Anda di halaman 1dari 4

2.

Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan kepentingan

Pemberontakan : APRA

Tokoh :
1. Kombes Jusuf
2. Sultan Hamid II
3. Anwar Tjokroaminoto
4. RAA Male Wiranatakusumah
5. Raymond Westerling
Tempat : Jakarta dan Bandung

Latar Belakang :
pemberontakan APRA berawal dari bunyi kesepakatan KMB (Konferensi Meja Bundar) yang
menyatakan bahwa KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) dibubarkan dan anggota
angkatan perang wajib bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

Di Kota Bandung, bekas anggota KNIL yang enggan bergabung dengan APRIS membentuk
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Raymond Westerling.

APRA menuntut Pemerintah RIS agar organisasinya diakui sebagai Tentara Pasundan dan
menolak dibubarkannya Negara Pasundan. Tuntutan ini tidak dihiraukan oleh Pemerintah RIS.

Aksi :
Pada tanggal 23 Januari 1950 dini hari, APRA melakukan serangan ke Kota Bandung dari arah
Cimahi. Penyerbuan ini dilakukan dengan kekuatan 800 tentara dan kendaraan berlapis baja.

Dalam pemberontakan ini, pasukan APRA membunuh setiap anggota TNI yang dijumpai.
Markas Staf Divisi Siliwangi berhasil diduduki APRA usai membunuh 15 orang regu jaga, salah
satunya Letkol. Lembong. Penyerbuan tidak terduga ini membuat APRA berhasil menguasai
Kota Bandung selama beberapa jam.

Penyelesaian dan akhir :


Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah RIS langsung mengirimkan bantuan ke Bandung.
Operasi militer pun dilakukan dengan menangkap dan membersihkan anggota APRA serta
politisi negara Pasundan yang ikut terlibat. Usai proses penyelidikan oleh intelijen APRIS,
didapati bahwa dalang Pemberontakan APRA adalah Sultan Hamid II yang berada di Jakarta.
Diketahui juga bahwa APRA berniat menyerang Jakarta dengan menahan Menteri RIS.

Dengan terungkapnya rencana itu, APRA beserta dalangnya pun ditangkap sebelum tiba di
Jakarta. Namun, pemerintah gagal menangkap Westerling yang telah melarikan diri ke Belanda.

Pemberontakan : ANDI AZIZ

Tokoh :
Andi Azis, Sultan Hamid II, Kolonel Alex Kaliwarang, Kolonel Soeharto, Kapten Udara
Wiriadinata

Tempat : Makasar

Latar Belakang :
Andi Azis bersama gerombolannya ingin mempertahankan Negara Indonesia Timur. Selain itu,
hal ini juga dilatarbelakangi oleh penolakan terhadap masuknya anggota TNI ke dalam bagian
APRIS.

Aksi :
Pecahnya pemberontakan ini, ialah pada tahun 1950 setelah mengikuti Konferensi Meja Bundar.
Yang mana dalam konferensi tersebut menjadi salah satu hal yang membuat para mantan serdadu
KNIL kecewa.

Andi Azis dan beberapa mantan Perwira lain pun tidak menerima hal tersebut. Maka
terbentuklah anggota pemberontak yang langsung Andi Azis pimpin. Pada saat itu di Makassar,
terdapat markas besar Perwira APRIS yang bertugas untuk mengamankan wilayah tersebut.

Dengan sigap para pemberontak melangsungkan aksinya, menyandera beberapa pasukan andalah
TNI APRIS untuk membuat Presiden RIS menyerah agar tidak terus mendesak mereka.
Singkat cerita markas tersebut akhirnya dapat Andi Aziz rebut, lalu meminta Presiden untuk
mengabulkan permintaannya.

Penyelesaian dan akhir :


Tidak lama kemudian akhirnya Pemerintah RIS bereaksi dan langsung memberikan ultimatum
kepada Andi Azis.

Namun dari ketiga ultimatum yang Pemerintah berikan, Andi Azis tidak mengindahkannya.
Bahkan tidak menanggapi secara serius terhadap ultimatum tersebut.

Hingga akhirnya, pemerintah mengutus komandan Alex Kaliwarang untuk pergi ke NIT. Hingga
pada akhirnya, Andi Azis terkepung oleh para pasukan dari Alex Kaliwarang, yang berujung
Andi Azis ke Jakarta dan ditangkap.

Pemberontakan : RMS

Tokoh :
1.J.H Manuhutu
2.Albert Wairisal
3.D.JGasper
4.G.G.HApituley
5.T.Nusy

Tempat : Maluku Selatan


Latar Belakang :
kala itu diproklamasikan oleh sekelompok orang yang notabene merupakan mantan KNIL dan
masyarakat Pro- Belanda.
Pemberontakan yang mereka lakukan ini merupakan bentuk ketidakpuasan atas kembalinya RIS
ke NKRI.Pemberontakan Ini diwarnai dengan unsur KNIL merupakan tentara kerajaan Hindia
Belanda Yang merasa tidak puas karena status mereka yang tidak jelas.

Aksi :
Pada Tahun 1978 anggota RMS menyandera kurang lebih 70 warga sipil yang berada gedung
pemerintahan Belanda di Asen- Weseran. Teror tersebut juga dilakukan oleh beberapa kelompok
yang berada dibawah pimpinan RMS, seperti kelompok Bunuh Diri di Maluku Selatan.
Danpadatahun 1975kelompokini pernah merampas kereta api dan menyandera 38 penumpang
kereta api tersebut

Penyelesaian dan akhir :


Perang Antara kedua belah pihak pun pecah.Ambon berhasil direbut APRIS pada November
1950. Melihat kekalahan, RMS pergi meninggalkan kota pertahananya dan memilih perang
gerilya. Soumokil Akhirnya tertangkap pada 12 Desember 1963. Ia Dibawa Untuk diadili di
Mahkamah Militer Luar Biasa, Jakarta.Keputusan hakim menyatakan bahwa Soumokil dijatuhi
hukuman mati.

3. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Sistem Pemerintahan

Pemberontakan / persoalan : PRI dan Permesta


Tokoh :
1.Letnan Kolonel Ahmad Husein
2.Sjafruddin Prawiranegara
3.Asaat Dt. Mudo

Tempat : Sumatera dan Sulawesi

Latar Belakang :
kekecewaan para perwira di daerah atas kebijakan pemerintah pusat seperti sentralisasi.
kedekatan dengan pemerintah pusat PKI. ketidakstabilan
politik pada masa demokrasi Liberal

Aksi :
Aksi tentara pusat berjalan tanpa kontrol. Tentara APRI melakukan tindak kekerasan. Ribuan
orang yang dicurigai sebagai simpatisan PRI ditangkap secara sewenang-wenang. Dari
pertengahan April 1958 sampai 1960, semua sekolah SMP dan SMA tutup. Universitas Andal as
Yang baru berjalan dua tahun terpaksa ditutup karena hampir semua dosen dan mahasiswanya
ikut PRI.

Penyelesaian dan akhir :


gerakan PRI di Sumatera mampu dipadamkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam
waktu cepat.Di Sulawesi, Permesta juga mulai kewalahan.Tahun 1961, Presiden Sukarno
membuka kesempatan kepada mantan angota PRI/Semesta untuk kembali ke pangkuan NKRI
dan diberikan amnesti.

Pemberontakan : Negara Federal dan BFO

Tokoh : Dr.Hubertus Johanes Van Mok

Tempat : Bandung

Latar Belakang :
Berdirinya BFO atau Majelis Permusyawaratan Federalin didasari oleh adanya pembentukan
negeri federasidi Indonesia.
Pejabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda,Van Mok, berencana membentuk negara federasidi
Indonesia Yang mengharuskan dirinya mengubah ketatanegaran di Indonesia. Namun
rencanauntuk mengubah ketatanegaraan ini mengalami kendala karena di Indonesia telah berdiri
Republik Indonesia

Aksi :
Van Mok mengawali rencana membentuk negara federal dengan menyebarluaskan federalisme
diIndonesia pada konferensi yang berlangsung di HogeVeluwe. Konferensi tersebut gagal
memperjuangkan federalisme diIndonesia karena bertentangan dengan keinginan Belanda Yang
menginginkan juga masuk dalam persemakmuran dibawah Balanda.

Penyelesaian dan akhir :


Kembali diadakan perundingan antaraRI, BFO, dan Belanda.
Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan, yaitu kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia
secara utuh dan tanpa syarat seperti pada Perjanjian Renville 1948
Kemudian Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan atas dasar sukarela dan
persamaan hak serta Hindia Belanda akan menyerahkan semuahak, kekuasaan, dan kewajiban
kepada Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai