Anda di halaman 1dari 24

TUGAS SEJARAH KELOMPOK

APRA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
nikmat,sehat,dan rezekinya kepada kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan
tugas sejarah indonesia ini.Solawat serta salam kita panjatkan kepada nabi
Muhammad saw,sahabatnya,tabi’in-tabi’at nya,serta kepada kita seluruh umatnya
hingga akhir zaman.

Tidak lupa kami berterimakasih kepada guru sejarah indonesia,keluarga,serta


teman teman kami yang telah membantu dan mendukung proses pembuatan tugas
ini hingga selesai walaupun kami sadar bahwa tugas ini masih sangat jauh dari
kata sempurna.
ANGGOTA

1) Arya Dahana A (02)


2) Kazhim Solehudin A (14)
3) Mochammad Daffa Rizki (18)
4) Muhammad Hafizh Febyanza (22)
5) Naufal Dzaki Ibrahim (26)
6) Tambunan,Kevansyah Wihardja
(35)
DAFTAR ISI
LATAR TOKOH-
01 BELAKANG 02 TOKOH

TUJUAN & Upaya


03 DAMPAK 04 Penumpasan

05 Korban Gugur
PENDAHULUAN
Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari
adalah peristiwa yang terjadi pada 23 Januari 1950 di mana kelompok
milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang ada di bawah
pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga mantan
komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke
kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang
mereka temui. Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan
sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan
tertinggi militer Belanda.
01
LATAR
BELAKANG
Latar belakang timbulnya pemberontakan APRA adalah mulai
dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di Republik Indonesia
Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik Indonesia.

APRA tidak menyetujui adanya rencana pembubaran Republik Indonesia


Serikat (RIS) melalui hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun
1949.
Seperti diketahui hasil dari KMB termasuk di antaranya memutuskan
bahwa kerajaan Belanda akan menarik pasukan KL (Koninklijk Leger)
dari Indonesia, sementara tentara KNIL akan dibubarkan dan akan
dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan TNI .

Dari hasil tersebut, akhirnya APRA dan Westerling mencoba melakukan


kudeta pada Januari 1950.

Tujuan Pemberontakan APRA Penamaan Ratu Adil memang sengaja


diberikan oleh Westerling untuk meraih tujuannya karena memiliki
sebuah makna penting bagi masyarakat yang saat itu sedang dijajah.
Westerling yang memiliki darah campuran Turki menggunakan strategi
tersebut karena ia menganggap dirinya sebagai "Ratu Adil".
Ratu Adil diramalkan dapat membebaskan masyarakat Indonesia dari
kepemimpinan yang hanya mementingkan kebutuhannya sendiri.
Dalam pemberontakannya, Westerling berusaha untuk mengambil hati
rakyat agar bisa membantu untuk mencapai tujuannya.

Tujuan Pemberontakan APRA adalah untuk mempertahankan adanya


negara-negara federal dalam RIS yang dipimpin oleh Soekarno.

Sebelum meletusnya pemberontakan tersebut yaitu pada Kamis, 5 Januari


1950, Westerling telah lebih dulu mengirim surat ultimatum kepada
pemerintah RIS.

Isi ultimatum tersebut adalah ia menuntut agar pemerintah RIS


menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta
pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.

Pemerintah RIS diberi waktu selama tujuh hari untuk memberikan


jawaban, yang apabila ditolak maka akan terjadi pertempuran besar.
Akhirnya, untuk mencegah terjadinya tindakan Westerling, tanggal 10
Januari 1950, Mohammad Hatta, Wakil Presiden RI, mengeluarkan
perintah penangkapan terhadap Westerling.

Namun Westerling yang sudah mendengar rencana penangkapan tersebut


pun kemudian mempercepat pelaksanaan kudetanya dengan menyerang
Bandung dan melakukan pembantaian di sana.
02
TOKOH-
TOKOH
WESTERLING
Raymond Pierre Paul Westerling ini lahir di Istanbul, Kesultanan Ustmaniyah,
pada 3 Agustus 1919.
Di Indonesia, nama terkenalnya yaitu Westerling setelah peristiwa pembunuhan
besar-besaran oleh pasukan yang dipimpinnya di Sulawesi Selatan.
Westerling sendiri meyakini dirinya sebagai Ratu Adil yang diramalkan Jayabaya
berasal dari Turki, sampai tentara yang dibentuknya diberi nama Angkatan
Perang Ratu Adil (APRA).
Dia memerintahkan percobaan kudeta yang gagal pemberontakan APRA di
Bandung.
Yang mencoba membunuh Sri Sultan Hamengkubowono IX / Menteri Pertahanan
Keamanan, Sekjen Pertahanan Keamanan Ali Budiardjo, dan Pejabat Kepala
Staf Angkatan Perang Kolonel TB Simatupang.
Tapi kudeta APRA gagal dilaksanakan, karena TNI menyerang dengan pasukan
dari berbagai penjuru di Bandung.
Dengan Westerling yang terdesak, bersembunyi dan berhasil dilarikan ke
Singapura oleh rekan militer Belanda di Indonesia, 22 Febuari 1950 dengan
Pesawat Catalina.
Westerling di dukung oleh rakyat Belanda yang menganggapnya pahlawan,
meskipun di Indonesia dia membunuh ribuan orang.
Permintaan ekstradisi Indonesia terhadap Pengadilan Belanda gagal dengan
putusan hakim Mahkamah Agung Belanda, 31 Oktober 1952.
Gak ada yang bisa dilakukan terhadap kejahatan Westerling di Indonesia, sampai
akhirnya Westerling meninggal di Purmerend, Belanda 26 November 1987.
Anwar Tjokroaminoto

