Anda di halaman 1dari 11

‘’GERAKAN APRA DI BANDUNG’’

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH:
Nadya Ulya
Fasya Nabilla
Sisilia Eka Putri
Wyndi Alliyah putri
Meutya Azzahra
Farid Faqih

SMA NEGERI 1 PEKANBARU


2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A.Latar Belakang...............................................................................................................................4-5
B.Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
A.Pengaruh Terhadap Luar Dari Gerakan Apra Di Bandung.......................................................7-8
B.Cara Mengatasi Gerakan Apra Di Bandung................................................................................8-9
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
A.Kesimpulan......................................................................................................................................10
B.Saran.................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dari Bapak Rahmat
Hidayat selaku guru mata pelajaran Sejarah . Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
di makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat dalam makalah ini, kami mohon maaf. Kami
menerima saran dan kritik yang seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah
yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pekanbaru,12 Agustus 2023

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah peristiwa kudeta militer yang
berlangsung di Bandung pada 23 Januari 1950.Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
dilakukan oleh pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) di bawah pimpinan
Kapten Raymond Westerling. Kapten Raymond Westerling adalah sosok yang dikenal dalam
peristiwa Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan pada 1946-1947.

Sementara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah kelompok milisi pro-Belanda yang
didirikan Kapten Raymond Westerling pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Anggota dari
APRA kebanyakan direkrut dari bekas prajurit KNIL, terutama dari prajurit Regiment Speciale
Troepen (Regimen Pasukan Khusus) dengan jumlah pasukan APRA sekitar 2000 orang pada
1950.Konferensi Meja Bundar pada Agustus 1949 menghasilkan keputusan:
1. Kerajaan Belanda akan menarik pasukan KL (Koninklijk Leger) dari Indonesia.
2. Tentara KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) akan dibubarkan dan akan
dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan TNI.

Pasukan KL dan KNIL merasa dirugikan dengan keputusan KMB. Pasukan KNIL takut
mengalami hukuman atau ancaman saat menyatu dengan TNI kelak.
Akhirnya, seorang Komandan dari kesatuan khusus Depot Speciale Troopen (DST),
Kapten Raymond Westerling memanfaatkan keadaan. Ia berhasil mengumpulkan 8.000 pasukan
dari desertir dan anggota KNIL.

Westeling kemudian menggunakan nama Ratu Adil dari kitab Jangka Jayabaya tentang
datangnya "Sang Ratu Adil". Westerling pun menamai gerakan ini dengan Angkatan Perang Ratu
Adil (APRA).Target pemberontakan APRA adalah Jakarta dan Bandung. Jakarta menjadi target
sasaran sebab pada awal Januari 1950 sedang ramai dilakukan Sidang Kabinet RIS untuk
membahas kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan.

4
Kemudian, APRA juga menargetkan kota Bandung karena situasi kota belum sepenuhnya
dikuasai oleh pasukan Sliwangi. Ditambah pula dengan basis kekuatan militer Belanda yang kuat
di Bandung.

23 Januari 1950 pagi, pasukan yang menamakan diri APRA bergerak dari Cimahi menuju
pusat kota Bandung, utamanya ke Markas Divisi Siliwangi di Jalan Oude Hospitaalweg
(sekarang Jalan Lembong). Sepanjang jalan menuju markas Divisi Siliwangi, pasukan APRA
menembaki tentara Siliwangi yang terlihat tak bersenjata.
Akhirnya, pertempuran tak seimbang 800 APRA melawan 100 tentara Siliwangi yang
tersisa di markas terjadi. Pertempuran ini menewaskan Letkol Adolf Lembong. Akhirnya, APRA
menguasai markas Siliwangi.Pada Januari 1950, Presiden RIS Sukarno menunjuk Hamid sebagai
menteri negara tanpa portofolio sekaligus koordinator tim perumusan lambang negara. Menteri
tanpa portofolio adalah menteri pemerintahan tanpa tanggung jawab spesifik atau tidak
mengepalai kementerian tertentu.

