Anda di halaman 1dari 43

THEGORBALSLA

MENU

PENDIDIKANAGAMATEKNOLOGIMAKANAN

Search the site

Search

HomePendidikanSejarah10 Pahlawan Revolusi yang Wajib Kamu Ketahui !

10 Pahlawan Revolusi yang Wajib Kamu Ketahui !

Pahlawan Revolusi – Adanya pemberontakan dari gerakan 30 Septembert pada tahun 1965 atau dikenal dengan nama
G30S/ PKI melahirkan duka mendalam. Adanya pemberontakan tersebut membuat sejumlah orang gugur di medan
perang. Orang-orang yang gugur itulah yang kemudian diangkat menjadi pahlawan revolusi.

Gelar pahlawan revolusi diberikan atas jasa yang telah diberikannya untuk negri ini. Pahlawan-pahlawan revolusi ini
dikenang oleh banyak orang dan digunakan sebagai nama jalan sebagai bentuk penghargaan masyarakat Indonesia atas
segala jasanya. Siapa saja yang menjadi pahlawan revolusi tersebut?

DAFTAR ISI

AIPDA Karel Satsuit Tubun – Pahlawan Revolusi

Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo – Pahlawan Revolusi

Jenderal Ahmad Yani – Pahlawan Revolusi

Kapten Pierre Tendean – Pahlawan Revolusi

Kolonel Sugiono – Pahlawan Revolusi

Letnan Jenderal M.T. Haryono – Pahlawan Revolusi

Letnan Jenderal R. Suprapto – Pahlawan Revolusi

Letnan Jendral S. Parman – Pahlawan Revolusi


Mayor Jendral Sutoyo Siswomiharjo – Pahlawan Revolusi

D.I Pandjaitan – Pahlawan Revolusi

AIPDA KAREL SATSUIT TUBUN – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Ajun Inspektur Polisi Dua (AIPDA) Anumerta Karel Satsuit Tubun adalah salah satu dari sekian pahlawan revolusi yang
lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928. Ia meninggal pada usia 36 di Jakarta tepatnya tanggal 1 Oktober 1965.
AIPDA Karel Satsuit Tubun merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang menjadi korban Gerakan 30
September tahun 1965 atau dikenal G30S/ PKI.

AIPDA Karel Satsuit Tubun merupakan satu dari sekian pengawal dari J. Leimena yang gugur dalam pertempuan G30S/
PKI dan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta. Ia diangkat menjadi Pahlawan Revolusi karena jasanya mengawal Letnan
Leimana yang merupakan musuh dari PKI.

AIPDA Karel Satsuit Tubun yang merupakan pengawal dianggap sebagai salah satu dari pimpinan Angkatan Darat yang
menjadi penghalang utama cita-cita PKI. Oleh sebab itu PKI pun menculik juga membunuh para Perwira Angkatan Darat
yang dianggap sangat menghalangi cita-cita PKI.

PKI menyekap Dr. J. Leimena, orng yang dikawal oleh AIPDA Karel Satsuit Tubun, berusaha melindungi karena
mendengar suara gaduh maka AIPDA Karel Satsuit Tubun pun mencoba menembak para gerombolan PKI yang berusaha
menculik J. Leimana.

Sayangnya, AIPDA Karel Satsuit Tubun kalah dengan segerombolan PKI sehingga iapun tewas ditembak dalam
perlawananannya menghadapi PKI. Oleh sebab itu, atas segala jasa-jasa yang telah dilakukan AIPDA Karel Satsuit Tubun
dalam menghadapi para pasukan PKI dan korban Gerakan 30 September, pemerintahpun menetapkan ia menjadi satu
Pahlawan Revolusi Indonesia.

BRIGADIR JENDERAL KATAMSO DARMOKUSUMO – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi
Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo adalah salah satu pahlawan revolusi yang gugur pada Gerakan
30 September tahun 1965. Ia lahir di Sragen, Jawa Tengah pada tanggal 5 Februari 1923 dan meninggal di Yogyakarta
pada usia 42 tahun atau tepanya pada tanggal 1 Oktober 1965.

Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo adalah mantan Komandan Korem 072/Pamungkas yng diangkat menjadi
pahlawan revolusi dan pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September atau
G30S/ PKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, yang berada di Jalan Kusuma Negara,
Yogyakarta.

Katamso Darmokusumo memiliki pangkat sebagai Brigadir Jenderal TNI Anumerta dan memiliki penghargaan sipil
sebagai Pahlawan Revolusi dan pahlawan nasional. Ia gugur sebagai pahlawan dengan meninggalkan dua anak bernama
Endang Murtaningsih dan Murni Ediyanti.

JENDERAL AHMAD YANI – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Jenderal Ahmad Yani adalah salah satu pahlawan revolusi dan nasional Indonesia yang lahir pada tanggal 19 Juni 1922
dan meninggal pada tahun 1 Oktober 1965. Jenderal Ahmad Yani merupakan komandan Tentara Nasional Indonesia, dan
dibunuh oleh anggota Gerakan 30 September. Ia diculik oleh gerombolan PKI dan selama upaya penculikannya dari
rumahnya inilah ia tewas ketika melakukan pemberontak .

Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada tangal 19 Juni 1922 dan ia berasal dari keluarga Wongsoredjo.
Suatu keluarga yang bekerja di pabrik gula yang dijalankan oleh seorang pemilik Belanda.

Pada tahun 1927, Ahmad Yani pindah bersama keluarganya ke Batavia, di mana ayahnya bekerja untuk seorang Jenderal
Belanda pada sat itu. Di Batavia, Yani kemudian sekolah di pendidikan dasar dan menengah hingga akhirnya pada tahun
1940, iapun meninggalkan sekolah menengah untuk menjalani wajib militer di Angkatan Darat pemerintah kolonial
Hindia Belanda.

Pada awalnya Yani dilatih untuk menjadi seorang pelaut atau angkatan laut. Ia mulai belajar topografi militer di Malang,
Jawa Timur, tetapi pendidikannya harus terganggu oleh kedatangan Jepang yang menyerang Indonesia pada tahun 1942.
Pada saat yang sama, Yani dan keluarganyapun pindah kembali ke Jawa Tengah.

Pada tahun 1943, Yani bergabung dengan tentara Peta yang dibentuk oleh Jepang, dan iapun menjalani pelatihan lebih
lanjut di Magelang sebagai perwira artileri. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani mendaftarkan diri untuk dilatih
sebagai komandan peleton Peta kemudian dipindahkan ke Bogor, Jawa Barat untuk menerima pelatihannya.
Setelah selesai pelatihan, iapun dikirim kembali ke Magelang sebagai seorang instruktur. Setelah Kemerdekaan
Indonesia, Yani bergabung dengan tentara Republik Indonesia yang baru berdiri dan berperang melawan Belanda.

Selama bulan-bulan pertama setelah Deklarasi Kemerdekaan, Yani membentuk batalion dengan dirinya sebagai
Komandan dan pasukan yang dipimpinnyapun berhasil meraih kemenangan melawan Inggris di Magelang.

Yani kemudian menindaklanjuti hal ini dengan berhasil mempertahankan Magelang melawan Belanda ketika mencoba
mengambil alih kota. Ia pun mendapat julukan “Juru Selamat Magelang”. Sorotan penting lain dari karir Yani selama
periode ini adalah serangkaian serangan gerilya yang ia luncurkan pada awal 1949 mampu mengalihkan perhatian
Belanda.

Jendeal Ahmad Yani memiliki pasangan bernama Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani dan mempunya 8 anak. Penghargaan
sipil yang diberikan oleh Ahmad Yani adalah Pahlawan Revolusi. Ahmad Yani memiliki riwayat pendidikan HIS Bogor dan
tamat tahun 1935. Kemudian lanjut ke MULO atau setingkat SMP)kelas B Afd. Bogor dan selesai pada tahun 1938

Selepas MULO, Yani melanjutkan pendidikan ke AMS atau setingkat SMU bagian B Afd. Jakarta, namun tidak sampai
lulus ia melanjutkan pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang. Ahmad Yani juga memiliki Pendidikan
Heiho di Magelang pernah mengikuti PETA (Tentara Pembela Tanah Air) di Bogor.

Ia pun juga pernah mengikuti Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, Amerika Serikat pada
tahun 1955 dan juga Special Warfare Course di Inggris, tahun 1956.

KAPTEN PIERRE TENDEAN – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Kapten Czi. Anumerta Pierre Andries Tendean lahir pada tanggal 21 Februari 1939 dan meninggal di usia yang masih
dangat muda yakni umur 26 tahun. Ia meninggal pada tanggal 1 Oktober 1965 yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI.
Pierre Andries Tendean adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban dari biadabnya
penculikan G30S/PKI pada tahun 1965.

Tendean mengawali karier militernya dengan menjabat sebagai seorang intelijen hingga akhirnya ia pun ditunjuk sebagai
ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution. Setelah diangkat menjadi ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris
Nasution ia pun memiliki pangkat letnan satu dan dipromosikan menjadi kapten anumerta setelah ia wafat.
Tendean dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata ersama enam perwira yang gugur dalam Gerakan 30
September. Berkat perjuangannya menghadapi G30S/PKI inilah, pada tanggal 5 Oktober 1965ia ditetapkan sebagai
Pahlawan Revolusi Indonesia

Sejumlah jalan di Manado, Balikpapan, Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia menggunakan nama
Tendean sebagai nama jalan sebagai penghagaan terhadap jasanya.

