Anda di halaman 1dari 8

Para pemimpin pemberontak yang berupaya untuk mengganti ideologi Pancasila

sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dengan ideologi lain pada
periode 1945-1969.

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 18 September 1948 di


Madiun.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Muso Monowar

Kelahiran: lahir di Kediri, Jawa Timur pada 1897

Dibunuh: 31 Oktober 1948, Madiun

Pendidikan: Setamatnya sekolah guru, Musso kuliah di kampus pertanian di


Buitenzorg (Bogor ). Versi lain menyebut Musso bersekolah di Hogere Burger
School.

Musso atau Paul Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso
adalah seorang tokoh komunis Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia
(PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada pemberontakan PKI di Madiun pada
1948.

2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada 7 Agustus 1949


di Jawa Barat.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo


Kelahiran: Lahir 7 Januari 1905

Meninggal: 5 September 1962

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang


mendirikan gerakan Darul Islam untuk melawan pemerintah Indonesia dari tahun
1949 hingga tahun 1962, dengan tujuan mendirikan Negara Islam Indonesia
berdasarkan hukum syariah.

3. Pemberontakan DI/TII pada 23 Agustus 1949 di Jawa Tengah.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Amir Fatah Wijaya Kusumah

Amir Fatah bernama lengkap Amir Fatah Wijaya Kusumah, merupakan salah satu
pemimpin Hizbullah Fisabilillah di daerah Besuki, Jawa Timur sebelum bergolaknya
pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah . Ketika Akad Renville ditanda tangani oleh
pihak Belanda dan Indonesia , karena itu semua daya Republik diharuskan hijrah ke
Jawa Tengah, termasuk kesatuan Hizbullah dan Fisabilillah yang dipimpinnya. Pada
tahun 1950 , ia memproklamirkan wilayahnya merupakan bidang DI/TII Kartosuwiryo .
Melawati operasi yang diterapkan oleh TNIsementara waktu daya mereka melemah
tetapi dampak berada pembelot, daya DI/TII Amir Fatah kembali kuat. Beberapa dari
sayap pemberontak DI/TII beroprasi di daerah hutan pegunungan Dayeuhluhur , yang
bentengnya berada disebuah gunung bernama Karang Gumantung,tapi pada akhir-
akhirnya pasukan Amir Fatah bisa ditaklukkan di perbatasan Pekalongan Banyumas .

4. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pada 23 Januari 1950 di


Bandung.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Kapten Raymond Westerling


Kelahiran: 31 Agustus 1919

Meninggal: 26 November 1987

Raymond Pierre Paul Westerling adalah komandan pasukan Belanda yang terkenal
karena memimpin Pembantaian Westerling (1946-1947) di Sulawesi Selatan dan
percobaan kudeta APRA di Bandung, Jawa Barat.

5. Pemberontakan KNIL pada 15 April 1950 di Makassar.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Kapten Andi Azis

Kelahiran: 19 September 1924

Meninggal: 11 Januari 1984

Pendidikan: Pada tahun 1935 ia memasuki Leger School dan tamat tahun 1938 lalu
meneruskan ke Lyceum sampai tahun 1944.

Andi Azis adalah ajudan Presiden Negara Indonesia Timur, Sukowati, yang namanya
jadi terkenal karena pemberontakannya bersama eks KNIL di Makassar pada 5 April
1950. Perisitwa itu lalu dikenal dengan nama: Pemberontakan Andi Azis. Setelah
pemberontakan itu dia dipenjara oleh pemerintah orde lama selama beberapa tahun.
Setelah bebas dari penjara, dia pernah menolak ajakan pemerintah untuk jadi ajudan
Presiden Sukarno, dan lebih memilih jadi pengusaha pelayaran. Usahanya cukup
sukses. Di masa tuanya, Andi Azis adalah tokoh masyarakat Bugis-Makassar yang
tergolong dihormati di sekitar Tanjung Priuk.

Andi Azis sebenarnya sudah masuk TNI dengan pangkat Kapten sebelum
pemberontakan. Sebelumnya dia adalah Letnan KNIL Belanda. Dia pernah menjadi
instruktur pasukan payung Belanda di Bandung, sebelum dijadikan ajudan Presiden
NIT di Makassar. Setelah pengembalian kedaulatan, Azis masuk TNI. Pasukannya di
TNI tak lain pasukannya ketika di KNIL. Kemungkinan besar, pasukannya itu adalah
pasukan KNIL terlatih dengan kualifikasi pasukan payung. Bekas pasukannya
kemudian pernah dipinjam Ahmad Yani untuk menumpas DI/TII Jawa Tengah.

Terlahir sebagai anak dari Bangsawan Barru, Andi Djuana, yang menjabat wakil raja.
Dia masih sepupu dengan Andi Mattalata. Sedari kecil sudah ikut dengan keluarga
Belanda yang menganggapnya sebagai anak angkat. Azis dibawa ke Belanda sejak
usia 11 tahun. Hingga remaja dia Negeri Belanda. Ketika Jerman menduduki
Belanda, dia ikut melawan Jerman dan akhirnya ke Inggris. Dimana dilatih menjadi
pasukan payung. Jelang berakhirnya perang, dia dikirim ke Asia Tenggara dan
pulang. Sampai di Indonesia, dia sempat keluar dari dinas militer. Dia sempat
menjadi Polisi di Jakarta. Lalu masuk KNIL. Andi Azis menikahi putri dari Baso
Daeng Marewa, salah satu keluarga terpandang di Makassar. Azis meninggal di
Jakarta tahun 1984 tanpa meninggalkan anak.

6. Pemberontakan DI/TII pada 10 Oktober 1950 di Kalimantan Selatan.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Ibnu Hadjar

Kelahiran: 18 Februari 1372

Meninggal: 2 Febuari 1449


Pendidikan: pendidikan Ibnu Hajar al-Asqalani di Mesir dipercayakan kepada sarjana
hadis, Syamsuddin bin al-Qattan.

Selain itu, Ibnu Hajar al-Asqalani belajar tentang fikih (hukum Islam) dan hadis dari
Al-Hafizh Al-Iraqi.

Ibnu Hajar al-Asqalani adalah seorang ahli hadis terkemuka yang diketahui memiliki
150 karya dari beberapa bidang ilmu.

Selain hadis, karya-karyanya membahas mengenai sejarah, tafsir, puisi, dan fikih
Syafi'i.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang
Pencipta), yang merupakan penjelasan Kitab Shahih Bukhari yang diakui paling
detail.

7. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 25 April 1950 di Maluku.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Mr. Dr. Christian Robert Soumokil

Kelahiran: lahir di Surabaya, Jawa Timur, 13 Oktober 1905

Meninggal: 12 April 1966

Pendidikan: menempuh pendidikan di Surabaya hingga sekolah menengah atas. Dia


kemudian pergi ke Belanda untuk belajar hukum di Universitas Leiden sampai 1934.

Dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil adalah presiden Republik Maluku Selatan
(RMS) dari 1950 sampai 1966. Chris Soumokil dilahirkan di Surabaya dan
menempuh pendidikan di sana sebelum pergi ke Belanda. Setelah itu ia mempelajari
hukum di Universitas Leiden sampai 1934. Pada tahun 1935 ia kembali ke Jawa dan
menjadi pejabat hukum.

8. Pemberontakan DI/TII pada 7 Agustus 1952 di Sulawesi Selatan.

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Kahar Muzakkar

Kelahiran: 24 Maret 1921, Ponrang, Luwu

Meninggal: 3 Febuari 1965, Sulawesi Selatan

Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar Mudzakkar (nama kecilnya La Domeng),
adalah pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi.

9. Pemberontakan DI/TII pada 20 September 1953 di Aceh

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Daud Beureueh

Kelahiran: 23 September 1896, Kabupaten Pidie

Meninggal: 10 Juni 1987, Banda Aceh


Mayor Jenderal (Tituler) Teungku Muhammad Daud Beureueh akrab disapa Ayah
Daud adalah mantan Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo dan pejuang
kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan tokoh kontroversial yang populer di kalangan
masyarakat Aceh. Ia melakukan pemberontakan kepada pemerintah dengan
mendirikan NII akibat Soekarno yang melanggar perjanjian dengan rakyat Aceh dan
ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno. Namanya kini diabadikan untuk
sebuah jalan di Banda Aceh.

10. Pemberontakan PRRI/Permesta pada 15 Febuari 1958 di Sumatra Barat dan


Sulawesi

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Ahmad Husein

Kelahiran: 1 April 1925, Padang Sumatra Barat

Meninggal: 28 November 1998

Ahmad Husein adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan pemimpin


militer PRRI. Pada tanggal 15 Februari 1958 di Padang dia membentuk
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di bawah pimpinan
Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri dengan tujuan mengoreksi
pemerintahan otoriter Soekarno yang dianggap inkonstitusional dan mengabaikan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Tindakan koreksinya itu
ternyata mendapat sambutan berupa aksi militer dari pemerintah pusat di Jakarta
sehingga menimbulkan perang saudara di Sumatra Barat.

11. Pemberontakan G-30-S/PKI pada 30 September 1965 di Jakarta

Tokoh Pemimpin Pemberontakan: Dipa Nusantara Aidit


Kelahiran: 30 Juli 1923, Pangkal Lalang

Meninggal: 22 November 1965, Kabupaten Boyolali

Pendidikan: Middestand Handel School

Dipa Nusantara Aidit atau dikenal juga dengan D.N. Aidit adalah seorang pemimpin
senior Partai Komunis Indonesia (PKI). Lahir dengan nama Achmad Aidit di Pulau
Belitung, ia akrab dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab dengannya. Aidit
mendapat pendidikan dalam sistem kolonial Belanda.

Nama : Erlan Albani

Kelas : 9.6

Tugas: PPKN

Anda mungkin juga menyukai