Anda di halaman 1dari 3

1.

Contoh teks eksposisi tentang ekonomi

Dampak Negatif Aksi Mogok Buruh

Aksi mogok nasional buruh tidak hanya membuat perusahaan mengalami


kerugian, tetapi juga membuat para investor asing merasa tidak nyaman. Bahkan
beberapa investor sempat menyatakan akan hengkang dari Indonesia. Dalam
wacana dan dalam pembicaraan, ada investor yang komplain dan berniat untuk
keluar dari Indonesia.

Aksi mogok nasional buruh tidak hanya membuat perusahaan mengalami


kerugian, tetapi juga membuat para investor asing merasa tidak nyaman. Bahkan
beberapa investor sempat menyatakan akan hengkang dari Indonesia. Dalam
wacana dan dalam pembicaraan, ada investor yang komplain dan berniat untuk
keluar dari Indonesia.

Aksi mogok nasional buruh ini banyak merugikan berbagai pihak. Baik buruh
sendiri, pengusaha, investor, pemerintah dan masyarakat, karena situasi yang tidak
nyaman. Bagi buruh, aksi yang mereka lakukan telah membuat sejumlah
perusahaan tidak beroperasi. Sedangkan bagi pemerintah kerugian yang dialami
adalah masalah stabilitas, sehingga bisa membuat para investor merasa trauma.
2. Contoh teks eksposisi tentang politik

Jangan Pilih Anggota DPR yang Malas dan Suka Bolos

Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April
2014. Terkait dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk
berfikir bijak dan cerdas dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat jangan
lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju kembali sebagai calon legislatif di
Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja anggota DPR
periode 2009-2014.

Selasa pagi (18/2/2014) DPR RI menggelar Sidang Paripurna dengan agenda


pengesahan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2014. Di antara 560
anggota dewan, tercatat hanya 278 anggota yang mengisi daftar hadir sampai
Sidang Paripurna dibuka pada pukul 10.45 WIB. Sedangkan 282 anggota lainnya
belum mengisi daftar hadir.

Tapi anehnya, meskipun anggota dewan yang hadir tidak kuorum, Sidang
Paripurna tetap digelar. Padahal, batas kuorum kehadiran dalam Sidang Paripurna
adalah setengah dari jumlah anggota ditambah satu orang atau 281.

Banyaknya kursi-kursi kosong dalam rapat paripurna DPR adalah pandangan


yang lazim terjadi. Namun, rapat paripurna DPR kali ini bisa jadi yang terparah
selama masa kerja DPR 2014-2019. Pasalnya, tingkat kehadiran anggota DPR
merosot tajam, bahkan tak mampu mencukupi kuorum sebagai syarat dimulainya
rapat.

Kurang disiplinnya anggota dewan dalam mengikuti rapat paripurna juga


dikeluhkan oleh pimpinan DPR. Terlebih jelang Pemilu 2014, sebagian besar
anggota dewan justru jarang hadir di DPR. Mereka lebih asyik di daerah
pemilihannya masing-masing untuk mengamankan suaranya dalam pemilu 9 April
nanti.

Segala cara sudah dilakukan pimpinan DPR untuk menertibkan anggota dewan
yang tidak disiplin menjalankan tugasnya sebagai legislator. Salah satunya adalah
dengan menggunakan finger print scanner. Namun ternyata, alat ini juga tidak efektif
untuk mencegah kemalasan anggota dewan untuk menghadiri rapat paripurna.

Malasnya anggota dewan ikut rapat paripurna ini bukan yang pertama kalinya
terjadi. Hampir di setiap rapat atau acara yang menyangkut nasib rakyat tidak
pernah 100 persen dihadiri anggota dewan. Dengan berbagai alasan para anggota
dewan ini menghindar untuk ikut dalam berbagai rapat di DPR.
Makin malasnya anggota dewan mengikuti rapat-rapat di DPR bukan lagi
sebagai penyakit laten lima tahunan menjelang Pemilu, tapi sudah menjadi
kelakuan. Sudah berkali-kali dikritik, mereka malah makin rajin membolos. Anggota
dewan yang sering membolos rapat-rapat komisi dan paripurna itu sudah tidak
memiliki rasa tanggung jawab. Secara politik mereka juga tidak memiliki rasa malu.

Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April
2014. Terkait dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk
berfikir bijak dan cerdas dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat jangan
lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju kembali sebagai calon legislatif di
Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja anggota DPR
periode 2009-2014.

Anda mungkin juga menyukai