Pierre Andries Tendean sendiri lahir dari pasangan Dr. A.L Tendean. Ayahnya adalah seorang dokter yang memiliki
keturunan Minahasa. Ibunya, Cornet M.E adalah seorang wanita Indo yang berdarah Perancis.

Tendean adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Mitze Farre dan adiknya bernama Rooswidiati.
Tendean sendiri mengenyam sekolah dasar di Magelang, kemudian melanjutkan SMP dan SMA di Semarang mengikuti
tempat di mana ayahnya bertugas.

Sejak kecil, Tendean sangat ingin menjadi seorang tentara. Ia ingin sekali masuk ke akademi militer hanya saja
keinginannya sulit dikabulkan karena orang tuanya ingin ia menjadi seorang dokter mengingat pekerjaan ayahnya adalah
seorang dokter. Namun, Tendean tidak putus asa, karena ia ingin menjadi militer, tekadnya yang kuat, pada tahun
1958.berhasil mengantarkan ia bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung

KOLONEL SUGIONO – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Kolonel Inf. (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto atau akrab dikenal sebagai Kolonel Sugiono lahir di Gedaren,
Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta pada tanggal 12 Agustus 1926. Sugiyonopun gugut di Kentungan,
Yogyakarta pada usianya ke 39 atau pada tanggal 1 Oktober 1965.

Sugiono merupakan salah satu pahlawan revolusi dan seorang pahlawan nasional Indonesia yang menjadi korban dalam
Gerakan 30 September tahun 1965. Kolonel Sugiono adalah mantan Kepala Staf Korem 072/Pamungkas yang menikah
dengan Supriyati.

Dari hasil pernikahannya ini, ia memiliki enam orang anak laki-laki bernama Erry Guthomo Agung Pramuji, Haryo
Guritno, Danny Nugroho, Budi Winoto dan Ganis Priyono. Ia juga dikaruniai seorang anak perempuan bernama Sugiarti
Takarina.

Hanya saja anak perempuannya lahir setelah Sugiono meninggal. Adapun nama Sugiarti Takarina sendiri diberikan oleh
Presiden pertama Indonesia, Sukarno. Kolonel Sugiono meninggal dan Ia dimakamkan di TMP Semaki, Yogyakarta.
Kolonel Sugiono menjalankan tugasnya di TNI A Angkatan Darat dengan masa dinas 1945 – 1965 atau selama 20 tahun.
Pangkat yang diberikan kepadaya adalah Pdu koloneltni staf.png Kolonel Inf. Anumerta

LETNAN JENDERAL M.T. HARYONO – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono atau lebih dikenal dengan nama M.T. Haryono lahir di Surabaya,
Jawa Timur pada tanggal 20 Januari 1924. Ia meninggal di Lubang Buaya Jakarta dan meninggal di usia 41 tahun. Haryoo
adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang terbunuh pada tanggal 1 Oktober 1965 atau persitiwa G30S. Ia pun
dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.

Harjyno lahir di kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya, Jawa Timur. Dia cukup beruntung untuk bisa mendapatkan
standar pendidikan yang sulit ditempuh untuk sebagian besar teman-temannya. Ia beruntung bisa mengikuti sekolah
dasar untuk anak-anak Eropa dan kemudian sekolah menengah di Indonesia yang diduduki Belanda.

Ketika Jepang menyerbu, ia dikirim ke sekolah kedokteran Jepang di Jakarta, tetapi sayangnya ia tidak lulus. Haryonopun
pindah ke Jakarta ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Sebagaimana banyak pemuda Indonesia lainnya,
Haryonopun bergabung dengan pemuda lain untuk melawan Belanda dan kemudian bergabung dengan TKR.

TKR adalah cikal bakal Tentara Nasional Indonesia pada zaman dahulu.. Penguasaannya atas Belanda, Inggris, dan
Jerman iapun diminati untuk ikut perang selama negosiasi antara Indonesia dan pasukan kolonial. Pada tanggal 1
September 1945, iapun diangkat menjadi kepala kantor komunikasi di Jakarta.

Pada tahun 1946, Haryono diangkat menjadi seorang sekretaris delegasi Indonesia dalam negosiasi negara Belanda dan
Inggris. Pada bulan November 1949, Haryono juga mengabdi sebagai sekretaris bagian yang bisa membuat Belanda
melucuti senjatanya. Ia berhasil membuat Indonesia menang berdasarkan pada Konferensi Meja Bundar Belanda-
Indonesia, di mana Belanda setuju untuk menyatakan kedaulatan Indonesia.

Haryono kemudian kembali ke Belanda pada bulan Juli 1950 sebagai atasan militer ke kedutaan Indonesia di Den Haag,
kemudian sekembalinya ke Indonesia pada bulan Oktober 1954, ia bergabung dengan Staf Umum Angkatan Darat
sebagai Tentara Kwartermaster.

Dari Agustus 1962 hingga 1964 ia diangkat menjadi seorang Inspektur Jenderal Angkatan Darat. Lalu pada tahun 1963
Haryono juga diangkat sebagai Kepala Seksi Bahan Strategis dari Komando Operasi Tertinggi atau KOTI. Adapun posisi
terakhir yang ia miliki pada tanggal 1 Juli 1964, adalah wakil ketiga untuk kepala staf Angkatan Darat Letnan Jenderal
Ahmad Yani.

Baca : Pahlawan Nasional

LETNAN JENDERAL R. SUPRAPTO – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 20 Juni 1920. Ia meninggal di
Lubangbuaya pada usia menginjak 45 tahun atau tepatnya gugur pada tanggal 1 Oktober 1965. Dikarenakan ia gugur
dalam melakukan pemberontakan terhadap gerakan G30S/PKI ia diangkat menjadi seorang pahlawan nasional Indonesia
dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Suprapto bisa dikatakan hampir seusia dengan Panglima Besar Sudirman yang hanya terpaut empat tahun lebih muda.
Pendidikan yang ia tempuh adalah MULO atau setingkat SLTP kemudian AMS atau sama dengan SMU Bagian B di
Yogyakarta dan selesai pada tahun 1941.

Sayangnya pada tahun 1941 pemerintah Hindia Belanda mengumumkan milisi pecahnya Perang Dunia Kedua saat ia
pendidikan militer pada Koninklijke Militaire Akademie-nya di Bandung. iapun tidak bisa menyelesaikan pendidikannya
hingga tamat karena pasukan Jepang sudah mulai mendarat di Indonesia.

LETNAN JENDRAL S. PARMAN – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman atau biasa dikenal dengan sebutan Jendral S. Parman lahir di
Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 4 Agustus 1918 . sama halnya dengan pahlawan revolusi lainnya, ia meninggal di
Lubang Buaya pada usia 47 tahun, tepatnya 1 Oktober 1965.

S. Parman adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan putra Indonesia yang gugur dalam melawan
pemberontakan Gerakan 30 September. Berkat jasanya inilah ia mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta dan ia
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta bersama dengan beberapa pahlawan lainnya.

Pendidikan sekolah S.Parman adalah ia mulai melanjutkan sekolah tinggi di kota Belanda pada tahun 1940 dan masuk
kedokteran. Sayangnya ia harus bekerja untuk pasukan militer Kempeitai Jepang dan meninggalkan sekolah dokternya.
Namun, Jepang meragukan kesetiaannya dalam membela militer, namun akhirnya iapun dibebaskan.
Setelah dibebaskan, ia pun kemudian dikirim ke Jepang untuk dilatih sekolah intelijen, dan bekerja lagi kepada Kempeitai
Jepang hingga akhirnya ia bekerja sebagai penerjemah di kota Yogyakarta.

MAYOR JENDRAL SUTOYO SISWOMIHARJO – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang lahir di
Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal 28 Agustus 1922. Ia meninggal di Lubang Buaya, pada usia 43 tahun atau 1 Oktober
1965. Ia merupakan seorang perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh oleh gerombolan G30S/PKI.

Sutoyo bergabung ke dalam bagian Polisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini.
Iapun kemudian diangkat menjadi Polisi Militer Indonesia, namun pada bulan Juni tahun 1946, Sutoyo kemudian
diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Soebroto yang saat itu adalah komandan Polisi Militer.

Selepas menjadi ajudan kolonel, Sutoyo terus mengalami kenaikan pangkat di dalam Polisi Militer sehingga pada tahun
1954 ia diangkat menjadi kepala staf di Markas Besar Polisi Militer. Terakhir, ia diangkat menjadi inspektur
kehakiman/jaksa militer utama hingga akhir hayatnya.