Dalam sidang kabinet 10 Januari 1950, Hamid membentuk Panitia Lencana Negara.
Kemudian, diadakan sayembara pembuatan lambang negara. Di sisi lain, Hamid menjalin
mufakat dengan Westerling karena ingin mempertahankan negara federal dan kecewa dengan
jabatannya yang hanya sebagai menteri tanpa portofolio. Hamid mengakui telah memberi
perintah kepada Westerling dan Inspektur Polisi Frans Najoan untuk menyerang sidang Dewan
Menteri RIS pada 24 Januari 1950. Dalam penyerbuan itu, Hamid juga memerintahkan agar
semua menteri ditangkap, sedangkan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX,
Sekretaris Jenderal Ali Budiardjo, dan Kepala Staf Angkatan Perang RIS (APRIS) Kolonel T.B.
Simatupang harus ditembak mati.

Drs. Moh. Hatta turun langsung untuk berunding dengan Komisaris Tinggi Belanda.
Akhirnya, Mayor Jenderal Engels yang merupakan Komandan Tinggi Belanda di Bandung
mendesak Westerling untuk meninggalkan Kota Bandung. Berkat hal itu, APRA pun berhasil
dilumpuhkan oleh pasukan APRIS

5
B.Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi pengaruh terhadap luar dari gerakan apra di bandung


2. Mengidentifikasi cara mengatasi gerakan apra di bandung

6
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengaruh Terhadap Luar Dari Apra Di Bandung


Sebagai bekas perwira Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) Raymond
Pierre Westerling juga memiliki pasukan yang mayoritas bekas prajuritnya sendiri, terutama dari
prajurit Regiment Speciale Troepen (Regimen Pasukan Khusus).

Ketidaksetujuan APRA terhadap hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag
pada 1949. Di mana Tentara KNIL akan dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-
kesatuan TNI dan pasukan Belanda harus ditarik dari Indonesia.

Kerja sama antara APRA dengan Sultan Hamin II dari Pontianak yang memiliki paham
feodal akhirnya terbentuk. Kudeta pada Januari 1950 ini merupakan percobaan yang mereka
lakukan, demi mempertahankan negara feodal RIS ketika mayoritas negara bagian RIS
menginginkan bergabung dengan Republik Indonesia.

Ultimatum yang menuntut pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama


Negara Pasundan serta mengakui APRA sebagai tentara Pasundan, dikirimkan oleh Westerling
pada pemerintah RIS 5 januari 1950. Dalam tenggang waktu lima hari pemerintah RIS harus
memberi jawaban dan akan terjadi perang bila tuntutan tersebut ditolak. Mengetahui hal tersebut,
perintah penangkapan Westerling dikeluarkan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 10
Januari 1950 demi mencegah agresi terjadi.

Benar saja, APRA mempercepat gerakannya dengan melakukan pembantaian anggota TNI
di Kota Bandung dan berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi. Letnan Kolonel Lemboh
yang bertugas di wilayah tersebut juga ikut gugur bersamaan dengan warga sipil yang menjadi
korban.

7
Ketika hendak melanjutkan pemberontakannya di Jakarta, upaya ini berhasil digagalkan
oleh pemerintah RIS, APRIS, dan juga bantuan rakyat sipil pada masa itu. Dalam upaya
penumpasan APRA di Bandung, pemerintah RIS menekan pimpinan tentara Belanda melalui
perundingan dan operasi militer. Hasil dari perundingan tersebut memutuskan untuk mendesak
Westerling segera meninggalkan Bandung. Lantaran gagal melakukan kudeta. mengetahui
reputasinya terancam, Westerling pun melarikan diri ke Belanda. Demi mengenang perjuangan
yang terjadi di tempat tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan
monumen Dwikora dan Trikora yaang menjadi simbol perjuangan TNI, pada masa
pemerintahannya.

B.Cara Mengatasi Gerakan APRA Di BANDUNG


Upaya Penumpasan Pemberontakan APRA Tanggal 23 Januari 1950 pagi hari, gerakan
APRA dipimpin Van der Meula dan Van Beeklen.Gerakan ini terdiri dari 800 orang, di dalamnya
terdapat 300 anggota KNIL yang bersenjata lengkap menyerang kota Bandung. Anggota dari
APRA banyak yang direkrut dari bekas prajurit KNIL, terutama prajurit Regiment Speciale
Troepen (Regimen Pasukan Khusus).Mereka pun berhasil menduduki Markas Besar Divisi
Siliwangi dan membunuh setiap anggota militer yang mereka jumpai. Tidak hanya Bandung,
Westerling juga bekerja sama dengan Sultan Hamid II untuk menyerang Jakarta. Sejumlah
anggota pasukan RST dikirim ke Jakarta dengan dipimpin Sersan Meijer untuk menangap
Soekarno, membunuh dan menculik para pejabat pemerintah, dan menduduki gedung-gedung
pemerintahan.

Akan tetapi, serangan ke Jakarta ini gagal karena dukungan dari pihak lain tidak segera
datang.
Akhirnya, penumpasan yang dilakukan oleh Raymond Westerling dalam gerakan APRA
dapat dilakukan dengan:
1) Melancarkan opeasi militer tanggal 24 Januari 1950, dengan mengirimkan bala bantuan
pasukan APRIS yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Bandung. Pasukan APRA pun
berhasil didesak dan ditumpas oleh APRIS.
2) Mengadakan perundingan antara Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta dengan
Komisaris Tinggi Belanda HM Hirschfeld yang menghasilkan Komandan Tinggi Belanda di

8
Bandung, Myor Jenderal Engels, mendesak pasukan Westerling untuk meninggalkan kota
Bandung.
3) Memerintahkan penangkapan terhadap Westerling dan Sultan Hamid II, di mana
Westerling melarikan diri ke Singapura dan kembali ke Belanda, sedangkan Sultan Hamid II
berhasil ditangkap tanggal 5 April 1960.

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Seperti yang telah di kemukakan tadi, bahwa Pergerakan Ratu Adil yang di pimpin oleh
Raymond Westerling dan di dalangi oleh Sultan Hamid II, gerakan ini ingin melakukan
pembunuhan kepada tokoh-tokoh penting, diantaranya Sultan Hamengkubuwono. Munculnya
gerakan gerakan seperti ini adalah wujud dari ketidakpuasan terhadap pemerintah. Gerakan ratu
adil sendiri muncul karena kepercayaan masyarakat Jawa pada saat itu tentang akan munculnya
seseorang yang akan menciptakan kedaimaian dan ketentraman di Jawa, kepercayaan tersebut
menyebabkan rakyat ingin bergabung dengan sang Ratu Adil agar keinginan mereka dapat
terpenuhi. Namun itu semua adalah tipu daya yang dilakukan oleh para petinggi negara yang
ingin melakukan kudeta terhadap negira.

Ratu Adil yang dilalangi oleh salah satu petinggi RIS tersebut telah membuat banyak
anggota TNI yang berada di Bandung tewas dan gerakan tersebut sempat menguasai Kota
Bandung. Dan akhirnya gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang orang yang tidak
bertanggung jawab dapat ditumpas dengan persatuan seluruh elemen masyarakat Indonesia,
maka dari itu kita sebagai penerus generassi bangsa agar tidak mementingkan diri sendiri. Dan
sebagai warga negara yang baik kita harus mempunyai jiwa Nasionalisme dan persatuan yang
baik agar negara kita tidak gampang untuk dirasuki oleh faham falum yang bertentangan dengan
Pancasila.
B.Saran
Diharapkan mengenai sejarah tentang gerakan apra di bandung kita sebagai masyarakat
dapat bersatu dalam situasi apapun dan dapat memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan penuh harapan kami ingin materi ini dapat digunakan sebaik-baiknya bagi pembaca
untuk mendapat ilmu pengetahuan dan sebagai bahan penelitian lebih dalam lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6315094/pemberontakan-apra-latar-belakang-
sejarah-dan-akhir-pemberontakan

https://www.zenius.net/blog/latar-belakang-pemberontakan-apra-tujuan-dan-kronologinya-
materi-sejarah-kelas-12

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/11/110000079/upaya-penumpasan-
pemberontakan-apra

11

Anda mungkin juga menyukai