Anda di halaman 1dari 2

Apa Itu Peristiwa Andi Azis?

Nama Andi Abdul Azis alias Andi Azis kerap disebut dalam buku pelajaran di sekolah
terkait Peristiwa Andi Azis atau Pemberontakan Andi Azis. Peristiwa yang meletus
pada 5 April 1950 di Makassar itu terkait Mr Soumokil mantan Jaksa Agung Negara
Indonesia Timur (NIT) yang terancam bubar pada 1950.

Tentang peristiwa ini buku babon Sejarah Nasional Indonesia Volume 6 (1984:358)
mencatat:

 Pagi-pagi sekitar jam 05.00 pagi (5 April) Andi Azis dengan pasukannya
menyerang markas TNI di Makasar. Mereka menolak pendaratan Batalyon
Worang (Pimpinan Mayor HV Worang) dari Jawa. Pasukan yang dibawa Andi
Azis adalah bekas KNIL, yang akan dibubarkan. Mereka menamankan diri
pasukan bebas, yang katanya melepas identitas KNIL mereka. Perwira TNI
Letnan Kolonel Ahmad Yunus Mokoginta termasuk yang menjadi tawanan.

 Pada tanggal 5 April Perdana Menteri NIT Ir PD Diapari mengundurkan diri


karena tidak menyetujui tindakan Andi Azis. Pemerintah kemudian dipegang
oleh kabinet baru yang pro RI dibawah pimpinan Ir Putuhena dan pada 21
April, Walinegara NIT, Sukawati mengumumkan bahwa NIT bersedia dilebur
ke dalam Negara Kesatuan Indonesia.

Pasukan TNI yang dikirim ke Makassar lalu bertambah. Salah satunya Brigade
Garuda Mataram (pimpinan Letnan Kolonel Soeharto) dan Batalyon Abdullah
(pimpinan Mayor Abdullah). Operasi penyelesaian Andi Azis kemudian dipimpin
oleh Kolonel Alex Evert Kawilarang.

Pasukan KNIL di Makassar lalu berhasil dikepung pada bulan April, namun
kemudian pecah lagi kerusuhan di Makassar pada awal Agustus 1950, setelah
terbunuhnya ulama NICA asal Padang Mochtar Lutfie dan Letnan Jan Ekel.

Mengapa KNIL yang akan bubar mau berontak di Makassar?


 Sudah ada program penerimaan prajurit KNIL ke TNI (kala itu disebut
Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat disingkat APRIS). Andi Azis
termasuk salah satunya. (Masuk TNI membuat penghasilan mereka
berkurang, meski dapat kenaikan pangkat).
 Banyak anggota KNIL yang bimbang atas masa depan mereka jika KNIL
bubar. (Mereka yang bimbang itu berpotensi diperalat untuk kepentingan
politik tertentu)
 Tidak sedikit KNIL yang punya darah panas terhadap TNI (bagaimanan pun
sebelum 1950 KNIL adalah musuh bebuyutan mereka dan jika di TNI mereka
terpikir akan kebencian TNI yang bukan dari KNIL kepada mereka).
 Tidak sedikit pula KNIL yang mendukung Republik. (Di Makassar pada 1945
seregu KNIL berontak dibawah pimpinan Laloan dan Salendu).

Bagaimana Andi Azis dalam pelajaran Sejarah Indonesia?


 Andi Azis, yang tidak punya posisi penting di Negara Indonesia Timur, tentu
dicap sebagai pemberontak yang anti negara kesatuan. Meski banyak yang
menyebut Andi Azis adalah perwira yang buta politik.

 Narasi Andi Azis dalam pelajaran di sekolah “cukup mujarab” untuk


menjauhkan Indonesia dari sistem negara federal. Perkara Andi Azis dibahas
satu hingga dua halaman di buku pelajaran di sekolah.

Siapa Andi Azis?

Benjamin Bouman, Van Driekleur tot Rood-Wit: De Indonesische officieren uit het KNIL
1900-1950 (1995:259) menyebut: Putra Sullewatang (wakil raja) Barru, dekat Pare-Pare
(Sulawesi Selatan). Berada di Negeri Belanda selama pendudukan Jerman. Masuk
dinas militer Belanda di Inggris 22 Juni 1945 lalu menjadi sersan infanteri milisi
sementara, yang dilatih sebagai penerjun. Pernah ditempatkan di Srilangka. Pernah
ikut dalam pelatihan untuk menjadi inspektur polisi. 1 Maret 1947 dipanggil untuk
dinas militer lagi untuk dijadikan letnan cadangan. Pertengahan 1948 ke sekolah
perwira cadangan infanteri di Bandung. April 1949 komandan peleton Batalyon
Infanteri XVI di Palopo dan 5 Januari 1950 dipindahkan ke Makassar. Sejak 30
Maret 1950 masuk ke APRIS (TNI) sebagai komandan kompi dengan pangkat
Kapten. Pada 5 April 1950 melancarkan kudeta di Makassar, yang terkait dengang
Negara Indonesia Timur. Kemudian menyerahkan diri dan ditangkap. Dia diadili di
Yogyakarta. Divonis sepuluh tahun penjara, namun mendapat pemotongan masa
hukuman. Pernah dipekerjakan oleh perusahaan pelayaran. Meninggal 30 Januari
1984.

Karir militer Andi Azis tamat setelah 1950. Menurut pengakuan pihak keluarga, ada
keengganan keluarga untuk mengizinkannya berkarir di militer lagi.

Anda mungkin juga menyukai