Baca : Isi Sumpah Pemuda

D.I PANDJAITAN – PAHLAWAN REVOLUSI

Pahlawan Revolusi

Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang lahir di Balige,
Sumatera Utara, 9 Juni 1925. Ia meninggal di Lubang Buaya, pada usia 40 tahun atau 1 Oktober dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta

Pendidikan formalnya diawali dari SD, SMP, SMA hingga kemudian menjadi anggota militer dan mengikuti latihan
Gyugun sampai Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Baca : Pengertian Pancasila

Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih

Pahlawan Revolusi
Related Posts

PENGERTIAN PANCASILA : Fungsi, Makna, Sejarah, Nilai, Butir Butir

Teks Isi Sumpah Pemuda | Sejarah, Tokoh, dan Maknanya (Lengkap)

Nilai Nilai Pancasila Secara Menyeluruh dari Sila 1 – 5 (Lengkap)

Peta Bali lengkap beserta Sejarah, adat serta transportasi (yang wajib diketahui)

20 Pahlawan Nasional yang Wajib Kamu Ketahui !

About The Author

Thegorbalsla

No Responses

Pingback: 13+ Contoh Pidato Singkat Narkoba / Pendidikan / Perpisahan 22 OCTOBER 2018

Leave a Reply

Comment Text*

Name*

Email*

Website

Post Comment
Beranda

Sembarang

Sekitaran

Masuk log

Pengaturan

Tentang Wikipedia

Penyangkalan

Buka menu utama

Cari

Daftar pahlawan nasional Indonesia

Gelar yang diberikan oleh pemerintah RI kepada seseorang warga negara RI yang semasa hidupnya melakukan tindak
kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara

Baca dalam bahasa lain

Unduh

Pantau halaman ini

Sunting

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia (per 2014)

Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan oleh
Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat
dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya" – atau "berjasa sangat luar biasa bagi
kepentingan bangsa dan negara"[2] Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh
seorang individu, yakni:[2]

Warga Negara Indonesia[a] yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:

Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/perjuangan dalam bidang lain
mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.

Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan
harkat dan martabat bangsa Indonesia.

Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi
tugas yang diembannya.

Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.

Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.

Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.

Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.

Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.

Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal
dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada wali kota atau bupati, yang kemudian harus membuat
permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian
Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua
akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan
atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi
gelar tersebut pada sebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari
Pahlawan pada tanggal 10 November.[3]

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang
dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959
kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya.[4][5][6] Gelar ini
digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti nama
menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi
diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban peristiwa Gerakan 30 September, sementara Sukarno dan mantan
wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam
membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia[3][4][6]

165 pria dan 14 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah Abdurrahman Baswedan,
Pangeran Mohammad Noor, Andi Depu, Depati Amir, Kasman Singodimedjo dan Syam'un pada tahun 2018.[7]
Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai
Papua di bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi-Indonesia, peranakan Arab, Tionghoa, India,
dan orang Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan,
jurnalis, ulama, dan seorang uskup.
Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri
diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran menurut tahun kelahiran, wafat, dan
penetapan. Nama-nama distandarisasikan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan
aslinya.[b]

Pahlawan Nasional Indonesia Sunting

Abdul Haris Nasution

Adnan Kapau Gani

Agus Salim

Antasari pada mata uang 2,000 rupiah

Bung Tomo

Cut Nyak Dhien pada mata uang 10,000 rupiah

Fatmawati

Hamengkubuwono IX

Kartini

Pakubuwono X

Mohammad Hatta

Mohammad Natsir

Mohammad Yamin
Sisingamangaraja XII pada mata uang 1,000 rupiah

Sudirman

Albertus Soegijapranata

Sukarno

John Lie

Tan Malaka

Urip Sumoharjo

Pahlawan Nasional Indonesia

Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Ref.

Abdul Halim 1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia 2008 [3][8]

Abdul Halim Majalengka 1887 1962 Aktivis kemerdekaan dan Ulama, Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia2008 [9] [10][8]

Abdul Haris Nasution 1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat
2002 [3][11]

Abdul Kadir 1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan
terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 [3][12]

Abdul Malik Karim Amrullah 1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011
[13]

Abdul Muis 1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 [c][4][14]

Abdul Rahman Saleh 1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis
karena ditembak oleh Belanda 1974 [4][15]

Abdul Wahab Hasbullah 1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlatul Ulama 2014 [16]

Andi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda
selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki 2005 [3][17]

Abdurrahman Baswedan 1908 1986 Nasionalis dan mubaligh yang meyakinkan Mesir untuk mengakui
kemerdekaan Indonesia secara de facto 2018 [7]

Achmad Subarjo 1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 [3][18]
Adam Malik 1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga 1998 [3][19]

Adnan Kapau Gani 1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan
senjata untuk mendukung Revolusi Nasional 2007 [3][20]

Nyi Ageng Serang 1752 1828 Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial
Belanda atas beberapa pendudukan 1974 [3][21]

Agus Salim 1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang 1961 [4][22]

Agustinus Adisucipto 1916 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis
karena ditembak oleh Belanda 1974 [4][23]

Ahmad Dahlan 1868 1934 Pemimpin Islam Jawa, mendirikan Muhammadiyah; suami Siti Walidah 1961 [4][24]

Ahmad Rifa'i 1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004
[3][25]

Ahmad Yani 1922 1965 Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][26]

Alimin 1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia 1964 [4][27]

Amir Hamzah 1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 [3][28]

Andi Depu 1907 1985 Pejuang dan aktivis yang berhasil mempertahankan pengibaran bendera nasional di
Mandar pada 1944, padahal dilarang keras 2018 [7]

Antasari 1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar
1968 [4][29]

Arie Frederik Lasut 1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 [4][30]

As'ad Syamsul Arifin 1897 1990 Ulama, tokoh Nahdlatul Ulama 2016 [31]

Bagindo Azizchan 1910 1947 Wali kota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2005
[3][32]

Basuki Rahmat 1921 1969 Jenderal, saksi dari Supersemar 1969 [4][33]

Bernard Wilhelm Lapian 1892 1977 Nationalis, pimpinan gereja, dan gubernur kedua Sulawesi 2015 [34]

Teungku Chik di Tiro 1836 1891 Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan
pasukan kolonial Belanda 1973 [4][35]

Cilik Riwut 1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan
Tengah 1998 [3][36]

Cipto Mangunkusumo 1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno 1964 [4][37]

Cokroaminoto 1883 1934 Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor Sukarno 1961 [4][38]

Ernest Douwes Dekker 1879 1950 Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961
[d][4][39]

Depati Amir 1805 1869 Pejuang yang mempersatukan suku Melayu dengan Tionghoa untuk melawan Belanda
2018 [7]

Dewi Sartika 1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut
1966 [4][40]
Cut Nyak Dhien 1850 1908 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial
belanda; istri Teuku Umar 1964 [4][41]

Diponegoro 1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial
Belanda 1973 [4][42]

Donald Izacus Panjaitan 1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September 1965
[4][43]

Eddy Martadinata 1921 1966 Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter
1966 [4][44]

Fakhruddin 1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia; tokoh
Muhammadiyah. 1964 [4][45]

Fatmawati 1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno 2000 [3][46]

Ferdinand Lumbantobing 1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh 1962
[4][47]

Frans Kaisiepo 1921 1979 Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 1993 [3][48]

Gatot Mangkupraja 1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah
Air 2004 [3][49]

Gatot Subroto 1907 1962 Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat 1962 [4][50]

Halim Perdanakusuma 1922 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975
[3][51]

Hamengkubuwono I 1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan
Yogyakarta 2006 [3][52]

Hamengkubuwono IX 1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil
Presiden Indonesia kedua 1990 [3][53]

Harun Bin Said 1947 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968
[e][4][54]

Hasan Basri 1923 1984 Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di
Indonesia 2001 [3][55]

Hasanuddin 1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973
[4][56]

Hasyim Asy'ari 1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama 1964 [4][57]

Hazairin 1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999
[3][58]

Herman Johannes 1912 1992 Insinyur, membuat senjata selama Revolusi Nasional, membantu pendirian
Universitas Gadjah Mada 2009 [3][59]

Ida Anak Agung Gde Agung 1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 [3][60]

Idham Chalid 1921 2010 Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi 2011 [13][61]

Ilyas Yakoub 1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan 1999 [3][62]
Tuanku Imam Bonjol 1772 1864 Tokoh Islam dari Sumatra Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan
kolonial Belanda dalam Perang Padri 1973 [4][63]

Radin Inten II 1834 1856 Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986
[3][64]

Iskandar Muda 1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 [f][3][65]

Ismail Marzuki 1914 1958 Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan 2004 [3][66]

Iswahyudi 1918 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 [3][67]

Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 [3][68]

Izaak Huru Doko 1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana
2006 [3][69]

Jamin Ginting 1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo 2014
[16]

Janatin 1943 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [g][4][70]

Jatikusumo 1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi 2002 [3][71]

Andi Jemma 1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi
Nasional 2002 [3][72]

Johannes Abraham Dimara 1916 2000 Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 2010
[73]

Johannes Leimena 1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinik Puskesmas 2010
[73]

Juanda Kartawijaya 1911 1963 Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir 1963 [4][74]

Karel Satsuit Tubun 1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][75]

Kartini 1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa 1964 [4][76]

Ignatius Joseph Kasimo 1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik 2011 [13][77]

Kasman Singodimedjo 1904 1982 Jaksa yang merupakan ketua KNIP pertama dan menghapus tujuh kata yang
berpotensi memecah umat pada Piagam Jakarta 2018 [7]

Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][78]

I Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial
Belanda 1993 [3][79]

I Gusti Ketut Puja 1904 1957 Gubernur Bali pertama 2011 [13][80]

Ki Bagus Hadikusumo 1890 1954 Tokoh Muhammadiyah, aktivis kemerdekaan, tokoh Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2015 [34]

Ki Hajar Dewantara 1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara
Suryopranoto 1959 [4][81]

Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri
pemerintahan 2011 [13][82]
Kiras Bangun 1852 1942 Pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda 2005 [3][83]

Kusumah Atmaja 1898 1952 Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama 1965 [4][84]

La Maddukelleng 1700 1765 Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan
Wajo 1998 [3][85]

Lafran Pane 1922 1991 Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam 2017 [86]

Lambertus Nicodemus Palar 1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saat Revolusi 2013
[87]

John Lie1911 1988 Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional
2009 [3][88]

Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan
Belanda 1984 [3][89]

Sultan Mahmud Riayat Syah 1760 1812 Sultan Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang melakukan perlawanan terhadap
penjajah Belanda 2017 [86]

Malahayati Abad ke-15 1604 Pejuang dan bangsawan, melawan pasukan Cornelis de Houtman 2017
[86]

Mangkunegara I 1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa
Tengah 1988 [3][90]

Andi Mappanyukki 1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada
1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe 2004 [3][91]

Maria Walanda Maramis 1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 [4][92]

Martha Christina Tiahahu 1800 1818 Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969
[4][93]

Marthen Indey 1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993
[3][94]

Mas Isman 1924 1982 Pejuang kemerdekaan 2015 [34]

Mas Mansur 1896 1946 Sarjana Islam, pemimpin Muhammadiyah 1964 [4][95]

Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965
[4][96]

Maskun Sumadireja 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 [3][97]

Cut Nyak Meutia 1870 1910 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan
kolonial Belanda 1964 [4][98]

Mohammad Hatta 1902 1980 Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama 2012 [h][99][100]

Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 [4][101]

Mohammad Natsir 1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima 2008 [3][102]

Teuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatra pertama 2006 [3][103]

Muhammad Mangundiprojo 1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya 2014
[16]
Muhammad Yamin 1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [4][104]

Mohammad Yasin 1920 2012 Bapak Brimob Kepolisian RI 2015 [34]

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1898 1997 Ulama pendiri Nahdlatul Wathan 2017 [86]

Mustopo 1913 1986 Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr.
Moestopo 2007 [3][105]

Muwardi 1907 1948 Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat
di Surakarta 1964 [4][106]

Nani Wartabone 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakan
Permesta 2003 [3][107]

I Gusti Ngurah Made Agung 1876 1906 Raja Badung, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial
Belanda 2015 [34]

I Gusti Ngurah Rai 1917 1946 Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional 1975 [3][108]

Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan
kolonial Belanda 1995 [3][109]

Noer Alie 1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional2006 [3][110]

Teuku Nyak Arif 1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama 1974 [111]

Opu Daeng Risaju 1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi
Nasional 2006 [3][112]

Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [4][113]

Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional,
menawarkan integrasi nasional 2006 [3][114]

Pakubuwono VI 1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 [4][115]

Pakubuwono X 1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi
Indonesia 2011 [13][116]

Pangeran Muhammad Noor 1901 1979 Menteri Pekerjaan Umum yang mencanangkan proyek Waduk Riam
Kanan, Waduk Karangkates, dan proyek pasang-surut di Sumatra dan Kalimantan sebagai lahan penyedia pangan2018
[7]

Pattimura 1783 1817 Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial
Belanda 1973 [4][117]

Pierre Tendean 1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][118]

Pong Tiku 1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 [3][119]

Raja Ali Haji 1809 kr. 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau2004 [3][120]

Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial
Belanda 1997 [3][121]

Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama 2013 [87]

Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat
Revolusi Nasional 2001 [3][122]
Rasuna Said 1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 [3][123]

Robert Wolter Monginsidi 1925 1949 Gerilyawan di Makassar saat Revolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda
1973 [4][124]

Saharjo 1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut1963 [4][125]

Sam Ratulangi 1890 1949 Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 [4][126]

Samanhudi 1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam 1961 [4][127]

Silas Papare 1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di
Indonesia 1993 [3][128]

Sisingamangaraja XII 1849 1907 Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan
kolonial Belanda 1961 [4][121]

Siswondo Parman 1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][129]

Siti Hartinah 1923 1996 Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah
1996 [3][130]

Siti Walidah 1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, 1971 [i][4][131]

Slamet Riyadi 1927 1950 Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di
Sulawesi 2007 [3][132]

Sudirman 1916 1950 Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional. 1964
[j][4][133]

Albertus Sugiyapranata 1896 1963 Uskup Katolik Jawa dan nasionalis 1963 [4][134]

Sugiyono Mangunwiyoto 1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965
[4][135]

Suharso1912 1971 Pelopor pengobatan prostesis 1973 [4][136]

Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 [4][137]

Sukarni 1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 [16]

Sukarno 1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia
pertama 2012 [h][99][100]

Sultan Agung 1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC 1975 [3][138]

Andi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 [3][139]

Supeno 1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional
1970 [4][140]

Supomo 1903 1958 Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi 1965 [4][141]

Suprapto 1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][142]

Supriyadi 1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar 1975
[k][3][143]

Suroso 1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 [3][144]


Suryo 1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional 1964 [4][145]

Suryopranoto 1871 1959 Pengajar dan tokoh hak-hak buruh, saudara Ki Hajar Dewantara 1959 [4][146]

Sutan Syahrir 1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama 1966 [4][147]

Soetomo 1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo 1961 [l][4][148]

Sutomo 1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya 2008
[m][3][149]

Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [4][150]

Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama 2011 [13]

Syam'un 1894 1949 Pejuang yang pernah bergabung dalam PETA dan BKR, serta menentang pemerintahan
Hindia Belanda di Banten. Pendiri Pesantren Al-Khairiyah Cilegon, Banten 2018 [7]

Syarif Kasim II 1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatra Timur 1998 [3][140]

Tahi Bonar Simatupang 1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013
[87]

Tuanku Tambusai 1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan
kolonial Belanda saat Perang Padri 1995 [3][151]

Tan Malaka 1884 1949 Politisi dan intelektual asal Minang. Ia menyumbangkan gagasannya dalam beberapa
karya, terutama Madilog (Materialistik, Dialog, dan Logika) 1963 [4][152]

Thaha Syaifuddin 1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda
1977 [3][153]

Tirtayasa 1631 1683 Gerilyawan dari Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 [4][154]

Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 [3][155]

Teuku Umar 1854 1899 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial
Belanda; suami Cut Nyak Dhien 1973 [4][156]

Untung Surapati 1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC 1975 [3][157]

Urip Sumoharjo 1893 1948 Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman 1964
[4][158]

Wage Rudolf Supratman 1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" 1971 [4][159]

Wahid Hasyim 1914 1953 Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 [4][160]

Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo 1973 [4][161]

Wilhelmus Zakaria Johannes 1895 1952 Pelopor pengobatan radiologi 1968 [4][162]

Yos Sudarso 1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda
1973 [4][163]

Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC 1995
[3][164]

Zainal Mustafa 1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang
1972 [4][165]
Zainul Arifin 1909 1963 Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang
ditargetkan kepada Sukarno 1963 [4][166]

Lihat pula Sunting

Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009

Pahlawan Revolusi Indonesia

Daftar tokoh Indonesia

Daftar tokoh yang diusulkan menjadi pahlawan nasional Indonesia

Catatan penjelas Sunting

^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 memberikan ketentuan pada orang-orang yang wafat
sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945, memungkinkan mereka yang "berjuang melawan penjajahan di wilayah
yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia" untuk menerima gelar tersebut.

^ Bahasa Indonesia telah mengalami sejumlah pengubahan ejaan sejak negara tersebut mendeklarasikan
kemerdekaannya pada 1945. Ejaan Yang Disempurnakan, dimandatkan pada 1972, adalah sistem pengejaan resmi saat
ini di Indonesia.

^ Beberapa sumber menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1886 atau 1890.

^ Juga dikenal dalam bahasa Sunda dengan nama Danudirja Setiabudi

^ Dikenal juga sebagai Harun Tahir

^ Tanggal kelahiran tidak diketahui. Beberapa sumber seperti Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa tahun
kelahirannya adalah 1590.

^ Dikenal juga sebagai Usman bin Haji Muhammad Ali.

^ a b Sebelumnya digelari sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986

^ Umumnya disebut sebagai Nyai Ahmad Dahlan, yang berarti "istri Ahmad Dahlan"

^ 1916 adalah tahun pengakuan dari pemerintahan Indonesia. Tanggal sebenarnya mungkin berbeda. Contohnya,
sejumlah sumber menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1912 (Said 1991, hlm. 80).

^ Tanggal kematian tidak diketahui; ia menghilang pada tahun 1945.

^ Paling sering disebut sebagai Dr. Sutomo

^ Dikenal juga sebagai Bung Tomo

Referensi Sunting

^ a b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009.

^ a b c d Sekretariat Negara Indonesia, Prosedur.

^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az
ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (2).
^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az
ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama
Pahlawan (1).

^ JCG, Abdul Muis.

^ a b Artaria 2002, hlm. 539.

^ a b c d e f g Tempo.co, Enam Tokoh Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.

^ a b Mirnawati 2012, hlm. 254.

^ https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-2

^ Kementerian Sosial RI, Daftar Nama Pahlawan (143).

^ Mirnawati 2012, hlm. 251–252.

^ Mirnawati 2012, hlm. 2–3.

^ a b c d e f g The Jakarta Post 2011, Govt Gives.

^ Mirnawati 2012, hlm. 64–66.

^ Mirnawati 2012, hlm. 185–187.

^ a b c d Tribunnews, Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan.

^ Mirnawati 2012, hlm. 229–230.

^ Mirnawati 2012, hlm. 264.

^ Mirnawati 2012, hlm. 227–228.

^ Mirnawati 2012, hlm. 265–266.

^ Mirnawati 2012, hlm. 20–21.

^ Mirnawati 2012, hlm. 80–81.

^ Mirnawati 2012, hlm. 190.

^ Mirnawati 2012, hlm. 90–93.

^ Mirnawati 2012, hlm. 255.

^ Mirnawati 2012, hlm. 206–207.

^ Sudarmanto 2007, hlm. 90–91.

^ Mirnawati 2012, hlm. 143–144.

^ Mirnawati 2012, hlm. 22–23.

^ Mirnawati 2012, hlm. 158–159.

^ Kompas.com, As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.

^ Mirnawati 2012, hlm. 234.

^ Mirnawati 2012, hlm. 168–169.

^ a b c d e CNN Indonesia, Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional.


^ Mirnawati 2012, hlm. 52–53.

^ Mirnawati 2012, hlm. 188–189.

^ Mirnawati 2012, hlm. 68–70.

^ Mirnawati 2012, hlm. 82–83.

^ Mirnawati 2012, hlm. 71–72.

^ Mirnawati 2012, hlm. 123–124.

^ Mirnawati 2012, hlm. 4–5.

^ Mirnawati 2012, hlm. 24–25.

^ Mirnawati 2012, hlm. 210–211.

^ Mirnawati 2012, hlm. 181–182.

^ Mirnawati 2012, hlm. 93–94.

^ Mirnawati 2012, hlm. 237–238.

^ Mirnawati 2012, hlm. 160–161.

^ Mirnawati 2012, hlm. 164–165.

^ Mirnawati 2012, hlm. 239–240.

^ Mirnawati 2012, hlm. 170–171.

^ Mirnawati 2012, hlm. 201–202.

^ Mirnawati 2012, hlm. 26–27.

^ Mirnawati 2012, hlm. 197–198.

^ Mirnawati 2012, hlm. 178.

^ Mirnawati 2012, hlm. 235–236.

^ Mirnawati 2012, hlm. 42–43.

^ Mirnawati 2012, hlm. 95–96.

^ Mirnawati 2012, hlm. 271–272.

^ Mirnawati 2012, hlm. 241–242.

^ Mirnawati 2012, hlm. 248.

^ Mirnawati 2012, hlm. 292–293.

^ Mirnawati 2012, hlm. 244–245.

^ Mirnawati 2012, hlm. 56–57.

^ Mirnawati 2012, hlm. 30–31.

^ Mirnawati 2012, hlm. 44–45.

^ Mirnawati 2012, hlm. 249.


^ Mirnawati 2012, hlm. 191–192.

^ Mirnawati 2012, hlm. 276–277.

^ Mirnawati 2012, hlm. 250.

^ Mirnawati 2012, hlm. 187.

^ Mirnawati 2012, hlm. 253.

^ Mirnawati 2012, hlm. 66–67.

^ a b The Jakarta Post 2010, Doctor, Army Officer.

^ Mirnawati 2012, hlm. 86–87.

^ Mirnawati 2012, hlm. 224–225.

^ Mirnawati 2012, hlm. 121–122.

^ Mirnawati 2012, hlm. 300.

^ Mirnawati 2012, hlm. 212–213.

^ Mirnawati 2012, hlm. 8–9.

^ Mirnawati 2012, hlm. 298.

^ Mirnawati 2012, hlm. 105–107.

^ Mirnawati 2012, hlm. 296–297.

^ Mirnawati 2012, hlm. 258.

^ Mirnawati 2012, hlm. 183–184.

^ Mirnawati 2012, hlm. 14–15.

^ a b c d Tribunnews.com, Ini 4 Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Mahmoed Marzuki dari Riau Batal.

^ a b c Parlina 2013, Govt names three new national heroes.

^ Mirnawati 2012, hlm. 259–260.

^ Mirnawati 2012, hlm. 46–47.

^ Mirnawati 2012, hlm. 12–14.

^ Mirnawati 2012, hlm. 231.

^ Mirnawati 2012, hlm. 108–109.

^ Mirnawati 2012, hlm. 16–17.

^ Mirnawati 2012, hlm. 203–204.

^ Mirnawati 2012, hlm. 97–98.

^ Mirnawati 2012, hlm. 208–209.

^ Mirnawati 2012, hlm. 261.

^ Mirnawati 2012, hlm. 6–7.


^ a b Aritonang 2012, Sukarno, Hatta.

^ a b The Jakarta Post 2012, Respect Thy Heroes.

^ Mirnawati 2012, hlm. 110–111.

^ Mirnawati 2012, hlm. 262–263.

^ Mirnawati 2012, hlm. 286–287.

^ Mirnawati 2012, hlm. 119–120.

^ Mirnawati 2012, hlm. 273–274.

^ Mirnawati 2012, hlm. 73.

^ Mirnawati 2012, hlm. 243.

^ Mirnawati 2012, hlm. 176–177.

^ Mirnawati 2012, hlm. 18–19.

^ Mirnawati 2012, hlm. 256.

^ Kamajaya 1981, hlm. 50–57.

^ Mirnawati 2012, hlm. 268.

^ Mirnawati 2012, hlm. 131–132.

^ Mirnawati 2012, hlm. 269–270.

^ Mirnawati 2012, hlm. 36–37.

^ Mirnawati 2012, hlm. 299.

^ Mirnawati 2012, hlm. 10–11.

^ Mirnawati 2012, hlm. 214–215.

^ Mirnawati 2012, hlm. 28–29.

^ Mirnawati 2012, hlm. 32–33.

^ a b Mirnawati 2012, hlm. 34–35.

^ Mirnawati 2012, hlm. 280.

^ Mirnawati 2012, hlm. 84–85.

^ Mirnawati 2012, hlm. 199–200.

^ Mirnawati 2012, hlm. 74–75.

^ Mirnawati 2012, hlm. 162–163.

^ Mirnawati 2012, hlm. 99–100.

^ Mirnawati 2012, hlm. 193–194.

^ Mirnawati 2012, hlm. 216–217.

^ Mirnawati 2012, hlm. 246–247.


^ Mirnawati 2012, hlm. 112–113.

^ Mirnawati 2012, hlm. 166–167.

^ Mirnawati 2012, hlm. 172–173.

^ Mirnawati 2012, hlm. 195–196.

^ Mirnawati 2012, hlm. 222–223.

^ Mirnawati 2012, hlm. 116–117.

^ Mirnawati 2012, hlm. 136–137.

^ Mirnawati 2012, hlm. 40–41.

^ Mirnawati 2012, hlm. 232–233.

^ a b Mirnawati 2012, hlm. 138.

^ Mirnawati 2012, hlm. 114–115.

^ Mirnawati 2012, hlm. 218–219.

^ Mirnawati 2012, hlm. 134–135.

^ Mirnawati 2012, hlm. 133.

^ Mirnawati 2012, hlm. 127–128.

^ Mirnawati 2012, hlm. 125–126.

^ Mirnawati 2012, hlm. 139–140.

^ Mirnawati 2012, hlm. 76–77.

^ Mirnawati 2012, hlm. 284–285.

^ Mirnawati 2012, hlm. 220–221.

^ Mirnawati 2012, hlm. 58–59.

^ Mirnawati 2012, hlm. 141–142.

^ Mirnawati 2012, hlm. 48–49.

^ Mirnawati 2012, hlm. 38–39.

^ Mirnawati 2012, hlm. 129–130.

^ Mirnawati 2012, hlm. 54–55.

^ Mirnawati 2012, hlm. 60–62.

^ Mirnawati 2012, hlm. 174–175.

^ Mirnawati 2012, hlm. 147–148.

^ Mirnawati 2012, hlm. 88–89.

^ Mirnawati 2012, hlm. 78–79.

^ Mirnawati 2012, hlm. 118.


^ Mirnawati 2012, hlm. 179–180.

^ Mirnawati 2012, hlm. 50–51.

^ Mirnawati 2012, hlm. 101–102.

^ Mirnawati 2012, hlm. 103–104.

Bacaan lanjutan Sunting

Artaria, Myrtati Diah (2002). "Heroes and Heroines". Dalam Chambert-Loir, Henri; Reid, Anthony. The Potent Dead:
Ancestors, Saints and Heroes in Contemporary Indonesia. University of Hawaii Press. hlm. 538–540. ISBN 978-1-86508-
739-9.

"Abdul Muis". Ensiklopedia Jakarta (dalam bahasa Indonesia). Pemerintahan Kota Jakarta. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 20 Februari 2013. Diakses tanggal 20 Februari 2013.

Aritonang, Margareth S. (12 November 2012). "Sukarno, Hatta national heroes at last". The Jakarta Post. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 19 Februari 2013. Diakses tanggal 19 Februari 2013.

"Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia (1)" (dalam bahasa Indonesia). Sekretariat Negara Indonesia.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2012. Diakses tanggal 9 Mei 2012.

"Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia (2)" (dalam bahasa Indonesia). Sekretariat Negara Indonesia.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Februari 2013. Diakses tanggal 17 Februari 2013.

"Doctor, Army Officer Named National Heroes". The Jakarta Post. 12 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal
19 Februari 2013. Diakses tanggal 19 Februari 2013.

"Editorial: Respect Thy Heroes". The Jakarta Post. 10 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Februari 2013.
Diakses tanggal 19 Februari 2013.

"Govt Gives Posthumous Honor to Heroes". The Jakarta Post. 9 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19
Februari 2013. Diakses tanggal 19 Februari 2013.

"Iskandar Muda". Encyclopedia Britannica Online. Diakses tanggal 18 February 2013.

Kamajaya (1981). Lima Putera-Puteri Aceh Pahlawan Nasional (dalam bahasa Indonesian). Yogyakarta: U.P. Indonesia.
OCLC 65644873.

Mirnawati (2012). Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: CIF. ISBN 978-979-788-
343-0.

