Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERISTIWA ANDI AZIS

KELOMPOK 4 :
–NAYLLA NOOR FALLAH
–REHAN ALDI SAPUTRO
–NAUFAL UBAIDILLAH
–M. ANDRI MADRIANTA
–ALVAN ALAMSYACH
–GALIH MUHAMMAD RIZKY

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tersebut dengan baik, Walaupun
ada kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan
Allah SWT. Shawat dan salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya menuju jalan kebahagiaan
didunia dan akhirat. Adapun judul makalah ini yaitu “Pemberontakan Andi Azis”.

Walaupun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih


terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak. penulis harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan
datang bisa lebih baik lagi.

Harapan penulis semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Wabillahi taufik Walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….. i
DAFTAR ISI……………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………. 1
B. RUMUSAN MASALAH………. 1
C. TUJUAN PENELITIAN………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi dan Sejarah Andi Aziz…. 4
B. Latar Belakang Pemberontakan Andi Aziz……………………………………. 7
C. Dampak Pemberontakan Andi Aziz………………………………………….. 8
D. Upaya Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz………. 9
E. Meninggalnya Kapten Andi Azis..10
F. Hikmah di Balik Pemberontakan Andi Azis…………………………… 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………. 12
B. SARAN………………………….. 12

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat itu keadaan Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, sedang bergejolak.
Rakyat yang anti federal (RIS). mengadakan demonstrasi dan mendesak agar
NIT (Negara Indonesia Timur) dibubarkan dan bergabung kembali dengan RI.
Kelompok yang setuju dengan gagasan Negara federal, mengadakan
demonstrasi balasan. Suasana semakin terasa panas dan genting saat
menyebarnya isu bahwa batalyon pimpinan Mayor H.V. Worang dari Jawa, akan
ditempatkan di Sulawesi Selatan. Padahal pasukan yang sebagian besar terdiri
atas putara Sulawesi Utara itu sesungguhnya dikirim ke Manado dengan kapal
Wackelo. Mereka harus singgah di Makassar untuk menambah perbekalan.
Andi Azis dan pengikutnya khawatir kedudukan mereka akan terdesak oleh
pasukan dari Jawa tersebut.
Pada pagi hari tanggal 5 April 1950, Andi Aziz dengan pasukannya
menyerang markas APRIS dan menduduki objek-objek penting, seperti
lapangan terbang dan kantor telekomunikasi. Dalam waktu singkat kota
Makassar dapat dikuasai karena pasukan APRIS jumlahnya sangat sedikit.
Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat) terpaksa menghadapi
pemberontakan dengan kekuatan senjata. Tiga hari kemudian, yaitu pada
tanggal 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum agar Andi Aziz
melaporkan diri ke Jakarta dalam waktu 4 X 24 jam. Untuk
mempertanggungjawabkan tindakannya. pasukan Andi Aziz dilarang keluar
dari asrama.
Perlengkapan senjata mereka pun harus diserahkan kepada APRIS.
Ultimatum tersebut tidak dipenuhi, sehingga pemerintah pusat terpaksa
mengerahkan kekuatan senjata untuk menumpas Andi Aziz dan pasukannya.
Pasukan gabungan APRIS dikerahkan ke Sulawesi Selatan dipimpin oleh
Kolonel A.E. Kawilarang, la dibantu oleh para perwira komandan pasukan,
seperti Letkol. Soeharto, Mayor H.V. Worang, Andi Mattalata, dan Letnan S.
Sukowati. Angkatan Laut mengerahkan kapal perang Hang Tuah, Banteng, dan
Rajawali, sedangkan Angkatan Udara membantu dengan beberapa pesawat
pembom B-25 Mitchell.
Karena terdesak, pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz menyerah dan
berangkat ke Jakarta. Dengan penyerahan diri Andi Aziz maka pasukannya dan
NIT dibubarkan, lalu melebur kembali ke dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Berdasarkan uraian tersebut, penulis bermaksud membahas
mengenai "pemberontakan Andi Azis".

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah pada penulisan makalah ini
yaitu:
1. Bagaimana biografi dan sejarah Andi Aziz?

2. Apa yang melatarbelakangi Pemberontakan Andi Azis?

3. Dampak yang ditimbulkan terhadap pemberontakan Andi Aziz?

4. Upaya apa yang dilakukan dalam penumpasan pemberontakan Andi Aziz? 5.


Bagaimana meninggalnya Kapten Andi Azis?

6. Apa hikmah di balik pemberontakan Andi Azis?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pada pembuatan makalah ini antara lain:
1. Menguraikan Biografi dan Sejarah Andi Aziz

2. Mendeskripsikan latar belakang pemberontakan Andi Azis

3. Menguraikan dampak pemberontakan Andi Aziz

4. Menguraikan upaya penumpasan pemberontakan Andi Aziz

5. Mendeskripsikan meninggalnya Kapten Andi Azis

6. Mendeskripsikan hikmah di balik pemberontakan Andi Azis

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi dan Sejarah Andi Aziz


1. Profil
Andi Abdul Azis (lahir di Simpangbinangal. kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 19
September 1924; umur 90 tahun) adalah seorang tokoh militer Indonesia yang dikenal
karena keterlibatannya dalam Peristiwa Andi Azis.

Kelahiran : 19 September 1924, Barru, Barru


Meninggal : 11 Januari 1984
Kebangsaan : Indonesia
Pertempuran dan perang : peristiwa Andi Aziz
Pasangan : jabida aziz
Orang tua : Andi Djuanna Daeng Maliungan, Becce Pesse

2. Sejarah Hidup
Andi Azis lahir dari keluarga keturunan Bugis di Sulawesi Selatan. Pada awal
tahun 1930-an Andi Azis kemudian dibawa seorang pensiunan Asisten Residen
bangsa Belanda ke Belanda. Pada tahun 1935 ia memasuki Leger School dan
tamat tahun 1938 lalu meneruskan ke Lyceum sampai tahun 1944. Sebenarnya
Andi Azis sangat berhasrat untuk memasuki sekolah militer di negeri Belanda
untuk menjadi seorang prajurit tetapi niat itu tidak terlaksana karena pecah
Perang Dunia II. Kemudian Andi Azis memasuki Koninklijk Leger dan bertugas
sebagai tim pertempuran bawah tanah melawan Tentara Pendudukan Jerman
(Nazi). Dari pasukan bawah tanah kemudian Andi Azis dipindahkan kebelakang
garis pertahanan Jerman, untuk melumpuhkan pertahanan Jerman dari dalam.
Karena di Eropa kedudukan sekutu semakin terjepit, maka secara diam-diam
Andi Azis dengan kelompoknya menyeberang ke Inggris, daerah paling aman
dari Jerman walaupun sebelum 1944 sering mendapat kiriman bom Jerman
dari udara.

3. Karier
Di Inggris, ia mengikuti latihan pasukan komando di sebuah Kamp sekitar 70
kilometer di luar London. Andi Azis lulus dengan pujian sebagai prajurit
komando. Selanjutnya pada tahun 1945 ia mengikuti pendidikan Sekolah calon
Bintara di Inggris dan menjadi sersan kadet. Pada bulan Agustus 1945, karena
SEAC sedang dalam usaha mengalahkan Jepang di front timur, mereka
memerlukan anggota tentara yang dapat berbahasa Indonesia, maka Andi
Abdul Azis kemudian ditempatkan di komando Perang Sekutu di India,
berpindah-pindah ke Colombo dan akhirnya ke Calcutta dengan pangkat
Sersan. Seperti Halim Perdana Kusuma, Andi Azis juga orang Indonesia yang
ikut serta dalam perang Dunia II di front Barat Eropa.
Setelah Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu, Andi Azis
diperbolehkan memilih tugas apakah yang akan diikutinya, apakah ikut
satuan-satuan sekutu yang akan bertugas di Jepang atau yang akan bertugas
di gugus selatan (Indonesia). Dengan pertimbangan bahwa telah 11 tahun tidak
bertemu orang tuanya di Sulawesi Selatan, akhirnya ia memilih bertugas ke
Indonesia, dengan harapan dapat kembali dengan orang tuanya di Makassar.
4. Kembali Ke Indonesia
Pada tanggal 19 Januari 1946 satuannya mendarat di Jawa (Jakarta), waktu
itu ia menjabat komandan regu, kemudian bertugas di Cilinding. Pada tahun
1947 mendapat kesempatan cuti panjang ke Makassar dan mengakhiri dinas
militer. Setelah itu ia kembali lagi ke Jakarta dan mengikuti pendidikan
kepolisian di Menteng Pulo, pertengahan 1947 ia dipanggil lagi masuk KNIL
dan diberi pangkat Letnan Dua.
Selanjutnya ia menjadi Ajudan Senior, Sukowati (Presiden NIT). Jabatan ini
dijalaninya hampir satu setengah tahun, kemudian ia ditugaskan sebagai salah
seorang instruktur di Bandung-Cimahi pada pasukan SSOP sekolah pasukan
payung milik KNIL bernama School tot Opleiding voor Parachusten (Baret
Merah KNIL) dalam tahun 1948. Pada tahun 1948 Andi Azis dikirim lagi ke
Makasar dan diangkat sebagai Komandan kompi dengan pangkat Letnan Satu
dengan 125 orang anak buahnya (KNIL) yang berpengalaman dan kemudian
masuk TNI. Dalam susunan TNI (APRIS) kemudian ia dinaikan pangkatnya
menjadi kapten dan tetap memegang kompinya tanpa banyak mengalami
perubahan anggotanya.
Pasukan dari kompi yang dipimpinnya itu bukan pasukan sembarangan
karena Kemampuan tempur pasukan itu diatas standar pasukan reguler
Belanda dan juga TNI. Pada saat itu daerah Cimahi adalah daerah dimana
banyak prajurit Belanda dilatih untuk persiapan agresi militer Belanda II.
Ditempat ini setidaknya ada dua macam pasukan khusus Belanda dilatih:
pasukan Komando (baret hijau); pasukan penerjun (baret merah). Andi Azis
kemungkinan melatih pasukan komando sesuai pengalamannya di front Eropa.

5. Pemberontakan APRIS
Pasukan Andi Azis ini akhirnya menjadi salah satu punggung pasukan
pemberontak APRIS selama bulan April sampai Agustus di Makassar
disamping pasukan Belanda lain yang desersi dan tidak terkendali. Seperti
yang terjadi dalam pemberontakan APRA Westerling yang terlalu
mengandalkan pasukan khusus Belanda Regiment Speciale Troepen — yang
pernah dilatih Westerling - maka dalam pemberontakan Andi Azis hampir
semua unsur pasukan Belanda terlibat terutama KNIL non pasukan komando.
Dari hasil pemeriksaan Aziz dalam sidang militer yang digelar tiga tahun
kemudian (1953), saksi mantan Presiden NIT Sukawati dan Let.Kol Mokoginta
tidak banyak meringankan terdakwa yang pada ahirnya dihukum penjara
selama 14 tahun. Dalam persidangan tersebut terdakwa mengaku bersalah,
tidak akan naik appel tetapi merencanakan minta grasi kepada Presiden.

B. Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis


Pemberontakan di bawah naungan Andi Azis ini terjadi di Makassar yang diawali
dengan adanya konflik di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan yang
berlangsung di Makassar ini terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok
masyarakat yang anti federal, mereka mendesak NIT supaya segera menggabungkan
diri dengan RI. Sementara itu di sisi lain terjadi sebuah konflik dari kelompok yang
mendukung terbentuknya Negara Federal. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya
kegaduhan dan ketegangan di masyarakat.
Untuk menjaga keamanan di lingkungan masyarakat, maka pada tanggal 5 April
1950 pemerintah mengutus pasukan TNI sebanyak satu Batalion dari Jawa untuk
mengamankan daerah tersebut. Namun kedatangan TNI ke daerah tersebut dinilai
mengancam kedudukan kelompok masyaraat pro-federal. Selanjutnya para kelompok
masyarakat pro-federal ini bergabung dan membentuk sebuah pasukan "Pasukan
Bebas" di bawah komando kapten Andi Azis. Ia menganggap bahwa masalah
keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggung jawabnya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa lata belakang pemberontakan Andi Azis adalah:

1. Menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia Timur hanya merupakan tanggung


jawab pasukan bekas KNIL saja.

2. Menentang campur tangan pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik

Indonesia Serikat) terhadap konflik di Sulawesi Selatan.

3. Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.

C. Dampak Pemberontakan Andi Aziz


Pada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan Andi Azis menyerang markas Tentara
Nesional Indonesia (TNI) yang bertempat di Makassar, dan mereka pun berhasil
menguasainya. Bahkan, Letkol Mokoginta berhasil ditawan oleh pasukan Andi Azis.
Akhirnya, Ir.P.D Diapri (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju
dengan apa yang sudah dilakukan oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh Ir. Putuhena
yang pro-RI. Pada tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara
NIT mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia).

D. Upaya Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz


Untuk menanggulangi pemberontakan yang di lakukan oleh Andi Azis. pada
tanggal 8 April 1950 pemerintah memberikan perintah kepada Andi Azis bahwa setiap
4 x 24 Jam ia harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan
perbuatan yang sudah ia lakukan. Untuk pasukan yang terlibat dalam pemberontakan
tersebut diperintahkan untuk menyerahkan diri dan melepaskan semua tawanan.
Pada waktu yang sama, dikirim pasukan yang dipimpin oleh A.E. Kawilarang untuk
melakukan operasi militer di Sulawesi Selatan.
Tanggal 15 April 1950, Andi Azis pergi ke Jakarta setelah didesak oleh Sukawati,
Presiden dari Negara NIT. Namun karena keterlambatannya untuk melapor, Andi Azis
akhirnya ditangkap dan diadili untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,
sedangkan untuk pasukan TNI yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus
melanjutkan pendaratan di Sulawesi Selatan. Pada tanggal 21 April 1950, pasukan ini
berhasil menguasai Makassar tanpa adanya perlawanan dari pihak pemberontak.
Pada Tanggal 26 April 1950, anggota ekspedisi yang dipimpin oleh A.E Kawilarang
mendarat di daratan Sulawesi Selatan. Keamanan yang tercipta di Sulawesi
Selatan-pun tidak berlangsung lama karena keberadaan anggota KL-KNIL yang
sedang menunggu peralihan pasukan APRIS keluar dari Makassar. Para anggota
KL-KNIL memprovokasi dan memancing emosi yang menimbulkan terjadinya bentrok
antara pasukan KL-KNIL dengan pasukan APRIS.
Pertempuran antara pasukan APRIS dengan KL-KNIL berlangsung pada tanggal 5
Agustus 1950. Kota Makassar pada saat itu sedang berada dalam kondisi yang sangat
menegangkan karena terjadinya peperangan antara pasukan KL-KNIL dengan APRIS.
Pada pertempuran tersebut pasukan APRIS berhasil menaklukan lawan, dan pasukan
APRIS-pun melakukan strategi pengepungan terhadap tentara-tentara KNIL tersebut.
Tanggal 8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika
menyadari bahwa kedudukannya sudah tidak menguntungkan lagi untuk perperang
dan melawan serangan dari lawan. Perundingan tersebut akhirnya dilakukan oleh
Kolonel A.E Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jendral Scheffelaar dari pihak
KL-KNIL. Hasil perundingan kedua belah pihakpun setuju untuk menghentikan baku
tembak yang menyebabkan terjadinya kegaduhan di daerah Makassar tersebut, dan
dalam waktu dua hari pasukan KNIL harus meninggalkan Makassar.

