Anda di halaman 1dari 7

Konflik dan Pergolakan yang berkaitan

dengan Kepentingan

Kelompok 4
Erina Mutiara
Jenis Purbas Citra
Mela Januar Arbiyanti
Natalisa Talenta Putri
Tri Yani
(29)

(11)
(18)
(20)
(22)

1. Pembrontakan APRA
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dibentuk oleh Kapten
Raymond Westerling pada tahun 1949. Anggotanya berasal dari
pasukan tentara Belanda yaitu KNIL, yang tidak setuju pembentukan
Angkatan Perang Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat yang saat
itu masih berbentuk negara bagian Pasundan. APRA ingin agar
negara Pasundan dipertahankan serta menjadikan mereka sebagai
tentara di Jawa Barat. Pada 1950 Westerling mengultimatum
pemerintahan RIS. Kemudian ultimatum tersebut dijawab oleh PM
Hatta dengan melakukan penangkapan terhadap Westerling. APRA
justru menyerbu Bandung dan melakukan tindakan teror. Puluhan
anggota APRIS gugur. APRA bermaksud menyerang Jakarta untuk
membunuh Mentri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX dan
kepala APRIS Kolonel T.B Simatupang, tetapi gagal. Kemudian
Westerling melarikan diri ke Belanda menggunakan pesawat Catalia.

2. Peristiwa Andi Aziz


Peristiwa ini dimulai dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya
yang berasal dari KNIL terhadap pemerintahan Indonesia agar hanya
mereka yang dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur. Ketika
akhirnya tentara Indonesia didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan
tujan memelihara keamanan, hal ini menyulut ketidakpuasan pasukan
Andi Aziz. Kalangan tentara KNIL khawatir apabila mereka akan
diperlakukan secara diskriminatif oleh pemimpin APRIS.
Pasukan KNIL menduduki beberapa posisi penting, bahkan sampai
menawan Panglima Teritorium Indonesia Timur. April 1950 pemerintah
memerintahkan Andi Aziz melapor ke Jakarta karena peristiwa tersebut
dan menarik semua pasukannya serta melepaskan tawanan yang
disandera. Tenggat waktu melapor 4x24 jam, namun Andi Aziz terlambat
melapor, sementara pasukannya sedang berontak. Andi Aziz ditangkap di
Jakarta setibanya ia dari Makasar. Andi Aziz juga mengakui aksinya
dilakukan karena ketidak puasan terhadap RIS. Pasukannya yang
membrontak akhirnya dapat ditumpas oleh pimpinan Kolonel Kaliwarang.

3. Pembrontakan Republik Maluku Selatan


(RMS)
Pembrontakan ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan diri
dari Indonesia dan menggantinya dengan negara sendiri.
Doproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung NIT, Dr. Ch.R.S Soumokil
pada 25 April 1950, yang didukung oleh mantan pasukan KNIL.
Penyelesaian secara damai ini awalnya dilakukan oleh pemerintah
sengan mengutus dr. Leimena untuk berunding, namun gagal. Karena
upaya damai mengalami jalan buntu maka pemerintah melakukan
operasi militer untuk menumpas gerakan RMS yang dipimpin oleh
kolonel Kawilarang panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur.
a. 14 Juli 1950 operasi berlangsung dan berhasil menguasai pos-pos
penting di Pulau Buru.
b. 14 Juli 1950 pasukan apris berhasil menguasai Pulau Seram.
c. 8 September 1950 Ambon bagian utara berhasil dikuasai.
d. 3 November 1950 benteng new Victoria berhasil dikuasai.

RMS ditumpas pada november 1950 dan sejak 1966 RMS berfungsi
sebagai pemerintah pengasingan di Belanda.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan
November 1950 sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri
ke Maluku Selatan beserta keluarganya jumlah seluruhnya sekitar
12.500 orang.
BENDERA
Bendera RMS terdiri dari warna biru, putih, hijau dan merah.
Pertama kali dikibarkan pada tanggal 2 Mei 1950 pukul 10.00.
Dua hari kemudian pemerintah merilis penjelasan tentang arti
bendera warna biru melambangkan laut dan kesetiaan, putih
melambangkan kesucian, perdamaian dan pantai putih, hijau
melambangkan tumbuh-tumbuhan dan merah melambangkan
nenek moyang dan darah rakyat.

Lambang Republik Maluku Selatan menampilkan burung merpati


putih Maluku bernama Pombo. Merpati Putih yang dianggap sebagai
simbol positif dan harapan baik, Pombo ditunjukkan bersiap-siap
terbang, sayapnya setengah terbuka dan di paruhnya terdapat
cabang pohon damai. Dadanya bertuliskan Parang, Salawaku dan
bentuk tombak.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai