AZIS
TUGAS SEJARAH
Latar Belakang
Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945 saat itu masih berbentuk
federasi atau negara bagian. Salah satunya yaitu NIT yang terbentuk pada
Desember 1946 dimana wilayahnya terdiri dari kepulauan Sunda Kecil (Bali
dan sekitarnya), Maluku, dan Sulawesi.Namun setelah Konferensi Meja
Bundar atau KMB pada 23 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag,
Indonesia menyatakan diri sebagai Negara RIS(Republik Indonesia Serikat)
yang terbagi menjadi 16 federasi. Hal ini dilakukan supaya diakui
kedaulatannya oleh Belanda.Ternyata perjanjian dalam KMB merupakan akal-
akalan Belanda untuk memecah belah Indonesia dan tetap mempertahankan
jajahannya saat itu. Keputusan KMB tidak bertahan lama dan golongan
unitaris mengajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga
wilayah-wilayah termasuk NIT melebur di dalamnya.
Latar Belakang
Sebagai bentuk kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB),
dibentuklah APRIS yang terdiri dari dua unsur. Ada Tentara Nasional
Indonesia (TNI) bentukan Indonesia, dan ada Tentara Hindia Belanda
atau Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) bentukan
Belanda yang diminta meleburkan diri ke APRIS. Setelah digabung,
kedua unsur itu tak langsung bersatu. Saat itu ada sentimen bahwa
tentara KNIL lebih superior dibanding TNI. Andi Azis merupakan
seorang mantan perwira KNIL atau tentara Hindia Belanda yang
kemudian bergabung dalam APRIS.
Latar Belakang
Pelantikan Andi Azis disaksikan oleh Letkol Ahmad
Yunus Mokoginta, Panglima Tentara Teritorium Negara
Indonesia Timur pada 30 Maret 1950. Di saat yang
sama, terjadi gelombang demonstrasi besar di Makassar.
Kelompok anti-federal menuntut agar Negara Indonesia
Timur segera membubarkan diri dan bergabung dengan
Indonesia. Kelompok pro-federal juga berdemonstrasi
untuk mempertahankan Negara Indonesia Timur. Untuk
mengatasi situasi politik yang memanas, pada 5 April
1950 pemerintah Republik Indonesia Serikat
mengirimkan sekitar 900 pasukan APRIS yang berasal
dari TNI ke Makassar. Pasukan TNI di bawah pimpinan
Mayor HV Worang ini diminta untuk menjaga
keamanan.
Latar Belakang
Datangnya para tentara dari Jawa ini rupanya menjadi bentuk ancaman bagi
Andi Azis dan komplotannya yang sama-sama berasal dari KNIL. Andi
Aziz juga beranggapan bahwa masalah keamanan di Makassar ini sudah
menjadi tanggung jawabnya, bukan orang lain. Guna menghadapi tentara
tersebut, Andi Azis dan pasukannya kemudian membentuk Pasukan Bebas.
Kronologi Pemberontakan
Andi Azis
Pemberontakan Andi Azis dimulai pada tanggal 5
April 1950 pukul 05.00 pagi. Saat itu, pasukan
KNIL yang dipimpin oleh Andi Azis langsung
menyerbu markas APRIS yang berada di
Makassar. Pasukan KNIL yang dipimpin oleh
Andi Azis ini diberi nama Pasukan Bebas.
Beberapa tentara APRIS pun menjadi korban
dalam penyerangan ini, bahkan beberapa perwira
dari APRIS seperti Letkol A. J. Mokoginta pun
turut menjadi tawanan Pasukan Bebas. Dalam
tempo waktu yang singkat, Andi Azis beserta
pasukannya berhasil menduduki markas APRIS
sekaligus menguasai kota Makassar.
Kronologi Pemberontakan Andi Azis
Melihat Makassar udah dikuasai Andi Azis, upaya pemerintah dalam
menghadapi Pemberontakan Andi Azis yaitu mengirim 12.000 tentara yang
dipimpin oleh Letkol A. E. Kawilarang pada 7 April 1950. Dikarenakan
Makassar menjadi kacau balau, pada tanggal 8 April 1950, pemerintah RIS
memberikan ultimatum kepada Andi Azis agar melapor ke Jakarta dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu yang udah
ditentukan. Selain itu, Andi Azis juga diminta untuk mengembalikan
senjata rampasan, menghentikan pasukan, hingga membebaskan semua
tawanan. Akan tetapi, Andi Azis malah ngeyel dan enggan berangkat ke
Jakarta sesuai waktu yang udah ditentukan. Hal itu membuat Bung Karno
secara tegas menyatakan bahwa Andi Azis adalah seorang pemberontak
dan memerintahkan pasukan ekspedisi untuk segera menumpasnya.
Ketika Soekawati, Presiden NIT saat itu, mengetahui Andi Azis dicap
sebagai pemberontak, beliau menyarankan Andi Azis untuk menyerahkan
diri ke pemerintah RIS di Jakarta.
Kronologi Pemberontakan Andi Azis
Merasa nggak punya pilihan lain, Andi Azis pun akhirnya menyerahkan
diri dengan berangkat ke Jakarta pada tanggal 15 April 1950.
Kemudian Andi Azis pun diadili sebagai pemberontak dan divonis 14
tahun penjara. Penyerahan diri tersebut menandakan titik akhir
Pemberontakan Andi Azis. Akan tetapi, tongkat estafet
pemberontakan di NIT dilanjutkan oleh salah satu pengikut Andi Azis,
yaitu Dr. Soumokil. Bisa dibilang salah satu dampak Pemberontakan
Andi Azis adalah munculnya pemberontakan baru di NIT. Karena
kelak, Dr. Soumokil akan memicu pemberontakan baru tersebut yang
dikenal sebagai Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Dampak
1. Andi Azis