Parlina, Ina (9 November 2013). "Govt names three new national heroes". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 11 November 2013. Diakses tanggal 11 November 2013.

"Prosedur Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional". Awards of the Republic of Indonesia (dalam bahasa Indonesia).
Sekretariat Negara Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Desember 2011. Diakses tanggal 21 Februari 2013.

"Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan kepada Empat Tokoh Ini". Tribunnews.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses
tanggal 6 November 2014.

"Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Ke Lima Tokoh". CNN Indonesia (dalam bahasa Indonesia). Diakses
tanggal 5 November 2015.

"As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9
November 2016.
"Ini 4 Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Mahmoed Marzuki dari Riau Batal". Kompas.com (dalam bahasa
Indonesia). Diakses tanggal 10 November 2017.

"Enam Tokoh Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional". Tempo.co (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 7
November 2018.

Said, Salim (1991). Genesis of Power: General Sudirman and the Indonesian Military in Politics, 1945–49. Singapore:
Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 978-981-3035-90-4.

Sudarmanto, J. B. (2007). Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia (dalam bahasa Indonesia). Jakarta:
Grasindo. ISBN 978-979-759-716-0.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Jakarta:
Pemerintahan Indonesia. 18 Juni 2009. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 Maret 2013. Diakses tanggal 3 Maret
2013.

Pranala luar Sunting

(Indonesia) Prosedur pengusulan gelar Pahlawan Nasional di situs web Kementerian Sosial Republik Indonesia

Terakhir disunting 1 bulan yang lalu oleh Bagas Chrisara

HALAMAN TERKAIT

Daftar pahlawan nasional Indonesia perempuan

Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama Kristen

Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama kepercayaan asli

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.

PrivasiTampilan PC

THEGORBALSLA

MENU

PENDIDIKANAGAMATEKNOLOGIMAKANAN

Search the site

Search
HomePendidikanSejarah20 Pahlawan Nasional yang Wajib Kamu Ketahui !

20 Pahlawan Nasional yang Wajib Kamu Ketahui !

Pahlawan Nasional – Indonesia adalah Negara yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945. Di Indonesia
sendiri terdapat banyak sekali pahlawan nasional yang memperjuangkan negaranya. Baik itu pahlawan pada era
penjajahan Belanda dan jepang, Pahlawan pada era proklamasi dan pahlawan revolusi setelah proklamasi. Pada artikel
ini akan di bahas 20 Pahlawan Nasional beserta biografinya.

Pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada para pahlawan yang berjuang untuk memajukan
bangsa. Tanpa jasa para pahlawan Indonesia, mungkin saat ini kita belum merdeka dan kemungkinan masih dijajah oleh
bangsa lain. Para pahlawan nasional Indonesia banyak sekali memberikan kontribusi untuk bangsa ini.

DAFTAR ISI

Ahmad Yani – Pahlawan Nasional

As’ad Syamsul – Pahlawan Nasional

Cut Mutia – Pahlawan Nasional

Cut Nyak Dhien – Pahlawan Nasional

Idham Chalid – Pahlawan Nasional

Jendral Sudirman – Pahlawan Nasional

John Lie – Pahlawan Nasional

Kartini – Pahlawan Nasional

K.H Ahmad Dahlan – Pahlawan Nasional

Ki Hajar Dewantara – Pahlawan Nasional

Lafran Pane – Pahlawan Nasional

Laksamana Mala – Pahlawan Nasional

Mohammada Hatta – Pahlawan Nasional

Pangeran Antasari – Pahlawan Nasional

Pangeran Diponegoro – Pahlawan Nasional


Pattimura – Pahlawan Nasional

Soekarno – Pahlawan Nasional

Sultan Hassanudin – Pahlawan Nasional

Sultan Mahmud Baharuddin – Pahlawan Nasional

Tan Malaka – Pahlawan Nasional

AHMAD YANI – PAHLAWAN NASIONAL

Ahmad Yani – Pahlawan Nasional

Ahmad Yani lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa tengah. Semua anggota keluarganya bekerja di
pabrik gula milik orang Belanda. Pada tahun 1927, Ahmad Yani bersama keluarganya pindah ke Batavia, dimana ayahnya
bekerja untuk General Belanda. Pada tahun 1940, Ahmad Yani menjalani wajib militer dengan tentara Hindia-Belanda
dan meninggalkan sekolah tingginya.

Kemudian Ahmada yani belajar topografi di kota Malang, Jawa Timur. Pada tahun 1942, proses belajar mengajarnya
terganggu karena datangnya pasukan dari Jepang. Pada waktu yang bersamaan, Ahad Yani dan kelurganya pindah ke
Jawa Tengah.

Pada tahun 1943, Beliau bergabung dengan dengan tentara militer yang di sponsori Jepang Peta (Pembela Tanah Air)
dan melanjutkan latihannya di Magelang. Setelah selesai pelatihan ini, Ahmad Yani minta untuk di lantik sebagai sebagai
komandan peleton Peta dan kemudian dipindahkan ke Bogor, Jawa Barat. Setelah bertugas disana, kemudian kembali ke
Magelang sebagai Instruktur.

AS’AD SYAMSUL – PAHLAWAN NASIONAL

As’ad Syamsul – Pahlawan Nasional

K.H.R As’ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di kota mekah dan wafat pada tanggal 4 Agustus 1990 di Situbondo
jawa Timur tepat di usia 93 tahun. K.H.R As’ad adalah seorang ulama besar sekaligus seorang tokoh Nahdlatul Ulama
dan terakhir menjabat sebagai Dewan Penasehat (musytasar) dan beliau menjabat di Nahdlatul Ulama hingga sampai
akhir hayatnya. Selain menjabat sebagai tokoh besar di Nahdlatul Ulama, beliau juga pengasuh sebuah pondok
pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

K.H.R As’ad juga sebagai penyampai pesan (Isyarah) berupa tongkat yang disertai dengan Ayat Al-Qur’an dan Kholil Al-
Bangkalani untuk Hasyim Asy’ari dan saat itu menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama.
CUT MUTIA – PAHLAWAN NASIONAL

Cut Mutia – Pahlawan Nasional

Cut Mutia lahir pada tahun 1970 di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara dan wafat pada tanggal 24 Oktober 1910. Cut Mutia
adalah seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia dari Aceh. Pada awalnya Cut Mutia merupakan pahlawan dalam
perlawanan Belanda bersama suaminya yaitu Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong.

Setelah Cut Mutia di tinggal oleh Teuku Muhammad, kemudian beliau menikah lagi dengan Pang Nangroe sesuai wasiat
dari suaminya sebelum wafat. Mereka bergabung dibawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Tetapi pada suatu
pertempuran di Paya Cicem, Cut Muti dan para wanita lainnya melarikan diri dan lari ke hutan. Sedangkan Pang Nagroe
tetap melakukan perlawanan yang akhirnya tewas pada tanggal 26 September tahun 1910.

Karena atas jasa- jasanya, Pemerintah Republik Indonesia mengabadikan fotonya dalam mata uang kertas Rp.1000 an.

CUT NYAK DHIEN – PAHLAWAN NASIONAL

Cut Nyak Dhien – Pahlawan Nasional

Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan Indonesia yang dilahirkan pada tahu 1984 di Lampadag, kerajaan Aceh.
Beliau merupakan salah satu pahlawan wanita yang memiliki semangat tinggi dalam melawan Belanda.

Cut Nyak Dhien memiliki seorang suami yaitu Teuku Umar. Beliau juga salah satu pahlawan nasional Indonesia yang
gugur di medan perang. Teuku Umar wafat pada tanggal tanggal 11 januari tahun 1899. Sedangkan Cut Nyak Dhien
sendiri wafat pada tanggal 6 November tahun 1908 dan dimakamkan di Sumedang, Jawa Barat.

Cut Nyak Dhien juga bergabung dengan para pejuang Aceh yang pada saat itu belum tertangkap. Nama Cut Nyak Dhien
kini namanya diabadikan sebagai Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya di Meulaboh.

IDHAM CHALID – PAHLAWAN NASIONAL

Idham Chalid – Pahlawan Nasional


Dr. KH. Idham Khalid adalah pahlawan nasionala Indonesia yang lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, Kalimantan
Selatan. Belaiu wafat pada tanggal 11 Juli 2010 tepat di usia 88 tahun. Idham Khalid merupakan salah satu pahlawan
yang sangat berpengaruh pada saat masanya.

Idham khalid merupakan tokoh paling muda pada saat memimpin ormas dan belia salah satu orang yang menjabat
paling lama. Idham Khalid selain terkenal sebagai tokoh besar pada zaman orde baru maupun orde lama. Ormas
tersebut berdiri pada tahun 1926. Dalam ormas tersebut diberi logo bola dua dan bintang Sembilan. Idham melewati
karirnya dengan sangat cemerlang hingga pada puncak impiannya.

JENDRAL SUDIRMAN – PAHLAWAN NASIONAL

Jendral Sudirman – Pahlawan Nasional

Jendral Sudirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang memiliki jabatan sebagai Jendral Besar TNI
Anumerta Sudirman. Beliau mendapatkan gelarnya di usia 31 tahun. Jendral Sudirman adalah seorang yang sangat
berjasa pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Pahlawan yang terkenal dengan perang gerilya dan serangan pada
tanggal 1 Maret 1949.

Jendral Sudirman diangakat menjadi panglima besar pada tanggal 18 Desember 1948 dan pada tanggal 19 Desember
1948, Belanda melancarkan agresi Militer II untuk menduduki kota Yogyakarta. Sudirman bersama dengan kelompok
kecil dari tentara dan dokter pribadinya, selama tujuh bulan mereka melakukan gerilya ke arah selatan.

