KELAS B
Disusun Oleh:
Felix Geovanny Tjioewinata
165090707111004
LABORATURIUM KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................................................................. 3
2
LATAR BELAKANG
Dalam kegiatan survei eksplorasi geofisika, salah satu metode yang sering digunakan
adalah metode gravity, tujuan dilakukan metode gravity atau metode gaya berat adalah untuk
mengetahui perbedaan rapat massa atau densitas dibawah permukaan. Pada survei dengan
metode gaya berat atau gravity alat yang digunakan adalah gravitymeter, untuk
megidentifikasi perubahan relatif kecepatan gravitasi pada variasi struktur geologi. Metode
gravity biasanya digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon dan mineral. Namun pada makalah
ini penulis menggunakan data yang diperoleh dari Topex.
Topex sendiri merupakan satelit altimetri milik U.S.A, prinsip satelit altimetri adalah
dengan Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima
pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter
radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima
kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin ditentukan dengan satelit altimetri adalah
topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan dengan mengukur ketinggian satelit di atas
permukaan laut dengan menggunakan waktu tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan
kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke satelit.
Setiap sistem satelit altimetri umumnya mempunyai karakteristik orbit dan altimeter
tersendiri. Selain itu satelit altimetri juga mempunyai bentuk konfigurasi tubuh yang
berbeda-beda. Sebagai contoh untuk satelit TOPEX/Poseidon, selain dilengkapi dengan
altimeter, satelit juga membawa sensor-sensor microwave radiometer, antena GPS, antena
DORIS, dan Laser Retroreflectors (LRR).
Dalam penelitian ini, digunakan formula Bouger Anomali yang sederhana (SBA),
yakni menggunakan data anomali udara bebas (FAA) dan data topografi berdasarkan citra
satelit dari TOPEX. Data dari satelit TOPEX telah dikoreksi dengan koreksi drift, koreksi
pasang surut, dan koreksi lintang. Secara matematis, anomali Bouger dideskripsikan dengan :
di mana : BA = Anomali Bouger (mgal) gobs = harga gravity yang telah dikoreksi
terhadap pasang surut, drift, dan penutupan (mgal) g = harga gravity normal di titik
3
pengamatan FAA = koreksi elevasi (mgal) TC = koreksi topografi (mgal) BC = koreksi
Bouguer (mgal) FAC = koreksi udara bebas (mgal) Dengan menggunakan data SBA hasil
perhitungan,dilakukan analisis deformasi dengan slicing pada daerah tertentu di wilayah
penelitian yang diduga terdapat struktur geologi berupa sesar (fault). Analisa selanjutnya
menggunakan metode turunan kedua vertikal atau second vertical derivative (SVD).
Koreksi Pasang Surut. Setelah nilai bacaan alat dikonversi ke dalam mGal, maka nilai
tersebut harus dikoreksi terhadap pasang surut yang berlaku di daerah pengukuran.koreksi
pasang surut dapat dilakukan dengan melihat tabel pasang surut. Jika waktu pengukuran tidak
cocok, maka dilakukan interpolasi.
Koreksi Drift atauKoreksi apungan adalah koreksi yang diakibatkan faktor kelelahan alat
yang menyebabkan pembacaan pada satu titik dengan selang waktu tertentu tidak sama.
Adapun delta_g didapatkan berasal dari selisih g di suatu titik pengamatan setelah harga g
tersebut dikoreksi terhadap faktor apungan dan pasang surut.
g_lintang merupakan koreksi lintang pada suatu titik pengamatan. Persamaannya adalah;
Koreksi udara bebas karena pengaruh ketinggian terhadap medan gravitasi bumi.
4
Koreksi Bouguer dirumuskan dengan:
Koreksi topografi (terrain correction) adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gaya berat
pada titik amat, dihitung dengan persamaan :
5
Solusi Analitik
Pada Percobaan ini penulis menggunakan Aplikasi Google Earth dan Topex. Google
Earth digunakan untuk mengetahui koordinat titik daerah yang akan diketahui datanya,
kemudian data koordinat dikonversi kedalam format desimal dari website
http://www.rcn.montana.edu/resources/converter.aspx , sedangkan Topex digunakan untuk
mengetahui data anomali bouger pada suatu wilayah yang telah ditentukan area pengambilan
datanya pada google earth kemudian data yang diperoleh adalah dalam satuan (mgal) dan
elevasi titik dalam satuan (m).
Koordinat yang penulis gunakan yaitu pada titik Utara 756'41.68"S, 11236'49.72"E.
Titik Selatan dengan koordinat 757'22.17"S, 11236'44.94"E. Titik Barat dengan koordinat
756'59.01"S, 11236'30.85"E. Dan titik Timur dengan koordinat 756'59.68"S, 11236'55.42"E.
Kemudian data yang diperoleh dikonversikan dalam bentuk desimal dengan website yang penulis
gunakan http://www.rcn.montana.edu/resources/converter.aspx.
6
Gambar 2. Konversi koordinat kedalam format desimal
Kemudian koordinat yang telah dikonversikan disalin ke website Topex. Data yang
digunakan merupakan data Anomali Bouger dari Topex, yang penulis peroleh pada bulan
Desember 2017. Data penulis peroleh dari website Topex http://topex.ucsd.edu/cgi-
bin/get_data.cgi . Data yang digunakan adalah data Anomali Bouger dan Elevasi.
7
Gambar 4. Data pada Topex
8
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Data yang diperoleh di tambahkan
faktor-faktor koreksi lainnya, sehingga nantinya akan diperoleh diagram elevasi dan G
observasi kedalam bentuk diagram excel.
Gobs
978800
978700
978600
978500
978400
978300
978200
978100
978000
0 500 1000 1500 2000 2500
9
Metode Numerik
11
Program dan Analisa
12
Gambar 9. Script MatLab
13
Kesimpulan
Berdasarkan Perhitungan analitik dengan Excel dan numerik dengan MatLab untuk
percepatan Gravitasi Bumi, diperoleh hasil yang tidak terpaut jauh. Dengan seiring
perkembangan zaman pengambilan data grvity dan elevasi sudah dapat dilakukan secara
mandiri tanpa alat gravitymeter, namun kekurangan metode Topex adalah nilai yang
diperoleh berbeda dengan pengukuran gravitymeter karena Data satelit Topex diperbaharui
tiap 5 tahun sekali.
14