahun
lamanya. Meski Indonesia telah merdeka, bangsa sekutu tetap ingin melakukan
penjajahan kembali untuk merebut kekuasaan Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut baik melalui agresi militer Belanda 1 maupun agresi militer
Belanda 2. Agresi militer ini dilakukan untuk menguasai Indonesia kembali dengan
berbagai latar belakang dan tujuan tertentu terhadap bangsa Indonesia.
Agresi militer Belanda I

Sejarah agresi militer belanda 1 ini bermula saat salah


satu petinggi belanda yakni Letnan Jenderal Belanda,
Dr. H.J. van Mook lewat pidatonya menyatakan bahwa
agresi ini adalah bentuk dari polisionil dan merupakan
urusan dalam negera, serta Belanda juga terus
memasukkan kekuatan tentaranya.
Pada Tanggal 27 Mei 1947 Belanda mengirim nota Ultimatum yang isinya antara lain :

A pemerintahan Federal
Sementara ( Pemerintah Darurat )
secara bersama.
B Pembentukan Dean
Urusan luar negeri

Pembentukan Pasukan

C D
Dewan Urusan Luar Negeri
Keamanan dan Ketertiban
bertanggung jawab atas
Bersama
pelaksanaan
( gendarmerie )
eskpor, impor,dan devisa,
Namun Syahrir ( yang
serta kabinetnya jatuh Juni 1947 )
dapat menerima usulan,tetapi
menolak usulan mengenai
Pembentukan Keamanan
Bersama di wilayah RI.
Agresi Militer Belanda I merupakan serangan pertama yang dilakukan Belanda terhadap
kedaulatan Indonesia dengan menginvasi Pulau Jawa dan Sumatra pada tanggal 21 Juli sampai 5
Agustus 1947. Serangan ini dilakukan karena Belanda menganggap Indonesia telah melanggar
Perjanjian Linggarjati.

Agresi Militer Belanda I berakhir setelah Belanda mengalami tekanan internasional dari PBB dan
terutama Amerika Serikat. Peristiwa ini berlanjut dengan penandatanganan Perjanjian Renville
pada tanggal 17 Januari 1948. Namun begitu, ketegangan antara Indonesia dan Belanda terus
berlanjut dan mengarah pada Agresi Belanda II.
Tujuan Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I di Indonesia karena ingin menguasai
sumber daya alam yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa.

Dampak Agresi militer 1

Dampak negatif Agresi Militer I

• Belanda berhasil menguasai daerah-daerah penting di Indonesia,


sehingga wilayah Indonesia menjadi semakin sempit.

• Wilayah perkebunan Indonesia seperti Sumatra Timur, Palembang,


Jawa Barat, dan Jawa Timur sebagian besar dikuasai Belanda, yang
menyebabkan kerugian bagi Indonesia.

• itu menderita kerugian ekonomi yang sangat besar karena biaya


perang dan jumlah bangunan yang hancur.
Dampak positif agresi militer 1

• Tindakan Belanda dengan kedok “aksi polisi” tidak


bisa menipu masyarakat internasional yang
menentang tindakan itu, sehingga Belanda kehilangan
dukungan mereka dari dunia internasional.

• Republik Indonesia telah menerima dukungan dan


simpati dari komunitas internasional.
Agresi militer belanda II
Agresi Militer Belanda 2 merupakan peristiwa penyerbuan secara
militer yang dilakukan oleh pasukan militer Belanda terhadap
wilayah Republik Indonesia dan Ibu Kota Yogyakarta. Agresi Militer
Belanda 2 terjadi pada 19 Desember 1948. Agresi Militer Belanda 2
membuat kondisi di Indonesia semakin tidak menentu dan
keadaan rakyat semakin menderita.

Pada dasranya Agresi Militer Belanda II dilatarbelakangi karena


kegagalan PBB dalam menyelesaikan konflik antara Belanda dan
Indonesia melalui jalan perundingan. Belanda tetap bersikeras
untuk menguasai Indonesia, kendati saat itu Indonesia sudah
memproklamirkan kemerdekaannya

Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai


kekuatan besar juga mendesak agar segera dilakukan gencatan
senjata dan perundingan damai secepat mungkin. Akhirnya, tanggal
7 Mei 1949, Agresi Militer Belanda II berakhir dengan
ditandatanganinya Perjanjian Roem-Royen.
Tujuan Agresi Militer Belanda II

Pihak Belanda sengaja membuat kondisi pusat


wilayah Indonesia tidak aman sehingga
akhirnya diharapkan dengan kondisi seperti itu
bangsa Indonesia menyerah dan bersedia
menuruti ultimatum yang diajukan oleh pihak
Belanda. Selain itu bangsa Indonesia juga ingin
menunjukkan kepada dunia bahwa RI dan TNI-
nya secara de facto tidak ada lagi.
Dampak Agresi Militer II

Dampak bagi Indonesia


• Bandara lapangan terbang Maguwo berhasil dikuasai pasukan
Belanda melalui serangan udara menggunakan 14 pesawat yang
terdiri atas Mustang dan Kittyhwak.
• Korban tewas di pihak TNI sebanyak 128 pasukan saat terjadi
serangan di bandara Maguwo.
• Pembentukan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di
Bukit tinggi.
• Beberapa pemimpin Republik Indonesia diasingkan, meliputi
Presiden Ir Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menlu Haji
Agus Salim, Sutan Syahrir, Mr Assaat, dan Mr AG Pringgodigdo.
• Pengasingan menggunakan pesawat bomber B 25 dengan tujuan
tidak jelas, ada yang diasingkan ke Parapat, Berastagi, dan
Pangkalpinang.
• Beberapa bangunan penting di kota DIY hancur akibat serangan
pasukan Belanda
• Kota Yogyakarta yang notabene merupakan Ibu Kota RI berhasil
dikuasai oleh Belanda.
Dampak bagi Belanda

• Berhasilnya Belanda menguasai Ibu Kota Republik Indonesia ternyata tidak membuat semangat juang
para pejuang tanah air runtuh begitu saja, masih ada perlawanan yang dilakukan oleh TNI.
• Mereka melakukan serangan secara mendadak terhadap pasukan Belanda.
• Perlawanan dari pihak Bangsa Indonesia dilakukan pada 1 Maret 1949, yang kemudian dikenal
dengan nama Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta.
• Perlawanan tersebut membuat pasukan Belanda kewalahan, dan berhasil dilumpuhkan.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai