Anda di halaman 1dari 11

Rangkuman PAS Sejarah Wajib

 Pembacaan Teks Proklamasi


Diketik oleh : Sayuti Melik
Ditandatangani oleh : Soekarno-Hatta
Dibacakan oleh : Soekarno didampingi oleh Moh.Hatta
o Pembacaan dilakukan di depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
No.56,Jakarta.
o Proklamasi ditulis di rumah Laksamana Maeda
o Sukarni yang mengusulkan agar Soekarno dan Hatta yang menandatangani teks
o Fatmawati yang menjait bendera merah putih
o Penyebaran melalui Radio Domei

 Agresi Militer Belanda II


 Latar Belakang
Agresi militer II terjadi karena Belanda masih ingin menjajah Indonesia dan
melihat perjanjian renville lebih menguntungkan pihak Indonesia.
Serangan bermula pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan
menggunakan taktik perang kilat. Dimulai dari merebut pangkalan udara
Maguwo. Mampu mengambil alih kota Yogyakarta dan menangkap Soekarno
dan Moh. Hatta. Soekarno memberikan surat kuasa kepada Safrudin
Prawiranegara untuk mendirikan pemerintahan darurat.
Strategi Belanda utk menghadapi bangsa Indonesia :
1. Menerapkan kekuatan militer secukupnya
2. Menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara Federal Serikat demi
melaksanakan politik adu domba
3. Berharap bangsa Indonesia mendapatkan sanksi internasional melalui
pemberian kedaulatan pada federasi Indonesia

Pihak Amerika Serikat menunjukan simpati kpd Indonesia dengan memberi


pernyataan :
1. Amerika akan menghentikan segala bantuan pada pemerintah belanda
2. Mendorong belanda menarik pasukan berada dibelakang garis status quo
renville
3. Mendorong dibebaskannya pemimpin bangsa Indonesia oleh belanda
4. Mendesak dibuka kembali perundingan
 Penyelesaian
Pada tanggal 24 Januari 1949, Dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar
segera menghentikan permusuhan. Kegagalan belanda di medan tempur dan
tekanan Amerika yang mengancam akan memutuskan hubungan ekonomi,
memaksa belanda untuk kembali ke meja perundingan

 Kondisi Ekonomi Indonesia Pada Awal Kemerdekaan


Sangat buruk dengan kas negara yang kosong,blockade ekonomi belanda,banyaknya
pengangguran,rusaknya infrastruktur akibat agresi militer,beragam mata uang yg
beredar dan inflasi yg tinggi

 Kabinet Ali Sostro 1


Dibentuk tanggal 31 Juli 1953 diketuai oleh Ali Sastroamidjojo dari PNI.
Prestasi :
1. Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung
2. Sistem ekonomi ali baba → pengusaha non-pribumi harus membantu orang pribumi
dalam usahanya dengan memberi pelatihan dan kredit kepada pengusaha pribumi
Permasalahan :
1. Penggantian posisi oleh Kolonel Bambang Utoyo yang ditolak panglima Angkatan
darat karena tidak menghiraukan norma yg berlaku dalam lingkungan TNI AD
2. Kepercayaan rakyat merosot karena adanya kasus korupsi dan inflasi
3. NU menarik kembali menterinya, lalu diikuti oleh partai lain
Menyerahkan mandat pada 24 Juli 1955, lalu ditunjuk Kabinet Burhanuddin Harahap

 Sistem Ekonomi Terpimpin


Negara atau pemerintah memiliki kendali penuh terhadap semua aktivitas ekonomi
yang berlangsung di pasar pada negara tersebut
 DI/TII
Kelompok masyarakat yang melakukan Gerakan fundamentalisme agama. Ingin
mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi agama islam. Pemberontakan DI/TII
berpusat di Jawa Barat yang dipimpin Sekarmaji Kartosuwiryo. Pemberontakan muncul
sebagai protes terhadap perjanjian renville

 Permesta (Sulawesi)
Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) muncul saat menjelang pembentukan RIS tahun
1949. Akar masalahnya saat saat pembentukan RIS tahun 14949 bersamaan dengan
dikerucutkan Divisi Banteng hingga hanya menyisakan 1 brigade saja. Brigade tersebut
diperkecil menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Kejadian itu membuat para perwira Divisi
IX Banteng merasa kecewa. Ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti
Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yg diberikan oleh
pemerintahan pusat.

Akibat :
1. Dibentuk dewan militer daerah

2. PRRI membentuk dewan perjuangan dan tidak mengakui kabinet djuanda. Pada tanggal 9
Januari 1958 mengadakan pertemuan yang menghasilkan “piagam Jakarta” (berisi tuntutan
agar soekarno bersedia kembali kepada kedudukan yang konstitusional)
3. Pada tanggal 15 Februari 1958 memproklamirkan berdirinya PRRI dengan perdana Menteri
Syafruddin Prawiranegara

Penyelesaian : pemerintah melancarkan Operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
Rukminto Hendraningrat. Pemberontakan PRRI/Permesta dapat diselesaikan pada Agustus
1958.
 Latar belakang pembubaran BPUPKI : Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya dengan baik,yaitu menyusun rancangan
UUD dan digantikan dengan PPKI

 KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)


 Apa? Dibentuk pada tanggal 29 agustus 1945. Dibentuk berdasarkan hasil siding
PPKI pada 18 agustus 1945. KNIP merupakan badan pembantu presiden dan
diakui sebagai cikal bakal badan legislatif di Indonesia
 Penyebab : Karena kondisi dalam negeri yang waktu itu sedang genting
 Mengapa : Untuk membantu tugas kepresidenan, namun diperluas sehingga
mempunyai kewenangan legislatif

 Indonesia menjadi dewan keamanan PBB


o Apa? Indonesia menjadi presiden dewan keamanan PBB per 1 Mei 2019
o Penyebab :
1. Kondisi dalam negeri yang demokratis,stabil,dan damai
2. Rekam jejak dan kontribusi diplomasi dalam menjaga perdamaian dunia
3. Independensi dan netralitas politik luar negeri Indonesia
4. Peran dalam menjembatani perbedaan yang ada
o Mengapa? Indonesia merupakan negara penyumbang pasukan terbesar untuk
misi keamanan PBB
 Landasan Politik Luar Negeri Indonesia :
1. Landasan idiil → Pancasila
2. Landasan konstitusional → UUD 1945
3. Landasan Operasional → UU no 37 thn 1990,UU no 24 thn 2000,UU no 25 thn
2004,dan lain lain

 Gerakan Mahasiswa 1966-1967


Muncul kebutuhan aliansi di antaranya PPMI yang dibentuk melalui kongres mahasiswa
yg pertama di Malang. Organisasi mahasiswa kebanyakan merupakan organisasi
dibawah partai politik. CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satu partai
kuat hasil pemilu. Mahasiswa membentuk KAMI tanggal 25 oktober 1966.
Mahasiswa banyak terlibat dalam perjuangan ikut mendirikan orde baru, dikenal dengan
istilah Angkatan’66 yang menjadi awal kebangkitan Gerakan mahasiswa scr nasional
(berhasil membangun kepercayaan masyarakat utk mendukung mahasiswa menentang
komunis yg ditukangi oleh PKI

 Tokoh Angkatan 66
A
Abdul Hadi WM
B
Sutardji Calzoum Bachri
Muhammad Balfas
Cosmas Batubara
Motinggo Boesje
Bokor Hutasuhut
Arief Budiman
D
Sapardi Djoko Damono
Danarto
Nh. Dini
H
Wisran Hadi
I
Abdul Gafur
Fahmi Idris
Ikhwan Ridwan Rais
Taufiq Ismail
J
Julius Usman
K
Chris Siner Key Timu
Kuntowijoyo
L
Leon Agusta
M
Toha Mochtar
Goenawan Mohamad
Mohammad Diponegoro
N
Nasjah Djamin
A.A. Navis
Arifin C. Noer
Nugroho Notosusanto
R
Ramadhan K.H.
SN Ratmana
S
Iwan Simatupang
Soe Hok Gie
Piek Ardijanto Soeprijadi
Soerjadi (politisi)
Djamil Suherman
T
Akbar Tanjung
Titis Basino
U
Fridolin Ukur
Umar Kayam
W
Sofjan Wanandi
Putu Wijaya

 Aksi Mahasiswa 12 Mei 1998


Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap
mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. ... Mereka
yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998),
Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998)
 Kebijakan Habibie mengenai HAM
1. Kebebasan pers
2. Kebebasan berpendapat di muka umum
3. Membebaskan tahanan politik

 Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis


Pada awal April 1950, pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Ujung Pandang, Sulawesi
Selatan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Andi Azis sendiri, Ia merupakan mantan
perwira KNIL dan baru diterima masuk ke dalam APRIS. Andi Azis bersama gerombolannya ingin
mempertahankan Negara Indonesia Timur. Selain itu, hal ini juga dilatarbelakangi oleh
penolakan terhadap masuknya anggota TNI ke dalam bagian APRIS

 Usaha Pemerintah Mengatasi Gerakan DI/TII


1. Berupaya berunding damai dengan membentuk komisi dan mengirim surat utk
menghentikan pemberontakan
2. Melakukan operasi pagar betis untuk membatasi Gerakan DI/TII dan menangkap
Kartosuwiryo

 Pemberontakan Kahar Mudzakar


o Hal yang melatarbelakangi pemberontakan tersebut adalah karena Kahar
Muzakar tidak setuju jika KGSS atau Komando Gerilya Sulawesi Selatan yang ia
pimpin dibubarkan oleh pemerintah dimana anggotanya akan dikembalikan pada
masyarakat. Kahar Muzakar menuntut agar anggota KGSS dimasukkan dalam
sebuah kesatuan militer dimana ia menjadi pemimpin bernama Brigade
Hasnuddin.

 Pemberontakan PKI Madiun


LATAR BELAKANG
Pemberontakan PKI di Madiun memuncak di bawah pimpinan Muso dan Amir
Sjarifuddin pada 18 september 1948. Penyebabnya karena ditandatanganinya perjanjian
renville oleh kabinet Amir yang dirasa banyak merugikan manusia. Pada tahun 1948
digantikan oleh kabinet Hatta. Akibat lengsernya Amir maka beliau mendirikan FDR pada
26 Juni 1948.

AKSI PKI DAN FDR


• melancarkan propaganda anti pemerintah
• mengadakan pemogokan kerja bagi para buruh
• melakukan pembunuhan dan bentrok

STRATEGI PENYERANGAN PEMBERONTAKAN


Pemerintah mengadakan militer di Jawa Tengah dipimpin Letkol Gatot Subroto, divisi 3
Siliwangi. sedangkan di jawa Barat dipimpin oleh Ahmad Yani

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING

• keputusan tegas bahwa PKI di Indonesia menggabungkan diri dengan Comintern


• Amir menyerahkan mandatnya kepada presiden RI pada 23 Januari 1948
• Pasukan Amir menyerang TNI pada 18 September 1948 yang kala itu fokus
menghadapi Belanda
• Musso membuat front nasional pada 19 September 1948 sehingga TNI terdesak keluar
dari Madiun

UPAYA PENUMPASAN
Soekarno dan Hatta melancarkan operasi penumpasan pemberontakan PKI dengan
Gerakan Operasi Militer. Panglima Sudirman menunjuk kolonel Gatot Soebroto sebagai
gubernur Jateng dan Kolonel Sungkono sebagai gubernur militer Jatim. Keadaan kembali
pulih pada 10 September 1948. Musso tewas di Ponorogo dan Amir tertangkap di
Purwodadi

 Gerakan September 1965


Tanggal 30 September malam, sejumlah prajurit Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung
bergerak menculik enam jenderal dan seorang kapten: Komandan TNI AD, Jenderal
Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S
Parman, Mayor Jenderal DI Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan
Kapten Pierre Tendean.

Jenazah mereka kemudian ditemukan di sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta. Terjadi
penangkapan besar-besaran terhadap para anggota atau siapa pun yang dianggap
simpatisan atau terkait PKI, atau organisasi-organisasi yang diidentikan komunis, seperti
Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia (BTI), Gerakan wanita Indonesia
(Gerwani), dll.

 Maksud pangkostrad melakukan koordinasi di antara kesatuan ABRI adalah menggalang


kekuatan untuk melumpuhkan PKI secara cepat
 Tujuan Pembentukan BKR : memelihara keamanan dan keselamatan rakyat serta
merawat korban perang

 Politik Luar Negeri Sukiman

- Menjalankan politik luar negeri bebas aktif


- Adanya pertukaran nota antara Menteri luar negeri,Ahmad Subarjo, dan duta besar
Amerika, Merle Cochran

 Dewan Banteng di SumBar


Dewan ini diprakarsai oleh Kolonel Ismail Lengah (mantan Panglima Divisi IX Banteng)
dan dibentuk pada tanggal 20 Desember 1956 dengan ketua Letnan Kolonel Ahmad
Husein. Tujuan dari pembentukan Dewan Banteng adalah untuk pembangunan daerah
yang dianggap tertinggal dibanding pembangunan di pulau Jawa

 Pertempuran Lima Hari di Semarang


Di mulai 14 oktober 1945 ketika meninggalnya DR.Kariyadi Di Peterongan , para
Pemuda Menangkap Jendral HakaMura.Hal Ini Menyebabkan Kemarahan
Jepang Sehingga Terjadilah Pertempuran Antara Pemuda Dengan pihak jepang . pada
tgl 17-10-1945 terjadi kesepakatan genjatan senjata. pada hari kelima (18-10-1945)
jepang berhasil mematahkan serangan dari para pemuda . malam harinya jepang tidak
mau menyerahkan senjatannya , ketika jepang ingin menghancurkan semarang datang
lah tentara sekutu sehingga berahkirlah pertarungan 5 hari di semarang

 3 Tokoh Supersemar
Brigadir Jendral M Yusuf,Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki
Rahmat

 Partai Besar Pada Masa Kabinet Ali Sastro II : PNI,Masyumi,dan NU

 Gerakan benteng kabinet natsir : Program Benteng adalah kebijakan ekonomi yang
diluncurkan pemerintah Indonesia bulan April 1950 dan secara resmi dihentikan tahun
1957. Tujuannya adalah membina pembentukan suatu kelas pengusaha Indonesia
"pribumi"

 Gerakan DI/TII
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
(S.M. Kartosuwiryo). Pada zaman pergerakan nasional, Kartosuwiryo merupakan tokoh
pergerakan Islam Indonesia yang cukup disegani. Selama pemerintahan Jepang,
Kartosuwiryo menjadi anggota Masyumi. Bahkan, ia terpilih sebagai Komisaris Jawa
Barat merangkap Sekretaris I. Dalam kehidupannya, Kartosuwiryo mempunyai cita-cita
untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Untuk memujudkan cita-citanya,
Kartosuwiryo mendirikan sebuah pesantren di Malangbong Garut, yaitu Pesantren
Sufah. Pesantren Sufah selain menjadi tempat menimba ilmu keagamaan juga dijadikan
sebagai tempat latihan kemiliteran Hizbullah dan Sabillah. Dengan pengaruhnya,
Kartosuwiryo berhasil mengumpulkan banyak pengikut yang kemudian dijadikan sebagai
bagian dari pasukan Tentara Islam Indonesia (TII). Dengan demikian, kedudukan
Kartosuwiryo semakin kuat.