Anwar Tjokroaminoto merupakan Perdana Menteri ke-3 Negara Pasundan (Jawa


Barat) yang mulai menjabat pada Juli 1949 dan sejak dibentuknya Indonesia
jadi negara serikat. Negara Pasundan yang didirikan Belanda ini, emang
sejak awal belum memberikan keputusan akan bergabung dengan Indonesia
dan melebur jadi NKR atau gak.

Padahal kalo dilihat dari segi wilayah, Pasundan itu bagian dari Divisi Siliwangi
dan jajahan Belanda. Sesuai kesepakatan, semua wilayah bekas jajahan
Belanda seharusnya masuk dalam NKRI.

Setelah diketahui terlibat dalam pemberontakan APRA dan jadi bagian dari KNIL
yang saat perang kemerdekaan disebut tentara kompeni, Perdana Menteri
Tjokroaminoto ditangkap.

Negara Pasundan pun selanjutnya resmi bergabung ke Indonesia saat kembali


menjadi negara kesatuan.
Komisaris Besar Jusuf

Komisaris Besar Jusuf merupakan seseorang yang sebelumnya ada di barisan


tentara Indonesia, tapi kemundian dia berhianat karena gak setuju dengan
beberapa kebijakan pemerintah Indonesia.

Tak banyak riwayat yang menceritakan tentang kehidupan sebelum dan sesudah
pemberontankan APRA mengenai Komisaris Besar Jusuf ini.

Tapi, dalam berbagai referensi disebutkan berdasarkan penelitian intelejen,


Komisaris Besar Jusuf jadi salah satu tokoh yang terlibat dalam penyerangan
APRA ke Bandung.

Sama dengan Perdana Menteri Pasundan, Komisaris Besar Jusuf juga akhirnya
ditangkap beberapa bulan sesudah peristiwa APRA.
R.A.A Male Wiranatakusumah

Male Wiranatakusumah ini merupakan salah satu wakil pemerintahan RIS di


Negara bagian Pasundan.

Tak banyak orang dan referensi yang menyebutkan keterlibatan Male


Wiranatakusumah ini dalam Pemberontakan APRA.

Tapi, ada beberapa orang mengaitkan dengan Perdana Menteri Pasundan yang
jelas keterlibatannya dalam pemberontakan APRA.

Saat pemberontakan dimulai pada Januari 1950, saat itu juga Male
Wiranatakusumah mengundurkan diri.

Lalu pada tanggal 8 Febuari 1950, Perdana Menteri Pasundan mengangkat Sewaka
sebagai pengganti dengan jabatan baru, Komisaris RIS di Pasundan.
Sultan Hamid II
Syarif Abdul Hamid Al Kadrie merupakan salah satu putera sulung dari Sultan
Pontianak ke-6.

Tapi, syarif kecil yang kemudian bergelar Sultan Hamid II setelah diangkat
menggantikan ayahnya, pada tanggal 29 Oktpber 1945.

Lalu, dibesarkan oleh ibu angkat Salome Catherine Fox dan pasangannya Edith
Maud Anteis. Dengan begitu, Sultan Hamid II bergaya bisa berbahasa
Inggris dengan lancar dan bergaya hidup ala Barat.

Di tahun 1937 masih masa penjajahan Belanda, Sultan Hamid II lulus dari KMA
Belanda berpangkat Letnan pada Tentara Hindia Belanda.

Lalu, Sultan memasuki tentara KNIL Belanda dan berpangkat Letnan Dua.
Sebagai orang Indonesia pertama yang punya pangkat tinggi dalam militer,
karirnya maju pesat.

Pria keturunan Arab Indonesia ini jadi salah satu menteri yang menjabat dalam
Pemerintahan Soekarno, Presiden pertama RI. Bahkan, Sultan berjasa dalam
merancang lambang negara Indonesia.

