PROFILE
Riwayat Hidup
Riwayat Pendidikan
Penghargaan
Karir
Pemilihan Rudi sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini
memang sebuah keputusan yang memang dinilai tepat oleh Presiden Yudhoyono.
Presiden bahkan menyatakan "Yang bersangkutan saya pandang seperti Widjajono
untuk mengembangkan kebijakan program dan rencana aksi serta upaya nyata
untuk tingkatkan Energi Dan Sumber Daya Mineral dengan baik dan gerakan
penghematan energi secara nasional
Namun Pada 13 Agustus 2013, menjadi titik balik bagi Rudi, ia tersangkut masalah
korupsi setelah tertangkap tangan sedang melakukan transaksi mencurigakan
kepada seseorang bernama Simon di rumahnya. Transaksi itu diduga sebagai
upaya penyuapan oleh perusahaan minyak asing Kernell Oil. Akhirnya keesokan
harinya Rudi ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
KRONOLOGI KASUS
TIPIKOR
RUDI RUBIANDINI
Versi Penyidik
Selanjutnya A pulang diantar oleh supir R. "Setelah A (Ardi) keluar rumah, tidak
lama kemudian, dilakukan penyergapan. Dalam penyergapan itu, A (Ardi)
kemudian langsung dibawa kembali ke rumah R (Rudi), sedangkan uang 400 ribu
dolar AS itu diambil dan diamankan," kata Bambang.
Ada enam orang yang diperiksa KPK yakni, S, A, R, dua satpam dan satu supir.
Selanjutnya KPK menggeledah rumah R dan A. Di rumah R ditemukan 90.000 dolar
AS dan 127 dolar Singapura. Sementara di rumah A ditemukan 200.000 dolar AS.
Sumber
Antara
News
http://
www.antaranews.com/berita/390546/kronologi-kasus-suap-kepa
la-skk-migas
Okezone http://
news.okezone.com/read/2014/03/18/339/957141/ini-kronologi-pe
nangkapan-rudi-rubiandini-versi-penyidik-kpk
KRONOLOGIS
TIPIKOR
VERSI
RUDI
RUBIANDINI
Terdakwa Rudi Rubiandini, mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas), mengaku pertama kali menerima suap dari pelatih golf dan
orang kepercayaannya, Deviardi (Ardi) --yang juga menjadi terdakwa kasus yang
sama. Pengakuan itu disampaikan Rudi, dalam sidang lanjutan perkara korupsi dan
pencucian uang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/3).
Rudi mengatakan, awalnya ia tidak mau menerima suap yang hendak diberikan
Ardi. "Pertama kali jadi Ketua SKK Migas, Deviardi bilang ke saya, ada titipan dari
Widjanarko, di mana ada titipan berisi uang, yang ditaruh di dalam amplop
cokelat," ucap Rudi.
Rudi mengaku menolak titipan itu dan melarang Ardi agar tidak menerima uang,
menjanjikan sesuatu, dan memeras orang lain, sehingga setelah pesan itu
disampaikan, Ardi tak lagi membicarakan uang hingga sebulan kemudian. Namun
setelah 1 bulan berlalu, Ardi mengatakan menerima uang dari GH, dan itu pun
kembali ditolaknya.
"Setelah itu, dalam salah satu acara, Deviardi kembali menemui saya dan
mengatakan ada uang CNC (Clean and Clear). Dia bilang, 'Bapak tidak perlu takut,
ini halal'. Karena saya hormat sama dia, akhirnya saya terima uang US$ 10 ribu
dan saya simpan di lemari saya," ujar Rudi.
Rudi mengatakan, Ardi tidak menyebutkan darimana asal dana US$ 10 ribu
tersebut. Setelah pemberian itu, Ardi kembali memberi uang US$ 20 ribu dan US$
150 ribu, yang belakangan diketahui saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), dana tersebut US$ 300 ribu di antaranya berasal dari Komisaris Kernel Oil
Pte Pld (KOPL), Simon Gunawan.
Dari jumlah US$ 300 ribu yang diberikan Simon, US$ 200 ribu lalu diberikan
kepada Komisi VII DPR RI yang dipimpin Sutan Bhatoegana. Sedangkan US$ 100
ribu sisanya disimpan di dalam safety box.
Pada persidangan Rudi yang juga mengajukan mantan Kepala Pusat Pelaporan dan
Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein sebagai ahli tindak pencucian
uang mengatakan, siapapun yang memerintahkan orang lain untuk membeli mobil
atau rumah dari uang hasil suap, dapat dijerat dengan Undang-Undang Tindak
Pidana Pencucian Uang (UU TPPU).
Menurutnya, meskipun orang yang menyuruh tersebut tidak tidak menikmati hasi
suap, namun dia telah memberikan keuntungan kepada orang lain, sehingga tetap
harus dikenakan pasal pencucian uang.
Yunus mengatakan, dalam tindak pidana pencucian uang ada 3 jenis pelaku, yakni
pelaku utama, pelaku pembantu yang bertugas menyamarkan perbuatan, dan
penerima suap.
"Kalau pelaku utama memerintah seseorang untuk membeli (mobil atau rumah
dari uang suap) dengan menggunakan nama orang yang disuruh, maka dia dapat
dijerat dengan UU TPPU," tandasnya, seraya menambahkan, jika orang itu
menyuruh untuk melakukan rekayasa transaksi, maka dia pun dapat dijerat
dengan UU TPPU.
Sedangkan saat ditanya oleh kuasa hukum Rudi, apakah seseorang seseorang itu
dapat dijerat tindak pidana pencucian uang meskipun orang itu tidak menikmati
gratifikasi, Yunus mengatakan, jika orang tersebut tidak menikmati namumnya,
namun orang lain diuntungkan, maka orang itu juga dapat dijerat UU TPPU.
"Jadi meski dia tidak menikmati gratifikasi, tetapi orang lain menikmati, ya
kena juga. Jadi kalau dia itu bagi-bagi uang suap ke orang lain, maka ya, kena
juga," tandas Yunus.
Jika dari pelakunya ada 3 jenis, kata Yunus, modus pencucian uang itu ada 5
modus, yakni uang suap disimpan dalam aset tanpa nama melalui emas dan
dolar, atau mencampur uang tidak sah ke dalam perusahaan.
"Sedangkan modus ketiga, membuat perusahaan baru sebagai tempat
pencucian uang, dan modus keempat, membawa uang hasil kejahatan keluar
negeri, dan kelima, disembunyikan dan baru dimasukkan kalau tidak ada
gangguan," pungkasnya.
Sumber:
Gartra
News
http://
www.gatra.com/hukum-1/49613-kronologi-suap-skk-migas-ve
rsi-rudi-rubiandini.html
KETERKAITAN DENGAN
TOKOH LAIN
N
O
K
E
I
M
O
L
A
I
S
N
I
O
S
A
L
N
I
A
G
D
O
L
O
K
I
A
S
G
P
R
A
U
L
E
K
N
I
A
L
Setelah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, rumah dinas yang biasa
ditempati Ketua SSK Migas, Rudi Rubiandini sepi. PantauanVIVAnews,Rabu 14
Agustus 2013, ada beberapa orang yang masih di dalam menunggu rumah
tersebut.
Namun sekitar pukul 13.30 WIB, datang dua orang yang mengaku sebagai keluarga
Rudi. Mereka menggunakan sedan Pigeout putih dengan gambar api di pinggiran
mobil bagian bawah dengan nomor polisi B 739 XV.
Turun dari mobil, kedua pria itu langsung menuju pintu gerbang rumah. Seorang
pria mengenakan kaos putih dan bercelana pendek, rekannya mengenakan kemeja
biru dan celana jeans biru.
Di depan pintu gerbang rumah, mereka melongok ke dalam lantas mengetuk pintu.
Tapi, tak ada orang yang membukakan pintu gerbang. Tak sampai dua menit, kedua
laki-laki itu langsung masuk ke dalam mobil.
Ketika ditanya wartawan, mereka hanya mengaku keluarga Rudi. "Iya (dari pihak
keluarga)," kata salah seorang dari mereka.
Berselang beberapa menit setelah keluarga Rudi pergi, seorang penjual nasi
padang datang ke rumah itu. Ujang, nama pedagang itu, membawa delapan
bungkus nasi padang yang dipesan oleh orang yang berada di dalam rumah
Rudi.
Hanya saja, ketika diketuk pintu gerbangnya tak seorang pun berani ke luar.
Hanya beberapa orang yang mondar-mandir dari pintu depan ke pintu belakang
rumah. Sebab, banyak wartawan yang menunggu.
Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya penjual nasi padang itu hanya
diterima oleh satpan rumah itu lewat atas pagar. Sehingga, penjual nasi padang
itu harus naik ke pagar rumah.
Sumber:
Viva
News
http://
nasional.news.viva.co.id/news/read/436309-keluarga-rudi-rub
iandini-mengurung-diri-di-rumah
KESIMPULAN DAN
HIKMAH
Kesimpulan :
- Rubi Rubiandini divonis 7 tahun penjara atas keterlibatannya dalam kasus suap PT Kernell Oil
saat ia menjabat sebagai Kepala SKK Migas.
- Keterlibatannya ini juga tidak lepas dari ulah tangan kanannya, Deviardi, yang secara langsung
menerima suap dari PT Kernell Oil.
Hikmah :
- Kasus korupsi merupakan tindakan pelanggaran berjamah sehingga harus dilawan pula dengan
kebaikan secara berjamaah.