Anda di halaman 1dari 31

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

(KASUS RUDI RUBIANDINI)


KELOMPOK 2:
LUSINDA INDRI ASTUTI
MUHAMAD RIZKY NOOR WAHYUDDIN
SESAR PRABU DWI SRIYANTO

SIAPA RUDI RUBIANDINI

PROFILE

Nama : Rudi Rubiandini


TTL
: Tasikmalaya, 9
Februari 1962
Profesi : Akademisi/BP
Migas

Riwayat Hidup

Riwayat Pendidikan

Sarjana Teknik Perminyakan, ITB,


1985

Dr.-Ing., Technische Universitaet


Clausthal, 1991

Penghargaan

Presenter Terbaik pada Kongres


IATMI, 2000, 2001, 2003 dan
2004.
IATMI Award, sebagai Inovator
Nasional, 2002
Dosen Teladan ITB ke III, 1994 &
1998

Karir

Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB,


1995 - 1998

General Manager Sasana Olahraga Ganesha


ITB, 2001 - 2005

Direktur Penerbit ITB, 2005 - 2006

Penasehat Ahli Kepala BPMIGAS, 2009 - 2010

Corpporate Secretary BPMIGAS, 2010 - 2011

Direktur Utama PT LAPI-ITB, 2006 - 2007


Direktur Operasi & Keuangan PT LAPI ITB,
2007 - 2010
Wakil Ketua TP3M, Kementrian ESDM, 2010 2010
Deputy Pengendalian Operasi BPMIGAS, 2012
Wakil Menteri ESDM, Juni 2012
Kepala SKK Migas (Januari -Agustus 2013)

RUDI Rubiandini adalah seorang akademisi sekaligus pengamat dalam bidang


perminyakan. Pria kelahiran Tasikmalaya, 9 Februari 1962 ini, memperoleh gelar
kesarjanaan di Institute Teknologi bandung (ITB) pada 1985 dan melanjutkan
studi tingkat doktoral di Jerman dan meraih gelar DR.-Ing dari Technische
Universitt Clausthal, Jerman, pada 1991.
Setelah kembali dari Jerman, ia bekerja sebagai dosen di ITB dan sempat terpilih
menjadi dosen teladan pada tahun 1994 dan 1998. Karena tingginya dedikasi
terhadap dunia perminyakan, namanya menjadi begitu familiar di kalangan
pengusaha atau pebisnis di industri minyak dan gas tanah air.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat terpukau terhadap kapasitas
kemampuan Rudi di bidang perminyakan. Pada 21 April 2012 ia ditunjuk menjadi
Wakil Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Energi) menggantikan almarhum
Widjajono Partowidagdo yang wafat pada 21 April 2012 lalu.

Rudi Rubiandini adalahKepala Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha


Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Diadinilai telah mengetahui apa yang
akan menjadi tanggung jawab dan tugasnya sebagai Kepala SKK Migas.
Ia mendapat banyak wejangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
mengemban tugasnya yang baru. Antara lain menjaga integritas, melakukan
pembenahan, menjaga kondusif investor nasional maupun asing, dan
memberdayakan seluruh komponen bangsa dalam berkarya di industri migas.
Sebelumnya dia menjabat sebagaiWakil Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral. Rudi menjabat kursi wakil menteri yang sebelumnya dipegang oleh
Almarhum Widjajono Partowidagdo.
Walau menilai bahwa jabatan sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral adalah tugas yang cukup berat, Rudi menyatakan bahwa dia bersedia
untuk berusaha semaksimal mungkin demi memajukan bidang yang
ditanganinya.
Pemilihan Rudi Rubiandini sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
dinilai sebagai pilihan yang pas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena
Rudi dinilai memiliki pengalaman, pengetahuan, dan komitmen untuk memajukan
Energi dan Sumber Daya Mineral di Indonesia.

Pemilihan Rudi sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini
memang sebuah keputusan yang memang dinilai tepat oleh Presiden Yudhoyono.
Presiden bahkan menyatakan "Yang bersangkutan saya pandang seperti Widjajono
untuk mengembangkan kebijakan program dan rencana aksi serta upaya nyata
untuk tingkatkan Energi Dan Sumber Daya Mineral dengan baik dan gerakan
penghematan energi secara nasional
Namun Pada 13 Agustus 2013, menjadi titik balik bagi Rudi, ia tersangkut masalah
korupsi setelah tertangkap tangan sedang melakukan transaksi mencurigakan
kepada seseorang bernama Simon di rumahnya. Transaksi itu diduga sebagai
upaya penyuapan oleh perusahaan minyak asing Kernell Oil. Akhirnya keesokan
harinya Rudi ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).

KRONOLOGI KASUS
TIPIKOR
RUDI RUBIANDINI

Versi Penyidik

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bakti Suhendarwan, mengungkap


kronologi operasi tangkap tangan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini, di rumah
dinasnya di Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan pada 13 Agustus 2013 silam.
Bakti menyatakan, Rudi Rubiandini dibidik berdasarkan penyelidikan KPK dan laporan
masyarakat yang diduga menerima uang dan barang dalam proses tender di SKK
Migas.
"Kami mendapat laporan sudah ada delivery uang atau barang, saat itu kami lakukan
penangkapan dan melakukan penyidikan," kata Bakti saat bersaksi di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2014).
Menurut Bakti, Rudi ditangkap setelah dinyatakan bahwa Komisaris PT Kernel Oil
Simon G Tanjaya telah bertemu dengan Deviardi di suatu tempat, di dalam mobil
Toyota Fortuner.
"Saat itu tim memantau bahwa Simon baru saja mengambil uang di bank dan masuk
ke dalam mobil Fortuner yang didalamnya sudah ada Deviardi sambil membawa tas
yang diduga uang. Kemudian Simon keluar dari Fortuner tanpa membawa tas,
artinya uangnya sudah ke Deviardi," ujar Bakti.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menjelaskan


kronologi penangkapan Kepala Satuan Tugas Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas)
Rudi Rubiandini. Menurut Bambang, dalam jumpa pers di Kantor KPK, Jakarta, Rabu,
penangangan kasus tersebut bermula dari adanya laporan masyarakat.
Pada Selasa pukul 16.00 WIB, di sebuah tempat di City Plaza Jalan Gatot Subroto
Jakarta, S (Simon Tanjaya) memberikan dana sebesar 400 ribu dolar AS kepada A
(Ardi), untuk selanjutnya akan diberikan kepada R (Rudi).
Jam 21.00 WIB lewat, atau hampir 21.30 WIB, dana diserahkan kepada R di
kediaman R, Jl. Brawijaya No.8, Jakarta Selatan.
A ke rumah R dengan menggunakan motor gede yang juga lengkap dengan BPKB.
A berada di rumah R setengah jam lebih dan motor gede tersebut sempat dicoba
dihidupkan.

Selanjutnya A pulang diantar oleh supir R. "Setelah A (Ardi) keluar rumah, tidak
lama kemudian, dilakukan penyergapan. Dalam penyergapan itu, A (Ardi)
kemudian langsung dibawa kembali ke rumah R (Rudi), sedangkan uang 400 ribu
dolar AS itu diambil dan diamankan," kata Bambang.
Ada enam orang yang diperiksa KPK yakni, S, A, R, dua satpam dan satu supir.
Selanjutnya KPK menggeledah rumah R dan A. Di rumah R ditemukan 90.000 dolar
AS dan 127 dolar Singapura. Sementara di rumah A ditemukan 200.000 dolar AS.

