Anda di halaman 1dari 2

Jangan Pilih Anggota DPR yang Malas dan Suka Bolos

Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) yang digelar pada 9 April 2014. Pemilihan
umum yang diselenggaran serentak seluruh masyarakat Indonesia. Terkait dengan pemilu
legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk berfikir bijak dan cerdas dalam memilih
anggota dewan nanti. Masyarakat jangan lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju
kembali sebagai calon legislatif. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja anggota
DPR. Karena anggota yang terpilih ialah hasil dari pilihan kita sendiri. Bukan hanya sekedar
memilih. Tapi memilihlah secara bijak. Bukan juga GolPut. Memilih karena terpukaunya
akan janji janji mereka. Belum lagi bila diberi amplop. Masih kah zaman itu? Inikah pemilu
sehat? Pemilu jujur?
Selasa pagi (18/2/2014) DPR RI menggelar Sidang Paripurna dengan agenda pengesahan
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2014. Di antara 560 anggota dewan, tercatat
hanya 278 anggota yang mengisi daftar hadir sampai Sidang Paripurna dibuka pada pukul
10.45 WIB. Sedangkan 282 anggota lainnya belum mengisi daftar hadir. Entah kemana 282
manusia tersebut. Jelas beribu alasan terucap dari bibir mereka.
Tapi anehnya, meskipun anggota dewan yang hadir tidak kuorum, Sidang Paripurna tetap
digelar. Padahal, batas kuorum kehadiran dalam Sidang Paripurna adalah setengah dari
jumlah anggota ditambah satu orang atau 281. Sungguh miris.
Banyaknya kursi-kursi kosong dalam rapat paripurna DPR adalah pandangan yang lazim
terjadi. Namun, rapat paripurna DPR kali ini bisa jadi yang terparah selama masa kerja DPR
2014-2019. Pasalnya, tingkat kehadiran anggota DPR merosot tajam, bahkan tak mampu
mencukupi kuorum sebagai syarat dimulainya rapat.
Kurang disiplinnya anggota dewan dalam mengikuti rapat paripurna juga dikeluhkan oleh
pimpinan DPR. Pempinan pun mengeluh. Bagaimana dengan masyarakata Indonesia?
Terlebih jelang Pemilu 2014, sebagian besar anggota dewan justru jarang hadir di DPR.
Mereka lebih asyik di daerah pemilihannya masing-masing untuk mengamankan suaranya
dalam pemilu 9 April nanti. Kehadiran mereka dalam rapat pun tak sebanding dengan janji
janji mereka sebelumnya.
Segala cara sudah dilakukan pimpinan DPR untuk menertibkan anggota dewan yang tidak
disiplin menjalankan tugasnya sebagai legislator. Salah satunya adalah dengan menggunakan
finger print scanner yang biayanya juga tidak main main. Namun ternyata, alat ini juga tidak
efektif untuk mencegah kemalasan anggota dewan untuk menghadiri rapat paripurna. Karena
memang secanggih apapun alat tak bisa mengubah kemalasan menjadi disiplin. Banyak yang
harus diperbaiki dari segi politik Indonesia yang satu ini.
Malasnya anggota dewan ikut rapat paripurna ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Hampir
di setiap rapat atau acara yang menyangkut nasib rakyat tidak pernah 100 persen dihadiri
anggota dewan. Keluh kesah rakyat dibayar dengan pembolosan mereka. Sungguh tak
sebanding. Dengan berbagai alasan para anggota dewan ini menghindar untuk ikut dalam
berbagai rapat di DPR. Tak terhitung sudah berapa ribu alasan yang terucap.
Makin malasnya anggota dewan mengikuti rapat-rapat di forum DPR bukan lagi sebagai
penyakit laten lima tahunan menjelang Pemilu, tapi sudah menjadi kelakuan dan kebiasaan
yang buruk. Sudah berkali-kali dikritik, mereka malah makin rajin membolos.

Mungkin kritikan tersebut kurang membara bagi mereka. Anggota dewan yang sering
membolos rapat-rapat komisi dan paripurna itu sudah tidak memiliki rasa tanggung jawab.
Secara politik mereka juga tidak memiliki rasa malu. Sungguh kemalasan membutakan rasa
malu mereka.
Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April 2014. Terkait
dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk berfikir bijak dan cerdas
dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat jangan lagi memilih anggota dewan
pemalas yang maju kembali sebagai calon legislatif di Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai
hukuman buruknya kinerja anggota DPR periode 2009-2014.

Sumber:http://puspitagitapurnama.blogspot.co.id/2014/03/contoh-teks-eksposisi-tentangpolitik.html

Anda mungkin juga menyukai