ZEROS
Herdiyanti Resty Anugrahingrum, Lusinda Indri Astuti, Mariska Natalia Rande,
Roby Hidayat, Sesar Prabu Dwi Sriyanto
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Abstrak
Hasil rekaman seismogram adalah rekaman yang memberikan informasi
mengenai sumber gempa bumi, informasi lintasan penjalaran gelombang
seismik, dan instrumen perekam gelombang seismik. Karakteristik instrumen
yang berbeda menentukan sensitivitas instrumen untuk perekaman gelombang
seismik yang memiliki rentang frekuensi antara 0.001-100 Hz. Grafik fungsi
waktu yang direkam sebagai waveform seismogram adalah respons dari
instrumen seismometer. Karakteristik instrumen ditentukan oleh koefisien
redaman/damping pegas dalam sensor (h), frekuensi natural (fo), dan konstanta
generator (G). Cara yang paling sederhana untuk menangani respons instrumen
secara lengkap ialah dengan respons sistem kompleks. Jika respons instrumen
diketahui, maka dapat dihitung simpangan gerakan tanah pada frekuensi
berapapun. Untuk mempermudah analisa respons suatu sistem digunakan poles
dan zeros. Dari nilai poles dan zeros seismograf WWSSN-SP memiliki frekuensi
corner 1 Hz, seismograf WWSSN-LP memiliki frekuensi corner 0.1 Hz,
seismograf Wood-Anderson memiliki frekuensi corner 1 Hz, seismograf Kimos
SKD memiliki frekuensi corner 10 Hz, dan seismograf SRO-LP memiliki
frekuensi corner 0.3 Hz. Jadi, dari respon instrumen yang telah diketahui, kita
dapat menentukan rentang frekuensi getaran yang dapat direkam maksimal oleh
masing-masing instrumen.
Kata kunci :. Seismogram, respon instrumen, frekuensi corner
I. PENDAHULUAN
Ahli Seismologi mempelajari
dan
melakukan analisis data
rekaman
seismogram
untuk
mendapatkan informasi mengenai
struktur dan sifat fisik medium
bumi yang
dilewati gelombang
seismik. Namun demikian, rekaman
seismogram
tidak
hanya
memberikan informasi mengenai
struktur dan sifat fisik medium
bumi saja, melainkan memberikan
informasi mengenai sumber gempa
dan juga karakteristik dari instrumen
perekam gelombang seismik yang
digunakan
yaitu
seismometer.
Dengan demikian seluruh instrumen
Gambar 1.
seismogram.
Rentang
frekuensi
Gambar 2. Sensor seismik pasif
periode pendek (SP) menggunakan
massa
magnetik
koil
elektromagnetik.
: 0.001 Hz
: 0.001 Hz - 0.1
: 0.1 Hz 100 Hz
dimana :
: 0.001 Hz 1 Hz
: 1 Hz 100 Hz
m = massa pendulum
k = konstanta pegas
dimana :
dimana:
d = simpangan, v = kecepatan, a =
percepatan
broadband
/
range
luas dari
kira kira
Berdasarkan
Konstanta Generator = G
Av= G amplifier gain filter
gain digitizer gain
Av= G GAGFGD
Kita
dapat
menghitung
amplitudo respons simpangan Ad()
untuk nilai frekuensi yang berbedabeda sehingga dapat diperoleh nilai
Ad() untuk semua frekuensi.
Bentuk
respon
amplitudo
tergantung pada faktor damping h=/
0. Untuk h0 (tidak terdamping),
respon
amplitudo
tertingginya
disekitar frekuensi natural ( 0).
Seismometer akan mengamplifikasi
gerakan tanah. Semakin besar faktor
damping, kurva akan semakin
hilang. Oleh karena itu, perioda
Jika
respons
instrumen
diketahui, maka dapat dihitung
simpangan gerakan tanah pada
frekuensi berapapun.
Fungsi respons instrumen dapat
ditulis sebagai berikut :
III.
Untuk
mendapatkan
nilai
Respon
Displacement,
Respon
Velocity, dan Phase dari masingmasing
seismorgraf,
kita
menggunakan data poles dan zeros
pada tabel diatas, serta dengan
menggunakan frekuensi natural (f0)
= 0.7 Hz dan frekuensi (f) = 0.1 Hz.
2.1 Diagram Alir/ Flow Chart :
Berikut adalah diagram alir
pengolahan poles dan zeros untuk
mendapatnya nilai dari Respon
Displacement, Respon Velocity, dan
Phase
ANALISIS
PEMBAHASAN
DAN
() =
3.1 Grafik
Berikut adalah grafik Respon
Displacement, Respon Velocity, dan
Phase
untuk
masing-masing
Seimograf yang di buat dengan
menggunakan Program Aplikasi
Matlab. Dengan Rumus seperti yang
tercantum pada flow chart.
Grafik 1 :
Seismograf WWSSN-SP
Grafik 2 :
Seismograf WWSSN-LP
Grafik 3 :
Seismograf WA
Grafik 5 :
Seismograf SRO-LP
Grafik 4 :
Seismograf Kimos SKD
IV.
KESIMPULAN
untuk
mengetahui
tipe
dan
karakteristik sensor dapat diketahui
dari :
a. Grafik fungsi amplitudo (respon
velocity) pada domain frekuensi
b. Serta nilai
naturalnya
periode/
frekuensi
Karakteristik
instrumen
ditentukan
oleh
koefisien
redaman/damping pegas dalam
sensor (h), frekuensi natural (fo),
dan konstanta generator (G). Jika
respons instrumen diketahui, maka
dapat dihitung simpangan gerakan
tanah pada frekuensi berapapun.
Untuk
mempermudah
analisa
respons suatu sistem digunakan
poles dan zeros. Dari nilai poles dan
zeros
seismograf
WWSSN-SP
memiliki frekuensi corner 1 Hz,
seismograf WWSSN-LP memiliki
frekuensi corner 0.1 Hz, seismograf
Wood-Anderson memiliki frekuensi
corner 1 Hz, seismograf Kimos SKD
memiliki frekuensi corner 10 Hz,
dan seismograf SRO-LP memiliki
frekuensi corner 0.3 Hz. Jadi, dari
respon instrumen yang telah
diketahui, kita dapat menentukan
rentang frekuensi getaran yang dapat
direkam maksimal oleh masingmasing instrumen.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih
kepada
Bapak
Nova
Heryandoko, M.Si selaku Dosen
Praktik Seismologi II.
DAFTAR PUSTAKA
Afnimar.
2009.
Seismologi,
Laboratorium
Seismologi
Institut Teknologi Bandung.
Gunawan, H. 2008. Analisis Data
Geofisika
Monitoring
Gunungapi
Berdasarkan
Pengembangan
Pemodelan
Analitik Dan Diskrit (Bagian
II) : Contoh Kasus Koreksi
Instrumen Dalam Penentuan
Amplitudo
Seismogram
Digital. Bulletin Vulkanologi
dan Bencana Geologi, Volume
3 Nomor 3, 13-16.
Scherbaum, F. 1996. Of Poles and
Zeros fundamental of digital
seismology. Kluwer academic.
Boston, London.
Purwana, I. 2015. Seismologi II
Materi Kuliah Seri I. Sekolah
Tinggi
Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika,
Jakarta.
Bormann, P. 2002. IASPEI New
Manual of Seismological
Observatory Practice Volume
I.
GeoForschungsZentrum
Postdam. Germany.