Anda di halaman 1dari 11

PKI: Fakta sejarah pemberontakan PKI di madiun

4 Oktober 2013 pukul 14:56


Kedatangan Soekarno disambut rakyat

Kedatangan MUSO
Tahun 1948 merupakan tahun perjuangan terberat bangsa Indonesia mempertahankan
kemerdekaannya. Kesatuan dan persatuan yang sangat diperlukan menghadapi Belanda
mendapatkan tikaman dari belakang. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di
Madiun September 1948 dilancarkan ketika Indonesia sedang bersiap menghadapi agresi
Belanda yang bermaksud menguasai daerah RI yang masih tersisa di Jawa dan Sumatera.

Persetujuan Renville 17 Januari 1948 memicu krisis politik. PM Amir Syarifudin dan
kabinetnya dianggap tidak becus. Pada 23 Januari 1948, Presiden Soekarno
membubarkan kabinet dan menunjuk Wakil Presiden Mohammad Hatta membentuk
kabinet. Sayap kiri membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) dan Amir Syarifudin
dipilih menjadi ketuanya. FDR yang beroposisi terhadap pemerintah Hatta antara lain
menuntut politik berunding dihentikan sampai Belanda menarik diri secara keseluruhan
dari Indonesia.

Di tahun 1948 itu, Angkatan Perang RI (dan pegawai negeri) melakukan Reorganisasi
dan Rasionalisasi (ReRa). Kebijakan yang digariskan Kabinet Hatta adalah menyusun
tentara yang lebih efisien dan berada di bawah satu komando, dan menjadikannya alat
negara yang tangguh terhadap agitasi politik dari luar. Hatta ingin memotong garis politik
kelompok FDR. ReRa Angkatan Perang berhasil memperkecil jumlah TNI, dari tujuh
divisi menjadi empat, tapi daya tempurnya lebih baik.

Perang Gerilya Semesta


Dengan ReRa ini, TNI-Masyarakat yang dibangun Amir Syarifudin ketika ia masih
menjabat Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri, dibubarkan. TNI-Masyarakat ini
merupakan tandingan bagi TNI yang semula hanya merupakan Biro Perjuangan di
Kementerian Pertahanan. Biro ini dan TNI-Masyarakatnya didominasi perwira-perwira
yang berhaluan komunis. Kesatuan-kesatuan yang dipengaruhinya dan sempat dilengkapi

persenjataan terbaik ini diharapkan menjadi andalan kekuasaan politik sayap kiri itu.
Setelah dibubarkan pada 29 Mei 1948, kesatuan ex TNI-Masyarakat dilebur ke dalam
Divisi-Divisi TNI, pada Kesatuan Reserve Umum (KRU), sebagai kekuatan cadangan
strategis RI.

Rekonstruksi juga diadakan dengan peran strategis TNI untuk menghadapi agresi militer
Belanda. Strateginya diubah, tidak lagi menggunakan konsep perang yang lama. Konsep
lama yang konvensional menjadikan pengalaman pahit bagi TNI yang dipukul telak oleh
Belanda. Dengan konsep yang baru, serangan musuh tidak akan lagi dihadapi langsung
secara mati-matian.

Perlawanan awal TNI dilakukan sebagai penghambat guna memberi peluang induk
kekuatan TNI dan unsur-unsur pemerintah melakukan persiapan di daerah perlawananwehrkreise untuk melancarkan perang wilayah. Akan digelar perang gerilya semesta di
seluruh pulau Jawa dan di wilayah yang luas di Sumatera untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan. Divisi Siliwangi ditugaskan melancarkan infiltrasi jarak jauh kembali ke
daerah juang asalnya, berperang gerilya bersama rakyat.

Muso Datang
MusoPada 11 Augustus 1948, Muso, tokoh komunis Indonesia pulang dari

Moskow. Dalam pertemuan 13 Agustus 1948 dengan Presiden Soekarno, ketika


kepadanya diminta untuk memperkuat perjuangan revolusi, Muso menjawab dengan
singkat: Saya datang untuk menertibkan keadaan. Ternyata, yang dimaksudkannya untuk
kepentingan FDR/PKI.

Kehadiran Muso mempunyai arti politis bagi gerakan komunis di Indonesia. Ia membawa
garis komunis internasional ortodoks ialah garis keras Zhadanov. Di tahun 1947,
gerakan komunis internasional (Komintern) berubah haluan dan menempuh garis keras.
Garis lunak Dimitrov yang dilakoni sejak 1935 yaitu bekerja sama dengan kapitalis untuk
melawan fasisme sudah dikesampingkan.Komintern diubah namanya menjadi
Kominform (komunis reformasi). Angin perubahan dari Moskow ini yang dibawa Muso
ke Indonesia. Ia ingin merombak organisasi yang dinilainya kurang revolusioner dan
radikal. Dalam konferensi PKI pada 26-27 Augustus 1948, ia mengungkapkan garis
Kominform yang telah berubah seraya mengajukan rencana-rencana baru yang
dituangkannya di thesisnya: Jalan Baru untuk Republik Indonesia.

Reformasi sosial yang dianjurkan tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dicanangkan
FDR. Platform baru Muso adalah; harusnya perjuangan anti-imperialis Indonesia
bersatu dengan Soviet Unie yang memelopori perjuangan melawan blok imperialis
pimpinan Amerika Serikat. Ia juga mendesak PKI, Partai Buruh terbesar, memegang
pimpinan revolusi nasional.

Pada 31 Agustus 1948 PKI membuat perubahan drastis. FDR dibubarkan. Partai Buruh
dan Partai Sosialis berfusi ke PKI. Disusun Polit Biro baru, Muso menjadi salah satu
Sekjen. PKI yang semula beranggotakan 3.000 orang, menjadi 30 ribu orang. Organisasi
massa (ormas) PKI kemudian merencanakan kongres koreksi dan merancang trace baru,
jalur radikal dan keras.

Tanggal 13 September pecah peristiwa Solo, yakni tawuran antara pasukan Siliwangi
(kesatuan reserve umum TNI) dengan pasukan TNI setempat dari Komando Pertempuran
Panembahan Senopati yang telah diinfiltrasi FDR/PKI. Dalam rencana FDR/ PKI yang
tertuang dalam dokumen Menginjak Perjuangan Militer Baru, kota Solo hendak
dijadikan Wild West, untuk menyesatkan perhatian atas rencana militer besar yang
sebenarnya. Tetapi provokasi PKI ini dapat diatasi pasukan-pasukan yang setia kepada
pemerintah

Belanda Memperkeruh suasana


Pada 18 September 1948 pagi, Soemarsono selaku Gubernur Militer (PKI) dan atas nama
pemerintah Front Nasional setempat, memproklamasikan tidak terikat lagi kepada RI
pimpinan Soekarno-Hatta, dan memaklumkan pemerintah Front Nasional. Kekuatan
militer PKI untuk melakukan makar adalah kesatuan-kesatuan Brigade XXIX eks
Pesindo, pimpinan Kolonel Dachlan. Mereka bersenjata lengkap dan berpengalaman
tempur.

Dari Madiun PKI menabuh genderang perang menantang RI. Dari Yogyakarta, pada 19
September jam 22:00, Presiden Soekarno berpidato keras antara lain: .. Kemarin pagi
Muso mengadakan kup dan mendirikan suatu pemerintahan Soviet di bawah pimpinan
Muso. Perampasan kekua-saan ini dipandang sebagai permulaan untuk merebut seluruh
pemerintahan RI. Ternyata peristiwa Solo dan Madiun tidak berdiri sendiri-sendiri,
melainkan satu rantai-tindakan untuk merobohkan pemerintah RI

Bantulah pemerintah, bantulah alat-alat pemerintah dengan sepenuh tenaga,


untuk memberantas semua bentuk pemberontakan dan mengembalikan pemerintahan
yang sah di daerah yang bersangkutan. Rebut kembali Madiun, Madiun harus segera di
tangan kita kembali.

Pada 20 September 1948 diadakan sidang Dewan Siasat Militer dipimpin PM/Menteri
Pertahanan Hatta. Apabila tidak diadakan tindakan cepat menumpas PKI, Belanda akan
melakukan intervensi. Angkatan Perang harus secepatnya merebut Madiun kembali.
Kolonel A.H. Nasution sebagai kepala staf Operasi MBAP menyanggupi merebut
kembali Madiun dalam waktu dua minggu.

Ancaman Belanda
Tantangan lain yang masih harus dihadapi RI pada September 1948 adalah ancaman
agresi Militer Belanda. Perundingan diplomatik seusai Renville tidak berjalan lancar.
Letjen Spoor, Panglima tentara Belanda yang meragukan penyelesaian sengketa
Indonesia-Belanda melalui perundingan, sejak Februari telah merencanakan operasi
militernya yang sewaktu-waktu dapat digerakkan untuk menuntaskan masalah secara
militer once for all.

Rencana strategi yang dinilainya berhasil memenangkan agresi militer pertama (1947)
disiapkan lagi, kali ini diberi sandi : Operatie Kraai.

Kekacauan di wilayah RI dan adanya pemberontakan PKI di Madiun dinilainya peluang


strategis untuk melancarkan operasi militer besar: memadamkan pemberontakan komunis
sekalian menamatkan riwayat RI.Bila di Yogyakarta diadakan sidang Dewan Siasat
Militer dipimpin PM Hatta untuk menumpas pemberontakan PKI-Muso, maka pada
tanggal yang sama di Jakarta diadakan perundingan para pemimpin politik dan militer
Belanda, dipimpin wakil wali negara, Abdulkadir Widjojoatmodjo.Usul Jenderal Spoor
untuk mempercepat agresi militer, disetujui. Diputuskan oleh sidang agar Abdulkadir
minta izin kepada Pemerintah Pusat Belanda, agar diberi kuasa untuk segera bertindak,
melancarkan operasi Kraai.

Ternyata Belanda urung melancarkan operasi militernya. Ini bukan karena Kabinet
Belanda tidak merestui, tapi karena kalah cepat dengan operasi TNI. RRI Yogyakarta
menyiarkan Brigade II Siliwangi dipimpin Letnan Kolonel Sadikin tanggal 30 September
1948 jam 04:00 petang membebaskan Madiun.Ini berarti kurang dari dua minggu dari
rencana operasi yang bergerak 21 September 1948 itu. Tidak selang lama di Madiun
bergabung pula Brigade S pimpinan Letkol Surahmat dari Komando Tempur Djawa
Timur. Operasi militer selanjutnya membebaskan kabupaten-kabupaten yang dikuasai
PKI, yaitu Ponorogo, Magetan, Pacitan.

Pasukan Siliwangi bergerak merebut Cepu dari PKI

Gerakan PKI Dipadamkan


Pada akhir bulan Nopember 1948, seluruh operasi penumpasan PKI termasuk daerahdaerah sebelah utara Surakarta yaitu Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lain-lain,
selesai. Gerakan PKI dipadamkan dalam tempo 65 hari.

TNI melaksanakan konsolidasi, mempersiapkan diri menghadapi agresi Belanda. Sejarah


mencatat, TNI tidak punya cukup waktu untuk melakukan konsolidasi dan
mempersiapkan diri menghadapi agresi militer Belanda.

Tanggal 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi militer. Kali ini
serangan kilat ditujukan langsung ke Ibu Kota RI Yogyakarta. Dalam waktu singkat
Belanda menduduki kota-kota penting yang masih tersisa di wilayah RI. Pimpinanpimpinan politik RI ditawan, tetapi mereka tidak berhasil menangkap pimpinan TNI.

TNI tetap utuh dan tidak bisa dihancurkan, karena pasukan TNI segera menyebar di
daerah-daerah pengunduran yang luas (sesuai rencana strategi pertahanan yang telah
digariskan dalam perintah siasat Panglima Sudirman). Belanda memaksa TNI melakukan
perlawanan gerilya, suatu cara peperangan yang sangat sesuai bagi TNI.

Bila Belanda melancarkan strategi perangnya untuk menghancurkan, dengan tujuan untuk
meniadakan/memusnahkan RI, yang dalam istilah Carl von Clausewitch Niederwerfungsstrategie, maka ia dihadapi oleh TNI dengan perang gerilya/bersama rakyat, yang

berjangka waktu panjang dan menjemukan, yang menurut teori Hans Delbruck sebagai
Ermattungskrieg.Belanda diganggu terus menerus oleh pertempuran hit and run, dan
diselingi perang diplomasi, yang menekan syaraf dan melelahkan.

Oleh ,Himawan Soetanto

Penulis adalah master ilmu sejarah UI. Pernah jadi Panglima Kostrad dan Pangdam
III/Siliwangi. Tulisan di atas adalah cuplikan dari bukunya yang akan terbit,
Yogyakarta
Suka Komentari
Bagikan

68 orang menyukai ini.

33 berbagi

Comments

Timotheus Soemadi komunis sdh selesai eranya,hanya dampak ini yang menjadi
masalah para pelaku keadilan tidak ada jika ada yg punya kartu SB langsung masuk bui
tanpa pengadilan dan dikucilkan oleh pemerintah dan masyarakat melalui doktrin
doktrinnya yang berdampak pada ...Lihat Selengkapnya
28 Oktober 2013 pukul 11:15 Suka 1

Jack Daniel Kata siapa komunis sudah usai???kita liat orang" yg tercipta dari rahim
komunis
12 November 2013 pukul 18:56 Suka

Pride Yogiez dan lebih banyak tukang jagal membunuh manusia lain dengan tuduhan
seseorang itu komunis tanpa melalui proses pengadilan...indonesia kembali kejaman

purba jaman kebodohan lebih kejam dari jaman jahiliyah sekalipun ...ingat indonesia
katanya negara hukum dan ada undang undang dan hukum yang mengatur ...kok bisa ya
manusia bantai manusia lain tanpa ada nya hukum?nah loh
20 November 2013 pukul 7:59 Suka 1

Triana Febyanti kesimpulannya ???


kata2 nya terlalu terbelit2,, tolong di ringkas lg..
11 Maret 2014 pukul 21:36 Suka

Ezol Mangunsubroto Harahap Cobaaa sutan syahrir msih hdup.. Sosialis dah qta..
26 April 2014 pukul 20:01 Suka

Rochmad Effendi sangat payah


8 Mei 2014 pukul 17:12 Suka

Yunita Irawati Putri menurut kalian apa pendapat kalian tentang PKI????????
13 Mei 2014 pukul 14:43 Suka

Tobat Kesasar PKI Mantap...hohohoho


7 Juni 2014 pukul 11:16 Suka

Sopandi Dede kesasar sampai ....... mendeskreditkan dan memerangi Agama.


29 Juni 2014 pukul 4:08 Suka

Bansaga Adhie Coba pahami baik2 ttg paham komunisme,,dan jejak PKI,,revolusi
ekonomi,kesejahteraan, sosial, politik itu yg mnjdi ideologi PKI sebenarnya sangat positif
jejak PKI. Dgn menghilngkan paham liberalisme oleh Kolonial saat itu.
8 Juli 2014 pukul 7:45 Suka 3

Bansaga Adhie Justru Orde Baru penganut liberalisme lunak, penekanan di setiap segi
kehidupan manusia. Makanya hati2 dgn pemimpin berdarah Orde Baru.
8 Juli 2014 pukul 7:53 Suka 2

Ipank Aradea pkiiii bangsat


1 Oktober 2014 pukul 1:46 Suka 1

Auli Wardian Azhar makna dari peristiwa tersebut adalah?


3 Oktober 2014 pukul 21:38 Suka

Hariyadi Madir kejam itu passsssti.......


9 Oktober 2014 pukul 12:33 Suka

Andini Estu Rizky tak bermoral.. dan g' ssuai dg ideologi pancasila...
23 Oktober 2014 pukul 13:16 Suka

Muthia Pasca o aja yLihat Terjemahan


12 November 2014 pukul 7:31 Suka

Nino Galino Eggehl sekarang banyak pihak yg berusaha memutarbalikkan fakta


pembrontakan fdr pki madiun 1948. Mereka berkoar2 lantang tentang apa yg trjadi di
tahun 65 tapi gak pernah mengungkit peristiwa madiun 48. Dan mereka terus
menyudutkan militer kita dan juga ormas...Lihat Selengkapnya
17 November 2014 pukul 10:54 Suka 8

Nino Galino Eggehl sudah habis.Pihak2 yg berusaha mengungkit2 peristiwa 65


sepertinya ingin kembali membenturkan keturunan korban dgn kelompok
tertentu.Mereka mengklaim korban pembantaian di tahun 65 adalah satu juta lebih.Ada
data konkritnya?Lalu brapa korban pembantaia...Lihat Selengkapnya
17 November 2014 pukul 10:55 Suka 3

Nino Galino Eggehl Dari dulu cara2 komunis adalah dengan menghasut rakyat kecil.
Mereka dijanjikan tanah bebas pajak, menghasut pemerintahan dengan sebutan SETAN2
KOTA dan SETAN2 DESA. Menyebut pegawai negeri adalah KABIR (Kapitalis
Birokrat). Dan yg paling berbahaya adalah mereka sering menyusup ke dalam ormas2
dan juga militer. Makanya jangan heran banyak tentara mulai dari tamtama sampai
perwira tinggi yg terlibat G30S
9 Januari pukul 9:25 Suka 3


Agus Rt GUSTI paringono slamet kabeh Gusti....
5 Februari pukul 21:48 Suka 1

Ayu Utami Iaaa pki tidak berperikemanusiaan


12 Februari pukul 16:40 Suka

Yoggy Putra ndasmu


12 Maret pukul 0:48 Suka

Imam Baina dulu itu aneh & nyata. mengapa ktika seseorang yg dituduh PKI
langsung dihukum tanpa adanya proses pengadilan. apa emang dlu ngk ada yg namanya
pengadilan. & kasian anak cucunya, katanya orang tua yg ikut pki anak cucunya juga
dicap merah, padahal ngk tau apa". alangkah lucunya negeri ini.
13 Maret pukul 9:09 Suka 1

Asoka Mangngadacinna Buah jatuh tak jauh dari pohonnya bung!


31 Maret pukul 9:50 Suka

April Rudianto dlu dikatakan PKI adalah bahaya laten..


tp skrg korupsi/koruptor lebih berbahaya dr pada komunis..
13 Mei pukul 9:57 Suka 1

Budi Setiawan Betul juga semuanya, seperti Nasib para veteran pejuang kemerdekaan
republik indonesia beserta keluarga nya. " ibarat habis manis sepah di buang." Air susu di
balas Air tuba, " saudara saudara sebangsa dan setanah air apakah indonesia bisa besar
jaya....Lihat Selengkapnya
13 Juni pukul 23:37 Suka 1

Ricy Jericho yg bkin ni tulisan psti kebnyakan nnton film g 30 s x soeharto...segitu


bnci x ama paham komunis,sosialis...pelajari dlu pa tu komunis,sosialis,kapitalis,fasis
agar kita g asal menghujat...klu mnurt saya pemberontakn madiun ataupun peristiwa 65
tu g le...Lihat Selengkapnya
27 Juni pukul 12:10 Suka 2


Agustiranda begitu juga di aceh.masi ad ada masarakat aceh yg bit2 atw matan2
gam.y sangat separatis. . .tdk berperikemanusiaan. .sma dngan pki. .
1 Juli pukul 11:15 Suka

M Adrian Maulana kata pak guru dulu . PKI punya slogan punyaku juga punyamu
dan punyamu juga punyaku. kalo komunis sudah di bantai kenapa kejahatan di negeri kita
malah merajalela? ? siapa yg sebenarnya salah. yang jadi algojo jaman pki sekarang
malah ada yg bawa lari istri orang. hahah haha aduuuuuh wong cilik yang tetap ajur...
10 Agustus pukul 10:36 Suka

Nugroho Wisnu Wibowo korban sejarah palsu.... bljar knp indonesia bs trjajah!! tdk
ada bedanya skrg atau dulu
17 Agustus pukul 8:20 Suka 1

Ade Stefanie kalau tokoh pemberontakan PKI Madiun apa?


20 Agustus pukul 18:31 Suka

Taufiq Abbas Putranebu'udinbakultomat PKI tdak layak ada di Indonesia, go to hell


PKI..........
22 Agustus pukul 21:24 Suka

Mas Wiend Pki tetap pki, anak cucunya ya tetap pki, darahnya ngalir pki,,, bacok
aja....
23 Agustus pukul 13:50 Suka

Budhi Yanto Harus Ky Komunis. Pemimpinnya Soekarno. Semboyan Negaranya Adl


L'tat,C'est Moi bermakna Negara Adalah saya. Dan satu lagi ambil positif ya seperti
hukuman mati harus Diterapkan seperti Negara rrc komunis juga... Qlo pakai cara liberal
secara perlahan lahan akan hancur..
24 Agustus pukul 16:06 Suka

Rienhaa'lovely Si'putri Habib mksh kak.. sgt mmbantu


28 Agustus pukul 1:47 Suka


Abdul Aziz Apapun itu pahamnya, kalo pemangku kebijakannya orang-orang yang
gak bener ya hancur juga...
29 Agustus pukul 11:19 Suka

Fajeris Vs Ayiek Ni penulis lbh baik belajar lagi aja....perbanyak reverensi buku2 lg
13 September pukul 6:00 Suka

Arum Nawang Sari terimakasih


14 September pukul 9:40 Suka

Anda mungkin juga menyukai