Sumber

Antara
News
http://
www.antaranews.com/berita/390546/kronologi-kasus-suap-kepa
la-skk-migas
Okezone http://
news.okezone.com/read/2014/03/18/339/957141/ini-kronologi-pe
nangkapan-rudi-rubiandini-versi-penyidik-kpk

KRONOLOGIS
TIPIKOR
VERSI
RUDI
RUBIANDINI

Terdakwa Rudi Rubiandini, mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas), mengaku pertama kali menerima suap dari pelatih golf dan
orang kepercayaannya, Deviardi (Ardi) --yang juga menjadi terdakwa kasus yang
sama. Pengakuan itu disampaikan Rudi, dalam sidang lanjutan perkara korupsi dan
pencucian uang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/3).

Rudi mengatakan, awalnya ia tidak mau menerima suap yang hendak diberikan
Ardi. "Pertama kali jadi Ketua SKK Migas, Deviardi bilang ke saya, ada titipan dari
Widjanarko, di mana ada titipan berisi uang, yang ditaruh di dalam amplop
cokelat," ucap Rudi.

Rudi mengaku menolak titipan itu dan melarang Ardi agar tidak menerima uang,
menjanjikan sesuatu, dan memeras orang lain, sehingga setelah pesan itu
disampaikan, Ardi tak lagi membicarakan uang hingga sebulan kemudian. Namun
setelah 1 bulan berlalu, Ardi mengatakan menerima uang dari GH, dan itu pun
kembali ditolaknya.

"Setelah itu, dalam salah satu acara, Deviardi kembali menemui saya dan
mengatakan ada uang CNC (Clean and Clear). Dia bilang, 'Bapak tidak perlu takut,
ini halal'. Karena saya hormat sama dia, akhirnya saya terima uang US$ 10 ribu
dan saya simpan di lemari saya," ujar Rudi.

Rudi mengatakan, Ardi tidak menyebutkan darimana asal dana US$ 10 ribu
tersebut. Setelah pemberian itu, Ardi kembali memberi uang US$ 20 ribu dan US$
150 ribu, yang belakangan diketahui saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), dana tersebut US$ 300 ribu di antaranya berasal dari Komisaris Kernel Oil
Pte Pld (KOPL), Simon Gunawan.
Dari jumlah US$ 300 ribu yang diberikan Simon, US$ 200 ribu lalu diberikan
kepada Komisi VII DPR RI yang dipimpin Sutan Bhatoegana. Sedangkan US$ 100
ribu sisanya disimpan di dalam safety box.
Pada persidangan Rudi yang juga mengajukan mantan Kepala Pusat Pelaporan dan
Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein sebagai ahli tindak pencucian
uang mengatakan, siapapun yang memerintahkan orang lain untuk membeli mobil
atau rumah dari uang hasil suap, dapat dijerat dengan Undang-Undang Tindak
Pidana Pencucian Uang (UU TPPU).
Menurutnya, meskipun orang yang menyuruh tersebut tidak tidak menikmati hasi
suap, namun dia telah memberikan keuntungan kepada orang lain, sehingga tetap
harus dikenakan pasal pencucian uang.
Yunus mengatakan, dalam tindak pidana pencucian uang ada 3 jenis pelaku, yakni
pelaku utama, pelaku pembantu yang bertugas menyamarkan perbuatan, dan
penerima suap.

"Kalau pelaku utama memerintah seseorang untuk membeli (mobil atau rumah
dari uang suap) dengan menggunakan nama orang yang disuruh, maka dia dapat
dijerat dengan UU TPPU," tandasnya, seraya menambahkan, jika orang itu
menyuruh untuk melakukan rekayasa transaksi, maka dia pun dapat dijerat
dengan UU TPPU.
Sedangkan saat ditanya oleh kuasa hukum Rudi, apakah seseorang seseorang itu
dapat dijerat tindak pidana pencucian uang meskipun orang itu tidak menikmati
gratifikasi, Yunus mengatakan, jika orang tersebut tidak menikmati namumnya,
namun orang lain diuntungkan, maka orang itu juga dapat dijerat UU TPPU.

"Jadi meski dia tidak menikmati gratifikasi, tetapi orang lain menikmati, ya
kena juga. Jadi kalau dia itu bagi-bagi uang suap ke orang lain, maka ya, kena
juga," tandas Yunus.
Jika dari pelakunya ada 3 jenis, kata Yunus, modus pencucian uang itu ada 5
modus, yakni uang suap disimpan dalam aset tanpa nama melalui emas dan
dolar, atau mencampur uang tidak sah ke dalam perusahaan.
"Sedangkan modus ketiga, membuat perusahaan baru sebagai tempat
pencucian uang, dan modus keempat, membawa uang hasil kejahatan keluar
negeri, dan kelima, disembunyikan dan baru dimasukkan kalau tidak ada
gangguan," pungkasnya.
Sumber:

Gartra
News
http://
www.gatra.com/hukum-1/49613-kronologi-suap-skk-migas-ve
rsi-rudi-rubiandini.html

KETERKAITAN DENGAN
TOKOH LAIN

N
O
K
E

I
M
O

L
A
I
S
N
I
O
S
A
L
N
I
A
G
D

O
L
O
K
I
A
S
G
P
R
A
U
L
E
K

N
I
A
L

Setelah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, rumah dinas yang biasa
ditempati Ketua SSK Migas, Rudi Rubiandini sepi. PantauanVIVAnews,Rabu 14
Agustus 2013, ada beberapa orang yang masih di dalam menunggu rumah
tersebut.

Namun sekitar pukul 13.30 WIB, datang dua orang yang mengaku sebagai keluarga
Rudi. Mereka menggunakan sedan Pigeout putih dengan gambar api di pinggiran
mobil bagian bawah dengan nomor polisi B 739 XV.

Turun dari mobil, kedua pria itu langsung menuju pintu gerbang rumah. Seorang
pria mengenakan kaos putih dan bercelana pendek, rekannya mengenakan kemeja
biru dan celana jeans biru.

Di depan pintu gerbang rumah, mereka melongok ke dalam lantas mengetuk pintu.
Tapi, tak ada orang yang membukakan pintu gerbang. Tak sampai dua menit, kedua
laki-laki itu langsung masuk ke dalam mobil.


Ketika ditanya wartawan, mereka hanya mengaku keluarga Rudi. "Iya (dari pihak
keluarga)," kata salah seorang dari mereka.

Berselang beberapa menit setelah keluarga Rudi pergi, seorang penjual nasi
padang datang ke rumah itu. Ujang, nama pedagang itu, membawa delapan
bungkus nasi padang yang dipesan oleh orang yang berada di dalam rumah
Rudi.

Hanya saja, ketika diketuk pintu gerbangnya tak seorang pun berani ke luar.
Hanya beberapa orang yang mondar-mandir dari pintu depan ke pintu belakang
rumah. Sebab, banyak wartawan yang menunggu.

Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya penjual nasi padang itu hanya
diterima oleh satpan rumah itu lewat atas pagar. Sehingga, penjual nasi padang
itu harus naik ke pagar rumah.

Sumber:
Viva
News
http://
nasional.news.viva.co.id/news/read/436309-keluarga-rudi-rub
iandini-mengurung-diri-di-rumah

KESIMPULAN DAN
HIKMAH

Kesimpulan :
- Rubi Rubiandini divonis 7 tahun penjara atas keterlibatannya dalam kasus suap PT Kernell Oil
saat ia menjabat sebagai Kepala SKK Migas.
- Keterlibatannya ini juga tidak lepas dari ulah tangan kanannya, Deviardi, yang secara langsung
menerima suap dari PT Kernell Oil.

Hikmah :
- Kasus korupsi merupakan tindakan pelanggaran berjamah sehingga harus dilawan pula dengan
kebaikan secara berjamaah.

Anda mungkin juga menyukai