Sudirman mengomandoi dalam kegiatan militer di pulau Jawa termasuk serang 1 maret 1949 di Yogyakarta yang
dipimpin oleh Kolonel Seharto. Beliau wafat di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950, tepatnya pada 34 tahun.

Baca : Isi Sumpah Pemuda

JOHN LIE – PAHLAWAN NASIONAL

John Lie – Pahlawan Nasional

John Lie lahir di Menado pada tanggal 9 Maret 1911dari keluaga Tionghoa. Pada awalnya John merupan seorang mualim
dari di pelayaran niaga milik pemerintahan Belanda, Koninklijke Pakertvaart Maatchappij atau sering disingkat KPM yang
kemudian bergabung dengan ALRI. Pada saat itu John sedang bertugas di Cilacap.
John berhasil membersihkan ranjau yang ditanam oleh Jepang, pada masa itu untuk menghalau pasukan sekutu. Atas
jasanya John dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor. Dengan menggunakan kapal motornya, John dengan beraninya
menembus blockade laut yang di sekitar perairan Selat Malaka yang dilakukan oleh Angkatan Laut Belanda.

John melakukan paling sedikit 15 kali berhasil menembus blokade Belanda. Pada tahun 1947-1949 John berhasil
memasok senjata, amunisi, dan obat- obatan dalam jumlah besar kepada para pejuang yang ada di Sumatra.

KARTINI – PAHLAWAN NASIONAL

Kartini – Pahlawan Nasional

Raden Ayu Kartini atau Raden Adjeng Kartini adalah salah satu pahlawan nasional wanita yang sangat berjasa untuk
bangsa ini. Kartini hampir seluruh hidupnya dihabiskan untuk memperjuangkan kesetaraan untuk kaumnya. Belia juga
dikenala sebagai pelopor kebangkitan wanita pribumi.

Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Pada tanggal 12 November 1903 Kartini menikah dengan
seorang bupati rembang Singgih Djojo Adhiningrat yaitu seorang yang sudah pernah memiliki tiga istri. Setelah menikah,
Kartini hijrah ke Rembang mengikuti suaminya. Beliau diberi kebebasan oleh suaminya untuk mendirikan sekolah untuk
wanita di daerah komplek kabupaten Rembang dan bangunan tersebut sekarang dijadikan sebagai Gedung Pramuka.

Kartini wafat pada tanggal 17 September 1879 pada usia 25 tahun. Untuk mengenang jasa perjuangan Kartini, maka hari
kelahirannya selalu diperingati sebagai Hari Kartini.

K.H AHMAD DAHLAN – PAHLAWAN NASIONAL

K.H Ahmad Dahlan – Pahlawan Nasional

Muhammad Darwis atau Ahmad Dahlan adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 1
Agustus 1868 di kota Yogyakarta. Beliau merupakan putera ke empat dari tujuh bersaudari dari keluarga K.H Abu Bakar.

K.H Abu bakar adalah seorang ulama besar dan khatib tersohor di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Pada saat
usianya masih 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di mekah selama 5 tahun. Pada periode itu Ahmad Dahlan mulai
berinteraksi dengan pemikiran islam.

Pada tanggal 18 November 1912 beliau mendirikan sebuah organisasi Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta. Beliau
ingin mengadakan pembaharuan dalam berfikir dan beramal sesuai dengan tuntunan agama islam. Beliau ingin
mengajak umat islam kembali hidup sesuai dengan ajaran islam menurut tuntunan al- Qur’an dan al- Hadist.
Sejak awal mendirikan organisasi Muhammadiyah. Beliau sudah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi
politik tetapi organisai ini bersifat sosial dan bergerak dalam bidang pendidikan. K.H Ahmad Dahlan wafat pada tanggal
23 Februari 1923 pada usia 54 tahun.

Baca : Nilai Nilai Pancasila

KI HAJAR DEWANTARA – PAHLAWAN NASIONAL

Ki Hajar Dewantara – Pahlawan Nasional

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat sejak tahun 1922 namanya diganti menadi Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah
pahlawan nasional Indonesia yang merupakan seorang aktivis pergerkan kemerdekaan Indonesia, politisi, kolumnis dan
juga seorang pelopor dalam bidang pendidikan kaum pribumi pada masa penjajahan belanda.

Beliau adalah pendiri Perguruan Tinggi Taman Siswa di Yogyakarta. Suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan pada masyarakat pribumi untuk mendapatkan hak pendidikan seperti halnya seorang priyayi ataupun
orang- orang Belanda.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal pada tanggal 26 April 1959 di
Yogyakarta, tepatnya pada usia 69 tahun. Setelah meninggal, Beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional ke 2 setelah
Presiden RI Ir. Soekarno.

LAFRAN PANE – PAHLAWAN NASIONAL

Lafran Pane – Pahlawan Nasional

Lafran Pane lahir pada tanggal 5 Februari 1922 di Padang Sidempuan. Tetapi menurut berbagai tulisan sebelumnya,
beliau lahir pada tanggal 12 April 1923 di kampung Pangurabaan, Kecamatan Sipirok yang terletak di kaki gunung
Sibualbuali ibu kota Tapanuli Selatan.

Lafran Pane memulai pendidikannya di Pesantren Muhammdiyah Sipirok yang dilanjutkan oleh Pesantern K.H Ahmad
Dahlan di kampung Setia dekat dengan Desa Parsominan Sipirok. Beliau merupakan salah satu pendiri Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan pada tanggal 5 Februari 1957.
Lafran Pane sangat berperan penting terhada Himpunan Mahasiswa Islam sehingga pada konggres XI HMI pada tahun
1974 di Bogor ditetapkan bahwa Lafran Pane sebagai pemarkasanya berdirinya HMI. Lafran Pane wafata pada tanggal 24
Januari 1991.

LAKSAMANA MALA – PAHLAWAN NASIONAL

Laksamana Mala – Pahlawan Nasional

Laksamana Malahayati adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Kesultanan Aceh. Dalam berbagai
catatan, bahwa beliau adalah seorang laksamana laut wanita yang pertama kali di dunia. Beliau adalah panglima perang
dari Aceh yang tersohor karena keberaniannya melawan armada Angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16
M.

Laksamana Malahayati tidak hanya cakap dalam medan perang, tetapi juga dalam melakukan perundingan damai untuk
mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Belia juga salah satu orang yang menerima Lancaster, duta utusan Ratu
Elizabeth1 di Inggris.

Laksamana Malahayati lahir di Aceh pada tahun 1550 dan wafat pada tahun 1615. Beliau dimakamkan di Desa Lamreh,
Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Baca : Pengertian Pancasila

MOHAMMADA HATTA – PAHLAWAN NASIONAL

Mohammada Hatta – Pahlawan Nasional

Mohammad Hatta merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang juga sering di sebut dengan panggilan Bung
Hatta. Beliau adalah seorang wakil presiden Ir. Soekarno, presiden yang pertama kali di Indonesia. Beliau lahir pada
tanggal 12 Agustus 1902 di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Bersama dengan Ir. Soekarno

Bung Hatta merupakan seorang pejuang, beliau mendapat gelar sebagai pahlawan proklamator., negarawan, ekonom
dan juga menjabat sebagai wakil presiden. Beliau bersama dengan Soekarno berperan penting dalam kemerdekaan
republic Indonesia dari penjajahan Hindia Belanda dan kemudian memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada saat menjabat sebagai wakil presiden, beliau menulis buku tentang kopreasi. Sehingga karena perannya tersebut,
beliau mendapat julukan sebagai “Bapak Koprasi”.
PANGERAN ANTASARI – PAHLAWAN NASIONAL

Pangeran Antasari – Pahlawan Nasional

Pangeran Antasari adalah pahlawan nasional Indoonesia yang berjuang untuk melawan Belanda pada masa penjanjahan
khususnya di daerah Banjar, Kalimantan Selatan. Pangeran Antasari lahir pada than 1797 di Banjar. Pada masa muda,
Pangeran Antasari bernama Gusti Inu Kartapati.

Pada tanggal 14 Maret 1862, Pangeran Antasari diangkat sebagai Sultan banjardan menyandang gelar Panembahan
Amirudin Mukminin yaitu sebagai pemimpin pemerintah, pemuka agama tinggi dan panglima perang. Pada tanggal 27
Maret 1968, beliau dianugrahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh Pererintah Republik Indonesia.

Pngeran Antasari Meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 1862di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang.

PANGERAN DIPONEGORO – PAHLAWAN NASIONAL

Pangeran Diponegoro – Pahlawan Nasional

Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat berjasa untuk bangsa ini. Beliau merupakan
salah satu kerturunan dari keratin Yogyakarta. Bersama dengan rakyat Indonesia melawan pemerintahan Belanda pada
tahun 1825 – 1830.

Pangeran Diponegoro lahir pada tanggal 25 November 1785 di kota Yogyakarta dan wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di
Mkasar. Beliau adalah putra pertama dari sultan Hamengkubuwana III, yang pada saait itu menjabat sebagai Raja
Kesultanan yang ke tiga. Nama Pangeran Diponegoro digunakan sebagai nama jalan di beberapa kota besar di Indonesia.

Bahkan tidak hanya sebagai nama jalan, tetapi sebagai nama- nama tempat lain seperti Universitas Diponegoro dan
Stadion Diponegoro. Pada tanggal 6 November 1973, beliau mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional.

