4. Pemberontakan APRA
Setelah Indonesia melangsungkan proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, tidak
lantas membuat Indonesia langsung terbebas dari berbagai macam peperangan.
Oke, di sini kita akan membahas tentang latar belakang pemberontakan APRA
(Angkatan Perang Ratu Adil) Jadi peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh
APRA ini meletus pada 23 Januari 1950 di Bandung. Pada saat itu APRA melakukan
serangan dan menduduki Kota Bandung. RG Squad pastinya bertanya-tanya apa sih
penyebabnya? Nah latar belakang pemberontakan APRA ini dipicu oleh adanya
friksi dalam tubuh Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Friksi yang
terjadi itu antara tentara pendukung unitaris (TNI) dengan tentara pendukung
federalis (KNIL/KL). Pemberontakan APRA ini menjadi tragedi politik dan ideologis
nasional, tepatnya di masa perjuangan Republik Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan. APRA sendiri dipimpin oleh Raymond Westerling dan memiliki 800
serdadu bekas KNIL. Gerakan yang dipimpin oleh Raymond Westerling ini berhasil
mengusai markas Staf Divisi Siliwangi, sekaligus membunuh ratusan prajurit Divisi
Siliwangi.
Setelah mengusasi Siliwangi, Westerling bekerja sama dengan Sultan Hamid II
merencanakan untuk menyerang Jakarta. Tujuannya adalah untuk menculik dan
membunuh menteri-menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) yang saat itu tengah
bersidang. Tapi usaha yang direncanakan oleh Westerling itu bisa digagalkan lho
Squad. Semuanya itu berkat pasukan APRIS. APRIS mengirimkan kesatuan-
kesatuannya yang berada di Jawa Tengah dan di Jawa Timur. Perdana Menteri RIS
pada waktu itu Drs. Moh. Hatta, melakukan perundingan dengan Komisaris Tinggi
Belanda dalam merespon hal tersebut.
berkat perundingan yang diadakan oleh Drs. Moh. Hatta dengan Komisaris Tinggi
Belanda, akhirnya Mayor Jenderal Engels yang merupakan Komandan Tinggi
Belanda di Bandung, mendesak Westerling untuk meninggalkan Kota Bandung.
Berkat hal itu, APRA pun berhasil dilumpuhkan oleh pasukan APRIS. Akibat
tindakan Raymond Westerling ini, rakyat semakin menuntut untuk mengembalikan
Indonesia ke bentuk negara kesatuan.
5. Pemberontakan RMS
Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting bagi bangsa
Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi pemicunya, misalnya
ketidakharmonisan pemerintah pusat dan pemerintah daerah terutama di
daerah Sumatera dan Sulawesi. Hal itu merupakan akibat dari masalah otonomi
daerah serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. PRRI adalah
singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara
Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat
Semesta. Pemberontakan keduanya sudah muncul saat menjelang pembentukan
Republik Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949. Akar masalahnya yaitu saat
pembentukan RIS tahun 1949 bersamaan dengan dikerucutkan Divisi Banteng
hingga hanya menyisakan 1 brigade saja. Kemudian, brigade tersebut diperkecil
menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Kejadian itu membuat para perwira dan prajurit
Divisi IX Banteng merasa kecewa dan terhina, karena mereka merasa telah
berjuang hingga mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan
Indonesia. Selain itu, ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti
Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh
pemerintah pusat. Kondisi ini pun diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit
dan masyarakat yang sangat rendah. Akibat adanya berbagai permasalahan
tersebut, para perwira militer berinisiatif membentuk dewan militer daerah, sebagai
berikut:
Pasukan APRA
Dr. CH Smoukil
Pemberontakan PRRI/Permesta
Andi Aziz