SEISMOGRAF
Pada tahun 1993 di Stasiun Geofisika Tretes Jawa Timur dipasang seismograf
periode panjang (Long Period Seismograf) 3 komponen yang dilengkapi dengan
TREMORS. Di tahun ini pula dipasang seismograf periode pendek 3 komponen
SPS‐3 (Kinemetrics) di 9 stasiun geofisika konvensional di seluruh Indonesia,
yaitu di Banda Aceh, Padang Panjang, Kepahiyang, Kotabumi, Tanjungpandan,
Kupang, Palu, Ambon, dan Sorong.
Perkembangan lain dari sistem pemantau seismik BMKG adalah dimulainya
era broadband sejak tahun 1992 pada saat dioperasikannya seismograf 3
komponen tipe Broadband di stasiun Parapat dan Jayapura. Keduanya hingga saat
ini masih beroperasi. Menyusul pada kurun waktu 1997‐2001 dengan adanya
proyek kerjasama Indonesia dan Jepang, yaitu Joint Operation of Japan ‐
Indonesia Seismik Network (JISNET) dipasang seismograf jenis broadband di 23
stasiun di seluruh Indonesia. Tahun 1996 sistem monitoring real‐time telah
ditingkatkan dengan menambah data akuisisi dengan fasilitas database komputer,
display signal, dan perangkat pemetaan untuk prosesing digital di PGN dan waktu
GPS di semua regional. Pada saat itu BMKG telah mampu melakukan deteksi
pusat gempabumi dalam waktu 15 menit sampai 1 jam dengan besaran
gempabumi terendah mulai skala magnitudo 4.
Sementara itu, pada tahun 1999 di Kappang (Sulawesi Selatan) dipasang
seismograf 3 komponen jenis broadband yang merupakan kerjasama
BMG‐UCSD/USA. Pada tahun 2002 di stasiun yang sama kembali dipasang
seismograf bertipe broadband yang merupakan salah satu dari 6 stasiun seismik
CTBTO (Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization). Lima stasiun
lainnya adalah Parapat, Lembang, Kupang, Sorong, dan Jayapura.