PATTIMURA – PAHLAWAN NASIONAL

Pattimura – Pahlawan Nasional

Pattimura atau sering disebut dengan panggilan Kapitan Pattimura memiliki nama asli yaitu Thomas Matulessy. Kapittan
Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 di Maluku. Beliau dikenala sebagai pemimpin pasukan pada saat terjadi
peperangan besar, salah satunya perang pada tahun 1817. Panggeran Pattimura juga dapat menyatukan semangat
rakyat dari Kerajaan Ternate hingga Tidore. Perang yang sangat ganas dan terkenal adala perang Pattimura.

Pangeran Pattimura adalah seorang yang berjuang untuk Maluku pada saat melawan VOC Belanda. Sebelumnya, beliau
adalah seorang mantan sersan di militer Inggris. Sebagai seorang panglima perang, beliau beliau yang mengatur strategi
perang bersama para pembantunya. Beliau dinobatkan sebagai Kapitten Pttimura pada tanggal 16 Mei 1817.

SOEKARNO – PAHLAWAN NASIONAL

Soekarno – Pahlawan Nasional

Soekarno/ Sukarno/ Ir. Soekarno adalah presiden pertama kali di Indonesia bersama wakilnya Drs. Muhammad Hatta
pada periode 1945- 1466. Soekarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama Muh Hatta pada
tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno berperan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia.

Selain beliau menjadi tokoh proklamator dan menjabat presiden yang pertama kali, Soekarno dikenal juga sebagai
pencetus Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila. Tidak hanya itu saja, beliau juga seorang orator yang sangat handal
dan juga sebagai politikus yang cerdas dan menguasai delapan bahasa.

Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dan meninggal di dunia pada tanggal 14 Maret 1980 pada usia 77
tahun.

SULTAN HASSANUDIN – PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Hassanudin – Pahlawan Nasional

Sultan Hassanudin adalah seorang pahlawan nasional yang berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan. Belaiu dikenal
sebagai penguasa kerajaan islam Gowa hingga mencapai masa kejayaannya dan merupakan salah satu kerajaan terbesar
di bagian timur pada Abad ke-16.

Sultan Hassanudin lahir pada tanggal 12 Januari 1631 di Makasar, Sulawesi Selatan dan meninggal pada tanggal 12 Juni
1670 di Makasar, Sulawesi Selatan pada usia 39 tahun. Sejak dari Pemerintahan Alaudin hingga Pemerintahan Sultan
Hassanudin, kerajaan Gowa memiliki pendirian yang sama yaitu menolak keras monopoli perdagangan yang dilakukan
VOC Beanda. Pada saat Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan terbesar di wilayah bagian timur Indonesia yang
mana jalur perdagangan sanagt dikuasai.

SULTAN MAHMUD BAHARUDDIN – PAHLAWAN NASIONAL


Sultan Mahmud Baharuddin – Pahlawan Nasional

Sultan Mahmud Baharudin adalah seorang pemimpin kesultanan di Palembang-Darussalam dalam dua periode mulai
dari tahun 1803- 1821). Sebelum dipimpin oleh sultan Mahmud Baharudin, Pemerintahannya dipimpin oleh ayahnya,
Sultan Muhammad Bahaudin pada tahun 1776- 1803. Sebelum menjabat sebagai sultan, nama aslinya adalah Raden
Hasan Pangeran Ratu.

Semenjak menjabat sebagai sultan di kerajaan Palembang menggantikan ayahnya, Sultan Mahmud melakukan
perlawanan terhadap Belanda dan Inggris. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Bharudin, beliau beberapa kali
memimpin pertempuran melawan Belanda dan Inggris salah satunya yaitu Perang Menteng.

Pada saat Batavia berhasil diduduki pada tahun 1811, Sultan Mahmud Baharudin tepat tanggal 14 Mei 1811 berhasil
membebaskan kota Palembang dari cengkraman Belanda. Semenjak timah ditemukan di kota Bangka, Palembang dan
wilayah sekitarnya menjadi incaran Belanda dan Britania pada abad ke-18.

Pada tanggal 13 Juli 1821, Sultan Baharudin bersama keluarganya menaiki sebuah kapal Dageerad dengan tujuan ke
Batavia. Dari Bativia beliau bersama keluarganya oleh Belanda diasingkan ke Ternate hingga sampai akhir hayatnya pada
tanggal 26 September 1852.

TAN MALAKA – PAHLAWAN NASIONAL

Tan Malaka – Pahlawan Nasional

Tan Malaka merupakan seorang aktivis kemerdekaan bangsa Indonesia, pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri
Partai Murba dan merupakan seoarang Pahlawan Nasional Indonesia. Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di
Nagari Pandam Gadang, Siliki Sumatra Barat. Beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 28 Maret 1963.

Tan Malaka memiliki nama lengkap yaitu Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka, nama Ibrahim merupakan nama aslinya,
sedangkan nama Tan Malaka adalah nama semi bangsawan yang di dapat dari garis ibunya. Untuk tanggal kelahirannya
Tan Malaka tidak dapat dipastikan, tetapi tempat kelahirannya saat ini dikenal sebagai Ngari Pandan Gadang, Suliki, Lima
Puluh Kota, Sumatra Barat.

Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih

Pahlawan Nasional
Related Posts

Peta Bali lengkap beserta Sejarah, adat serta transportasi (yang wajib diketahui)

Nilai Nilai Pancasila Secara Menyeluruh dari Sila 1 – 5 (Lengkap)

Teks Isi Sumpah Pemuda | Sejarah, Tokoh, dan Maknanya (Lengkap)

PENGERTIAN PANCASILA : Fungsi, Makna, Sejarah, Nilai, Butir Butir

10 Pahlawan Revolusi yang Wajib Kamu Ketahui !

About The Author

Thegorbalsla

No Responses

Pingback: 10 Pahlawan Revolusi Indonesia | Nama, Biografi, Gambar [LENGKAP] 22 OCTOBER 2018

Leave a Reply

Comment Text*

Name*

Email*

Website

Post Comment

Thegorbalsla Copyright © 2019.


Shares

BERITA

INFO

EVENT

WISATA

KULINER

Type Here

Search

INFOBDG.COM

Type Here

Search

BERITA

INFO

EVENT

WISATA

KULINER

ARTIKELBANDUNG

Mengenal Tokoh Pendidikan Indonesia


BANDUNG, infobdg.com- Di Indonesia, pada tanggal 2 Mei setiap tahun selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan
Nasional. Jangan sampai melupakan sejarah ya Wargi Bandung, ini dia nama-nama Tokoh-tokoh yang ada di balik
HARDIKNAS.

Raden Ajeng Kartini

Bagi kaum Wanita apa yang telah diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini memang sangat berpengaruh baik. Terbayang
jika di era modern ini Wanita masih belum mengenal emansipasi dan tidak mendapat jenjang pendidikan yang layak,
tentu banyak generasi muda bangsa yang tidak berpendidikan.

Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy’arie

Tidak hanya pendidikan dalam segi moril saja, di Indonesia pendidikan tentang kepercayaan pun tentu diperhatikan.
Beliau ini adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang
terbesar di Indonesia. Sampai saat ini banyak Warga Indonesia yang masih mengamalkan ajaran yang dibawa oleh
Beliau.

Kyai Haji Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi Muhammadiyah, organisasi ini adalah cita-cita beliau untuk pembaruan Islam di
bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut
tuntunan agama Islam, menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18
November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi
bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Dewi Sartika

Pahlawan Pendidikan yang satu ini merintis perjuangan di Kota Bandung. Tidak jauh seperti Raden Adjeng Kartini, Dewi
Sartika adalah pejuang pendidikan bagi kaum wanita. Sekolah Istri adalah nama sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika
atas dana pribadi dan bantuan pemerintah pribumi saat itu, mulai dari pendidikan pengetahuan umum hingga ilmu
tentang keterampilan memasak, membuat keterampilan dan menjahit ada di sekolah istri ini.
Ki Hadjar Dewantara

Terakhir adalah pahlawan Pendidikan yang tanggal lahirnya di abadikan sebagai HARDIKNAS. Beliau adalah aktivis
pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman
penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-
orang Belanda.

Berikut adalah 5 Pahlawan Pendidikan yang tersohor di Indonesia, begitu berarti dan bermanfaat segala perjuangan para
Pahlawan bagi Wargi Bandung hingga saat ini. Jadi, hargai segala jasanya dengan melakukan prestasi terbaik dalam
pendidikanmu ya Wargi Bandung!

Sumber Foto : www.pilarsulut.com | www.biografiku.com | www.mutiararahmah.info

Komentar

Total Komentar

Ad

4 YEARS AGO

BACA JUGA

Kota Bandung Jadi Tuan Rumah Konferensi Internasional Zakat 2019

BANDUNG, infobdg.com - Kota Bandung akan menjadi tua rumah penyelenggaraan Konferensi Internasional World Zakat
Forum…

Orkes Pemuda Suka Klabing Rilis Album “Menuju Gadun”

BANDUNG, infobdg.com - Kehadiran grup musik asal Bandung, Orkes Pemuda Suka Klabing, di tengah-tengah industri…
Modus Wisata Selfie Terbaru di PVJ Bandung

BANDUNG, infobdg.com - Ada kabar baik nih bagi Wargi Bandung pecinta selfie! Karena sekarang, Kota…

HOME CONTACT

Copyright 2018 INFOBDG.COM

Anda mungkin juga menyukai