Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH INDONESIA

XII MIPA 8

Kelompok 4
- Daffa Akmal Senjaya
- Deva Ayu Amelia
- Salsabila Nurvida Dewi
- Sofia Arini
- JENDERAL GATOT SUBROTO
- BRIGJEND IGNIATUS SLAMET RIYADI
- JENDERAL A. H. NASUTION
- JENDERAL ACHMAD YANI
- SULTAN AGENG TIRTAYASA
- Mr. SJAFRUDIN PRAWIRANEGARA
- BRIGJEND K. H. SYAM’UN
- K. H. MUHAMMAD SYADELI HASAN
Sejarah
Jenderal Gatot Subroto lahir di Banyumas 10 Oktober 1909. Ia bersekolah di
Europeesche Lagere School (ELS), namun karena ia berkelahi dengan anak
Belanda, akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah tersebut kemudian masuk kesekolah
Holands Iniands School (HIS). Setelah tamat HIS beliau memilih tidak
meneruskan pendidikan kesekolah yang lebih tinggi, tetapi bekerja sebagai
pegawai. Lalu beliau keluar dari pekerjaannya dan masuk sekolah mileter di
Magelang pada tahun 1923. Setelah menyelesaikan pendidikan militer, Gatot pun
menjadi anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda) hingga akhir pendudukan
Belanda di Indonesia. Gatot sempat menjadi sersan 2 saat dikirim ke Padang
selama 5 tahun, lalu dikirim ke Sukabumi untuk melanjutkan pendidikan, lalu
ditempatkan di Bekasi dan Cikarang. Kemudian Gatot dipindahkan ke Ambon.
Disini beliau mengalami pertempuran dengan Jepang, ketika perang dunia II
pecah.
Lanjutan
Jepang mengetahui siapa Gatot dan kemampuan yang dimilikinya. Karena itu
beliau diminta mengepalai sebuah Detasemen Polisi. Kemuadian mulailah Gatot
bertugas dibawah pemerintah Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, Gatot
langsung mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.
Tamat dari pendidikan PETA, beliau diangkat pemerinta Jepang menjadi
komandan kompi di Sumpiuh, Banyumas dan tidak berapa lama kemuadian
dinaikan menjadi komandan batalion. Setelah kemerdekaan indonesia, Gatot
langsung masuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang setelah itu berganti nama
menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Perjuangan di Tahun 1948-1965
Pada saat Gatot menjabat menjadi Gubernur Militer daerah Surakarta dan
sekitarnya, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pun
bergerak pada bulan September 1948. Pemberontakan yang didalangi oleh Muso
ini akhirnya berhasil diatasi. Setelah banyak terjadi peristiwa mempertahankan
kemerdekaan dari agresi militer belanda, pengakuan kedaulatan republik pun
berhasil diperoleh. Hal itu membuat Gatot diangkat menjadi panglima tentara.
Beliau juga berhasil menumpas pemberontakan DI/TII Jawa Tengah di bawah
pimpinan Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Beliau pernah mengundurkan diri
dari militer setelah peristiwa 17 Oktober 1953. Namun, ia kembali dipanggil
pemerintah untuk menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Dasar (wakasad)
tahun 1955.
Gatot Subroto wafat di Jakarta pada 11 Juni 1962 dan dimakamkan di daerah
Unggaran, Jawa Tengah. Jenderal Gatot Subroto dinobatkan sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional yang dikuatkan dengan surat keputusan Presiden RI
No.222 Tahun 1962, tanggal 18 Juni 1962.
Sejarah
Ignatius Slamet Riyadi lahir pada 26 Juli 1927 Solo, Jawa Tengah. Beliau
mempelopori Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Slamet Riyadi bersekolah di
Hollandsch Inlandsche School (HIS) tahun 1940 kemudian ke MULO Afd B.
Setelah selesai, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Pelayaran Tinggi (STP).
Perjuangan di Tahun 1948-1965
Ketika pecah Agresi pertama tahun 1947 Slamet Riyadi memimpin perlawanan di
Amabarawa, Scrondol, Mranggen dan Semarang. Pada akhir 1948 ia diangkat
sebagai Komandan dari empat Batalion TNI dan satu batalion Tentara Pelajar.
Pada 7 Agustus 1949. Slamet memimpin pasukan gerilya menuju Solo yang
diduduki Belanda. Setelah tercapai gencatan senjata, Belanda menyerahkan
kembali kota Solo kepada Pemerintah RI dan Slamet Riyadi mewakili Pemerintah
RI dan Kolonel Ohi mewakili Tentara Belanda.
Ketika terjadi pemberontakan APRA, Slamet Riyadi dipanggil untuk menumpas
pemberontakan APRA, kemudian DI/TII. Pada Sabtu, 4 November 1950 Slamet
Riyadi memerintahkan pasukan grup II komando Maluku Selatan mendekati
benteng Victoria, Ambon untuk mengusir RMS. Dalam sebuah serangan pasukaN
RMS, Slamet Riyadi tertembak dan gugur.
Brigadir Jenderal Igniatus Slamet Riyadi wafat pada 4 November 1950 dan
dimakamkan di Ambon.
Sejarah
Jenderal A. H. Nasution lahir pada 3 Desember 1918 di Tapanuli, Sumatra Utara.
Perjuangan di Tahun 1948-1965
Tahun 1948 Nasution memimpin pasukan siliwangi yang menumpas
pemberontakan PKI di Madiun. Ia nyaris tewas dan berhasil melarikan diri,
namun putrinya Ade Irma tewas tertembak dirumahnya ketika pemberontakan
PKI. Dalam “Peristiwa 17 Oktober”, yang menuntut pembubaran DPRS dan
