Anda di halaman 1dari 73

BIOGRAFI

JENDERAL SUDIRMAN

Oleh :
NAMA : NISA LESTARI
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biodata Jenderal Sudirman

ORIENTASI :
Nama : Raden Soedirman
Dikenal : Jenderal Besar Sudirman
Lahir : Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916
Wafat : Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950
Orang Tua : Karsid Kartawiraji (ayah), Siyem (ibu)
Saudara : Muhammad Samingan
Istri : Alfiah
Anak : Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti Satyaningrum, Didi Praptiastuti,
Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, Ahmad Tidarwono
Biografi Jenderal Sudirman
Jenderal Besar Sudirman ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916.
Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem.
Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo yang
merupakan seorang camat setelah diadopsi.
Ayah dan Ibu Sudirman merelakan anaknya diadopsi oleh pamannya karena kondisi keuangan
pamannya lebih baik daripada orang tua Sudirman sehingga mereka ingin yang terbaik buat
anaknya.
Masa Kecil
Di usia tujuh tahun, Sudirman masuk di HIS (hollandsch inlandsche school) atau sekolah
pribumi. ia kemudian pindah ke sekolah milik Taman Siswa pada tahun ketujuhnya bersekolah.
Tahun berikutnya ia pindah ke Sekolah Wirotomo disebabkan sekolah milik taman siswa
dianggap sebagai sekolah liar oleh pemerintah Belanda.
Sudirman diketahui sangat taat dalam beragama. ia mempelajari keislaman dibawah
bimbingan Raden Muhammad Kholil. Teman-teman Sudirman bahkan menjulukinya sebagai
‘Haji’. Ia sering berceramah dan rajin dalam belajar.
Di tahun 1934, pamannya Cokrosunaryo wafat. Hal ini menjadi pukulan berat bagi Sudirman. Ia
dan keluarganya jatuh miskin. Meskipun begitu ia diperbolehkan tetap bersekolah tanpa
membayar uang sekolah hingga ia tamat menurut Biografi Jenderal Sudirman yang ditulis oleh
Sardiman (2008).
Di Wirotomo pula, Sudirman ikut mendirikan organisasi islam bernama Hizbul Wathan milik
Muhammadiyah. Beliau juga menjadi pemimpin organisasi tersebut pada cabang Cilacap setelah
lulus dari Wirotomo.

Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam Islam menjadikan ia
dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara
sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia
sudah menjadi seorang jenderal.
Setelah lulus, ia kembali belajar di Kweekschool, sekolah khusus calon guru milik
Muhammadiyah pada zaman Hindia Belanda. namun berhenti karena kekurangan biaya.
Sudirman kembali ke Cilacap dan mulai mengajar di sekolah dasar Muhammadiyah. Disini pula
ia bertemu dengan Alfiah, temannya sewaktu sekolah yang kemudian mereka menikah.
Di Cilacap, Sudirman tinggal di rumah mertuanya yang bernama Raden Sostroatmodjo seorang
pengusaha batik kaya. Selama mengajar di sekolah tersebut, beliau juga aktif dalam perkumpulan
organisasi pemuda Muhammadiayah.
Setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia pada tahun 1942. Perubahan kekuasaan mulai
terlihat. Jepang menutup sekoalh tempat Sudirman mengajar dan mengalihfungsikannya menjadi
pos militer.
Meskipun begitu Sudirman melakukan negosiasi dengan Militer Jepang. Ia kemudian diizinkan
kembali mengajar walapun kala itu perlengkapannya sangat dibatasi.
Di tahun 1944, Sudirman menjabat perwakilan di dewan karesidenan yang dibentuk oleh Jepang.
Dan tak lama kemudian Sudirman diminta untuk bergabung dalam tentara PETA (Pembela
Tanah Air) oleh Jepang.
Masuk di Militer
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu
tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi
V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang
Republik Indonesia (Panglima TNI).
Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri
demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima
sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Setelah bom atiom di Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan, kekuatan militer Jepang di Indonesia
mulai melemah. Sudirman yang ketika itu ditahan di Bogor mulai memimpin kawan-kawannya
untuk melakukan pelarian.
Sudirman sendiri pergi ke Jakarta dan bertemu dengan Soekarnodan Mohammad Hatta. Kedua
proklamator tersebut meminta Sudirman memimpin pasukan melawan Jepang di Jakarta. Namun
ditolak oleh Sudirman. Ia memilih memimpin pasukannya di Kroya pada tahun 19 agustus 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mendirikan BKR (Badan Keamanan


Rakyat) dan melebur PETA kedalamnya. Sudirman bersama tentaranya kemudian mendirikan
cabang BKR di Banyumas. Ia memimpin masyarakat disana dalam melucuti persenjataan tentara
Jepang.
Presiden Soekarno kemudian membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Dimana
personilnya berasal dari mantan KNIL, PETA dan Heiho. Ketika itu Soekarno
menunjuk Supriyadi sebagai panglima TKR. Namun ia tidak muncul.
Inggris yang ketika itu mendarat di Indonesia bersama dengan NICA mulai mempersenjatai
tentara Belanda dan mendirikan pangkalan di Magelang.
Sudirman yang kala itu menjabat sebagai kolonel mengirim pasukan untuk mengusir Inggris
serta tentara Belanda di Ambarawa. Oleh Urip Sumoharjo, Sudirman ditunjuk sebagai kepala
divisi V.

PERISTIWA PENTING :
Diangkat Sebagai Panglima TKR
Pada tanggal 12 November 1945, Sudirman yang kala itu berumur 29 tahun terpilih sebagai
pemimpin TKR. Sudirman kemudian dipromosikan sebagai seorang Jenderal. Ia juga menunjuk
Urip Sumoharjo sebagai kepala staf TKR. Walaupun begitu ia ketika itu belum secara resmi
dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Kepala TKR.

Agresi Militer Belanda


Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang,
ternyata tentara Belanda ikut dibonceng.
Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada
Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan
tentara Inggris di Ambarawa.
Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap
semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa
pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi
Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya
sudah dikuasai.
Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah
akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung
Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu,
walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota
untuk melakukan perawatan.

Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan
pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Melakukan Perang Gerilya
Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang
lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari
gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir
tidak ada.
Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak
merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi
memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
Jenderal Sudirman Wafat
Penyakit TBC yang menggerogoti Jenderal Sudirman kala itu kian parah. Beliau rajin
memeriksakan diri di rumah sakit Panti Rapih. Disaat itu juga, Indonesia sedang dalam
negoasiasi dengan Belanda menuntuk pengakuan kedaulatan Indonesia.
Jenderal Sudirman kala itu jarang tampil karena sedang dirawat di Sanatorium diwilayah Pakem
dan kemudian pindah ke Magelang pada bulan desember 1949.
Belanda kemudian mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 desember 1949 melalui
Republik Indonesia Serikat. Jenderal Sudirman saat itu juga diangkat sebagai Panglima Besar
TNI.
Menurut biografi jenderal Sudirman, Diketahui setelah berjuang keras melawan penyakitnya,
Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar Sudirman wafat di Magelang. Pemakamannya ke
Yogyakarta diiringi oleh konvoi empat tank serta 80 kendaraan bermotor.
Pemakaman Jenderal Sudirman
Masyarakat kala itu tumpah ruah ke jalan memberikan -penghormatan terakhir ke Panglima
Sudirman. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Pemakamannya dilakukan dengan prosesi militer. Beliau dimakamkan disamping makam
jenderal urip Sumoharjo. Jenderal Sudirman kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela
Kemerdekaan.

Jabatan di Militer:
 Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal Besar Bintang Lima
 Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
 Komandan Batalyon di Kroya
REORIENTASI :
Tanda Penghormatan:
 Pahlawan Pembela Kemerdekaan
BIOGRAFI
Ir. SOEKARNO

Oleh :
NAMA : AILUL LIA FAHMI
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
BIOGRAFI

Ir. Soekarno

ORIENTASI

Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada
umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang
isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi
kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai
Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah
pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada
sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai
presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai
pejabat Presiden Republik Indonesia.

Latar belakang dan pendidikan

Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal
dari Buleleng, Bali

Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14
tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno
tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji
di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung
dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).

Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di
Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto
Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi
National Indische Partij.
PERISTIWA PENTING

Masa pergerakan nasional

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini
menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas
Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan
memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali
pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan
pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke
Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya
tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam
bernama Ahmad Hassan.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru
kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Masa penjajahan Jepang


Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak
memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr.
Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus


memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam
setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia.
Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera),
BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas
Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh
nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir
Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Soekarno diantara Pemimpin Dunia

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya
kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan


Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah
proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa
Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni
Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung
oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga
tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan
Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar
Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan
Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno


dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.

Masa Perang Revolusi

Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di Rengasdengklok.

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi


kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia
Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok


pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk
menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang
membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut
agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di
Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan
pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan
menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah
Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya
tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim
yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi
Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad
Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada
tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh
KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa
pertumpahan darah

peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang
yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison,
Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan
pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di
Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang
membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya
dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan
Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi
negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala
pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi
kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden
Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala
Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat
pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik
Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden
Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat
Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad
Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada
kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-
Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat
menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.

Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan


Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan
Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia
diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena
tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal
17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno
menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan
kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden
konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi
dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan
terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal
sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem
multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun
tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya
kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional.


Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai
hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955,
mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan
Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat
"bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan
imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir
yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan
konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal
Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru
(India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat
jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun
sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena
ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa.
Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno
bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden
Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di
antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat),
Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta,
pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah
dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan
puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat
"memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Sakit hingga meninggal

Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami
pengucilan oleh penggantinya Soeharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur,
dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga
jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung
Karno.

REORIENTASI

Peninggalan

Pada tanggal 19 Juni 2008, Pemerintah Kuba menerbitkan perangko yang bergambar Soekarno
dan presiden Kuba Fidel Castro. Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel
Castro dan peringatan "kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba".

Penamaan

Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena
sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi
Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya
sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah
(Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan
tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.

Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini
terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan
bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian
masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama
keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama
Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia bahasa Ceko, bahasa
Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol.

Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji.

Dan dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno,
dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri
dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara
Arab. (Wikipedia)
BIOGRAFI
TUANKU IMAM BONJOL

Oleh :
NAMA : DEA STELA
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biografi Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu pemimpin dan pejuang yang berjuang
melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri.
Perang ini merupakan peperangan yang terjadi akibat pertentangan dalam masalah
agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.

Selain menjadi seorang pejuang, Imam Bonjol juga merupakan seorang ulama
yang memiliki cita-cita untuk membersihkan praktek Islam dan mencerdaskan
rakyat nusantara dalam wawasan Islam. Ia menuntut ilmu agama di Aceh pada
tahun 1800-1802, dia mendapat gelar Malin basa.

Image courtesy of www.ridwanaz.com


ORIENTASI :
Biodata Tuanku Imam Bonjol
1. Nama : Muhamad Shahab
2. Tanggal Lahir : 1772, Bonjol, Sumatera Barat, Indonesia
3. Meninggal : 6 November 1864, Minahasa
4. Kebangsaan : Minangkabau
5. Agama : Islam
6. Orang tua : Bayanuddin (ayah), Hamatun (ibu)

Biografi Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol pada tahun 1772, nama aslinya adalah
Muhammad Shahab. Ia lahir dari pasangan Bayanuddin dan Hamatun. Ayahnya
adalah seorang alim ulama dari Sungai Rimbang, Suliki. Imam Bonjol belajar
agama di Aceh pada tahun 1800-1802, dia mendapat gelar Malin Basa.

Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, Tuanku Imam Bonjol


memperoleh beberapa gelar, antara lain yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku
Imam. Tuanku nan Renceh dari Kamang, Agam sebagai salah seorang pemimpin
dari Harimau nan Salapan yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi
kaum Padri di Bonjol. Ia sendiri akhirnya lebih dikenal masyarakat dengan sebutan
Tuanku Imam Bonjol.

PERISTIWA PENTING :

Perjuangan
Pertentangan kaum Adat dengan kaum Paderi atau kaum agama turut melibatkan
Tuanku Imam Bonjol. Kaum paderi berusaha membersihkan ajaran agama islam
yang telah banyak diselewengkan agar dikembalikan kepada ajaran agama islam
yang murni.
Pada awalnya timbulnya peperangan ini didasari keinginan dikalangan pemimpin
ulama di kerajaan Pagaruyung untuk menerapkan dan menjalankan syariat Islam
sesuai dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berpegang teguh pada Al-Qur'an
dan sunnah-sunnah Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam. Kemudian pemimpin
ulama yang tergabung dalam Harimau nan Salapan meminta Tuanku Lintau untuk
mengajak Yang Dipertuan Pagaruyung beserta Kaum Adat untuk meninggalkan
beberapa kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam.

Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara Kaum Padri dengan
Kaum Adat. Seiring itu dibeberapa nagari dalam kerajaan Pagaruyung bergejolak,
dan sampai akhirnya Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang
Pagaruyung pada tahun 1815, dan pecah pertempuran di Koto Tangah dekat Batu
Sangkar. Sultan Arifin Muningsyah terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan
ke Lubukjambi.

Image courtesy of www.profil.merdeka.com


Pada 21 Februari 1821, kaum Adat secara resmi bekerja sama dengan pemerintah
Hindia-Belanda berperang melawan kaum Padri dalam perjanjian yang
ditandatangani di Padang, sebagai kompensasi Belanda mendapat hak akses dan
penguasaan atas wilayah darek (pedalaman Minangkabau). Perjanjian itu dihadiri
juga oleh sisa keluarga dinasti kerajaan Pagaruyung di bawah pimpinan Sultan
Tangkal Alam Bagagar yang sudah berada di Padang waktu itu.

Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan padri cukup tangguh sehingga sangat
menyulitkan Belanda untuk mengalahkannya. Oleh sebab itu Belanda melalui
Gubernur Jendral Johannes van den Bosch mengajak pemimpin Kaum Padri yang
waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan
maklumat Perjanjian Masang pada tahun 1824. Tetapi kemudian perjanjian ini
dilanggar sendiri oleh Belanda dengan menyerang nagari Pandai Sikek.

Pada tahun 1833 perang berubah menjadi perang antara kaum Adat dan kaum
Paderi melawan Belanda, kedua pihak bahu-membahu melawan Belanda, Pihak-
pihak yang semula bertentangan akhirnya bersatu melawan Belanda. Diujung
penyesalan muncul kesadaran, mengundang Belanda dalam konflik justru
menyengsarakan masyarakat Minangkabau itu sendiri.

Bersatunya kaum Adat dan kaum Padri ini dimulai dengan adanya kompromi yang
dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah yang mewujudkan
konsensus Adat basandi Syarak (Adat berdasarkan agama).

Penyerangan dan pengepungan benteng kaum Padri di Bonjol oleh Belanda dari
segala jurusan selama sekitar enam bulan (16 Maret-17 Agustus 1837) yang
dipimpin oleh jenderal dan para perwira Belanda, tetapi dengan tentara yang
sebagian besar adalah bangsa pribumi yang terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa,
Madura, Bugis, dan Ambon.

3 kali Belanda mengganti komandan perangnya untuk merebut Bonjol, yaitu


sebuah negeri kecil dengan benteng dari tanah liat yang di sekitarnya dikelilingi
oleh parit-parit. Barulah pada tanggal 16 Agustus 1837, Benteng Bonjol dapat
dikuasai setelah sekian lama dikepung.

Pada bulan Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diundang ke Palupuh untuk
berunding. Tiba di tempat tersebut dia langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur,
Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak, Minahasa,
dekat Manado. Di tempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November
1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat tersebut.

RE ORIENTASI :

Penghargaan
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi
apresiasi akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan, sebagai
penghargaan dari pemerintah Indonesia, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973.
Assalamualikum. Informasi Biografi di atas ini kami rangkum dari berbagai
sumber, jika ada kesalahan atas informasi yang kami sampaikan di atas, kami
berharap Anda bisa membetulkannya melalui kotak komentar atau bisa
menghubungi kami melalui e-mail kami, terima kasih.
BIOGRAFI
PRABOWO SUBIANTO

Oleh :
NAMA : BAIQ AQR SETIANI
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biografi Prabowo Subianto

Sang Mantan Jenderal


Biografiku.com – Profil dan Biografi Prabowo Subianto singkat. Ia dikenal
sebagai pendiri partai Gerindra sekaligus ketua umumnya. Prabowo juga
merupakan calon Presiden pada Pilpres tahun 2019.
Ia juga diketahui beberapa kali menjadi kontestan calon Presiden dan Wakil
Presiden di beberapa putaran pemilu presiden sejak tahun 2004. Prabowo
juga dikenal sebagai salah satu tokoh kontroversial ketika masa era
reformasi 1998.

ORIENTASI :
Biodata Prabowo Subianto

Nama Lengkap : Prabowo Subianto


Djojohadikusumo
Lahir : 17 Oktober 1951, Jakarta
Agama : Islam
Orang Tua : Prof Soemitro Djojohadikusumo (ayah), Dora Marie Sigar (ibu)
Saudara : Hashim Djojohadikusumo, Maryani Djojohadikusumo, Bianti
Djiwandono
Istri : Siti Hediati Hariyadi
Anak : Didit Prabowo
Kekayaan : 1.9 Triliun Rupiah (elhkpn.kpk.go.id, 2018)
Biografi Prabowo Subianto Singkat
Prabowo Subianto dilahirkan dengan nama lengkap Prabowo Subianto
Djojohadikusumo ini sudah banyak pengalaman di berbagai bidang seperti
Militer, Pengusaha serta Dunia Politik yang ia geluti akhir-akhir ini.
Di Pemilu 2019, ia diusung oleh Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya)
untuk maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2019 setelah
gagal dalam pemilu 2004, 2009 dan 2014 yang lalu. Banyak Kontroversi
yang di alamatkan kepada Prabowo Subianto semasa ia berkarier Militer.
Masa Kecil Prabowo
Prabowo Subianto dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951, Prabowo
merupakan anak dari pakar Ekonomi Indonesia pada
zaman Soekarno dan Soeharto yaitu Prof Soemitro Djojohadikusumo. Ibu
Prabowo bernama Dora Marie Sigar yang berasal dari Manado.
Dilansir dari Tribunnews.com, Prabowo Subianto mengikuti kepercayaan
ayahnya yakni Islam, sementara adik serta kakaknya mengikuti
kepercayaan ibunya yang beragama Kristen Protestan dan Katolik.
Dilihat dari silsilah keluarga Prabowo Subianto juga merupakan cucu dari
Pendiri Bank Indonesia dan juga anggota BPUPKI untuk kemerdekaan
Indonesia yaitu Raden Mas Margono Djojohadikusumo.
Dilihat dari Keluarganya Prabowo memiliki dua orang kakak perempuan yang
bernama Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, serta satu orang adik laki-laki
yang kini menjadi seorang pengusaha handal yang bernama Hashim
Djojohadikusumo.
Prabowo mulai bersekolah di Sekolah Sumbangsih, Jakarta ketika usianya
lima tahun. Pada tahun 1957 ketika pemberontakan PRRI pecah, Ayah
Prabowo, Prof Soemitro Djojohadikusumo membawa semua keluarganya
termasuk prabowo mengungsi ke Padang menumpang pesawat Dakota DC-
3.
Hidup Berpindah-Pindah
Pemerintahan Soekarno kala itu mencurigai Prof Soemitro Djojohadikusumo
terlibat dalam gerakan pemberontakan tersebut. Akhirnya Prof Soemitro
Djojohadikusumo memboyong semua keluarganya pindah ke Singapura
pada tahun 1958.
Prabowo kemudian disekolahkan di British Elementary School, Singapura.
Namun gejolak politik negara Singapura kala itu yang lebih memilih menjaga
hubungan baik dengan presiden Soekarno membuat Prabowo beserta orang
tuanya pindah ke Hongkong pada tahun 1962.

