Pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Ujung Pandang, Sulawesi selatan pada
tanggal 5 April 1950, di bawah pimpinan Kapten Andi Azis. Andi Azis seorang mantan perwira
KNIL yang baru saja diterima masuk ke dalam APRIS. Tujuan pemberontakan Andi Azis adalah
untuk mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur (NIT). Sedangkan latar belakang
pemberontakan Andi Azis karena gerombolan yang dipimpinnya menolak masuknya pasukan
pasukan APRIS dari TNI.
2).Tokoh Utama
Pada tanggal 30 Januari 1984 seluruh keluarga dari Andi Azis diselimuti oleh duka
yang mendalam karena kepergian sang Kapten, Andi Abdoel Azis. Di usianya yang sudah
menginjak 61 Tahun, ia meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta karena serangan jantung yang
dideritanya. Andi Azis meninggalkan seorang Istri dan jenasahnya diterbangkan dari Jakarta Ke
Sulawesi Selatan, lalu dimakamkan di pemakaman keluarga Andi Djuanna Daeng Maliungan
yang bertempat di desa Tuwung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Dalam suasana duka,
mantan Presiden RI, BJ. Habibie beserta istrinya Hasri Ainun, mantan Wakil Presiden RI, Try
Sutrisno dan para anggota perwira TNI turut berduka cita dan hadir dalam acara pemakaman
Andi Azis.
6. Hikmah di Balik Pemberontakan Andi Azis
Kapten Andi Abdoel Azis, ia adalah seorang pemberontak yang tidak pernah
menyakiti dan membunuh orang untuk kepentingan pribadinya. Ia hanyalah korban propaganda
dari Belanda, karena kebutaannya terhadap dunia politik. Andi Azis adalah seorang militer sejati
yang mencoba untuk mempertahankan kesatuan Negara Republik Indonesia pada masa itu, dan
dalam kesehariannya, seorang Andi Azis cukup dipandang dan dihargai oleh masyarakat suku
Bugis Makassar yang bertempat tinggal di Tanjung Priok, Jakarta. Disanalah Andi Azis diakui
sebagai salah satu sesepuh yang selalu dimintai nasehat oleh para penduduk tentang
bagaimana cara menjadikan suku Bugis Makassar supaya tetap dalam keadaan rukun dan
sejahtera. Andi Azis dikenal juga sebagai orang yang murah hati dan suka menolong. Ia selalu
berpesan kepada anak-anak angkatnya bahwa “Siapapun boleh dibawa masuk ke
dalam rumahnya kecuali 3 jenis manusia yaitu pemabuk, penjudi, dan pemain
perempuan. Seorang Andi Azis patut kita jadikan sebagai bahan pembelajaran bahwa kita
selama hidup di dunia ini jangan terlalu percaya sama apa yang orang lain katakan,
percayalah kepada hati nurani, jangan terlalu percaya sama orang lain karena orang
itu belum tentu bisa mengajak kita ke jalan yang benar dan mungkin malah
mengajak kita untuk berbuat salah. Maka dari itu, alangkah lebih baiknya kita harus
berwaspada dan berhati-hati dalam mempercayai orang lain.
Lampiran
Peristiwa Pemberontakan Andi Azis
Disusun oleh
Kelompok 3
Nama:
Destiana Azizah
Fuja Meilta Suci
Intan Milawati
Nadia Hildawati