Dalam sejarah arti dan peranan lambang garuda pancasila dalam terbentuknya,
rancangannya yang udah disempurnakan. Burung Garuda, masih jadi
lambang negara Indonesia.
Tapi, kemudian pada peristiwa APRA itu mencoreng perjalanan
hidup seorang yang seharusnya dikenang sebagai pahlawan
Indonesia.

Sultan Hamid terbukti bersalah dan jadi dalang dalam peristiwa


kudeta APRA yang gagal di Bandung, penyerangan Divisi
Siliwangi.

Kudeta yang tujuannya menjatuhkan pemerintahan Indonesia dan


membunuh banyak tentara dan sipil membuatnya ditangkap
dan dimasukkan dalam penjara.

Sultan Hamid ditangkap beberapa bulan setelah kudeta gagal, pada


4 April 1950. Tragedi Sultan Hamid dan penangkapannya
membuka mata dunia, khususnya Belanda.

Dampak Pemberontakan APRA ini sangat memberikan pernyataan,


kalo sesungguhnya negara RIS gak sesuai dengan Indonesia.

Indonesia lebih cocok sebagai negara kesatuan dan sampai pada 17


Agustus 1950, resmi Indonesia berubah jadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Adolf Gustaaf Lembong
Selepas pengakuan kedaulatan Indonesia pada Desember 1949,
Lembong ditugaskan membentuk pusat pendidikan militer
di Bandung.

Untuk mengemban tugasnya, pada tanggal 23 Januari 1950,


Lembong dan ajudannya, Kapten Leo Kailalo, bermaksud
menemui Panglima Divisi Siliwangi di Bandung.

Namun, pada saat bersamaan, markas Divisi Siliwangi sedang


diserang oleh pasukan bekas KNIL yang tergabung dalam
gerakan APRA pimpinan Raymond Westerling. Lembong
dan Kailalo dibunuh secara keji oleh pasukan APRA.

Gedung di mana Lembong terbunuh sekarang dijadikan Museum


Mandala Wangsit yang berisikan tentang sejarah perjuangan
Divisi Siliwangi. Jalan di mana museum ini terletak
sekarang dinamai Jalan Lembong.
TUJUAN &
03 DAMPAK
Tujuan Pemberontakan APRA adalah
untuk mempertahankan adanya negara-
negara federal dalam RIS yang dipimpin
oleh Soekarno.
Dampak Pemberontakan APRA Akibatnya penyerangan
tersebut sebanyak 94 TNI dari Divisi Siliwangi, termasuk
Letnan Kolonel Lembong, tewas.

Pemberontakan ini juga berpengaruh kepada kondisi keuangan


negara dan keamanan rakyat

Walau begitu, dampak positif dari peningkatan dari rasa saling


memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat
Indonesia juga kembali muncul akibat peristiwa tersebut.

Dari pihak pasukan Westerling, terjadi perubahan saat mereka


gagal melakukan kudeta yang kedua.

Kegagalan ini menyebabkan adanya demoralisasi anggota


milisi terhadap Westerling.

Westerling pun terpaksa melarikan diri ke Belanda dan APRA


resmi tidak lagi beroperasi pada Februari 1950.
04 Upaya
Penumpasan
Upaya Penumpasan yang dilakukan oleh
Republik Indonesia :
1. Melancarkan opeasi militer tanggal 24 Januari 1950, dengan mengirimkan bala bantuan pasukan APRIS yang
ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Bandung. Pasukan APRA pun berhasil didesak dan ditumpas oleh
APRIS.

2. Mengadakan perundingan antara Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda
HM Hirschfeld yang menghasilkan Komandan Tinggi Belanda di Bandung, Myor Jenderal Engels, mendesak
pasukan Westerling untuk meninggalkan kota Bandung.

3. Memerintahkan penangkapan terhadap Westerling dan Sultan Hamid II, di mana Westerling melarikan diri ke
Singapura dan kembali ke Belanda, sedangkan Sultan Hamid II berhasil ditangkap tanggal 5 April 1960.
05
Korban
Gugur
Korban Gugur dalam peristiwa APRA
Pemberontakan tersebut dimulai dengan melakukan penyerangan terhadap markas Divisi
Siliwangi di Bandung pada 23 Januari 1950.
Serangan itu mengakibatkan 61 tentara gugur dan 18 warga sipil terbunuh.
Diantara tentara yang gugur terdapat tokoh penting yang turut gugur dalam peristiwa itu yaitu :

1. Letkol Adolf Gustaaf Lembong beserta ajudannya


2. Kapten Leo Kailola

Keduanya gugur setelah dihujani peluru pada saat memasuki markas Divisi Siliwangi yang telah
dikuasai kelompok APRA.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai