Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) 1950


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat- Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Pemberontakan PKI Madiun 1948. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal secara berkelompok sehingga dapatmemperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbukakami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalahilmiah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini tentang bermanfaat untuk teman
temansekalian dan dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

A. Latar Belakang pemberontakan APRA


B. Dimulainya serangan APRA
C. Reaksi pemerintah Indonesia untuk menumpas APRA
D. Dampak kegagalan APRA

A. Kesimpulan dan saran


Pergerakan Ratu Adil yang sempat mengadakan kudeta militer di Indonesia,
Angkatan perang yang didirikan oleh bekas tentara Belandayang juga dibantu
oleh orang pribumi. Kudeta berdarah ini memakan banyak korban dari
kalanganTentara Nasional Indonesia. Tentara ini adalah tentara Pro Belanda
yang mengadakan kudeta di masa Revolusi Indonesia. gerakan ini mengadakan
pemberontakan karena mereka tidak suka pada pengaruh Soekarno. Gerakan ini
melakukan pergolakan di daerah Jawa, mereka pernah berhasil menguasai Kota
Bandung, tetapi mereka tidak berhasil menguasai. Kota kota lain yang berada di
daerah daerah lainnya. Dalam pergolakan ini mereka juga sempat meminta
bantuan kepada Tentara Islam Indonesia, tetapi bantuan dari Tentara Islam
Indonesia tidak datang sesuai perjanjian.

Westerlingtidak sendirian dalam melakukan aksinya di juga dibantu oleh


salah satu sultan yaitu, Sultan Hamid II.Gerakan ini juga melakukan banyak
pembantaian kepada masyarakat yang ada didaerah Sulawesi. Nama dari
gerakan ini diambil dari ramalan Buku Jawa Kuno (Kitab Jayabaya),didalam
kitabtersebut di ramalkan bahwa pada suatu saat nanti akan muncul seseorang
yang akan menegakan hukum dan juga akan membebaskan rakyat Indonesia
dari segala bentuk penjajahan dan juga belenggunya. gerakan ini merencanakan
pembunuhan terhadap banyak anggota pemerintahan diantaranya Sultan
Hamengkubuwono dan Ali Budiarjo namun upaya yang sudah direncanakan ini
tidak berhasil di realisasikan,
malahan otak dari konspirasi itu dapat diketahui. Otak dari gerakan
tersebut salah satunya berhasil ditangkap oleh Tentara Nasional Indonesiayaitu
Sultan Hamid II yang juga salah satu dari anggota RIS, namun
Raymond Westerling berhasil melarikan diri ke luar Negeri dengan
menumpang pesawat Catalina Milik Belanda.

Rumusan masalah

1. Apa yang melatar belakangi terjadinya pemberontakan APRA ?

2. Kapan dimulainya serangan APRA ?


3. Reaksi pemerintah Indonesia untuk menumpas APRA ?
4. Apa dampak kegagalan APRA ?

TUJUAN

1 . Untuk mengetahui latar belakangi terjadinya pemberontakan APRA

2 . Untuk mengetahui Kapan dimulainya serangan APRA


3 . Untuk mengetahui Reaksi pemerintah Indonesia untuk menumpas APRA
4 . Untuk mengetahui dampak kegagalan APRA
Ratu Adil adalah mitologi yang sakral di dalam masyarakat Indonesia. Ratu Adil
berasal dari ramalan Jayabaya, yaitu pemimpin yang akan memerintah rakyat dengan
adil dan bijaksana, sehingga keadaan akan aman dan rakyat makmur sejahtera. Namun,
bagaimana jika mitologi tersebut justru dijadikan sebagai salah satu propaganda politik,
seperti yang dilakukan oleh Westerling beserta Angkatan Perang Ratu Adil nya ( APRA) .
Dengan menggunakan embel- embel Ratu Adil, Westerling mencoba mencari simpati
rakyat untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia.

Di antara anggota pasukan Koninklijk Nederlands- Indische Leger( KNIL) banyak


yang tidak puas terhadap hasil keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB).
Ringkasnya mereka tidak suka dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang pada waktu itu bernama RIS.

Apalagi KNIL harus bergabung ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia


Serikat ( APRIS) bersama Tentara Nasional Indonesia ( TNI) . Bagi TNI sebagai
pejuang kemerdekaan yang setia tentu saja agak sulit menerima kehadiran KNIL,
begitupula bagi KNIL sulit bergabung dengan TNI sebab mereka pernah berhadapan
satu sama lain dalam pertempuran pada masa Perang Kemerdekaan.

Kecemburuan KNIL terhadap TNI semakin menjadi setelah diputuskan bahwa


pimpinan APRIS harus berasal dari TNI. Hal ini diperparah dengan sambutan rakyat
yang lebih simpatik terhadap keberadaan TNI.
Pada titik inilah, kaum reaksioner yang subversif memanfaatkan situasi untuk terus
menyebar hasutan guna merongrong pemerintah Indonesia.

Pada pertengahan November 1 9 4 9 , muncul seorang tokoh militer Belanda,


Raymond Pierre Westerling, yang mulai menyusun kekuatan dengan menarik
anggota KNIL yang didemobilisasikan.

Westerling dikenal sebagai seorang militer yang berpengalaman dan kejam.


Perjalanan hidupnya di Indonesia diwarnai dengan genangan darah. Pada awalnya,
ia ditugaskan sebagai Kapten Tentara Kerajaan Belanda untuk melumpuhkan
semangat juang rakyat di Sulawesi Sealatan.
Kedatangannya di Sulawesi Selatan disertai 1 50 anggota CorpsSpecialeTroepen.
Dalam melaksanakan tugasnya itu, ia membunuh 40.000 rakyat Sulawesti Selatan.
Selesai bertugas di Sulawesi, ia ditarik ke Jawa Barat sebagai pimpinan atas
1 .500 orang Speciale Troepen.Westerling kembali melakukan pembantaian
terhadap penduduk di Cibarusah, Cikalong, Tasikmalaya, dan Cirebon. Di Jawa
Barat, Westerling terus berusaha melebarkan sayap. Kekejamannya itu mendapat
penghargaan dari pihak yang berjuang di pihak Belanda.

Akan tetapi Pemerintah Belanda, akhirnya memecat Westerling dari dinas


ketentaraan. Namun, hal ini ternyata lebih memberikan keleluasaan kepadanya. Ia
bisa lebih dekat dan semakin aktif melakukan kegiatan bersama unsur-unsur
penentang Republik Indonesia.

Bebas dari tugas militer, Westerling justru membentuk gearakan dengan nama
Ratu Adil. Dengan nama ini gerakan Westerling semakin mendapat simpati rakyat.
Dalam waktu yang realtif singkat, ia telah berhasil mengumpulkan modal dan
pengikut sebanyak 8.000 orang termasuk para bekas pasukan Belanda.

Tujuan APRA dan kaum kolonialis yang ada di belakangnya adalah


mempertahankan bentuk federal di Indonesia dan mempertahankan adanya
tentara tersendiri pada setiap negara-negara bagian RIS. Tujuan ini bertolak
belakang dengan hasil Konferensi Antar- Indonesia di Yogyakarta yang telah
menyetujui bahwa APRIS adalah Angkatan Perang Nasional.

Tidak lama setelah APRA dibentuk, Westerling mengajukan ultimatum kepada


Pemerintah RIS agar kekuasaan militer daerah Pasundan diserahkan sepenuhnya
kepada APRA. Ia menilai TNI kurang mampu menjalankan tugas itu dan meminta
agar APRA dijadikan pasukan resmi.

Pemerintah RIS menganggap ultimatum itu sebagai sebuah kekonyolan. Oleh karena
itu, Westerling mulai berusaha merebut kekuasaan dengan kekerasan.

Target utama dari kebengisan Westerling adalah Jakarta dan Bandung. Setelah
menyusun rencana, APRA mulai bergerak di sekitar Cililin, di bawah pimpinan dua
orang Inspektur Polisi Belanda, van Beeklen dan van der Meula. Gerakan APRA yang
terdiri dari sekitar 8 0 0 orang di antaranya 3 0 0 anggota KNIL bersenjata lengkap
menyerang kota Bandung pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950.

Walaupun satu hari sebelum serangan pimpinan Divisi Siliwangi telah mensinyalir
adanya suatu gerakan dari sekelompok orang bersenjata yang bergerak dari Cimahi
menuju kota Bandung, tetap saja Westerling berhasil memasuki kota itu. Keesokan
harinya APRA telah memasuki kota Bandung dan secara ganas membunuh setiap
anggota TNI yang dijumpai.

Pasukan APRA di Bandung

Gerombolan APRA berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi, pertempuran


tidak berimbang pun terjadi antara 1 5 0 orang APRA melawan 1 8 orang anggota
TNI. Pertempuran itu menyebabkan 1 5 orang, termasuk Lenan Kolonel Lemboh
gugur, sedangkan hanya 3 orang yang berhasil melarikan diri.
Korban APRA di Bandung
Secara keseluruhan gerakan APRA di kota Bandung menyebabkan 7 9 anggota
APRIS gugur dan banyak penduduk sipil menjadi korban pembantaian.

Pemerintah RIS segera bereaksi dengan mengirimkan bala bantuan ke Bandung


untuk menghentikan APRA. Di Jakarta juga segera diadakan perundingan antara
Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS dengan Komisaris Tinggi Belanda. Hasilnya,
Mayor Jenderal Engels, Komandan Tentara Belanda di Bandung mendesak
Westerling untuk pergi dari kota itu.

Setelah terdesak, gerombolan APRA pergi meninggalkan Bandung. Setelah


meninggalkan Bandung, gerombolan APRA menyebar ke berbagai wilayah dan terus
dikejar oleh Apris. Dengan bantuan rakyat,, gerombolan APRA yang telah berceceran
berhasil dilumpuhkan oleh TNI.

Selain ke Bandung, gerakan APRA juga diarahkan ke Jakarta. Di daerah ini,


Westerling mengadakan kerjasama dengan Sultan Hamid II yang menjadi menteri
negara tanpa portofolia di dalam kabinet RIS.
Untuk mewujudkan ambisinya, Westerling dan Sultan Hamid II menyusun
rencananya sebagai berikut:

1. APRA akan menyerang gedung tempat Kabinet RIS bersideng.


2. Semua Menteri RIS akan diculik
3 . Menteri Pertahanan (Sultan Hamengku Buwono IX), Sekjen Kementrian
Pertahanan ( Ali Budiarjo) dan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang ( Kol. T. B.
Simatupang) akan dibunuh.

Supaya publik tertipu, Sultan Hamid II juga akan ditembak di tangan atau kakinya
agar orang mengira bahwa ia juga termasuk yang akan dibunuh Westerling. Sultan
Hamid II dijanjikan oleh Westerling akan dijadikan Menteri Pertahanan jika rencana
itu sukses.
Akan tetapi berkat kesigapan APRIS, usaha APRA di Jakarta juga menemui
kegagalan. Meskipun demikian Westerling dengan gerombolannya masih terus
mencoba untuk mencapai tujuannya. Tetapi usahanya tetap berujung pada
kegagalan.
Sementara itu, Westerling yang melihat indikasi kegagalan rencananya, memilih
melarikan diri dengan pesawat Catalina Angkatan Laut Belanda ke Singapura pada
2 2 Februari 1 9 5 0 . Di Singapura, Westerling justru ditahan polisi setempat dengan
tuduhan telah memasuki wilayah itu tanpa izin.

Westerling menjalani hukuman selama satu bulan di Singapura. Pemerintah


Indonesia berusaha menuntut agar buronannya tersebut diserahkan kepada
Indonesia. Namun, tuntutan itu ditolak mentah- mentah oleh pihak Inggris, dengan
alasan bahwa RIS tidak punya perjanjian dengan Inggris tentang hal itu.

Sementara itu Sultan Hamid II yang ikut serta dalam rencana makar tersebut baru
tertangkap pada 5 April 1960.
Presiden Soekarno di depan Singan DPR RIS menyampaiakan pidato yang
menegaskan sikap pemerintah untuk menumpas pemberontakan Westerling.
Selanjutnya, ia mengingatkan pula agar rakyat, khususnya umat Islam agar tidak
terpancing dan masuk gerakan pemberontak.

Kegagalan gerakan APRA justru meningkatkan sikap anti- federal negara- negara
bagian RIS. Usaha untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah pusat RIS
semakin keras. Pada tanggal 30 Januari 1950, R. A. A Wiranatakusumah, Wakil
Negara Pasundan mengundurkan diri dan pada tanggal 8 Februari Perdana menteri
mengangkat Sewaka sebagai penggantinya dengan jabatan komisaris RIS di
Pasundan.

Gerakan unitarisme juga meluas ke daerah- daerah lain. Negara Jawa Timur yang
dibentuk oleh Belanda dalam Konferensi Bondowoso, akhirnya dibubarkan setelah
dididesak oleh rakyat. Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur, Samadikoen, pada tanggal
2 7 Februari mengeluarkan suatu intruksi kepada segenap residen, bupati, walikota
serta aparat bawahannya dari bekas Negara Jawa Timur agar menyerahkan
pimpinan daerahnya masing- masing kepada pejabat Republik Indonesia yang telah
ditujuk sebelumnya.

Tindakan tersebut diambil oleh Gubernur untuk meredakan suasana panasa di


kalangan rakyat yang menuntut dibubarkannya Negara Jawa Timur. Selain Negara
Jawa timur, Negara Madura juga ikut bergabung ke dalam wilayah RI.

Di Sumatra Selatan, tuntutan hampir unitarisme juga muncul dan mencapai


puncaknya pada awal tahun 1950. Oleh karena itu, RIS harus menerima pembubaran
itu. Pada 24 Maret 1950, pemerintah RIS meresmikan pembubaran Negara Sumatra
Selatan dan daerahnya dimasukkan ke lingkungan provinsi Sumatra Selatan di
bawah RI.
Westerling dikenal sebagai seorang militer yang berpengalaman dan kejam.
Perjalanan hidupnya di Indonesia diwarnai dengan genangan darah. Pada
awalnya, ia ditugaskan sebagai Kapten Tentara Kerajaan Belanda untuk
melumpuhkan semangat juang rakyat di Sulawesi Sealatan.

Bebas dari tugas militer, Westerling justru membentuk gearakan dengan


nama Ratu Adil. Dengan nama ini gerakan Westerling semakin mendapat
simpati rakyat. Dalam waktu yang realtif singkat, ia telah berhasil
mengumpulkan modal dan pengikut sebanyak 8.0 00 orang termasuk para
bekas pasukan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai