Anda di halaman 1dari 21

Tugas Kelompok

Bencana Alam Kebumian

LIKUIFAKSI

Ermita Sari M. Nur Widyaputra


Erwan Susanto Randy Sitorus P.
Herdiyanti Resty A. Sesar Prabu Dwi S.
Herman Elias F. D.

PROGRAM SARJANA TERAPAN GEOFISIKA


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TANGERANG SELATAN
2017
OUTLINE

PENGERTIAN
JENIS-JENIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN GEMPA BUMI YANG MENYEBABKAN
LIKUIFAKSI
FENOMENA LIKUIFAKSI
LANGKAH MITIGASI
Pengertian Likuifaksi
fenomena hilangnya/berkurangnya kekuatan dan kekakuan tanah
akibat gempa/pergerakan tanah lainnya. Atau
berkurangnya/hilangnya daya dukung tanah akibat
berkurangnya/hilangnya tekanan antar butir- butir pasir (inter-
granular-stress).

Gambar 1. Ilustrasi terjadinya likuifaksi


Jenis-jenis Likuifaksi
a. Flow Liquifaction
Terjadi ketika shear stress yang diperlukan untuk kesetimbangan statik masa soil lebih
besar daripada shear stress soil dalam keadaan liquifaksi. Deformasi dihasilkan oleh flow
liquefaction yang digerakan oleh static shear stress.
Flow liquefaction menghasilkan semua efek liquifaksi yang berhubungan dengan
ketidakstabilan atau dikenal dengan flow failure, dimana flow failure bisa terjadi ketika
strength soil drop dibawah level kondisi statis.
Static shear stress higher than soil strength

b. Cyclic Mobility
Terjadi ketika static shear stress lebih kecil dibandingkan shear strength dalam kedaan
liquifaksi. Deformasi dihasilkan oleh cyclic mobility meningkat selama goncangan gempa
bumi. Deformasi dihasilkan oleh cyclic mobility digerakan oleh cyclic dan static shear
stress.
Deformasi ini disebut dengan lateral spreading, biasa terjadi tanah yang miring atau tanah
yang hampir datar.
Static shear stress lower than soil strength
Faktor yang Mempengaruhi Likuifaksi
a. Jenis tanah
b. Kerapatan relatif / angka pori
c. Intensitas gempa
d. Durasi gempa
e. Tekanan tanah dan permukaan
f. Ukuran butir pasir
g. Densitas
h. Karakteristik vibrasi
i. Drainage dan deposit
j. Air tanah
KEJADIAN GEMPA BUMI YANG
MENYEBABKAN LIKUIFAKSI
1. Gempa Wenchuan (Sichuan), China
Tanggal : 12 Mei 2008
Lokasi : 310 LU dan 103,40 BT
Magnitudo : 8,0 SR

Gambar 2. Lumpur panas muncul di area Gambar 3. Lumpur panas disertai juga dengan
pertanian dan pemukiman. Ketinggian penurunan muka tanah, retakan tanah, dan
maksimum dari letupan lumpur panas ini runtuhan tanah di pemukiman. Dampak dari
sekitar 1 meter. Material yang keluar ke penurunan ini adalah bangunan miring, retak
permukaan didominasi Pasir putih serta kerikil bahkan runtuh
dengan kedalaman 10 cm
2. Gempa Aceh, Indonesia
Tanggal : 26 Desember 2004
Lokasi : 398 km arah baratdaya Kota Meulaboh
Magnitudo : 8,5 SR

Gambar 4. Fenomena penurunan pondasi Gambar 5. Fenomena penurunan bangunan di


bangunan bertingkat akibat likuifaksi saat Jalan Banda Aceh Medan, Meunasah
gempabumi 24 Desember 2004 (Tohari dkk., Manyang, Lambaro, Aceh Besar (depan kantor
2007) Serambi Indonesia)
3. Gempa Bengkulu, Indonesia
Tanggal : 12 dan 13 September 2007
Lokasi : Bengkulu
Magnitudo : M 8,4 dan M 7,9

Gambar 7. Likuifaksi yang terjadi di wilayah Jembatan


Pasar Seblat, Kec. Putri Hijau, Kab. Mukomuko, serta
sumur di sekitar jembatan yang berisi pasir akibat
Gambar 6. Retakan di dinding yang
proses likuifaksi di sekitar jembatan saat terjadi
diakibatkan oleh tanah yang
gempabumi.
mengalami likuifaksi
4. Gempa Bengkulu, Indonesia
Tanggal : 4 Juni 2000
Lokasi : 4,730 LS dan 1010 BT
Magnitudo : 7,8 Mw

Gambar 8. Peristiwa penyebaran lateral pada Gambar 9. Kegagalan dinding penahan dan
lapisan tanah mengakibatkan retakan pada perpindahan lateral, gempabumi Bengkulu 4
badan jalan pada saat gempabumi Bengkulu 4 Juni 2000 (Tim Bengkulu, 2006)
Juni tahun 2000 (TIM BENGKULU dalam
Soebowo dkk,
2009)
5. Gempa Nias, Indonesia
Tanggal : 28 Maret 2005
Lokasi : 2,040 LU dan 970 BT
Magnitudo : 8,7 SR

Gambar 10. Likuifaksi pada bangunan di Gambar 11. Jembatan yang girdernya
Gunung Sitoli yang diakibatkan oleh gempa miring diakibatkan oleh gempa Nias 28
Nias 28 Maret 2005. Lantai menggelembung Maret 2005 (Tarigan, 2005)
dan kolomnya miring (Tarigan, 2005)
FENOMENA LIKUIFAKSI
Gambar 12. Efek likuifaksi pada bangunan yang disebabkan karena
gempa bumi di beberapa daerah (Miwa dkk., 2005)
Gambar 13. Beberapa daerah yang mengalami peristiwa likuifaksi
akibat gempa bumi (Miwa dkk., 2005)
Gambar 14. Efek likuifaksi pada dinding penahan dan dermaga
yang diakibatkan oleh gempa bumi di beberapa daerah (Miwa
dkk., 2005)
Gambar 15. Efek likuifaksi pada beberapa daerah yang
diakibatkan oleh gempa bumi (Miwa dkk., 2005)
Gambar 16. Efek likuifaksi pada pondasi jembatan di
beberapa daerah yang diakibatkan oleh gempa bumi (Miwa
dkk., 2005)
Gambar 17. Efek likuifaksi pada jalan-jalan di beberapa
daerah yang diakibatkan oleh gempa bumi (Miwa dkk., 2005)
Gambar 18. Kerusakan pada pelabuhan yang disebabkan karena
likuifaksi, menyebabkan kerusakan pada tiang pancang dan
amblesan di pelabuhan (Miwa dkk., 2005)
Mitigasi
Mempertimbangkan pembuatan bangunan dengan melihat
struktur tanah
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan.
Membangun struktur resistan terhadap likuifaksi.
Jika terpaksa membuat bangunan pada soll yang rentan
terhadap likuifaksi, maka bangunan harus mempunyai
struktur resistan terhadap likuifaksi.
Meningkatkan kualitas tanah dengan cara sementasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai