KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi
bangsa antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
Permesta, G-30-S/PKI
Materi:
Dipimpin :
Kapten Raymond Westerling.
Anggota APRA:
Terdiri dari mantan anggota KNIL dan orang-orang yang tidak setuju dengan kembalinya
bentuk negara federal (RIS) ke bentuk Negara Kesatuan RI (NKRI)
1) Berdasarkan hasil KMB Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara federal
bernama RIS. Namun diantara anggota pasukan Koninklijk Nederlands-Indische
Leger (KNIL) banyak yang tidak setuju jika bentuk negara federal Republik Indonesia
Serikat (RIS) berubah bentuk menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
pada tahun 1950.
2) Berdasarkan hasil KMB, negara RIS Namun mantan anggota KNIL tidak mau (sulit)
bergabung dengan TNI sebab KNIL merasa lebih hebat, sedangkan TNI juga tidak suka
dengan mantan KNIL yang sebelumnya merupakan musuh dalam pertempuran pada
masa perang kemerdekaan.
3) Kecemburuan KNIL terhadap TNI semakin menjadi setelah diputuskan bahwa pimpinan
APRIS harus berasal dari TNI. Hal ini diperparah dengan sambutan rakyat yang lebih
simpatik terhadap keberadaan TNI.
4) Mantan pasukan KNIL dan pendukung APRA mendapat pengaruh dari Belanda.
5) Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah
RIS yang isinya adalah sebuah ultimatum yang isinya Westerling menuntut agar:
a. Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta
b. Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.
Untuk menjaga keamanan di lingkungan masyarakat, maka pada tanggal 5 April 1950
pemerintah mengutus pasukan TNI sebanyak satu Batalion dari Jawa untuk mengamankan
daerah tersebut. Namun kedatangan TNI ke daerah tersebut dinilai mengancam kedudukan
kelompok masyaraat pro-federal. Selanjutnya para kelompok masyarakat pro-federal ini
bergabung dan membentuk sebuah pasukan “Pasukan Bebas” di bawah komando kapten
Andi Azis. Ia menganggap bahwa masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi
tanggung jawabnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lata belakang pemberontakan Andi Azis adalah :
1) Menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia Timur hanya merupakan tanggung
jawab pasukan bekas KNIL saja.
2) Menentang campur tangan pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat) terhadap konflik di Sulawesi Selatan.
3) Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.
4) Mendapat pengaruh dari Belanda.
Tanggal 15 April 1950, Andi Azis pergi ke Jakarta setelah didesak oleh Sukawati, Presiden
dari Negara NIT. Namun karena keterlambatannya untuk melapor, Andi Azis akhirnya
ditangkap dan diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, sedangkan untuk
pasukan TNI yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melanjutkan pendaratan di
Sulawesi Selatan. Pada tanggal 21 April 1950, pasukan ini berhasil menguasai Makassar
tanpa adanya perlawanan dari pihak pemberontak.
Beberapa bulan kemudian tepatnya pada 5 Agustus 1950, pasukan Andi Azis secara tiba-
tiba mengepung markas staf Brigade 10/Garuda Mataram di Makassar. Pengepungan itu
tidak berangsur lama, pasukan TNI kemudian berhasil memukul mundur pasukan
pemberontakan itu. Setelah bertempur selama 2 hari, KNIL/KL (pasukan pendukung Andi
Azis) meminta berunding dengan TNI, dan pertempuran berakhir pada 8 Agustus 1950.
Republik Maluku Selatan atau RMS adalah sebuah republik di Kepulauan Maluku yang
diproklamasikan tanggal 25 April 1950. Pulau-pulau terbesarnya adalah Seram, Ambon, dan
Buru.
Akhirnya pada tanggal 2 Desember 1963 Dr. Soumokil tertangkap di Pulau Seram,
dan kemudian diadili dalam Sidang Mahkamah Militer Angkatan Darat pada 21 April
1964 dengan dijatuhi hukuman mati. Eksekusi pun dilaksanakan pada tanggal 12 April
1966 dan berlangsung di Pulau Obi yang berada di wilayah kepulauan Seribu di sebelah
Utara Kota Jakarta.
Demikianlah materi pada pertemuan kali ini, dan untuk mengetahui pemahaman kalian
setelah membaca materi tersebut maka jawablah soal latihan berikut.
Soal Latihan
Petunjuk:
Soal: