Anda di halaman 1dari 8

APRA

KEL 5 XII-IPA 1
SEJARAH INDONESIA
anggota kelompok
-ayu indiani
-della desmayanti
-putri agata kristi
-salsabila nur aprilia
-shania putri ramadhani
1.latar belakang
1. Latar belakang timbulnya pemberontakan APRA adalah mulai
dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di Republik
Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik
Indonesia. APRA tidak menyetujui adanya rencana pembubaran
Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui hasil Konferensi Meja Bundar
di Den Haag tahun 1949. Seperti diketahui hasil dari KMB termasuk di
antaranya memutuskan bahwa kerajaan Belanda akan menarik
pasukan KL (Koninklijk Leger) dari Indonesia, sementara tentara KNIL
akan dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan
TNI . Dari hasil tersebut, akhirnya APRA dan Westerling mencoba
melakukan kudeta pada Januari 1950.
2. Pemimpin APRA
2. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
adalah peristiwa pemberontakan yang meletus pada
23 Januari 1950 di Bandung. Pemberontakan ini
dipimpin oleh Raymond Westerling, mantan kapten
tentara Kerajaan Hindia Belanda Koninklijk
Nederlandsch-Indische Leger (KNIL).
Tujuan Westerling membentuk APRA ini adalah
mengganggu prosesi pengakuan kedaulatan dari
Kerajaan Belanda kepada pemerintah Republik
Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949.
3. TUJUAN PEMBERONTAKAN APRA
Tujuan utama dari pemberontakan itu ialah mempertahankan RIS dan menggagalkan rencana
perubahan negara kesatuan NKRI. Secara umum, pemberontakan ini memiliki beberapa tujuan yang
antara lain :
-mempertahankan negara RIS mengganggu proses pengakuan kedaulatan republik indonesia oleh
belanda mempertahankan eksistensi tentara APRA sebagai tentara pasundan.
Pemberontakan APRA terpusat di dua daerah yakni jakarta dan bandung. Dua kota itu merupakkan
kawasan yang sangat penting bagi RIS dan juga bangsa indonesia pada saat itu.
Peristiwa tersebut menjadi salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi. APRA atau Angkatan
Perang Ratu Adil dipimpin oleh kapten KNIL Ramond Westerling.
Dibentuk pada tanggal 23 januari 1950, kelompok ini awalnya masuk ke kota bandung dan
menyerang orang-orang berseragam TNI. Pada saat itu, indonesia masi berbentuk Republik
Indonesia Serikat (RIS) yang memiliki tentara angkatan perang republik indonesia serikat (APRIS).
Inspektur
Aksi-aksi pemberontakan yang dilakukan oleh APRA yaitu Menyerbu Kota
Polisi
Bandung dengan 800 pasukan, berencana menculik Sultan HB IX, Ali Budiarjo,
T.B Simatupang. Setelah menyusun rencana, APRA mulai bergerak di sekitar

Belanda,
Cililin, di bawah pimpinan dua orang Inspektur Polisi Belanda, Van Beeklen dan
van der Meula. Gerakan APRA yang terdiri dari sekitar 800 orang di

Van
antaranya 300 anggota KNIL bersenjata lengkap menyerang kota Bandung
pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950.

Beeklen
Untuk mewujudkan ambisinya, Westerling dan Sultan Hamid II menyusun
rencananya sebagai berikut:

dan van
1. APRA akan menyerang gedung tempat Kabinet RIS bersideng.
2. Semua Menteri RIS akan diculik

der Meula.
3. Menteri Pertahanan (Sultan Hamengku Buwono IX), Sekjen Kementrian
Pertahanan (Ali Budiarjo) dan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang (Kol. T.

Gerakan B. Simatupang) akan dibunuh.


5. Penumpasan yang dilakukan oleh Raymond Westerling dalam
gerakan APRA dapat dilakukan dengan:
•Melancarkan opeasi militer tanggal 24 Januari 1950, dengan
mengirimkan bala bantuan pasukan APRIS yang ada di Jawa
Tengah dan Jawa Timur ke Bandung. Pasukan APRA pun berhasil
didesak dan ditumpas oleh APRIS.
•Mengadakan perundingan antara Perdana Menteri RIS
Mohammad Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda HM Hirschfeld
yang menghasilkan Komandan Tinggi Belanda di Bandung, Myor
Jenderal Engels, mendesak pasukan Westerling untuk meninggalkan
kota Bandung.
•Memerintahkan penangkapan terhadap Westerling dan Sultan
Hamid II, di mana Westerling melarikan diri ke Singapura dan
kembali ke Belanda, sedangkan Sultan Hamid II berhasil ditangkap
tanggal 5 April 1960.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai