JENDERAL SUDIRMAN
Oleh :
NAMA : NISA LESTARI
KELAS : X. AP.1
ORIENTASI :
Nama : Raden Soedirman
Dikenal : Jenderal Besar Sudirman
Lahir : Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916
Wafat : Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950
Orang Tua : Karsid Kartawiraji (ayah), Siyem (ibu)
Saudara : Muhammad Samingan
Istri : Alfiah
Anak : Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti Satyaningrum, Didi Praptiastuti,
Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, Ahmad Tidarwono
Biografi Jenderal Sudirman
Jenderal Besar Sudirman ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916.
Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem.
Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo yang
merupakan seorang camat setelah diadopsi.
Ayah dan Ibu Sudirman merelakan anaknya diadopsi oleh pamannya karena kondisi keuangan
pamannya lebih baik daripada orang tua Sudirman sehingga mereka ingin yang terbaik buat
anaknya.
Masa Kecil
Di usia tujuh tahun, Sudirman masuk di HIS (hollandsch inlandsche school) atau sekolah
pribumi. ia kemudian pindah ke sekolah milik Taman Siswa pada tahun ketujuhnya bersekolah.
Tahun berikutnya ia pindah ke Sekolah Wirotomo disebabkan sekolah milik taman siswa
dianggap sebagai sekolah liar oleh pemerintah Belanda.
Sudirman diketahui sangat taat dalam beragama. ia mempelajari keislaman dibawah
bimbingan Raden Muhammad Kholil. Teman-teman Sudirman bahkan menjulukinya sebagai
‘Haji’. Ia sering berceramah dan rajin dalam belajar.
Di tahun 1934, pamannya Cokrosunaryo wafat. Hal ini menjadi pukulan berat bagi Sudirman. Ia
dan keluarganya jatuh miskin. Meskipun begitu ia diperbolehkan tetap bersekolah tanpa
membayar uang sekolah hingga ia tamat menurut Biografi Jenderal Sudirman yang ditulis oleh
Sardiman (2008).
Di Wirotomo pula, Sudirman ikut mendirikan organisasi islam bernama Hizbul Wathan milik
Muhammadiyah. Beliau juga menjadi pemimpin organisasi tersebut pada cabang Cilacap setelah
lulus dari Wirotomo.
Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam Islam menjadikan ia
dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara
sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia
sudah menjadi seorang jenderal.
Setelah lulus, ia kembali belajar di Kweekschool, sekolah khusus calon guru milik
Muhammadiyah pada zaman Hindia Belanda. namun berhenti karena kekurangan biaya.
Sudirman kembali ke Cilacap dan mulai mengajar di sekolah dasar Muhammadiyah. Disini pula
ia bertemu dengan Alfiah, temannya sewaktu sekolah yang kemudian mereka menikah.
Di Cilacap, Sudirman tinggal di rumah mertuanya yang bernama Raden Sostroatmodjo seorang
pengusaha batik kaya. Selama mengajar di sekolah tersebut, beliau juga aktif dalam perkumpulan
organisasi pemuda Muhammadiayah.
Setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia pada tahun 1942. Perubahan kekuasaan mulai
terlihat. Jepang menutup sekoalh tempat Sudirman mengajar dan mengalihfungsikannya menjadi
pos militer.
Meskipun begitu Sudirman melakukan negosiasi dengan Militer Jepang. Ia kemudian diizinkan
kembali mengajar walapun kala itu perlengkapannya sangat dibatasi.
Di tahun 1944, Sudirman menjabat perwakilan di dewan karesidenan yang dibentuk oleh Jepang.
Dan tak lama kemudian Sudirman diminta untuk bergabung dalam tentara PETA (Pembela
Tanah Air) oleh Jepang.
Masuk di Militer
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu
tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi
V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang
Republik Indonesia (Panglima TNI).
Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri
demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima
sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Setelah bom atiom di Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan, kekuatan militer Jepang di Indonesia
mulai melemah. Sudirman yang ketika itu ditahan di Bogor mulai memimpin kawan-kawannya
untuk melakukan pelarian.
Sudirman sendiri pergi ke Jakarta dan bertemu dengan Soekarnodan Mohammad Hatta. Kedua
proklamator tersebut meminta Sudirman memimpin pasukan melawan Jepang di Jakarta. Namun
ditolak oleh Sudirman. Ia memilih memimpin pasukannya di Kroya pada tahun 19 agustus 1945.
PERISTIWA PENTING :
Diangkat Sebagai Panglima TKR
Pada tanggal 12 November 1945, Sudirman yang kala itu berumur 29 tahun terpilih sebagai
pemimpin TKR. Sudirman kemudian dipromosikan sebagai seorang Jenderal. Ia juga menunjuk
Urip Sumoharjo sebagai kepala staf TKR. Walaupun begitu ia ketika itu belum secara resmi
dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Kepala TKR.
Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan
pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Melakukan Perang Gerilya
Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang
lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari
gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir
tidak ada.
Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak
merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi
memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
Jenderal Sudirman Wafat
Penyakit TBC yang menggerogoti Jenderal Sudirman kala itu kian parah. Beliau rajin
memeriksakan diri di rumah sakit Panti Rapih. Disaat itu juga, Indonesia sedang dalam
negoasiasi dengan Belanda menuntuk pengakuan kedaulatan Indonesia.
Jenderal Sudirman kala itu jarang tampil karena sedang dirawat di Sanatorium diwilayah Pakem
dan kemudian pindah ke Magelang pada bulan desember 1949.
Belanda kemudian mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 desember 1949 melalui
Republik Indonesia Serikat. Jenderal Sudirman saat itu juga diangkat sebagai Panglima Besar
TNI.
Menurut biografi jenderal Sudirman, Diketahui setelah berjuang keras melawan penyakitnya,
Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar Sudirman wafat di Magelang. Pemakamannya ke
Yogyakarta diiringi oleh konvoi empat tank serta 80 kendaraan bermotor.
Pemakaman Jenderal Sudirman
Masyarakat kala itu tumpah ruah ke jalan memberikan -penghormatan terakhir ke Panglima
Sudirman. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Pemakamannya dilakukan dengan prosesi militer. Beliau dimakamkan disamping makam
jenderal urip Sumoharjo. Jenderal Sudirman kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela
Kemerdekaan.
Jabatan di Militer:
Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal Besar Bintang Lima
Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
Komandan Batalyon di Kroya
REORIENTASI :
Tanda Penghormatan:
Pahlawan Pembela Kemerdekaan
BIOGRAFI
Ir. SOEKARNO
Oleh :
NAMA : AILUL LIA FAHMI
KELAS : X. AP.1
Ir. Soekarno
ORIENTASI
Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada
umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang
isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi
kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai
Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah
pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada
sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai
presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai
pejabat Presiden Republik Indonesia.
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal
dari Buleleng, Bali
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14
tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno
tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji
di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung
dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di
Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto
Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi
National Indische Partij.
PERISTIWA PENTING
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini
menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas
Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan
memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali
pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan
pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke
Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya
tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam
bernama Ahmad Hassan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru
kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak
memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr.
Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya
kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni
Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung
oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga
tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan
Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar
Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan
Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang
yang masih bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison,
Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan
pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di
Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang
membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya
dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan
Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi
negara lainnya.
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala
pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi
kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden
Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala
Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat
pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik
Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden
Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat
Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad
Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada
kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-
Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat
menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.
Masa kemerdekaan
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan
terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal
sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem
multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun
tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya
kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta,
pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah
dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan
puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat
"memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami
pengucilan oleh penggantinya Soeharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur,
dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga
jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung
Karno.
REORIENTASI
Peninggalan
Pada tanggal 19 Juni 2008, Pemerintah Kuba menerbitkan perangko yang bergambar Soekarno
dan presiden Kuba Fidel Castro. Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel
Castro dan peringatan "kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba".
Penamaan
Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena
sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi
Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya
sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah
(Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan
tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.
Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini
terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan
bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian
masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama
keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama
Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia bahasa Ceko, bahasa
Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol.
Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji.
Dan dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno,
dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri
dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara
Arab. (Wikipedia)
BIOGRAFI
TUANKU IMAM BONJOL
Oleh :
NAMA : DEA STELA
KELAS : X. AP.1
Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu pemimpin dan pejuang yang berjuang
melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri.
Perang ini merupakan peperangan yang terjadi akibat pertentangan dalam masalah
agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.
Selain menjadi seorang pejuang, Imam Bonjol juga merupakan seorang ulama
yang memiliki cita-cita untuk membersihkan praktek Islam dan mencerdaskan
rakyat nusantara dalam wawasan Islam. Ia menuntut ilmu agama di Aceh pada
tahun 1800-1802, dia mendapat gelar Malin basa.
Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol pada tahun 1772, nama aslinya adalah
Muhammad Shahab. Ia lahir dari pasangan Bayanuddin dan Hamatun. Ayahnya
adalah seorang alim ulama dari Sungai Rimbang, Suliki. Imam Bonjol belajar
agama di Aceh pada tahun 1800-1802, dia mendapat gelar Malin Basa.
PERISTIWA PENTING :
Perjuangan
Pertentangan kaum Adat dengan kaum Paderi atau kaum agama turut melibatkan
Tuanku Imam Bonjol. Kaum paderi berusaha membersihkan ajaran agama islam
yang telah banyak diselewengkan agar dikembalikan kepada ajaran agama islam
yang murni.
Pada awalnya timbulnya peperangan ini didasari keinginan dikalangan pemimpin
ulama di kerajaan Pagaruyung untuk menerapkan dan menjalankan syariat Islam
sesuai dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berpegang teguh pada Al-Qur'an
dan sunnah-sunnah Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam. Kemudian pemimpin
ulama yang tergabung dalam Harimau nan Salapan meminta Tuanku Lintau untuk
mengajak Yang Dipertuan Pagaruyung beserta Kaum Adat untuk meninggalkan
beberapa kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam.
Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara Kaum Padri dengan
Kaum Adat. Seiring itu dibeberapa nagari dalam kerajaan Pagaruyung bergejolak,
dan sampai akhirnya Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang
Pagaruyung pada tahun 1815, dan pecah pertempuran di Koto Tangah dekat Batu
Sangkar. Sultan Arifin Muningsyah terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan
ke Lubukjambi.
Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan padri cukup tangguh sehingga sangat
menyulitkan Belanda untuk mengalahkannya. Oleh sebab itu Belanda melalui
Gubernur Jendral Johannes van den Bosch mengajak pemimpin Kaum Padri yang
waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan
maklumat Perjanjian Masang pada tahun 1824. Tetapi kemudian perjanjian ini
dilanggar sendiri oleh Belanda dengan menyerang nagari Pandai Sikek.
Pada tahun 1833 perang berubah menjadi perang antara kaum Adat dan kaum
Paderi melawan Belanda, kedua pihak bahu-membahu melawan Belanda, Pihak-
pihak yang semula bertentangan akhirnya bersatu melawan Belanda. Diujung
penyesalan muncul kesadaran, mengundang Belanda dalam konflik justru
menyengsarakan masyarakat Minangkabau itu sendiri.
Bersatunya kaum Adat dan kaum Padri ini dimulai dengan adanya kompromi yang
dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah yang mewujudkan
konsensus Adat basandi Syarak (Adat berdasarkan agama).
Penyerangan dan pengepungan benteng kaum Padri di Bonjol oleh Belanda dari
segala jurusan selama sekitar enam bulan (16 Maret-17 Agustus 1837) yang
dipimpin oleh jenderal dan para perwira Belanda, tetapi dengan tentara yang
sebagian besar adalah bangsa pribumi yang terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa,
Madura, Bugis, dan Ambon.
Pada bulan Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diundang ke Palupuh untuk
berunding. Tiba di tempat tersebut dia langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur,
Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak, Minahasa,
dekat Manado. Di tempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November
1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat tersebut.
RE ORIENTASI :
Penghargaan
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi
apresiasi akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan, sebagai
penghargaan dari pemerintah Indonesia, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973.
Assalamualikum. Informasi Biografi di atas ini kami rangkum dari berbagai
sumber, jika ada kesalahan atas informasi yang kami sampaikan di atas, kami
berharap Anda bisa membetulkannya melalui kotak komentar atau bisa
menghubungi kami melalui e-mail kami, terima kasih.
BIOGRAFI
PRABOWO SUBIANTO
Oleh :
NAMA : BAIQ AQR SETIANI
KELAS : X. AP.1
ORIENTASI :
Biodata Prabowo Subianto
PERISTIWA PENTING :
Dalang Penculikan Aktivis 1998?
Pada tahun 1997, Prabowo Subianto diduga mendalangi penculikan dan
penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 13
orang, termasuk seniman ‘Teater Rakyat’ Widji Thukul, aktivis Herman
Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang.
Mereka diyakini sudah meninggal.
Oleh :
NAMA: RAHAYU INTAN WARI
KELAS : X. AP.1
ORIENTASI:
Biodata Sandiaga Uno
Bekerja di Singapura
Kemudian pada tahun 1993, ia bekerja di Singapura dan memilih bergabung dengan
perusahaan Investasi bernama Seapower Asia Investment Limited sebagai manager
Investasi.
Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1995, ia kemudian pindah ke Kanada dan
bekerja di perusahaan bernama NTI Resources Ltd dengan posisi sebagai Executive Vice
President NTI Resources Ltd.
Menjadi Pengangguran
Gajinya ketika itu sebesar 8.000 Dollar perbulan. Namun seperti kata pepatah “Roda
Kehidupan selalu berputar“. Badai krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997,
mengakibatkan perusahaannya juga terkena imbasnya. Perusahaannya kemudian
bangkrut dan mulai melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) termasuk pada
dirinya.
Sandiaga Uno akhirnya memilih untuk kembali ke Indonesia dan memulai usaha baru.
Meskipun statusnya ketika itu sebagai pengangguran. Langkah pertama yang
dilakukannya ketkika di Indonesia adalah mencari pekerjaan baru tetapi hasilnya tidak
seperti yang diharapkan.
Lamaran pekerjaanya bahkan di tolak oleh 25 perusahaan. Pengalaman memang
mengajarkan segalanya. Hal inilah yang kemudian menjadi titik balik dari seorang
Sandiaga Uno, ia kemudian merubah mindsetnya dari karyawan menjadi seorang
pengusaha.
…Saya ini menjadi seorang pengusaha karena ‘kecelakaan’. Sebagai seorang
pengusaha yang lahir dari kecelakaan, saya tidak mendesain jadi seorang pengusaha.
– Sandiaga Uno.
PERISTIWA PENTING :
Jadi Pengusaha Karena ‘Kecelakaan’
Pengalaman yang diterimanya kemudian ia coba pergunakan dengan mencoba membuat
perusahaan bernama PT Recapital Advisors pada tahun 1997 yang bergerak di bidang
jasa konsultan keuangan. Perusahaan tersebut ia dirikan bersama dengan teman SMA nya
yang bernama Rosan Perkasa Roeslani.
Namun tidak semuanya yang diharapkan selalu berjalan mulus, banyak calon klien
memandang sebelah mata kemampuan dari Sandiaga Uno. Hingga akhirnya 6 bulan
kemudian setelah perusahaan tersebut didirikan ada perusahaan yang akhirnya
menggunakan jasanya.
Mendirikan Perusahaan Investasi
Dalam biografi Sandiaga Uno diketahui bahwa setahun kemudian tepatnya pada tahun
1998, ia bersama Edwin Soeryadjaya kemudian mendirikan perusahaan Investasi
bernama PT Saratoga Investama Sedaya.
Berbekal jaringan (network) yang baik dengan perusahaan ataupun lembaga-lembaga
keuangan yang ada didalam negeri maupun luar negeri, perusahaan yang didirikan oleh
Sandiaga Uno kemudian akhirnya sukses.
REORIENTASI :
Masuk Dalam Daftar Orang Terkaya
Majalah Forbes memasukkkan namanya kedalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia
dengan total kekayaan sebesar US$ 400 juta dan berada diperingkat 29 tahun 2013.
Perusahaan investasinya yaitu Saratoga Capital dikenal sebagai firma investasi terbesar di
Indonesia yang memiliki karyawan sebesar 20 ribu orang. Namun pada tanggal 10 Juni
2015, ia resmi mengudurkan diri sebagai Direktur Utama di PT Saratoga Investama
Sedaya Tbk.
Posisinya digantikan oleh Michael Soeryadjaya yang merupakan cucu dari William
Soeryadjaya, Pendiri PT Astra International. Saat ini, Sandiaga Uno menjabat sebagai
Komite Ekonomi Nasional dan bendahara Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia.
Ia juga aktif sebagai pembicara utama di berbagai seminar kewirausahaan, menurutnya
keberanian serta optimisme adalah kunci pembuka jalan untuk meraih kesuksesan masa
depan.
Menurut Sandiaga, merintis bisnis selain itu menurutnya jejaring relasi menyumbang 30
persen kesuksesan selebihnya berasal dari kerja keras dan juga menjaga kepercayaan
dalam membangun bisnis.
Kekayaan Sandiaga Uno
Diketahui total kekayaan Sandiaga Uno sekitar 3,8 Triliun rupiah berdasarkan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LKHPN) pada september 2016 saat ia
memutuskan untuk maju menjadi sebagai kontestan pilkada Jakarat.
Menurut data yang dihimpun dari majalah bisnis Globe Asia pada tahun 2017 total
kekayaan Sandiaga Uno ditaksir mencapai 7.2 triliun rupiah namun pada tahun 2018,
total kekayaan Sandiaga Uno menyusut hingga sekitar 4.3 triliun rupiah atau sekitar 300
juta dollar.
Dari total kekayaannya tersebut, Nama Sandiaga Uno masuk dalam jajaran 100 orang
terkaya di Indonesia versi majalah bisnis Globe Asia.
Keluarga Sandiaga Uno
Mengenai keluarga, Sandiaga Uno menikah dengan Nur Asia. Dilansir dari
kumparan.com, Mereka sudah berkenalan sejak di bangku sekolah SMP dan menjalin
hubungan hingga ke bangku kuliah dan kemudian menikah.
Dari pernikahannya ini, Sandiaga dikaruniai tiga orang bernama Sulaiman Saladdin Uno,
Anneesha Atheera Uno, serta Amyra Atheefa Uno
Karir Politik
Sandiaga Uno dikenal sebagai seorang pengusaha besar yang memiliki banyak
perusahaan serta termasuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Namun ia juga
memilih terjun ke dunia politik sama seperti beberapa pengusaha lainnya.
Wakil Gubernur Jakarta
Namanya ramai menjadi perbincangan masyarakat di Jakarta ketika ia memilih terjun ke
dunia politik dan maju sebagai kandidat wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh
partai Gerindra bersama dengan Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Di Pilkada DKI Jakarta yang dilakukan dua putaran, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno
berhasil unggul dari saingannya yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful
Hidayat.
Calon Wakil Presiden 2019
Pada agustus 2018, Nama Sandiaga Uno dipilih sebagai calon wakil presiden 2019
oleh Prabowo Subianto yang maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Penunjukan
Sandiaga sebagai calon wakil presiden ini membuat ia harus melepas jabatannya sebagai
Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Riwayat Pekerjaan :
Summa Group
PT Recapital
Seapower Asia Investment Limited, Singapura
MP Holding Limited Group, Singapura
NTI Resources Limited, Calgary, Canada
PT Saratoga Investama Sedaya
Wakil Gubernur DKI Jakarta
Riwayat Organisasi :
HIPMI Jaya 1999-2001
HIPMI Gorontalo
HIPMI Pusat
KADIN
BIOGRAFI
JOKOWIDODO
Oleh :
NAMA: RAUDATUL JANNAH
KELAS : X. AP.1
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo
dilakukan dengan menyetujui moto “Solo: The Spirit of Java“. Langkah yang dilakukannya
cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas
di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka,
memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik,
melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan
masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya,
dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip
kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi
anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya
berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada
bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival
Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur
untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di
komplek Istana Mangkunegaran.
Berkat prestasi tersebut, Jokowi terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008” oleh Majalah
Tempo.
Asal Nama Julukan Jokowi
“Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Wali Kota Solo, Joko
Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan
nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan,
Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu
kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan tertulis, Jokowi, Wali Kota
Solo. Belakangan dia mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang.
Saat ini, Jokowi menjabat untuk periode kedua. Kemenangan mutlak diperoleh saat pemilihan
wali kota tahun lalu. Nama Jokowi kini tidak hanya populer, tapi kepribadiannya juga disukai
masyarakat. Setidaknya, ketika pergi ke pasar-pasar, para pedagang beramai-ramai
memanggilnya, atau paling tidak berbisik pada orang sebelahnya, “Eh..itu Pak Joko.”
Bagaimana ceritanya sehingga dia bisa dicintai masyarakat Solo? Kebijakan apa saja yang telah
membuat rakyatnya senang? Mengapa pula dia harus menginjak pegawainya? Berikut
wawancara wartawan Republika, Ditto Pappilanda, dengan Jokowi dalam kebersamaannya
sepanjang setengah hari di seputaran Solo.
PERISTIWA PENTING :
Sikap apa yang Anda bawa dalam menjalankan karier sebagai birokrat?
Secara prinsip, saya hanya bekerja untuk rakyat. Hanya itu, simpel. Saya enggak berpikir
macam-macam, wong enggak bisa apa-apa. Mau dinilai tidak baik, silakan, mau dinilai baik, ya
silakan. Saya kan tugasnya hanya bekerja. Enggak ada kemauan macam-macam. Enggak punya
target apa-apa. Bekerja. Begitu saja.
Bener, saya tidak muluk-muluk dan sebenarnya yang kita jalankan pun semua orang bisa
ngerjain. Hanya, mau enggak. Punya niat enggak. Itu saja. Enggak usah tinggi-tinggi. Sederhana
sekali.
Contoh, lima tahun yang lalu, pelayanan KTP kita di kecamatan semrawut. KTP bisa dua
minggu, bisa tiga minggu selesai. Tidak ada waktu yang jelas. Bergantung pada yang meminta,
seminggu bisa, dua minggu bisa. Tapi, dengan memperbaiki sistem, apa pun akan bisa berubah.
Menyiapkan sistem, kemudian melaksanakan sistem itu, dan kalau ada yang enggak mau
melaksanakan sistem, ya, saya injak.
Awalnya reaksi internal bagaimana?
Ya biasa, resistensi setahun di depan, tapi setelah itu, ya, biasa saja. Semuanya kalau sudah
biasa, ya semuanya senang. Ya, kita mengerti itu masalah kue, ternyata ya juga bisa dilakukan.
Untuk mengubah sistem proses KTP itu, tiga lurah saya copot, satu camat saya copot. Saat itu,
ketika rapat diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Enggak mungkin satu jam,
pak, paling tiga hari, kata mereka. Besoknya lurah itu tidak menjabat. Kalau saya, gitu saja.
Rapat lima camat lagi, ada satu camat, sulit pak, karena harus entri data. Wah ini sama, lah. Ya,
sudah.
Nyatanya, setelah mereka hilang, sistemnya bisa jalan. Seluruh kecamatan sekarang sudah
seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga
sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai perda, Rp 5.000.
Anda juga punya pengalaman menarik dalam penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL)
yang kemudian banyak menjadi rujukan?
Iya. Sekarang banyak daerah-daerah ke sini, mau mengubah mindset. Oh ternyata penanganan
(PKL) bisa tanpa berantem. Memang tidak mudah. Pengalaman kami waktu itu adalah
memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari yang sudah dijadikan tempat jualan bahkan juga
tempat tinggal selama lebih dari 20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena
menjadi tempat dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan.
Lima tahun yang lalu, mereka saya undang makan di sini (ruang rapat rumah dinas wali kota).
Saya ajak makan siang, saya ajak makan malam. Saya ajak bicara. Sampai 54 kali, saya ajak
makan siang, makan malam, seperti ini. Tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah.
Enggak usah di-gebukin.
Tampaknya, sekarang masyarakat sudah percaya pada Anda, padahal di awal terpilih,
banyak yang sangsi?
Yah, satu tahun, lah. Namanya belum dikenal, saya kan bukan potongan wali kota, kurus, jelek.
Saya juga enggak pernah muncul di Solo, apalagi bisnis saya 100 persen ekspor. Ada yang
sangsi, ya biar saja, sampai sekarang enggak apa-apa. Mau sangsi, mau menilai jelek, terserah
orang.
Dulu, apa niat awalnya jadi wali kota?
Enggak ada niat, kecelakaan. Ndak tahu itu. Dulu, pilkada pertama, kita dapat suara 37 persen,
menang tipis. Wong saya bukan orang terkenal, kok. Yang lain terkenal semuanya kan, saya
enggak. Tapi, kelihatannya masyarakat sudah malas dengan orang terkenal. Mau coba yang
enggak terkenal. Coba-coba, jadi saya bilang kecelakaan tadi itu memang betul.
Hal apa yang paling mengesankan selama Anda menjadi wali kota?
Paling mengesankan? Paling mengesankan itu, kalau dulu, kan, wali kota mesti meresmikan hal
yang gede-gede. Meresmikan mal terbesar besar misalnya. Tapi, sekarang, gapura, pos ronda,
semuanya saya yang buka, kok. Pos ronda minta dibuka wali kota, gapura dibuka wali kota, ya
gimana rakyat yang minta, buka aja. Ya, kadang-kadang lucu juga. Tapi kita nikmati.
Apa kesulitan yang paling pertama Anda temui saat menjabat sebagai wali kota?
Masalah aturan. Betul. Kita, kalau di usaha, mencari yang se-simpel mungkin, seefisien
mungkin. Tapi, kita di pemerintahan enggak bisa, ada tahapan aturan. Meskipun anggaran ada,
aturannya enggak terpenuhi, enggak bisa jalani. Harusnya, bisa kita kerjain dua minggu, harus
menunggu dua tahun. Banyak aturan-aturan yang justru membelenggu kita sendiri, terlalu
prosedural. Kita ini jadi negara prosedur.
Apa pertimbangannya saat Anda mencalonkan untuk kali kedua?
Sebetulnya, saya enggak mau. Mau balik lagi ke habitat tukang kayu. Saat itu, setiap hari datang
berbondong-bondong berbagai kelompok yang mendorong saya maju lagi. Mereka katakan, ini
suara rakyat. Saya berpikir, ini benar ndak, apa hanya rekayasa politik. Dua minggu saya cuti,
pusing saya mikir itu. Saya pulang, okelah saya survei saja. Saya survei pertama, dapatnya 87
persen. Enggak percaya, saya survei lagi, dapatnya 87 persen lagi.
Setelah survei itu, saya melihat, benar-benar ada keinginan masyarakat. Jadi, yang datang ke
saya itu benar. Dan ternyata memang saya dapat hampir 91 persen. Saya lihat ada harapan dan
ekspektasi yang terlalu besar. Perhitungan saya 65-70 persen. Hitungan di atas kertas 65:35, atau
60:40, kira-kira.
Ada kekhwatiran tidak, ketika lepas jabatan, semua yang Anda bangun tetap terjaga?
Pertama ada blueprint, ada concept plan kota. Paling tidak, pemimpin baru nanti enggak usah
pakai 100 persen, seenggaknya 70 persen. Jangan sampai, sudah SMP, kembali lagi ke TK. Saya
punya kewajiban juga untuk menyiapkan dan memberi tahu apa yang harus dilakukan nantinya.
REORIENTASI :
Biodata Joko Widodo
Nama : Joko Widodo
Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juni 1961
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha
Agama : Islam
Profil Facebook : jokowi
Akun twitter : jokowi_do2
Email: jokowi@indo.net.id
Alamat Kantor : Jl. Jend. Sudirman No. 2 Telp. 644644, 642020, Psw 400, Fax. 646303
Alamat Rumah Dinas : Rumah Dinas Loji Gandrung Jl. Slamet Riyadi No. 261 Telp. 712004
HP. 0817441111
Pendidikan:
SDN 111 Tirtoyoso Solo
SMPN 1 Solo
SMAN 6 Solo
Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985
Karir:
Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990)
Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996)
Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)
Penghargaan:
Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008”
Menjadi walikota terbaik tahun 2009
Pak Joko Widodo jg meraih penghargaan Bung Hatta Award, atas kepemimpinan dan kinerja
beliau selama membangun dan memimpin kota Solo.
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award
Selain itu, berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yg membantu), kota Solo jg
banyak meraih penghargaan, di antaranya
Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah
Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan
Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum
Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
BIOGRAFI
KI HAJAR DEWANTARA
Oleh :
NAMA: BAIQ RETIA AUDIANTI
KELAS : X. AP.1
2018/2019
Biografi Ki Hajar Dewantara
ORIENTASI :
Biodata Ki Hajar Dewantara
Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik kemudian
mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya, Di Budi Utomo ia
berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang
pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Oleh :
NAMA: BAIQ LENI NUR INDAH SARI
KELAS : X. AP.1
2018/2019
Profil dan Biografi Ustadz Abdul Somad
Biografiku.com – Profil dan Biografi Ustadz Abdul Somad. Ia dikenal sebagai salah satu
penceramah yang terkenal di Indonesia yang berasal dari pulau Sumatera. Nama Ustadz
Abdul Somad mulai banyak dikenal ketika ia aktif memberikan ceramah agama melalui
saluran Youtube. Kini Ustadz Abdul Somad terkenal sebagai salah satu penceramah
kondang yang kerap mengisi ceramah agama ke berbagai daerah di Indonesia.
ORIENTASI :
Biodata Ustadz Abdul Somad
Masa Remaja
Dalam biografi Ustadz Abdul Somad, Ia bersekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah di
wilayah Indragiri Hulu dan tamat pada tahun 1996. Setelah menamatkan sekolahnya,
Ustad Abdul Somad kemudian melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi.
Ia kuliah di UIN SISKA Riau. Di kampus ini, Ustad Abdul Somad hanya mengenyam
pendidikannya selama dua tahun saja, hingga tahun 1998.
Kuliah di Al-Azhar, Mesir
Ustadz Abdul Somad melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir
setelah berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintah Mesir. Ia terpilih sebagai salah
satu dari 100 penerima beasiswa dengan mengalahkan 900 pelamar lainnya.
Ustadz Abdul Somad (Tengah) / moslemcommunity.net/
Di Universitas Al-Azhar, Mesir, Abdul Somad menyelesaikan kuliahnya dalam kurun
waktu 3 tahun 10 bulan dan berhasil mendapatkan gelar .Lc (License) yang merupakan
gelar bagi lulusan pendidikan di kawasan timur tengah termasuk Mesir.
Lulusan Master di Maroko
Ustad Abdul Somad kemudian melanjutkan pendidikan S2 nya pada tahun 2004 di
Maroko tepatnya di Institut Dar Al-Hadis Al-Hassania melalui beasiswa kerajaan
Maroko.
Abdul Somad merupakan salah satu dari 5 orang asing yang diterima kuliah disana.
Abdul Somad menyelesaikan pendidikan masternya dalam jangka waktu 1 tahun 11
bulan dan meraih gelar D.E.S.A (Diplôme d’Etudes Supérieurs Approfondies).
Dosen dan Penceramah
Ustadz Abdul Somad diketahui bekerja sebagai dosen bahasa arab dan tafsir hadist
di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim dari tahun 2009.
Selain itu beliau juga mengajar sebagai Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama
Islam Al-Azhar Yayasan Masmur, Riau.
Dalam Biografi Ustadz Abdul Somad, Beliau juga pernah aktif sebagai Anggota MUI
Provinsi Riau dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama dan anggota
badan amil zakat di Riau dari tahun 2009 hingga 2014.
PERISTIWA PENTING :
Ustadz Abdul Somad di Youtube
Kini Ustadz Abdul Somad aktif dalam memberikan ceramah agama islam di berbagai
pelosok di wilayah Indonesia. Dimulai dari memberikan dakwah agama melalui kanal
Youtube nama Ustad Abdul Somad semakin dikenal di masyarakat setelah video-video
ceramahnya menjadi viral di internet.
Ustadz Abdul Somad (seruji.co.id)
Ceramah atau isi dakwahnya menegnai agama islam sangat berbobot sesuai dengan
kapasitas dirinya sebagai seorang ulama, da’i sekaligus dosen agama islam.
Pertanyaan dari para jamaahnya ia jawab berdasarkan sesuai pandangan-pandangan imam
mazhab dan mudah dimengerti. Sosoknya yang cerdas dan gayanya yang sederhana
membuat Ustad Abdul Somad banyak disukai oleh jamaah atau masyarat sehingga ia
banyak menerima undangan untuk ceramah.
Ustad Abdul Somad juga banyak menerjemahkan buku-buku dari Timur Tengah yang
memuat mengenai permasalahan seputar rumah tangga dalam islam dan permasalah lain
dalam agama islam.
Beliau juga sudah menulis tiga buah buku yang berjudul 37 Masalah Populer, 99
Pertanyaan Seputar Sholat dan buku berjudul 33 Tanya Jawab Seputar Qurban.
REORIENTASI :
Kandidat Cawapres 2019
Ustadz Abdul Somad semakin melejit namanya di masyarakat takkala ia disebut-sebut
sebagai bakal calon wakil presiden 2019 mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon
Presiden.
Riwayat Pekerjaan :
Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau
Dosen Tafsir dan Hadis di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska
Riau
Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur
Pekanbaru
Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian
Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan
Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau
BIOGRAFI
MUHAMAD HATTA
Oleh :
NAMA: BAIQ SOPIA NINGSIH
KELAS : X. AP.1
ORIENTASI :
Biodata Mohammad Hatta
PERISTIWA PENTING :
Bergabung Dengan Perhimpunan Indonesia
Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk
landasan kebijaksanaan non-kooperatif. Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut
Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari
perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya
politik rakyat di Indonesia.
Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI
melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres
intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir
selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.
Nama ‘Indonesia’ Oleh Mohammad Hatta
Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama “Indonesia”, Hatta memimpin
delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis.
Tanpa banyak oposisi, “Indonesia” secara resmi diakui oleh kongres. Nama “Indonesia”
untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal
kalangan organisasi-organisasi internasional.
Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga
Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang
diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927.
Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti
G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-
negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey
(Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis
sejak saat itu.
Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi
“Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan” di Gland, Swiss. Judul
ceramah Hatta L ‘Indonesie et son Probleme de I’ Independence (Indonesia dan
Persoalan Kemerdekaan).
Mohammad Hatta Di Penjara
Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid
Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret
1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala
tuduhan.
Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang
mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama “Indonesia
Vrij”, dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan
judul Indonesia Merdeka.
Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan
karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia
merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.
Kembali ke Indonesia
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan
sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan
utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat.
Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan
bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari
1936 keduanya berangkat ke Bandaneira.
Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di
Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan
memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku,
politik, dan lain-Iain.
Kembali Ke Jakarta
Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9
Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22
Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.
Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat.
Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia
bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia?
Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa
Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia
dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri.
Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap
Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang
demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk
memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.
Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang
diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember
1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari
penjajahan imperialisme Belanda.
Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini
setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam
ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali.”
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo
sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari
wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang
dari luar Pulau Jawa.
REORIENTASI :
Periode Tahun 1950-1956
Dalam Biografi Mohammad Hatta, Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap
aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga
tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan
koperasi.
Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam
konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio
untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia.
Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17
Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi
Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi
Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante
pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden.
Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada
ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno.
Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta
mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan
meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha
mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu
Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta.
Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul
“Lampau dan Datang”.
Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar
akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di
Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik
perekonomian.
Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa
dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa
di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara
Hukum”.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis “Demokrasi Kita” dalam majalah Pandji
Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran
Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu. Dalam masa
pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi
bangsanya daripada seorang politikus.
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa
Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia
Farida, Gemala Rabi’ah, dan Halida Nuriah.
Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi
Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat
menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad
Athar Baridjambek.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta
anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi “Bintang Republik Indonesia Kelas
I” pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara.
Mohammad Hatta Wafat
Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia,
wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta,
pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.
BIOGRAFI
SUSI SUSANTI
Oleh :
NAMA: RIRIN
KELAS : X. JB1
PERISTIWA PENTING :
Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi sudah berhasil menjadi juara di Indonesian Open. Selain
itu, berkat kegigihan dan ketekunannya, Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala
Sudirman pada tim Indonesia untuk pertama kalinya dan belum pernah terulang sampai saat ini.
Ia pun mulai merajai kompetisi bulu tangkis wanita dunia dengan menjuarai All England
sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.
Puncak karier Susi bisa dibilang terjadi pada tahun 1992 ketika ia menjadi juara tunggal putri
cabang bulu tangkis di Olimpiade Barcelona. Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia
di ajang olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, juga
berhasil menjadi juara di tunggal putra, sehingga media asing menjuluki mereka
sebagai “Pengantin Olimpiade”, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan pada 9
Februari 1997.
Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta,
Amerika Serikat. Selain itu, Susi juga menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun
1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia. Puluhan gelar seri Grand Prix juga berhasil ia raih
sepanjang karirnya.
Susi pensiun di usia 26 tahun setelah ia menikah dengan pemain bulu tangkis tunggal putra, Alan
Budikusuma. Ia dan Alan memulai kehidupan dari nol lagi, karena pemerintah dinilai kurang
memperhatikan kesejahteraan para mantan atlet. Ia pun mengaku tidak akan mengizinkan ketiga
anaknya untuk terjun di dunia bulu tangkis maupun cabang olahraga yang lain, mengingat nasib
beberapa mantan atlet yang diabaikan oleh pemerintah.
Salah satu usaha Susi adalah sebuah toko di ITC Mega Grosir Cempaka Mas yang menjual
berbagai macam pakaian asal Cina, Hongkong dan Korea, serta sebagian produk lokal. Usaha ini
dilakoninya sambil melaksanakan tugas utamanya sebagai ibu dari 3 orang anak, Lourencia
Averina, Albertus Edward, dan Sebastianus Frederick. Selain itu, Susi bersama Alan mendirikan
Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading sebagai gedung pusat pelatihan bulu tangkis. Mereka
berdua juga membuat raket dengan merek Astec (Alan-Susi Technology) pada pertengahan
tahun 2002.
Kini Susi dan Alan menjalani hari-harinya bersama ketiga anak mereka di rumah yang terletak di
Komplek Gading Kirana, Jakarta Utara. Mereka masih rutin bermain bulutangkis sampai saat ini,
minimal dua kali seminggu untuk menjaga kondisi. Ia adalah legenda hidup bulu tangkis
Indonesia – Ratu bulu tangkis Indonesia
REORIENTASI :
Prestasi Susi Susanti
Tunggal Putri:
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 19931994
Juara German Open 1992, 1993 1994
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991 1992
Juara Vietnam Open 1997
Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1993 dan 1995
Juara PON 1993
Juara World Championship junior 5 kali 1985(di nomor tunggal, ganda putri, dan ganda
campuran) serta 1987(tunggal dan ganda putri)
Beregu Putri:
Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)
Penghargaan:
Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama, 1992
The Badminton Hall of Fame 2004