Anda di halaman 1dari 8

APRA

Oleh :
1. Anindya Nakhwa (05)
2. Devika Mega (09)
3. Afifah Gabriela (03)
APRA
Peristiwa yang terjadi pada 23 Januari 1950 di mana
kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang ada di bawah
pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga mantan
komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke
kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang
mereka temui. Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan
sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan
tertinggi militer Belanda.
Latar Belakang
Nama organisasi ini adalah "Ratu Adil Persatuan Indonesia"
(RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan
Perang Ratu Adil (APRA). Pemberontakan APRA ini menjadi tragedi
politik dan ideologis nasional, tepatnya di masa perjuangan Republik
Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. APRA sendiri
dipimpin oleh Raymond Westerling dan memiliki 800 serdadu bekas
KNIL. Gerakan ini berhasil mengusai markas Staf Divisi Siliwangi,
sekaligus membunuh ratusan prajurit Divisi Siliwangi.
Nama milisi ini berasal dari kitab ramalan Jayabaya. Oleh karena
itu Westerling percaya diri bahwa ia lah orang yang dimaksud.
Gerakan Pemberontakan APRA
Pada 23 Januari 1950, Westerling menggerakkan pasukan APRA
berkekuatan lebih dari 500 orang untuk menyerang Bandung dan
menembaki setiap anggota TNI yang ditemui. Mereka menyerang
Markas Stad Divisi Siliwangi dan membunuh hampir seluruh prajurit
jaga serta Letnan Kolonel Lemong.
Selain di Bandung, gerakan APRA ini juga terjadi di Jakarta
dibantu oleh Sultan Hamid II pada 24 Januari 1950. Sasarannya yaitu
gedung tempat kabinet bersidang dan membunuh beberapa menteri
kabinet seperti Menhan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Namun
rencana ini gagal total berkat intelijen TNI
Upaya Pemerintah Indonesia
Diadakan perundingan antara Perdana Menteri RIS dan
Komisaris Tinggi Belanda mengenai gerakan APRA di Jakarta. Dan
juga perundingan antara Kepala Staf Divisi C tentara Belanda (Mayjend
Engels) dan Kepala Staf Divisi Siliwangi (Letkol Eri Sudewo). Pada
akhirnya, usaha ini membuahkan hasil yaitu Belanda menghentikan
APRA , Namun APRA justru bertindak sendiri dan menolak untuk
menghentikan gerakan mereka.
Upaya Lanjutan
Upaya selanjutnya adalah operasi militer. Upaya ini didukung
penduduk Bandung sehingga APRA berhasil diusir dari Bandung secara
cepat. Selanjutnya pada 4 April 1950, di Jakarta terjadi penangkapan
Sultan Hamid II. Peristiwa ini semakin mendekatkan Indonesia dengan
kemenangan.
Melihat keadaan hampi kalah ini, Kapten Reymond Westerling
berhasil melarikan diri dengan pesawat Catalina ke luar Indonesia pada
22 Februari 1950
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai