Anda di halaman 1dari 9

APRA

(Angkatan perang ratu adil)


Nama kelompok
Febriyansah
Riskasolihin
Elisabeth klemen
Muh.Aidil fikrah
Yunus mandobar
LATAR BELAKANG APRA
Latar Belakang Pemberontakan APRA Adalah mulai dibubarkannya negara
bagian bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang
bergabung kembali ke Republik Indonesia. APRA tidak menyetujui adanya
rencana pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui hasil
Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949. Seperti diketahui hasil
dari KMB termasuk di antaranya memutuskan bahwa kerajaan Belanda akan
menarik pasukan KL (Koninklijk Leger) dari Indonesia, sementara tentara
KNIL akan dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan
TNI. Dari hasil tersebut, akhirnya APRA dan Westerling mencoba
melakukan kudeta pada Januari 1950.
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa Terjadinya pemberontakan APRA
2. Peran Westerling dalam pemberontakan APRA
3. Jalannya Pemberontakan APRA
4. Dimana pemberontakan APRA dilaksanakan
5. Penumpasan APRA
TUJUAN APRA
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Adalah peristiwa Pemberontakan
yang Meletus pada 23 januari 1950 di Bandung. Pemberotakan ini
dipimpin oleh Raymond westerling, mantan kapten tantara kerajaan
Hindia Belanda Koninklijk Nederlandsch-Indische Legel (KNIL).

Gerakan APRA bertujuan mempertahankan bentuk negara federal di


indonesia dan memiliki tentara sendiri di Negara-negara bagian RIS.
APRA menuntut agar mereka diakui sebagai tentara negara pasudan.
TOKOH-TOKOH PEMBERONTAKAN APRA
Raymond Westerling Sultan Hamid II Anwar Tjokroaminoto

Andi M. Jusuf Amir R.A.A Male Wiranatakusumah


ISI MATERI APRA
Westerling yang berusaha untuk mempertahankan bentuk negara federal dan menolak Republik
Indonesia Serikat (RIS). Westerling menilai, RIS di bawah soekarno hatta yang terlalu fokus pada
wilayah Jawa atau Jawa sentris. Akhirnya, seorang Komandan dari kesatuan khusus Depot
Speciale Troopen (DST), Kapten Raymond Westerling memanfaatkan keadaan. Ia berhasil
mengumpulkan 8.000 pasukan dari desertir dan anggota KNIL.

Pada 23 Januari 1950 pagi, pasukan yang menamakan diri APRA bergerak dari Cimahi menuju
pusat kota Bandung, utamanya ke Markas Divisi Siliwangi di Jalan Oude Hospitaalweg (sekarang
Jalan Lembong). Sepanjang jalan menuju markas Divisi Siliwangi, pasukan APRA menembaki
tentara Siliwangi yang terlihat tak bersenjata. Pertempuran tak seimbang 800 APRA melawan 100
tentara Siliwangi yang tersisa di markas terjadi. Pertempuran ini menewaskan Letkol Adolf
Lembong. Akhirnya, APRA menguasai markas Siliwangi.

Dan Pada akhir dari pemberontakan APRA Januari 1950 tersebut, Presiden RIS Sukarno
menunjuk Hamid sebagai menteri negara tanpa portofolio sekaligus koordinator tim perumusan
lambang negara. Dalam penyerbuan itu, Hamid juga memerintahkan agar semua menteri
ditangkap, sedangkan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX, Sekretaris Jenderal Ali
Budiardjo, dan Kepala Staf Angkatan Perang RIS (APRIS) Kolonel T.B. Simatupang harus
ditembak mati. Akhirnya Drs. Moh. Hatta yang turun langsung untuk berunding dengan
Komisaris Tinggi Belanda yaitu Mayor Jenderal Engels yang merupakan Komandan Tinggi
Belanda di Bandung beliau mendesak Westerling untuk meninggalkan Kota Bandung. Berkat hal
itu semua APRA pun berhasil dilumpuhkan oleh pasukan APRIS.
Dampak APRA
Dampak dari pemberontakan APRA yaitu
dampak positif adalah terciptanya peningkatan
rasa saling memiliki, persatuan dan kesatuan
dari seluruh masyarakat Indonesia dan tidak
terjadi lagi disintegrasi bangsa.
KESIMPULAN APRA
Yaitu adanya Pembrontakan APRA, dimana APRA
dipimpin oleh Westerling yang di latar belakangi karena
belanda ingin menanamkan kepentingan politik dan
ekonominya di Indonesia.
Sekian dari kelompok kami
Jika ada kekurangan Mohon maaf, karena yang lebih hanya
.perasaanku kepada dia

Anda mungkin juga menyukai