Pada bulan Februari diselenggarakan sebuah konferensi di Casayong, Jawa Barat. Dalam
konferensi itu diputuskan untuk mengubah ideologi Islam dari partai menjadi Negara.
Masyumi Jawa Barat dibekukan dan sebagai gantinya diangkat Kartosuwiryo sebagai
imam bagi umat Islam Jawa Barat. Untuk menyempurnakan keputusan itu, maka
dibentuklah Tentara Islam Indonesia (TII) dan sebagai puncaknya pada tanggal 7 Agustus
1949 diadakan Proklamasi pendirian Negara Islam Indonesia (NII).
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah dan Mahfu’dz
Abdurachman (Kyai Somalangu). Amir Fatah ialah seorang komandan laskar Hizbullah di
Tulangan, Sidoarji, dan Mojokerto. Setelah mendapat pengikut, Amir Fatah kemudian
memproklamasikan diri untuk bergabung dengan DI/TII pada tanggal 23 Agustus 1949 di
Desa Pengarasan, Tegal. Amir Fatah Kemudian diangkat sebagai Komandan
Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia.

Selain itu, di Kebumen muncul pemberontakan DI/TII yang dilancarkan oleh Angkatan
Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Somalangu. Kedua gerakan ini bergabung
dengan DI/TII Jawa Barat, pimpinan Kartosiwiryo. Pemberontakan di Jawa Tengah ini
menjadi semakin kuat setelah Batalion 624 pada Desember 1951 membelot dan
menggabungkan diri dengan DI/TII di daerah Kudus dan Magelang.

Untuk mengatasi pemberontakan-pemberontakan tersebut, Pemerintahan RI


membentuk pasukan khusus yang disebut dengan Banteng Raiders. Pasukan Raiders ini
melakukan serangkaian operasi kilat penumpasan DI/TII, yaitu Operasi Gerakan Banteng
Negara (OGBN) di bawah pimpinan Letnan Kolonel Sarbini, kemudian diganti oleh
Letnan Kolonel M. Bachrun, dan selanjutnya dipegang oleh Letnan Kolonel A. Yani.
Berkas operasi tersebut, pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dapat ditumpas pada
1954. Adapun yang mengatasi pembelotan Batalion 624, pemerintah melancarkan
Operasi Merdeka Timur yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pada tanggal 20 September 1953 terjadi proklamasi bahwa Aceh merupakan bagian dari
Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo. Pernyataan itu diberikan oleh Daud
Beureueh setelah dikecewakan pimpinan Republik Indonesia yang menghapuskan status
Aceh sebagai Daerah Istimewa. Daud Beureueh yang menjabat sebagai ketua PUSA
(Persatuan Ulama Seluruh Aceh) serta bekas Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh di
masa Revolusi menjadi banyak yang mendukung gagasannya.
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pernyataan sebagai bagian dari NII pimpinan Kartosuwiryo juga terjadi di Kalimantan
Selatan pada bulan Oktober 1950. Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah
bekas Letnan Dua TNI yang bersama anggota kesatuannya melakukan desersi dan
menyatakan bergabung dengan gerakan Kartosuwiryo. Bahkan Ibnu Hajar diangkat
menjadi Menteri Negara oleh Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan juga melakukan hal yang sama setelah dikecewakan
oleh Pimpinan RI. Sebagai ketua Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang
beranggotakan sekitar 15.000 gerilyawan menuntut pemerintah agar semua anggotanya
diangkat menjadi tentara pemerintah, Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat
(APRIS), dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan ditolak, karena keanggotaan APRIS
melalui seleksi. Penolakan itu mengecawakan, karena yang lolos seleksi justru Andi Aziz
dan anak buahnya yang bekas tentara KNIL. Kekecawaan memuncak ketika Letkol
Warouw diangkat sebagai komandan Korps Cadangan Tentara Nasional (CTN), sehingga
Kahar Muzakkar melarikan diri ke hutan dan memproklamasikan diri sebagai bagian dari
NII pimpinan Kartosuwiryo.

Gerakan DI/TII secara bertahap dapat dipadamkan. Operasi militer yang paling lama
adalah pengkapan Kartosuwiryo yang baru memperoleh hasil pada tanggal 14 Agustus
1962. Melalui pengadilan Mahkamah Angkatan Darat, Kartusowiryo dijatuhi hukuman
mati.

Anda mungkin juga menyukai