Di Hongkong, Ayahnya mendaftarkan Prabowo beserta saudaranya di


Glenealy Junior School. Ayahnya membuka bisnis konsultan ekonomi disana.
Namun Prabowo hanya tinggal dua tahun disana dan pindah ke Kuala
Lumpur, Malaysia.
Masa Remaja
Menurut beberapa sumber mengenai biografi Prabowo Subianto, Di Malaysia,
ia bersekolah di Victoria Institute. Namun konfrontasi antara Malaysia dan
Indonesia terjadi pada tahun 1963. Prof Soemitro Djojohadikusumo secara
terang-terangan membela Indonesia, bangsanya sendiri walaupun kala itu ia
sering menentang Presiden Soekarno.
Prabowo dan keluarganya akhirnya pindah ke Zurich, Swiss. Di negara
tersebut, Prabowo bersekolah di American International School dan mulai
belajar bahasa Jerman dan Prancis. Namun belum lama disana, Pemerintah
Swiss menolak suaka politik dari Prof Soemitro Djojohadikusumo dan
keluarganya.
Akhirnya Prof Soemitro Djojohadikusumo memboyong istri dan anak-
anaknya termasuk Prabowo Subianto ke Inggris sebab pemerintah Inggris
mau memberikan mereka izin tinggal permanen disana. Prabowo kemudian
kembali melanjutkan sekolahnya di American International School hingga
tahun 1968. Setelah itu Prabowo kemudian kembali ke Indonesia.
Masuk Sekolah Militer
Pada tahun 1970, Prabowo Subianto muda memulai kariernya saat ia
mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang, Ia kemudian Lulus pada
tahun 1974 dari Akademi Militer, kemudian pada tahun 1976, ia ditugaskan
sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi
Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim
Nanggala di Timor Timur.
Prabowo Subianto kemudian menikah dengan Titiek yang merupakan anak
Presiden Soeharto. Pernikahan Prabowo dengan titiek berakhir tidak lama
setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia.
Dari pernikahannya dengan Titiek, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet
Prabowo. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris,
Perancis sebagai seorang desainer.
Setelah kembali dari Timor Timur, karir militernya Prabowo terus melejit.
Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen
81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD
(Kopassus).
Prabowo beserta Saudaranya
Setelah menyelesaikan pelatihan “Special Forces Officer Course” di Fort
Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggung jawab sebagai
Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.

Jenderal Yang Diselimuti Berbagai Kontroversi


Banyak Kontroversi dan Dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
Prabowo Subianto saat ia berkarier di bidang Militer, Pada tahun 1983, kala
itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan
upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani
seperti yang diceritakan oleh Letjen Sintong Panjaitan dalam bukunya
‘Perjalanan Prajurit Para Komando’ terbitan Kompas.
Dikutip dari Merdeka.com, upaya yang dilakukan Prabowo ini digagalkan
oleh Mayor Luhut Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Komandan Den
81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Pada tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus
pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga
menggerakkan pasukan ilegal atau pasukan ‘ninja’ yang melancarkan aksi
teror ke warga sipil.

Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan


Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam
IX Udayana menurut Buku Biografi Prabowo yang ditulis oleh Femi Adi
Soempeno. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini
dituntaskan.
Selain itu menurut Femi Adi Soempeno, Prabowo juga pernah mengirim
pasukan ‘Ilegal’ ke Aceh. Namun, semua tuduhan tersebut dibantah oleh
Prabowo. Pada akhir tahun 1995, Prabowo diangkat sebagai Komandan
Jenderal Kopassus (Korps Pasukan Khusus).

PERISTIWA PENTING :
Dalang Penculikan Aktivis 1998?
Pada tahun 1997, Prabowo Subianto diduga mendalangi penculikan dan
penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 13
orang, termasuk seniman ‘Teater Rakyat’ Widji Thukul, aktivis Herman
Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang.
Mereka diyakini sudah meninggal.

Dikutip dari merdeka.com, Tim Mawar mengakui


bahwa diperintahkan oleh Prabowo untuk melakukan penculikan kepada
sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto Taslam, Desmond J Mahesa
dan Pius Lustrilanang.
Banyak dugaan bahwa Prabowo Subianto mendalangi Kerusuhan Mei 1998
berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.
Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto,
untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan
wewenang lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan
kerusuhan.
Berniat Kudeta?
Juga pada Mei 1998, menurut kesaksian BJ. Habibie dalam bukunya yang
berjudul ‘Detik Detik Menentukan‘ serta kesaksian purnawirawan Sintong
Panjaitan, Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan
tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta.
…Keputusan memecat saya adalah sah, Saya tahu, banyak di
antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan.
Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya.
Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi
negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah
seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada
republik – Prabowo Subianto
Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai
Panglima Kostrad oleh Wiranto atas instruksi Habibie. Masalah utama dari
kesaksian Habibie ialah bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang
mengawal rumahnya adalah atas perintah Wiranto, bukan Prabowo.
Pada briefing komando tanggal 14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan
Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden.
Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal 17 Mei 1998
kepada komandan-komandan senior, termasuk Sjafrie Sjamsoeddin,
Pangdam Jaya pada waktu itu.
Dalam buku biografinya, Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta
pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia
tidak melakukannya.
Menjadi Pengusaha Kertas
Dalam Biografi Prabowo Subianto diketahui bahwa setelah berhenti berkarier
dari dunia Militer, Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungannya
menjadi seorang Pengusaha mengikuti jejak adiknya yaitu Hashim
Djojohadikusumo.
Karir Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Perusahaan
Kertas yaitu Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi
di Mangkajang, Kalimantan Timur.

Perusahaan tersebut sebelumnya dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang


dekat dengan Presiden Suharto. Prabowo Subianto membeli Kiani Kertas
menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun dari Bank Mandiri.
Selain mengelola Kiani Kertas, yang kini menjadi Kertas Nusantara,
kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga
menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang
dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa
sawit, dan batu bara.
REORIENTASI :
Kekayaan Prabowo Subianto
Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada
Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar
Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta.
Ini termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3
Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan
Mercedes Benz E300.
Kekayaan Prabowo ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia
laporkan pada tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar
10,153 Milyar
Pada Pilpres tahun 2014 lalu, Harta kekayaan Prabowo yang dilaporkan
sebesar 1.6 triliun Rupiah. Dan pada tahun 2018 ini, berdasarkan data
Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN) yang dikutip dari elhkpn.kpk.go.id,
kekayaan Prabowo mencapai sekitar 1.9 triliun Rupiah.
Terjun ke Dunia Politik
Setelah sukses menjadi seorang pengusaha, Prabowo Subianto kemudian
memulai peruntungan kariernya di bidang politik, Berbekal pengalaman
serta reputasinya.
Bakal Calon Presiden 2004
Dalam biografi Prabowo Subianto diketahui bahwa ia sempat mencalonkan
diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar
2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah
jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.
Calon Wakil Presiden 2009
Kemudian pada tahun 2009, Prabowo Subianto memulai peruntungannya
kembali menjadi Calon Presiden pada pemilu 2009 namun, ia akhirnya
menjadi Calon wakil Presiden mendampingi Megawati yang maju menjadi
Calon Presiden Republik Indonesia.
Kala itu Prabowo mendirikan partai bernama Gerindra (gerakan Indonesia
Raya) dan menggunakannya sebagai kendaraan politik. Namun hasil
pemilihan umum berkata lain, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo
Subianto kalah dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono
yang menajdi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Calon Presiden 2014
Di pemilu 2014 Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra mengusung
Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Ia memilih
Hatta Rajasa yang berasal dari Partai Amanat Nasional sebagai calon Wakil
Presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Ini dengan dukungan dari beberapa partai yang menjadi koalisi yang disebut
sebagai Koalisi Merah Putih. Namun, pada pilpres 2014 yang lalu, Prabowo
Subianto kalah suara dari lawannya yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla.
Calon Presiden 2019
Kini Prabowo kembali diusung sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019. Kali
ini ia maju bersama dengan Sandiaga Unosebagai calon Presiden pada
pilpres 2019 mendatang.
Itulah sedikit artikel ringkas mengenai profil dan biografi prabowo subianto
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. www.biografiku.com
BIOGRAFI
SANDIAGA SALAHUDIN UNO

Oleh :
NAMA: RAHAYU INTAN WARI
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biografi Sandiaga Uno
Biografiku.com – Profil dan Biografi Sandiaga Uno. Ia dikenal sebagai salah satu sosok
pengusaha Indonesia yang sangat sukses. Selain sebagai pengusaha, saat ini ia menjabat
sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan kemudian maju sebagai cawapres pada pilpres
tahun 2019..
Sandiaga Uno tidak terlahir dari ‘background‘ keluarga Pengusaha kaya. Ia merintis
usahanya dari nol. Jatuh bangun dalam membangun usahanya sudah ia alami. Berikut
profil dan Biografi Sandiaga Uno secara singkat serta kisahnya menjadi seorang
pengusaha dan seorang politikus.

ORIENTASI:
Biodata Sandiaga Uno

Nama : Sandiaga Salahuddin Uno


Lahir : Rumbai, Riau, 28 Juni 1969
Orang Tua : Razif Halik Uno (Ayah), Mien R. Uno (Ibu)
Istri : Nur Asia
Anak : Sulaiman Saladdin Uno, Anneesha Atheera Uno, Amyra Atheefa Uno
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha, Wakil Gubernur DKI Jakarta
Kekayaan : 4.3 triliun Rupiah (Majalah Globe Asia, 2018)
Biografi Sandiaga Uno
Pria yang bernama lengkap Sandiaga Salahudin Uno ini lahir di Rumbai, Pekanbaru, Riau
pada tanggal 28 Juni 1969. Dia merupakan anak dari Razif Halik Uno dan Mein R. Uno.
Ayahnya berasal dari Gorontalo.
Hal ini bisa dilihat dari nama belakang Sandiaga yang bermarga Uno. Ayah Sandiaga
pada awalnya bekerja sebagai karyawan di perusahaan Caltex di Riau, setelah tidak
bekerja lagi, Ayah Sandiaga kemudian memboyong keluarganya ke Jakarta pada tahun
1970an.
Pendidikan
Sandiaga memulai pendidikannya di SD PKSD kemudian ke SMP 12 Wijaya Jakarta
Selatan dan melanjutkan sekolahnya ke SMA Katolik. Sandiaga Uno merupakan sosok
yang cerdas, hal ini terbukti ketika ia kuliah di Wichita State University di Kansas,
Amerika, ia berhasil lulus dengan predikat Summa Cum Laude.
Selepas lulus dari Wichita State University, ia kemudian bekerja di Bank Summa
milik William Soeryadjaya. Karena kinerjanya yang cukup bagus di perusahaan, setahun
kemudian ia menerima beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di George Washington
University, Amerika Serikat. Ia menamatkan kuliahnya dengan meraih IPK sempurna
4.00 yang merupakan sebuah prestasi yang membanggakan.

Bekerja di Singapura
Kemudian pada tahun 1993, ia bekerja di Singapura dan memilih bergabung dengan
perusahaan Investasi bernama Seapower Asia Investment Limited sebagai manager
Investasi.
Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1995, ia kemudian pindah ke Kanada dan
bekerja di perusahaan bernama NTI Resources Ltd dengan posisi sebagai Executive Vice
President NTI Resources Ltd.
Menjadi Pengangguran
Gajinya ketika itu sebesar 8.000 Dollar perbulan. Namun seperti kata pepatah “Roda
Kehidupan selalu berputar“. Badai krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997,
mengakibatkan perusahaannya juga terkena imbasnya. Perusahaannya kemudian
bangkrut dan mulai melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) termasuk pada
dirinya.
Sandiaga Uno akhirnya memilih untuk kembali ke Indonesia dan memulai usaha baru.
Meskipun statusnya ketika itu sebagai pengangguran. Langkah pertama yang
dilakukannya ketkika di Indonesia adalah mencari pekerjaan baru tetapi hasilnya tidak
seperti yang diharapkan.
Lamaran pekerjaanya bahkan di tolak oleh 25 perusahaan. Pengalaman memang
mengajarkan segalanya. Hal inilah yang kemudian menjadi titik balik dari seorang
Sandiaga Uno, ia kemudian merubah mindsetnya dari karyawan menjadi seorang
pengusaha.
…Saya ini menjadi seorang pengusaha karena ‘kecelakaan’. Sebagai seorang
pengusaha yang lahir dari kecelakaan, saya tidak mendesain jadi seorang pengusaha.
– Sandiaga Uno.

PERISTIWA PENTING :
Jadi Pengusaha Karena ‘Kecelakaan’
Pengalaman yang diterimanya kemudian ia coba pergunakan dengan mencoba membuat
perusahaan bernama PT Recapital Advisors pada tahun 1997 yang bergerak di bidang
jasa konsultan keuangan. Perusahaan tersebut ia dirikan bersama dengan teman SMA nya
yang bernama Rosan Perkasa Roeslani.
Namun tidak semuanya yang diharapkan selalu berjalan mulus, banyak calon klien
memandang sebelah mata kemampuan dari Sandiaga Uno. Hingga akhirnya 6 bulan
kemudian setelah perusahaan tersebut didirikan ada perusahaan yang akhirnya
menggunakan jasanya.
Mendirikan Perusahaan Investasi
Dalam biografi Sandiaga Uno diketahui bahwa setahun kemudian tepatnya pada tahun
1998, ia bersama Edwin Soeryadjaya kemudian mendirikan perusahaan Investasi
bernama PT Saratoga Investama Sedaya.
Berbekal jaringan (network) yang baik dengan perusahaan ataupun lembaga-lembaga
keuangan yang ada didalam negeri maupun luar negeri, perusahaan yang didirikan oleh
Sandiaga Uno kemudian akhirnya sukses.

Perusahaan investasinya bergerak di bidang telekomunikasi, pertambangan dan produk


kehutanan. Sistem perusahaannya ialah mengumpulkan modal dari beberapa investor
kemudian mengakuisisi perusahaan yang memiliki masalah keuangan kemudian
memperbaiki kinerja perusahaan tersebut.
Setelah kinerja perusahaan tersebut sudah terlihat cukup baik, kemudian perusahaan
tersebut dijual kembali tentu dengan harga yang lebih tinggi. Salah satu perusahaan yang
pernah ia akuisisi adalah Bank BTPN.
Saat ini ia menjabat sebagai CEO atau pimpinan di beberapa perusahaan besar seperti
Saratoga Capital, PT Tower Bersama Infrastruktur Group Tbk, PT Adaro Energy Tbk,
serta di PT Recapital Advisor.

REORIENTASI :
Masuk Dalam Daftar Orang Terkaya
Majalah Forbes memasukkkan namanya kedalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia
dengan total kekayaan sebesar US$ 400 juta dan berada diperingkat 29 tahun 2013.
Perusahaan investasinya yaitu Saratoga Capital dikenal sebagai firma investasi terbesar di
Indonesia yang memiliki karyawan sebesar 20 ribu orang. Namun pada tanggal 10 Juni
2015, ia resmi mengudurkan diri sebagai Direktur Utama di PT Saratoga Investama
Sedaya Tbk.
Posisinya digantikan oleh Michael Soeryadjaya yang merupakan cucu dari William
Soeryadjaya, Pendiri PT Astra International. Saat ini, Sandiaga Uno menjabat sebagai
Komite Ekonomi Nasional dan bendahara Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia.
Ia juga aktif sebagai pembicara utama di berbagai seminar kewirausahaan, menurutnya
keberanian serta optimisme adalah kunci pembuka jalan untuk meraih kesuksesan masa
depan.
Menurut Sandiaga, merintis bisnis selain itu menurutnya jejaring relasi menyumbang 30
persen kesuksesan selebihnya berasal dari kerja keras dan juga menjaga kepercayaan
dalam membangun bisnis.
Kekayaan Sandiaga Uno
Diketahui total kekayaan Sandiaga Uno sekitar 3,8 Triliun rupiah berdasarkan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LKHPN) pada september 2016 saat ia
memutuskan untuk maju menjadi sebagai kontestan pilkada Jakarat.
Menurut data yang dihimpun dari majalah bisnis Globe Asia pada tahun 2017 total
kekayaan Sandiaga Uno ditaksir mencapai 7.2 triliun rupiah namun pada tahun 2018,
total kekayaan Sandiaga Uno menyusut hingga sekitar 4.3 triliun rupiah atau sekitar 300
juta dollar.

Dari total kekayaannya tersebut, Nama Sandiaga Uno masuk dalam jajaran 100 orang
terkaya di Indonesia versi majalah bisnis Globe Asia.
Keluarga Sandiaga Uno
Mengenai keluarga, Sandiaga Uno menikah dengan Nur Asia. Dilansir dari
kumparan.com, Mereka sudah berkenalan sejak di bangku sekolah SMP dan menjalin
hubungan hingga ke bangku kuliah dan kemudian menikah.
Dari pernikahannya ini, Sandiaga dikaruniai tiga orang bernama Sulaiman Saladdin Uno,
Anneesha Atheera Uno, serta Amyra Atheefa Uno
Karir Politik
Sandiaga Uno dikenal sebagai seorang pengusaha besar yang memiliki banyak
perusahaan serta termasuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Namun ia juga
memilih terjun ke dunia politik sama seperti beberapa pengusaha lainnya.
Wakil Gubernur Jakarta
Namanya ramai menjadi perbincangan masyarakat di Jakarta ketika ia memilih terjun ke
dunia politik dan maju sebagai kandidat wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh
partai Gerindra bersama dengan Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Di Pilkada DKI Jakarta yang dilakukan dua putaran, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno
berhasil unggul dari saingannya yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful
Hidayat.
Calon Wakil Presiden 2019
Pada agustus 2018, Nama Sandiaga Uno dipilih sebagai calon wakil presiden 2019
oleh Prabowo Subianto yang maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Penunjukan
Sandiaga sebagai calon wakil presiden ini membuat ia harus melepas jabatannya sebagai
Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Riwayat Pekerjaan :
 Summa Group
 PT Recapital
 Seapower Asia Investment Limited, Singapura
 MP Holding Limited Group, Singapura
 NTI Resources Limited, Calgary, Canada
 PT Saratoga Investama Sedaya
 Wakil Gubernur DKI Jakarta
Riwayat Organisasi :
 HIPMI Jaya 1999-2001
 HIPMI Gorontalo
 HIPMI Pusat
 KADIN
BIOGRAFI
JOKOWIDODO

Oleh :
NAMA: RAUDATUL JANNAH
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biografi Jokowi (Joko Widodo)
.
ORIENTASI :
Biografi Jokowi (Joko Widodo)
Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika
mencalonkan diri sebagai walikota Solo, banyak yang meragukan kemampuan pria yang
berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun
setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak
mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka
perjalanan bisnisnya.

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo
dilakukan dengan menyetujui moto “Solo: The Spirit of Java“. Langkah yang dilakukannya
cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas
di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka,
memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik,
melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan
masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya,
dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip
kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi
anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya
berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada
bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival
Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur
untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di
komplek Istana Mangkunegaran.
Berkat prestasi tersebut, Jokowi terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008” oleh Majalah
Tempo.
Asal Nama Julukan Jokowi
“Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Wali Kota Solo, Joko
Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan
nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan,
Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu
kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan tertulis, Jokowi, Wali Kota
Solo. Belakangan dia mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang.
Saat ini, Jokowi menjabat untuk periode kedua. Kemenangan mutlak diperoleh saat pemilihan
wali kota tahun lalu. Nama Jokowi kini tidak hanya populer, tapi kepribadiannya juga disukai
masyarakat. Setidaknya, ketika pergi ke pasar-pasar, para pedagang beramai-ramai
memanggilnya, atau paling tidak berbisik pada orang sebelahnya, “Eh..itu Pak Joko.”
Bagaimana ceritanya sehingga dia bisa dicintai masyarakat Solo? Kebijakan apa saja yang telah
membuat rakyatnya senang? Mengapa pula dia harus menginjak pegawainya? Berikut
wawancara wartawan Republika, Ditto Pappilanda, dengan Jokowi dalam kebersamaannya
sepanjang setengah hari di seputaran Solo.

PERISTIWA PENTING :
Sikap apa yang Anda bawa dalam menjalankan karier sebagai birokrat?
Secara prinsip, saya hanya bekerja untuk rakyat. Hanya itu, simpel. Saya enggak berpikir
macam-macam, wong enggak bisa apa-apa. Mau dinilai tidak baik, silakan, mau dinilai baik, ya
silakan. Saya kan tugasnya hanya bekerja. Enggak ada kemauan macam-macam. Enggak punya
target apa-apa. Bekerja. Begitu saja.
Bener, saya tidak muluk-muluk dan sebenarnya yang kita jalankan pun semua orang bisa
ngerjain. Hanya, mau enggak. Punya niat enggak. Itu saja. Enggak usah tinggi-tinggi. Sederhana
sekali.
Contoh, lima tahun yang lalu, pelayanan KTP kita di kecamatan semrawut. KTP bisa dua
minggu, bisa tiga minggu selesai. Tidak ada waktu yang jelas. Bergantung pada yang meminta,
seminggu bisa, dua minggu bisa. Tapi, dengan memperbaiki sistem, apa pun akan bisa berubah.
Menyiapkan sistem, kemudian melaksanakan sistem itu, dan kalau ada yang enggak mau
melaksanakan sistem, ya, saya injak.
Awalnya reaksi internal bagaimana?
Ya biasa, resistensi setahun di depan, tapi setelah itu, ya, biasa saja. Semuanya kalau sudah
biasa, ya semuanya senang. Ya, kita mengerti itu masalah kue, ternyata ya juga bisa dilakukan.
Untuk mengubah sistem proses KTP itu, tiga lurah saya copot, satu camat saya copot. Saat itu,
ketika rapat diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Enggak mungkin satu jam,
pak, paling tiga hari, kata mereka. Besoknya lurah itu tidak menjabat. Kalau saya, gitu saja.
Rapat lima camat lagi, ada satu camat, sulit pak, karena harus entri data. Wah ini sama, lah. Ya,
sudah.
Nyatanya, setelah mereka hilang, sistemnya bisa jalan. Seluruh kecamatan sekarang sudah
seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga
sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai perda, Rp 5.000.
Anda juga punya pengalaman menarik dalam penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL)
yang kemudian banyak menjadi rujukan?
Iya. Sekarang banyak daerah-daerah ke sini, mau mengubah mindset. Oh ternyata penanganan
(PKL) bisa tanpa berantem. Memang tidak mudah. Pengalaman kami waktu itu adalah
memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari yang sudah dijadikan tempat jualan bahkan juga
tempat tinggal selama lebih dari 20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena
menjadi tempat dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan.
Lima tahun yang lalu, mereka saya undang makan di sini (ruang rapat rumah dinas wali kota).
Saya ajak makan siang, saya ajak makan malam. Saya ajak bicara. Sampai 54 kali, saya ajak
makan siang, makan malam, seperti ini. Tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah.
Enggak usah di-gebukin.

Mengapa butuh tujuh bulan, mengapa tidak di tiga bulan pertama?


Kita melihat-melihat angin, lah. Kalau Anda lihat, pertama kali mereka saya ajak ke sini, mereka
semuanya langsung pasang spanduk. Pokoknya kalau dipindah, akan berjuang sampai titik darah
penghabisan, nyiapin bambu runcing. Bahkan, ada yang mengancam membakar balai kota.
Situasi panas itu sampai pertemuan ke berapa?
Masih sampai pertemuan ke-30. Pertemuan 30-50 baru kita berbicara. Mereka butuh apa, mereka
ingin apa, mereka khawatir mengenai apa. Dulu, mereka minta sembilan trayek angkot untuk
menuju wilayah baru. Kita beri tiga angkutan umum. Jalannya yang sempit, kita perlebar.
Yang sulit itu, mereka meminta jaminan omzet di tempat yang baru sama seperti di tempat yang
lama. Wah, bagaimana wali kota disuruh menjamin seperti itu. Jawaban saya, rezeki yang atur di
atas, tapi nanti selama empat bulan akan saya iklankan di televisi lokal, di koran lokal, saya
pasang spanduk di seluruh penjuru kota. Akhirnya, mereka mau pindah.
Pindahnya mereka saya siapkan 45 truk, saya tunggui dua hari, mereka pindah sendiri-sendiri.
Pindahnya mereka dari tempat lama ke tempat baru saya kirab dengan prajurit keraton. Ini yang
enggak ada di dunia mana pun. Mereka bawa tumpeng satu per satu sebagai simbol
kemakmuran. Artinya, pindahnya senang. Tempat yang lama sudah jadi ruang terbuka hijau
kembali.
Omzetnya di tempat yang baru?
Bisa empat kali. Bisa tanya ke sana, jangan tanya saya. Tapi, ya kira-kira ada yang sepuluh kali,
ada yang empat kali. Rata-rata empat kali. Ada yang sebulan Rp 300 juta. Itu sudah bukan PKL
lagi, geleng-geleng saya.
Bagaimana dengan PKL yang lain?
Setelah yang eks-PKL Banjarsari pindah, tidak sulit meyakinkan yang lain. Cukup pertemuan
tiga sampai tujuh kali pertemuan selesai. Sampai saat ini, kita sudah pindahkan 23 titik PKL,
tidak ada masalah.
Lha yang repot sekarang ini malah pedagang PKL itu minta direlokasi. Kita yang nggak punya
duit. Sampai sekarang ini, masih 38 persen PKL yang belum direlokasi. Jadi, kalau masih
melihat PKL di jalan atau trotoar, itu bagian dari 38 persen tadi.
Tampaknya, pemberdayaan pasar menjadi perhatian Anda?
Oiya. Kita sudah merenovasi 34 pasar dan membangun pasar yang baru di tujuh lokasi. Jika
dikelola dengan baik, pasar ini mendatangkan pendapatan daerah yang besar.
Dulu, ketika saya masuk, pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8 miliar, sekarang Rp 19,2 miliar.
Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar, parkir Rp 1,8 miliar, advertising Rp 4 miliar.
Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari retribusi harian Rp 2.600. Pedagangnya banyak sekali, kok.
Ini yang harus dilihat. Asal manajemennya bagus, enggak rugi kita bangun-bangun pasar.
Masyarakat-pedagang terlayani, kita dapat income seperti itu.
Sementara kalau mal, enggak tahu saya, paling bayar IMB saja, kita mau tarik apa? Makanya,
mal juga kita batasi. Begitu juga hypermarket kita batasi. Bahkan, minimarket juga saya stop
izinnya. Rencananya dulu akan ada 60-80 yang buka, tapi tidak saya izinkan. Sekarang hanya
ada belasan.
Tapi, sepertinya Pasar Klewer belum tersentuh ya, kondisinya masih kurang nyaman?
Klewer itu, waduh. Duitnya gede sekali. Kemarin, dihitung investor, Rp 400 miliar. Duit dari
mana? Anggaran berapa puluh tahun, kita mau cari jurus apa belum ketemu. Anggaran belanja
Solo Rp 780 miliar, tahun ini Rp 1,26 triliun. Tidak mampu kita. Pedagang di Klewer lebih
banyak, 3.000-an pedagang, pasarnya juga besar sekali. Di situ, yang Solo banyak, Sukoharjo
banyak, Sragen banyak, Jepara ada, Pekalongan ada, Tegal ada. Batik dari mana-mana. Tapi,
saya yakin ada jurusnya, hanya belum ketemu aja.
Soal pendidikan, di beberapa daerah sudah banyak dilakukan pendidikan gratis, apakah
di Solo juga begitu?
Kita beda. Di sini, kita menerbitkan kartu untuk siswa, ada platinum, gold, dan silver. Mereka
yang paling miskin itu memperoleh kartu platinum. Mereka ini gratis semuanya, mulai dari uang
pangkal sampai kebutuhan sekolah dan juga biaya operasional. Kemudian, yang gold itu
mendapat fasilitas, tapi tak sebanyak platinum. Begitu juga yang silver, hanya dibayari pemkot
untuk kebutuhan tertentu.
Itu juga yang diberlakukan untuk kesehatan?
Iya, ada kartu seperti itu, ada gold dan silver. Gold ini untuk mereka yang masuk
golongan sangat miskin. Semua gratis, perawatan rawat inap, bahkan cuci darah pun untuk yang
gold ini gratis.

Tampaknya, sekarang masyarakat sudah percaya pada Anda, padahal di awal terpilih,
banyak yang sangsi?
Yah, satu tahun, lah. Namanya belum dikenal, saya kan bukan potongan wali kota, kurus, jelek.
Saya juga enggak pernah muncul di Solo, apalagi bisnis saya 100 persen ekspor. Ada yang
sangsi, ya biar saja, sampai sekarang enggak apa-apa. Mau sangsi, mau menilai jelek, terserah
orang.
Dulu, apa niat awalnya jadi wali kota?
Enggak ada niat, kecelakaan. Ndak tahu itu. Dulu, pilkada pertama, kita dapat suara 37 persen,
menang tipis. Wong saya bukan orang terkenal, kok. Yang lain terkenal semuanya kan, saya
enggak. Tapi, kelihatannya masyarakat sudah malas dengan orang terkenal. Mau coba yang
enggak terkenal. Coba-coba, jadi saya bilang kecelakaan tadi itu memang betul.
Hal apa yang paling mengesankan selama Anda menjadi wali kota?
Paling mengesankan? Paling mengesankan itu, kalau dulu, kan, wali kota mesti meresmikan hal
yang gede-gede. Meresmikan mal terbesar besar misalnya. Tapi, sekarang, gapura, pos ronda,
semuanya saya yang buka, kok. Pos ronda minta dibuka wali kota, gapura dibuka wali kota, ya
gimana rakyat yang minta, buka aja. Ya, kadang-kadang lucu juga. Tapi kita nikmati.
Apa kesulitan yang paling pertama Anda temui saat menjabat sebagai wali kota?
Masalah aturan. Betul. Kita, kalau di usaha, mencari yang se-simpel mungkin, seefisien
mungkin. Tapi, kita di pemerintahan enggak bisa, ada tahapan aturan. Meskipun anggaran ada,
aturannya enggak terpenuhi, enggak bisa jalani. Harusnya, bisa kita kerjain dua minggu, harus
menunggu dua tahun. Banyak aturan-aturan yang justru membelenggu kita sendiri, terlalu
prosedural. Kita ini jadi negara prosedur.
Apa pertimbangannya saat Anda mencalonkan untuk kali kedua?
Sebetulnya, saya enggak mau. Mau balik lagi ke habitat tukang kayu. Saat itu, setiap hari datang
berbondong-bondong berbagai kelompok yang mendorong saya maju lagi. Mereka katakan, ini
suara rakyat. Saya berpikir, ini benar ndak, apa hanya rekayasa politik. Dua minggu saya cuti,
pusing saya mikir itu. Saya pulang, okelah saya survei saja. Saya survei pertama, dapatnya 87
persen. Enggak percaya, saya survei lagi, dapatnya 87 persen lagi.
Setelah survei itu, saya melihat, benar-benar ada keinginan masyarakat. Jadi, yang datang ke
saya itu benar. Dan ternyata memang saya dapat hampir 91 persen. Saya lihat ada harapan dan
ekspektasi yang terlalu besar. Perhitungan saya 65-70 persen. Hitungan di atas kertas 65:35, atau
60:40, kira-kira.
Ada kekhwatiran tidak, ketika lepas jabatan, semua yang Anda bangun tetap terjaga?
Pertama ada blueprint, ada concept plan kota. Paling tidak, pemimpin baru nanti enggak usah
pakai 100 persen, seenggaknya 70 persen. Jangan sampai, sudah SMP, kembali lagi ke TK. Saya
punya kewajiban juga untuk menyiapkan dan memberi tahu apa yang harus dilakukan nantinya.
REORIENTASI :
Biodata Joko Widodo
Nama : Joko Widodo
Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juni 1961
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha
Agama : Islam
Profil Facebook : jokowi
Akun twitter : jokowi_do2
Email: jokowi@indo.net.id
Alamat Kantor : Jl. Jend. Sudirman No. 2 Telp. 644644, 642020, Psw 400, Fax. 646303
Alamat Rumah Dinas : Rumah Dinas Loji Gandrung Jl. Slamet Riyadi No. 261 Telp. 712004
HP. 0817441111
Pendidikan:
 SDN 111 Tirtoyoso Solo
 SMPN 1 Solo
 SMAN 6 Solo
 Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985
Karir:
 Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990)
 Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996)
 Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)
Penghargaan:
 Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008”
 Menjadi walikota terbaik tahun 2009
 Pak Joko Widodo jg meraih penghargaan Bung Hatta Award, atas kepemimpinan dan kinerja
beliau selama membangun dan memimpin kota Solo.
 Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award
Selain itu, berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yg membantu), kota Solo jg
banyak meraih penghargaan, di antaranya
 Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah
 Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
 Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan
 Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum
 Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
BIOGRAFI
KI HAJAR DEWANTARA

Oleh :
NAMA: BAIQ RETIA AUDIANTI
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT

2018/2019
Biografi Ki Hajar Dewantara

Biografiku.com – Biografi Ki Hajar Dewantara – Pahlawan Indonesia. Tokoh berikut ini


dikenal sebagai pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi di Indonesia ketika masih
dalam masa penjajahan Kolonial Belanda. Tak heran beliau dijuluki sebagai ‘Bapak
Pendidikan Indonesia’

ORIENTASI :
Biodata Ki Hajar Dewantara

Nama Lengkap : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat


Nama Panggilan : Ki Hadjar Dewantara
Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889
Wafat : Yogyakarta, 26 April 1959
Agama : Islam
Orang Tua : Pangeran Soerjaningrat (Ayah), Raden Ayu Sandiah (ibu)
Saudara : Soerjopranoto
Istri : Nyi Sutartinah
Anak : Ratih Tarbiyah, Syailendra Wijaya, Bambang Sokawati Dewantara, Asti
Wandansari, Subroto Aria Mataram. Sudiro Alimurtolo.
Biografi KI Hajar Dewantara
Beliau merupakan tokoh pendidikan indonesia dan juga seorang pahlawan Indonesia.
Mengenai biografi dan profil Ki Hajar Dewantara sendiri, beliau terlahir dengan nama
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang kemudian kita kenal sebagai Ki Hadjar
Dewantara.

Ki Hajar Dewantara Muda (liputan6.com)


Beliau sendiri lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari kelahirannya
kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan
Nasional. Beliau sendiri terlahir dari keluarga Bangsawan.
Ia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III.
Terlahir sebagai bangsawan maka beliau berhak memperoleh pendidikan untuk para
kaum bangsawan.
Mulai Bersekolah
Dalam banyak buku mengenai Biografi Ki Hajar Dewantara, Ia pertama kali bersekolah
di ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda dan juga kaum bangsawan.
Selepas dari ELS ia kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu sekolah
yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia
Belanda.
Sekolah STOVIA kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Meskipun bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia
menderita sakit ketika itu.
Menjadi Wartawan
Ki Hadjar Dewantara cenderung lebih tertarik dalam dunia jurnalistik atau tulis-menulis,
hal ini dibuktikan dengan bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar pada masa
itu, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda,
Tjahaja Timoer, dan Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam
mencerminkan semangat anti kolonial.
Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta
kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan
jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si
inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan
perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya.
Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang
terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan
bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan
sedikit pun baginya – Ki Hadjar Dewantara.
Tulisan tersebut kemudian menyulut kemarahan pemerintah Kolonial Hindia Belanda
kala itu yang mengakibatkan Ki Hadjar Dewantara ditangkap dan kemudian ia diasingkan
ke pulau Bangka dimana pengasingannya atas permintaannya sendiri.
Pengasingan itu juga mendapat protes dari rekan-rekan organisasinya yaitu Douwes
Dekker dan Dr. Tjipto Mangunkusumo yang kini ketiganya dikenal sebagai ‘Tiga
Serangkai’. Ketiganya kemudian diasingkan di Belanda oleh pemerintah Kolonial.
PERISTIWA PENTING :
Masuk Organisasi Budi Utomo

Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik kemudian
mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya, Di Budi Utomo ia
berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang
pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.

Munculnya Douwes Dekker yang kemudian mengajak Ki Hadjar Dewantara untuk


mendirikan organisasi yang bernama Indische Partij yang terkenal.
Di pengasingannya di Belanda kemudian Ki Hadjar Dewantara mulai bercita-bercita
untuk memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. Ia berhasil mendapatkan ijazah
pendidikan yang dikenal dengan nama Europeesche Akte atau Ijazah pendidikan yang
bergengsi di belanda. Ijazah inilah yang membantu beliau untuk mendirikan lembaga-
lembaga pendidikan yang akan ia buat di Indonesia.
Di Belanda pula ia memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem pendidikannya
sendiri. Pada tahun 1913, Ki Hadjar Dewantara kemudian mempersunting seorang wanita
keturunan bangsawan yang bernama Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan putri paku
alaman, Yogyakarta.
Mengenai Biografi Ki Hajar Dewantara, Dari pernikahannya dengan R.A Sutartinah,
beliau kemudian dikaruniai dua orang anak bernama Ni Sutapi Asti dan Ki Subroto
Haryomataram. Selama di pengasingannya, istrinya selalu mendampingi dan membantu
segala kegiatan suaminya terutama dalam hal pendidikan.
Kembali Ke Indonesia dan Mendirikan Taman Siswa
Kemudian pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung sebagai
guru di sekolah yang didirikan oleh saudaranya. Pengalaman mengajar yang ia terima di
sekolah tersebut kemudian digunakannya untuk membuat sebuah konsep baru mengenai
metode pengajaran pada sekolah yang ia dirikan sendiri pada tanggal 3 Juli 1922, sekolah
tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa yang kemudian kita kenal
sebagai Taman Siswa.
Di usianya yang menanjak umur 40 tahun, tokoh yang dikenal dengan nama asli Raden
Mas Soewardi Soerjaningrat resmi mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara,
hal ini ia maksudkan agar ia dapat dekat dengan rakyat pribumi ketika itu.

Semboyan Ki Hadjar Dewantara


Ia pun juga membuat semboyan yang terkenal yang sampai sekarang dipakai dalam dunia
pendidikan Indonesia yaitu :
 Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh).
 Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat).
 Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).
REORIENTASI :
Penghargaan Pemerintah Kepada Ki Hadjar Dewantara

Selepas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945, Ki Hadjar Dewantara


kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri pengajaran Indonesia yang
kini dikenal dengan nama Menteri Pendidikan. Berkat jasa-jasanya, ia kemudian
dianugerahi Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada.
Selain itu ia juga dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai
Pahlawan Nasional oleh presiden Soekarno ketika itu atas jasa-jasanya dalam merintis
pendidikan bangsa Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menetapkan tanggal kelahiran
beliau yakni tanggal 2 Mei diperingati setiap tahun sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar Dewantara Wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan
di Taman Wijaya Brata. Wajah beliau diabadikan pemerintah kedalam uang pecahan
sebesar 20.000 rupiah.
BIOGRAFI
ABDUL SOMAD

Oleh :
NAMA: BAIQ LENI NUR INDAH SARI
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT

2018/2019
Profil dan Biografi Ustadz Abdul Somad

Biografiku.com – Profil dan Biografi Ustadz Abdul Somad. Ia dikenal sebagai salah satu
penceramah yang terkenal di Indonesia yang berasal dari pulau Sumatera. Nama Ustadz
Abdul Somad mulai banyak dikenal ketika ia aktif memberikan ceramah agama melalui
saluran Youtube. Kini Ustadz Abdul Somad terkenal sebagai salah satu penceramah
kondang yang kerap mengisi ceramah agama ke berbagai daerah di Indonesia.

ORIENTASI :
Biodata Ustadz Abdul Somad

Nama Lengkap : Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A.


Lahir : Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977
Orang Tua : Hj. Rohana
Pekerjaan : Penceramah, Ahli ilmu Hadist, Ulama, Dosen
Pendidikan : S1 Al-Azhar, Kairo, Mesir, S2 Daar al-Hadits Al-Hassania Institute,
Kerajaan Maroko
Biografi Ustadz Abdul Somad
Bernama lengkap Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A. Beliau akrab dikenal sebagai
Ustadz Abdul Somad. Ia lahir di sebuah desa bernama Silo Lama di wilayah kabupaten
Asahan, Sumatera Utara pada tanggal 18 Mei 1977.
Diketahui ibu Abdul Somad bernama Hajjah Rohana. Ibunya merupakan keturunan dari
Syekh Abdurrahman atau dikenal sebagai Syekh Silau Laut . Ia ada ulama besar di
kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Masa Kecil Abdul Somad
Sejak kecil, orang tua Abdul Somad sudah memasukkan anaknya disekolah yang
berkultur agama islam. Ustad Abdul Somad memulai sekolahnya di SD Al-Washliyah
Medan dan tamat disana pada tahun 1990.
Dalam Biografi Ustadz Abdul Somad, Dari situ, orang tuanya kemudian memasukkannya
ke sekolah pesantren Darularafah di wilayah Deliserdang, Sumatera Utara. Disana ia
mengenyam pendidikan selama satu tahun sebelum pindah ke Riau pada tahun 1994.

Masa Remaja
Dalam biografi Ustadz Abdul Somad, Ia bersekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah di
wilayah Indragiri Hulu dan tamat pada tahun 1996. Setelah menamatkan sekolahnya,
Ustad Abdul Somad kemudian melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi.
Ia kuliah di UIN SISKA Riau. Di kampus ini, Ustad Abdul Somad hanya mengenyam
pendidikannya selama dua tahun saja, hingga tahun 1998.
Kuliah di Al-Azhar, Mesir
Ustadz Abdul Somad melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir
setelah berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintah Mesir. Ia terpilih sebagai salah
satu dari 100 penerima beasiswa dengan mengalahkan 900 pelamar lainnya.
Ustadz Abdul Somad (Tengah) / moslemcommunity.net/
Di Universitas Al-Azhar, Mesir, Abdul Somad menyelesaikan kuliahnya dalam kurun
waktu 3 tahun 10 bulan dan berhasil mendapatkan gelar .Lc (License) yang merupakan
gelar bagi lulusan pendidikan di kawasan timur tengah termasuk Mesir.
Lulusan Master di Maroko
Ustad Abdul Somad kemudian melanjutkan pendidikan S2 nya pada tahun 2004 di
Maroko tepatnya di Institut Dar Al-Hadis Al-Hassania melalui beasiswa kerajaan
Maroko.
Abdul Somad merupakan salah satu dari 5 orang asing yang diterima kuliah disana.
Abdul Somad menyelesaikan pendidikan masternya dalam jangka waktu 1 tahun 11
bulan dan meraih gelar D.E.S.A (Diplôme d’Etudes Supérieurs Approfondies).
Dosen dan Penceramah
Ustadz Abdul Somad diketahui bekerja sebagai dosen bahasa arab dan tafsir hadist
di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim dari tahun 2009.
Selain itu beliau juga mengajar sebagai Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama
Islam Al-Azhar Yayasan Masmur, Riau.
Dalam Biografi Ustadz Abdul Somad, Beliau juga pernah aktif sebagai Anggota MUI
Provinsi Riau dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama dan anggota
badan amil zakat di Riau dari tahun 2009 hingga 2014.

Istri dan Anak Ustadz Abdul Somad


Dilansir dari tribunnews.com, diketahui bahwa Ustadz Abdul Somad telah menikah.
Istri Ustadz Abdul Somad merupakan seorang istri yang taat. Ustadz Abdul Somad
menikah pada usia 31 tahun di tahun 2008. Anak Ustadz Abdul Somad bernama Mesian
Haziq Abdillah.

PERISTIWA PENTING :
Ustadz Abdul Somad di Youtube
Kini Ustadz Abdul Somad aktif dalam memberikan ceramah agama islam di berbagai
pelosok di wilayah Indonesia. Dimulai dari memberikan dakwah agama melalui kanal
Youtube nama Ustad Abdul Somad semakin dikenal di masyarakat setelah video-video
ceramahnya menjadi viral di internet.
Ustadz Abdul Somad (seruji.co.id)
Ceramah atau isi dakwahnya menegnai agama islam sangat berbobot sesuai dengan
kapasitas dirinya sebagai seorang ulama, da’i sekaligus dosen agama islam.
Pertanyaan dari para jamaahnya ia jawab berdasarkan sesuai pandangan-pandangan imam
mazhab dan mudah dimengerti. Sosoknya yang cerdas dan gayanya yang sederhana
membuat Ustad Abdul Somad banyak disukai oleh jamaah atau masyarat sehingga ia
banyak menerima undangan untuk ceramah.
Ustad Abdul Somad juga banyak menerjemahkan buku-buku dari Timur Tengah yang
memuat mengenai permasalahan seputar rumah tangga dalam islam dan permasalah lain
dalam agama islam.
Beliau juga sudah menulis tiga buah buku yang berjudul 37 Masalah Populer, 99
Pertanyaan Seputar Sholat dan buku berjudul 33 Tanya Jawab Seputar Qurban.

REORIENTASI :
Kandidat Cawapres 2019
Ustadz Abdul Somad semakin melejit namanya di masyarakat takkala ia disebut-sebut
sebagai bakal calon wakil presiden 2019 mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon
Presiden.
Riwayat Pekerjaan :
 Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau
 Dosen Tafsir dan Hadis di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska
Riau
 Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur
Pekanbaru
 Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian
 Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan
 Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau
BIOGRAFI
MUHAMAD HATTA

Oleh :
NAMA: BAIQ SOPIA NINGSIH
KELAS : X. AP.1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biografi Mohammad Hatta
Biografiku.com – Biografi Mohammad Hatta. Beliau terkenal sebagai salah satu
pahlawan nasional dan tokoh Proklamator yang membawa Indonesia merdeka
bersama Presiden Soekarno. Mohammad Hatta merupakan tokoh yang sangat
bersahaja dan sederhana hingga akhir hayatnya. Peran Mohammad Hatta dalam
merintis dan membawa Indonesia merdeka sangat besar. Tak heran banyak yang
mengidolakannya.

ORIENTASI :
Biodata Mohammad Hatta

Nama : Dr. Drs. H. Mohammad Hatta


Lahir : Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Wafat : Jakarta, 14 Maret 1980
Agama : Islam
Orang Tua : Muhammad Djamil (ayah), Siti Saleha (ibu)
Istri : Rahmi Rachim
Anak : Meutia Hatta, Halida Hatta, Des Alwi, Gemala Hatta
Pendidikan : Universitas Erasmus Rotterdam Belanda
Biografi Mohammad Hatta Singkat
Banyak buku yang mengulas megenai Biografi dan Profil Mohammad Hatta. Disebutkan
bahwa Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota
kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya yang
bernama Siti Saleha. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia
delapan bulan.
Masa Kecil
Mohammad Hatta Kecil (kanan)
Mohammad Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-
satunya. Ia memulai pendidikan dasarnya di ELS (Europeesche Lagere School). Sejak
duduk di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di kota Padang, ia telah tertarik pada
pergerakan.
Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong
Sumatranen Bond.
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan
bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun
dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa
tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri
khas sifat-sifat Mohammad Hatta.
Belajar ke Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School
di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922,
perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang
menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara
teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti
nama menjadi Indonesia Merdeka.
Mohammad Hatta Muda
Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923.
Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir
tahun 1925.
Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan
baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu
terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.
Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada
tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang
berjudul “Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen” atau Struktur Ekonomi
Dunia dan Pertentangan kekuasaan.

PERISTIWA PENTING :
Bergabung Dengan Perhimpunan Indonesia
Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk
landasan kebijaksanaan non-kooperatif. Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut
Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari
perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya
politik rakyat di Indonesia.
Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI
melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres
intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir
selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.
Nama ‘Indonesia’ Oleh Mohammad Hatta
Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama “Indonesia”, Hatta memimpin
delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis.
Tanpa banyak oposisi, “Indonesia” secara resmi diakui oleh kongres. Nama “Indonesia”
untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal
kalangan organisasi-organisasi internasional.
Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga
Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang
diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927.
Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti
G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-
negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey
(Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis
sejak saat itu.
Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi
“Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan” di Gland, Swiss. Judul
ceramah Hatta L ‘Indonesie et son Probleme de I’ Independence (Indonesia dan
Persoalan Kemerdekaan).
Mohammad Hatta Di Penjara
Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid
Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret
1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala
tuduhan.
Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang
mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama “Indonesia
Vrij”, dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan
judul Indonesia Merdeka.
Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan
karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia
merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.
Kembali ke Indonesia
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan
sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan
utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat.

Selain itu ia juga aktif


melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada
Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada
kader-kadernya.
Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya
oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke
Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul “Soekarno
Ditahan” (10 Agustus 1933), “Tragedi Soekarno” (30 Nopember 1933), dan “Sikap
Pemimpin” (10 Desember 1933).
Di Penjara oleh Belanda
Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial
Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para
pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven
Digoel.
Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan
Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka,
dan Murwoto.
Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan
Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan
Kapitalisme”.
Di Buang Ke Boven Digoel, Papua
Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven
Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua
pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan
harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan
menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke
daerah asal.
Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di
Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia
ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.
Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar
Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat
pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya
yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti.
Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran
kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat.
Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul
antara lain, “Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan” dan “Alam Pikiran Yunani.”
(empat jilid).

Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan
bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari
1936 keduanya berangkat ke Bandaneira.
Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di
Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan
memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku,
politik, dan lain-Iain.
Kembali Ke Jakarta
Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9
Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22
Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.
Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat.
Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia
bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia?
Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa
Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia
dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri.
Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap
Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang
demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk
memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.
Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang
diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember
1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari
penjajahan imperialisme Belanda.
Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini
setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam
ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali.”
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo
sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari
wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang
dari luar Pulau Jawa.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol,
sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya.
Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan
Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi
kemerdekaan.
Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan
agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu
selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti.
Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang
saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk
tangan riuh.
Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan
Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan
Pengangsaan Timur 56 Jakarta.
Wakil Presiden Indonesia Pertama
Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia
dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.
Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus
merupakan satu dwitunggal.
Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda
yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke
Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati
dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak
Belanda.
Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India
menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot
bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri
Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai).
Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada
PBB agar Belanda dihukum. Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti.
September 1948 PKI melakukan pemberontakan.
Biografi Mohammad Hatta : Menjadi Perdana Menteri
19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres
ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima
Besar Sudirman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.
Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi
Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan
Indonesia dari Ratu Juliana. Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara
Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.

REORIENTASI :
Periode Tahun 1950-1956
Dalam Biografi Mohammad Hatta, Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap
aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga
tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan
koperasi.
Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam
konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio
untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia.
Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17
Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi
Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi
Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante
pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden.
Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada
ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno.
Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta
mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan
meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha
mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu
Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta.
Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul
“Lampau dan Datang”.
Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar
akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di
Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik
perekonomian.
Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa
dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa
di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara
Hukum”.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis “Demokrasi Kita” dalam majalah Pandji
Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran
Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu. Dalam masa
pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi
bangsanya daripada seorang politikus.
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa
Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia
Farida, Gemala Rabi’ah, dan Halida Nuriah.
Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi
Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat
menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad
Athar Baridjambek.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta
anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi “Bintang Republik Indonesia Kelas
I” pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara.
Mohammad Hatta Wafat
Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia,
wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta,
pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.
BIOGRAFI
SUSI SUSANTI

Oleh :
NAMA: RIRIN
KELAS : X. JB1

SMK NEGERI 1 PUJUT


2018/2019
Biografi Susi Susanti – Legenda Bulu
Tangkis Dunia

Perjalanan Karir Bulu Tangkis Susi Susanti

Nama Lengkap : Lucia Francisca Susi Susanti – Wang Lian Xiang


Julukan : Pengantin Olimpiade | Super Susy
Profesi : Pelatih
Tempat Lahir : Tasikmalaya, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Kamis, 11 Februari 1971
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
Suami : Alan Budikusuma
Anak : Lourencia Averina, Albertus Edward, Sebastianus Frederick
ORIENTASI :
Biografi Susi Susanti | Legenda Bulu Tangkis Dunia – Lucia Francisca Susi Susanti atau yang
lebih dikenal dengan nama Susi Susanti adalah salah satu pebulu tangkis putri terbaik yang
pernah dimiliki Indonesia dan dunia. Wanita kelahiran Tasikmalaya ini menyukai olahraga bulu
tangkis sejak usia dini. Dukungan penuh dari orangtuanya, ia pun memulai karier bulu tangkis di
klub milik pamannya, PB Tunas Tasikmalaya. Setelah berlatih selama 7 tahun dan berhasil
memenangkan kejuaraan bulu tangkis tingkat junior, pada tahun 1985 ketika Susi menginjak
kelas 2 SMP ia pindah ke Jakarta untuk lebih serius menggeluti dunia bulu tangkis.
Di Jakarta, ia tinggal di asrama sekolah khusus untuk atlet. Pergaulannya terbatas dengan sesama
atlet dan jadwal latihannya pun sangat padat. Enam hari dalam seminggu, Senin sampai Sabtu
mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 11.00, kemudian dilanjutkan dari pukul 15.00 sampai pukul
19.00. Peraturan tentang makan, jam tidur sampai tentang pakaian sangat ketat. Ia tidak
diperbolehkan menggunakan sepatu dengan hak tinggi untuk menghindari kemungkinan cedera
kaki. Di hari Minggu, Susi lebih memilih untuk beristirahat karena lelah daripada jalan-jalan ke
mall.
Susi dikenal sebagai pemain bulu tangkis yang tenang dan tanpa emosi ketika bertanding
meskipun ia telah telah tertinggal jauh dari lawannya. Semangat Susi yang pantang menyerah
juga selalu berhasil membuat para pendukungnya yakin bahwa Susi pasti akan berhasil.

PERISTIWA PENTING :
Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi sudah berhasil menjadi juara di Indonesian Open. Selain
itu, berkat kegigihan dan ketekunannya, Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala
Sudirman pada tim Indonesia untuk pertama kalinya dan belum pernah terulang sampai saat ini.
Ia pun mulai merajai kompetisi bulu tangkis wanita dunia dengan menjuarai All England
sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.
Puncak karier Susi bisa dibilang terjadi pada tahun 1992 ketika ia menjadi juara tunggal putri
cabang bulu tangkis di Olimpiade Barcelona. Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia
di ajang olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, juga
berhasil menjadi juara di tunggal putra, sehingga media asing menjuluki mereka
sebagai “Pengantin Olimpiade”, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan pada 9
Februari 1997.
Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta,
Amerika Serikat. Selain itu, Susi juga menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun
1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia. Puluhan gelar seri Grand Prix juga berhasil ia raih
sepanjang karirnya.
Susi pensiun di usia 26 tahun setelah ia menikah dengan pemain bulu tangkis tunggal putra, Alan
Budikusuma. Ia dan Alan memulai kehidupan dari nol lagi, karena pemerintah dinilai kurang
memperhatikan kesejahteraan para mantan atlet. Ia pun mengaku tidak akan mengizinkan ketiga
anaknya untuk terjun di dunia bulu tangkis maupun cabang olahraga yang lain, mengingat nasib
beberapa mantan atlet yang diabaikan oleh pemerintah.
Salah satu usaha Susi adalah sebuah toko di ITC Mega Grosir Cempaka Mas yang menjual
berbagai macam pakaian asal Cina, Hongkong dan Korea, serta sebagian produk lokal. Usaha ini
dilakoninya sambil melaksanakan tugas utamanya sebagai ibu dari 3 orang anak, Lourencia
Averina, Albertus Edward, dan Sebastianus Frederick. Selain itu, Susi bersama Alan mendirikan
Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading sebagai gedung pusat pelatihan bulu tangkis. Mereka
berdua juga membuat raket dengan merek Astec (Alan-Susi Technology) pada pertengahan
tahun 2002.
Kini Susi dan Alan menjalani hari-harinya bersama ketiga anak mereka di rumah yang terletak di
Komplek Gading Kirana, Jakarta Utara. Mereka masih rutin bermain bulutangkis sampai saat ini,
minimal dua kali seminggu untuk menjaga kondisi. Ia adalah legenda hidup bulu tangkis
Indonesia – Ratu bulu tangkis Indonesia

REORIENTASI :
Prestasi Susi Susanti
Tunggal Putri:
 Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
 Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
 Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
 Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
 Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
 Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
 Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
 Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
 Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
 Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
 Juara Korea Open 1995
 Juara Dutch Open 19931994
 Juara German Open 1992, 1993 1994
 Juara Denmark Open 1991 dan 1992
 Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
 Juara Swedish Open 1991 1992
 Juara Vietnam Open 1997
 Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
 Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1993 dan 1995
 Juara PON 1993
 Juara World Championship junior 5 kali 1985(di nomor tunggal, ganda putri, dan ganda
campuran) serta 1987(tunggal dan ganda putri)
Beregu Putri:
 Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
 Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
 Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
 Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
 Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
 Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
 Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
 Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)
Penghargaan:
 Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama, 1992
 The Badminton Hall of Fame 2004

Anda mungkin juga menyukai