Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK GEMPA

ALAT PENCATAT GEMPA

OLEH :
Ahmad Ziddni Ilman Holid [2019D1B017]
Amrul Azmi [2019D1B019]
Andriati [2019D1B023]

REKAYASA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
BAB II
PEMBAHASAN

1. Alat Pencatat Gempa


Menurut Wikipedia gempa bumi merupakan getaran atau getar-getar yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energy dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismic. Lalu bagaimana cara mendeteksi gempa bumi ? untuk mendeteksi gempa
bumi ialah menggunakan seismometer, yaitu sebuah alat atau sensor getaran, yang biasanya
dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran dari dalam tanah . Sedangkan Alat
pencatat gempa adalah seismograf.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seismograf adalah alat untuk mencatat
gempa bumi, yang menunjukan kekuatan, lama, arah, dan jaraknya. Sedangkan menurut
Wikipedia seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi.
Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang
dicatat dalam bentuk seismogram.

2. Sejarah seismograf

Dalam sejarahnya, seismograf pertama dikembangkan oleh filsuf China, Zhang Heng yang
kini disebut seismoscope pada 132 M. Alat ini berbentuk silinder dengan delapan kepala naga
yang mewakili delapan titik kompas dan menempel di kulit tong. Di mulut naga terdapat bola
yang bisa jatuh akibat getaran. Sementara, dibagian bawahnya, terdapat delapan katak yang
posisinya menghadap ke kepala naga dengan mulut menganga. Saat getaran terjadi, bola akan
terlepas dari mulut naga, yang mungkin dipicu oleh pandulum internal didalam tong
berbentuk silinder sesuai arah getaran. Ketika bola yang terdapat di mulut naga jatuh akan
mengeluarkan suara sesuai dengan tingkat getaran. Dari situlah diperkirakan arah getaran dan
besarnya.

Seismoscope (seismograf tradisional) buatan


Zhang Heng, yang ditemukan pada 132 M dan
digunakan untuk mendeteksi gempa via Mary
Evans Picture Library Ltd

Selanjutnya, pada tahun 1855, ilmuwan Italia, Luigi Palmieri mendesain aseismograf yang
terbuat dari tabung berbentuk huruf U. Didalam tabung terdapat merkuri dengan orientasi
arah ke seluruh titik utama kompas. Dengan demikian, saat tanah bergerak, merkuri ikut
bergerak sampai menyentuh kontak listrik dan membuat jam berhenti berputar. Di saat yang
bersamaan, drum yang ada didalam tabung akan berbunyi sesuai arah dimana merkuri
bersentuhan dengan kontak listrik. Dengan demikian, tabung aseismograf bisa menunjukan
waktu terjadinya gempa, termasuk nilai relatif intensitas dan durasi getaran. Namun ada satu
kelemahan dari alat ini yakni ketidakakuratannya dalam menentukan asal getaran secara
konsisten.
Sketsa aseismograf yang dibuat oleh ilmuwan
Italia Luigi Palmieri via Asher and Company,
London, 1873

Secara resmi, seimograf modern pertama diciptakan pada tahun 1875 oleh Filippo Cechi.
Cecchi sendiri merupakan ahli seismograf yang juga menggunakan pandulum. Meski
demikian, ialah orang pertama yang merekam gerakan relatif pandulum sesuai gerakan tanah
sebelum menghitung durasinya. Gerakan relatif yang disebabkan oleh gelombang seismik
akan memicu perputaran jarum jam sementara dibagian permukaan akan terekam dengan
tinta sepanjang 1 cm (0,04 inci) per detik. Dengan demikian, orang-orang yang melihatnya
akan mengetahui onset gempa dan durasi getaran.

Alat ini kemudian disempurnakan oleh beberapa ilmuwan mulai dari Sir James Alfred yang
merupakan fisikawan Skotlandia, Thomas Gray seorang insinyur Skotlandia dan John Milne
seorang Geolog Inggris pada 1880.

Penyempurnaan seismograf dilakukan setelah gempa bumi mengguncang Yokohama, Tokyo


di tahun yang sama. Dari kejadian inilah cikal bakal seismograf modern diciptakan. Namun,
diantara alat yang disempurnakan oleh tiga ahli diatas, buatan Milne-lah yang paling terkenal.