pembentukan DPR baru, Nasution dituding hendak melakukan kudeta terhadap
presiden RI yang membuat Soekarno memberhentikannya sebagai KSAD.
Jenderal Nasution wafat pada 6 September 2000 dan dimakamkan di Kalibata,
Jakarta.
Sejarah
Jenderal Ahmad Yani adalah salah satu Pahlawan Revolusin yang gugur akibat
pemberontakan G-30 S/PKI. Beliau lahir di Purworejo, 19 Juni 1922. Ahmad Yani
yang belum tamat SMA tertarik pada dunia militer dan mendaftar ke Dinas
Topografi Militer yang berada di daerah Malang, Jawa Tengah. Beliau lalu
bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) daerah cabang Bogor. Semasa
perang kemerdekaan ia banyak ikut andil, seperti beliau berhasil menyita senjata
Jepang yang berada di Magelang. Ketika TKR lahir, ia dijadikan Komandan TKR
untuk wilayah Purworejo. Pada saat Belanda melancarkan Agresi Militer ke
Indonesia pertama, Ahmad Yani bersama pasukannya berhasil menahan
serangan Belanda di daerah Pingit.
Perjuangan di Tahun 1948-1965
Ketika terjadi pemberontakan DI/TII, Ahmad Yani dan pasukan Benteng Raiders
menagani pemberontakan tersebut dan DI/TII berhasil dikalahkan didaerah Jawa
Tengah. Ketika terjadi pemberontakan PRRI di Sumatra Barat tahun 1958, Ahmad
Yani kemudian memimpin penumpasan pemberontakan tersebut.
Menjadi target G-30S/PKI
Dalam pandangan politik, Ahmad Yani tidak setujudan selalu bersebrangan
dengan PKI. Ketika PKI berusaha untuk membentuk angkatan ke-5 yang terdiri
dari buruh tani yang dipersenjatai, Ahmad Yani menolaknya. Inilah yang menjadi
alasan hingga beliau dijadikan target penculikan dan pembunuhan oleh PKI 1965.
Sultan Ageng Tirtayasa lahir di Banten pada 1631 . Perjuangan beliau salah
satunya adalah menentang Belanda karena VOC menerapkan perjanjian
monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan Banten dan rakyatnya.
Akhirnya Belanda diusir dari Banten dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan
terbuka, kondisi ini tidak disukai VOC. Akhirnya mereka memblokade Banten.
Didalam Pemerintahan, langkah yang beliau tempuh:
1. Dalam Bidang Ekonomi yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
pencetakan sawah-sawah baru dan pembuatan irigasi yang berfungsi sebagai
sarana perhubungan.
2. Dalam Bidang Keagamaan yaitu mengangkat syekh Yusuf dan ulama menjadi
mufti kerajaan yang bertugas menjalankan urusan agama dan penasehat
sultan dalam pemerintahan.
Sultan Ageng Tirtayasa wafat pada 1683 dan dimakamkan di sebelah utara Masjid
Agung Banten.
Mr. Sjafruddin Prawiranegara lahir di Anyar, Banten 28 Februari 1911.
Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda ke-II (Desember 1948) Ibukota Negara
diduduki oleh Belanda dan terjadi kekosongan pimpinan Pemerintahan karena
ditangkapnya Presiden Soekarno dan Wakilnya Mohammad Hatta, Sultan Sjahrir,
Agus Salim dan yang lainnya. Saat itu Sjafruddin sebagai Menteri Kemakmuran
bersama Teuku Muhammad Hasan berinisiatif untuk menyelamatkan Negara
dengan cara membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang
dipimpin oleh Sjafruddin dimana kedudukan itu sama dengan Presiden selama
hampir satu tahun. Berkat PDRI yang melasanakan politik diplomasi melalui
radio, Belanda tidak bisa meyakinkan dunia bahwa Republik Indonesia sudah
tidak ada. Setelah Soekarno dibebaskan pimpinan diserahkan kembali kepada
Soekarno dan Sjafruddin diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri, kemudian
menjadi Menteri Keuangan.
Mr. Sjafruddin Prawiranegara wafat di Jakarta pada 15 Februari 1989 dan
dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Brigjend K. H. Syam’un lahir pada 5 April 1894. Ia adalah pendiri Perguruan Islam
Al-Khairiyah Citangkil, Banten . Tahun 1929, cabang-cabang pesantren yang ia
dirikan juga mulai bermunculan di sejumlah wilayah Banten. Pada 1936, ia
mendirikan sekolah dasar umum atau HIS. Pasca kekuasaan pemerintahan
Hindia Belanda berakhir pada 1942, Syam'un menjadi salah satu tokoh yang
didekati oleh pemerintah pendudukan Jepang untuk merebut simpati rakyat
Banten. Riwayat kegiatan militer KH Syam'un bermula ketika pasukan Jepang di
Indonesia mengajak KH Syam'un bergabung bersama Pembela Tanah Air (PETA)
pada November 1943. Ia menjadi komandan batalion. KH Syam'un didekati pihak
Jepang karena mereka selalu mengincar tokoh rakyat, seperti pemimpin partai,
agama, kiai, dan pamong praja untuk menjadi daidanco. Sebenarnya KH Syam'un
berat hati menerima ajakan tersebut karena Jepang mengatakan apabila KH
Syam'un menolak maka perguruan Al-Khaeriyah akan ditutup. Selama bergabung
dalam PETA, Syam'un banyak belajar soal taktik dan strategi militer. Ia berhasil
menyusun stuktur militer Banten. Ia kemudian memperoleh tugas dari KH Tb.
Achmad Chatib untuk menghantam gerakan Tje Mamat, seorang tokoh
perlawanan. Syam'un berhasil menaklukkan Tje Mamat pada awal Januari 1946.

Anda mungkin juga menyukai