E. Meninggalnya Kapten Andi Azis


Pada tanggal 30 Januari 1984 seluruh keluarga dari Andi Azis diselimuti oleh duka
yang mendalam karena kepergian sang Kapten, Andi Abdoel Azis. Di usianya yang
sudah menginjak 61 Tahun, ia meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta karena
serangan jantung yang dideritanya. Andi Azis meninggalkan seorang Istri dan
jenasahnya diterbangkan dari Jakarta Ke Sulawesi Selatan, lalu dimakamkan di
pemakaman keluarga Andi Djuanna Daeng Maliungan yang bertempat di desa
Tuwung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Dalam suasana duka, mantan Presiden
RI, BJ. Habibie beserta istrinya Hasri Ainun, mantan Wakil Presiden RI, Try Sutrisno
dan para anggota perwira TNI turut berduka cita dan hadir dalam acara pemakaman
Andi Azis.

F. Hikmah di Balik Pemberontakan Andi Azis


Kapten Andi Abdoel Azis, ia adalah seorang pemberontak yang tidak pernah
menyakiti dan membunuh orang untuk kepentingan pribadinya. la hanyalah korban
propaganda dari Belanda, karena kebutaannya terhadap dunia politik. Andi Azis
adalah seorang militer sejati yang mencoba untuk mempertahankan kesatuan Negara
Republik Indonesia pada masa itu, dan dalam kesehariannya, seorang Andi Azis
cukup dipandang dan dihargai oleh masyarakat suku Bugis Makassar yang bertempat
tinggal di Tanjung Priok, Jakarta. Disanalah Andi Azis diakui sebagai salah satu
sesepuh yang selalu dimintai nasehat oleh para penduduk tentang bagaimana cara
menjadikan suku Bugis Makassar supaya tetap dalam keadaan rukun dan sejahtera.
Andi Azis dikenal juga sebagai orang yang murah hati dan suka menolong. Ia
selalu berpesan kepada anak-anak angkatnya bahwa "Siapapun boleh dibawa masuk
ke dalam rumahnya kecuali 3 jenis manusia yaitu pemabuk, penjudi, dan pemain
perempuan.
Seorang Andi Azis patut kita jadikan sebagai bahan pembelajaran bahwa kita
selama hidup di dunia ini jangan terlalu percaya sama apa yang orang lain katakan,
percayalah kepada hati nurani, jangan terlalu percaya sama orang lain karena orang
itu belum tentu bisa mengajak kita ke jalan yang benar dan mungkin malah mengajak
kita untuk berbuat salah. Maka dari itu, alangkah lebih baiknya kita harus berwaspada
dan berhati-hati dalam mempercayai orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Andi Abdul Azis (lahir di Simpangbinangal, kabupaten Barru, Sulawesi
Selatan, 19 September 1924; umur 91 tahun) adalah seorang tokoh militer
Indonesia yang dikenal karena keterlibatannya dalam Peristiwa Andi Azis.
Latar belakang pemberontakan Andi Azis adalah: menuntut bahwa keamanan
di Negara Indonesia Timur hanya merupakan tanggung jawab pasukan bekas
KNIL saja, menentang campur tangan pasukan APRIS (Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat) terhadap konflik di Sulawesi Selatan,
mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.

B. Saran
Sebagai bangsa yang baik, kita seharusnya mengetahui sejarah peristiwa di
masa lampau yang dapat kita jadikan pelajaran untuk dapat turut serta
membangun bangsa Indonesia semakin baik ke depannya. Penulis berharap
kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada penulis sendiri, untuk
dapat mengetahui dan memahami peristiwa pemberontakan Andi Aziz. Kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalah.co.id/2016/10/makalah-pemberontakan-andi-abdul-azis.htm
l

Matanasi, Patrik. 2009. Peristiwa Andi Azis: Kemelut Mantan KNIL di Sulawesi
Selatan Pasca Pengembalian Kedaulatan. Yogyakarta: Media Pressindo.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah


Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia
(1942-1998).Jakarta: Balai Pustaka.

Soetrisno. Eddy. 2002. Buku Pintar Indonesia Abad XX. Jakarta: Taramedia &
Restu Agung.

Anda mungkin juga menyukai