Pandulum ini mampu merekam getaran horizontal dan berhasil mencatat berbagai gempa
bumi yang terjadi di Jepang dengan cukup akurat.
Pandulum horizontal buatan Milne pada 1880
via britannica

Setelah kembali ke Inggris, Milne kemudian membangun jaringan seismograf kecil di seluruh
wilayah dengan teknik yang sama.

Di pertengahan tahun 1960-an, seismograf Press-ewing yang dikembangkan Amerika Serikat


kemudian merajai pasar menggantikan seismograf ala Milne. Salah satu kelebihan seismograf
Press-ewing adalah kemampuannya merekam panjang gelombang dalam durasi apapun.
Meski menggunakan ide Ewing, tapi sebagian besar alatnya berasal dari ide Milne, hanya
pivot saja yang berbeda karena diganti dengan kawat elastis guna menghindari gesekan.

Seperti seismoscope, seismograf modern ini bisa merekam getaran yang terjadi di tanah entah
itu yang disebabkan oleh gejala alam atau bukan. Gerakan tanah sendiri adalah gerakan yang
terjadi di permukaan bumi dan dihasilkan oleh gelombang slip yang terjadi secara tiba-tiba
atau karena tekanan akibat suatu yang sifatnya eksplosif di sepanjang permukaan bumi.

Seismograf modern tetap bekerja dengan prinsip pandulum, yang memungkinkan alat untuk
mencatat berbagai aspek seperti: Waktu terjadinya gempa, Pusat gempa, yang merupakan
titik gempa, Kedalaman gempa bumi, dan Jumlah energi yang dilepaskan
Seismograf Press-Ewing yang dikembangkan oleh
Amerika Serikat via M. Van Camp/Observatorium
Kerajaan Belgia.

3. Jenis-jenis seismograf
a. Berdasarkan fungsinya
 Seismograf vertical, seismograf jenis ini memiliki fungsi sebagai pencatat getaran atau
gelombang gempa vertical. Seismograf vertical dipasang pada satu titik saja.
 Seismograf horizontal, seismograf jenis ini memiliki fungsi sebagai pencatat getaran atau
gelombang gempa horizontal. BMKG biasa memasang dua pasang seismograf horizontal
dengan arah : timur-barat serta selatan-utara.
b. berdasarkan caranya membaca data
 seismograf manual, seismograf jenis ini sudah mampu mencatat gempa horizontal maupun
vertical. Gempa horizontal dicatat berdasarkan arahnya, sedangkan gempa arah vertical
yang tercatat oleh seismograf ini adalah arah gempa kompresi.
 Seismograf digital, seismograf jenis ini sudah lebih canggih karena dilengkapi dengan
display panel dan dapat mentransfer data dengan cepat. Seismograf digital juga
menggunakan teknologi elektromagnetik seismographer.
4. cara kerja sesimograf

Suatu seismograf mempunyai 2 bagian penting yaitu gantungan pemberat (massa stasioner)
yang berujung lancip seperti jarum dan roll pita. Kedua komponen tersebut sangat sensitif
terhadap getaran karena aktivitas seisme maupun karena adanya ledakan nuklir. Sebelum
digunakan, suatu seismograf harus dikalibrasi terlebih dahulu agar dapat mencatat getaran
dengan akurat. Terdapat bermacam- macam cara untuk mengkalibrasi seismograf,
diantaranya yaitu menggunakan alat yang disebut meja getar, menggunakan teknik
kumparan, meggunakan pulsa dan menggunakan teknik bridge calibration. Setelah
dikalibrasi, seismograf siap untuk digunakan. Cara kerja seismograf dapat dijabarkan seperti
berikut :

a. Saat getaran gempa dirasakan oleh seismograf, roll pita akan terus bergerak sehingga
ujung massa stasioner yang bergetar menyentuh roll pita.
b. Seismograf akan mencatat gelombang primer terlebih dahulu karena gelombang ini
mempunyai kecepatan rambat yang sangat tinggi. Setelah itu, seismograf melanjutkan
pencatatan gelombang sekunder yang berkecepatan rendah.
c. Kedua gelombang tersebut dicatat dalam bentuk seismogram yang terlihat seperti garis-
garis pada roll pita.
d. Ahli gempa (seismologist) kemudian menganalisa garis- garis tersebut, lalu menghitung
besaran gempa.

Anda mungkin juga menyukai